Tips beli mobil CBU

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Tips beli mobil CBU

Post by adisantosa »

Jakarta,kompas


Dewasa ini sangat mudah ditemui mobil-mobil yang diimpor secara utuh dari Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang lalu lalang di ruas-ruas jalan di kota-kota besar.

Mereknya macam-macam, mulai dari Ferrari, Porsche, Lamborghini, Mercedes Benz, BMW, Audi, Volkswagen, Hummer, Toyota, Lexus, Nissan, Mitsubishi, Bentley, Jaguar, Grand Cherokee, Mini Cooper, sampai Smart Car, yang merupakan hasil kerja sama Mercedes Benz dan perusahaan jam tangan Swiss, Swatch.

Mobil-mobil yang diimpor secara utuh dari luar negeri, yang populer dengan sebutan mobil CBU, atau kependekan dari completely built up, memang disukai. Selain produknya benar-benar masih baru, juga tidak banyak orang yang memilikinya, mengingat jumlahnya sangat terbatas.

Bagi orang-orang yang menggunakan mobil untuk mengekspresikan keberhasilannya dalam berkarier, atau menggunakan mobil untuk mengangkat statusnya, maka mobil CBU biasanya menjadi pilihan utama. Itu sebabnya di ruas-ruas jalan di kota-kota besar, khususnya Jakarta, adalah hal yang biasa jika dengan mudah kita menemui mobil-mobil CBU. Baik yang dipasarkan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM), maupun yang dimasukkan oleh importir umum.

Dari segi waktu biasanya ATPM kalah cepat dalam memasukkan suatu produk baru dibandingkan dengan importir umum. Mengingat untuk memasukkan suatu produk, ATPM harus mempersiapkan banyak hal, termasuk di antaranya layanan purnajual (after sales service) dan ketersediaan suku cadang.

ATPM tidak mengenal kata beli putus. Tidak demikian halnya dengan importir umum. Sebab itu, tidaklah mengherankan jika suatu produk yang baru saja diluncurkan pada pameran-pameran mobil internasional di Eropa, Amerika Serikat, atau Jepang, hanya dalam waktu satu dua bulan sudah dapat ditemui di ruang pajang importir umum.

Namun, itu tidak selalu berarti bahwa mobil CBU yang dibeli di ATPM berkualitas lebih baik atau lebih cocok untuk pasar Indonesia ketimbang yang dijual di ruang pajang importir umum.

Hati-hati

Dalam membeli mobil CBU, murahnya harga bukanlah hal yang paling utama. Yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah apakah mobil CBU itu benar-benar diperuntukkan untuk pasar Indonesia.

Mobil CBU dengan setir di sebelah kanan bukan merupakan jaminan bahwa mobil itu cocok untuk kondisi Indonesia. Sebab, di berbagai bagian dunia ini juga banyak negara-negara di luar Indonesia yang menggunakan mobil dengan setir di kanan, antara lain Inggris, Australia, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Bahkan, mobil CBU yang menggunakan setir di sebelah kanan dan dipasarkan bagi negara-negara yang beriklim tropis pun belum tentu cocok untuk dipasarkan di Indonesia.

Mengingat di luar suhu dan kelembaban yang tinggi di negara-negara tropis, ada hal-hal lain yang juga harus menjadi perhatian, misalnya tingkat kemacetan lalu lintas yang tinggi pada siang hari dan kualitas bahan bakar yang dijual. Presiden Direktur PT Car & Cars Indonesia Wenda Wonoseputro, pada peluncuran Volkswagen Golf Plus di Pizza Café, Jakarta, 3 Oktober lalu, bercerita bahwa sebelum memasukkan Volkswagen Golf Plus ke Indonesia, ia—antara lain—mengirimkan laporan laboratorium tentang kondisi dan kualitas dari bensin Indonesia ke Jerman.

Bagi orang-orang yang menggunakan mobil CBU dan membeli mobil tersebut dari importir umum, mungkin pernah mengalami bahwa mobil yang dikemudikannya mogok karena hal-hal yang tidak seharusnya terjadi. Misalnya temperatur mesin meningkat drastis dalam kemacetan lalu lintas, atau catalitic converter buntu karena bensin yang digunakan masih mengandung timah hitam (leaded) atau karena kualitas bensinnya masih di bawah standar Euro I. Padahal, mobil tersebut menuntut bahan bakar yang memenuhi standar Euro IV.

Atau bagi mobil diesel yang menggunakan teknologi common rail yang saringan bahan bakarnya mampet karena kualitas solar yang dijual di Indonesia masih sangat jauh di bawah standar. Dengan dijualnya Pertamina DEX baru-baru, maka masalah mampetnya saringan bagi mobil diesel yang menggunakan teknologi common rail dapat diatasi.

Semua persoalan tidak terjadi jika mobil CBU yang dibeli benar diperuntukkan pasar Indonesia. Sebab itu, janganlah keputusan membeli mobil CBU diambil karena harganya lebih murah.