Harga Bensin Bisa Rp 4.650

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Harga Bensin Bisa Rp 4.650

Post by mpoezz »

Kamis, 29 Sept 2005,

Minyak Tanah Maksimal Rp 2 Ribu
PROTES KENAIKAN BBM: Aksi menentang rencana kenaikan BBM terus bergulir. Para mahasiswa di tanah air berunjuk rasa untuk memperotes kebijakan pemerintahan Presiden SBY itu.


Harga Bensin Bisa Rp 4.650
JAKARTA - Angka pasti persentase kenaikan harga BBM baru akan diumumkan besok malam dan berlaku mulai 1 Oktober pukul 00.00. Namun, Menko Perekonomian Aburizal Bakrie memberikan ancar-ancar bahwa pemerintah hanya akan menyubsidi rata-rata Rp 800 hingga Rp 1.000 per liter untuk setiap jenis BBM.

Angka tersebut menyesuaikan hasil keputusan rapat paripurna DPR yang menetapkan subsidi BBM pada APBN-P II 2005 sebesar Rp 89,2 triliun. "Subsidi yang sudah digunakan sekitar Rp 80 triliun. Dengan sisa subsidi hanya Rp 9 triliun untuk dua bulan, kira-kira subsidinya tinggal Rp 800-Rp 1.000 per liter," jelasnya di kantornya kemarin.

Dengan ancar-ancar subsidi sebesar itu, bisa diperhitungkan kisaran harga baru BBM. Yaitu, harga di pasar internasional dikurangi angka subsidi untuk setiap jenis BBM. Hasilnya, premium (bensin) akan berkisar Rp 4.450-Rp 4.650/liter, solar Rp 4.550-Rp 4.750/liter, dan minyak tanah industri Rp 4.700-Rp 4.900/liter.

Untuk minyak tanah rumah tangga, tetap diberikan porsi subsidi paling besar dibandingkan jenis BBM lainnya. Menurut Tjatur Sapto Edi, anggota DPR Komisi VII (membidangi energi, sumber daya mineral, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup), harga minyak tanah rumah tangga naik dari Rp 700 menjadi Rp 1.200 sampai Rp 2.000 per liter.

Aburizal menyatakan, agar harga-harga barang tidak melonjak drastis, saat ini pemerintah sedang membuat konsep kebijakan untuk kompensasi bagi industri. "Kebijakan seperti apa? Masih belum kami putuskan," ungkap Ical, panggilan Aburizal.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menjelaskan soal pencairan dana kompensasi BBM. Dia optimistis tidak akan terjadi penyelewengan dalam penyaluran uang untuk keluarga miskin tersebut. "Kalau perbankan dan kantor pos, saya kira nggak," tegasnya.

Lebih lanjut, pria berkacamata itu mengatakan bahwa pengawasan terhadap perbankan maupun kantor pos dapat dilakukan secara elektronik. Artinya, pemantauan di lapangan dengan komputer. "Dapat dilihat data di komputer berapa yang ditransfer," jelasnya.

Tidak hanya itu. Pengawasan juga dilakukan secara internal dan eksternal. "Secara internal, direksi mereka sendiri yang melakukan. Sedangkan eksternal bisa dilakukan BPKP," ujarnya.

Ical juga menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki rencana untuk menunda menaikkan harga BBM. "Saya kira tidak ada. Kita telah mempertimbangkan secara matang mengenai baik dan buruk bagi masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Jusuf Anwar juga belum mau menyebutkan besaran kenaikan harga BBM. "Namun, dari pertemuan saya di sidang tahunan IMF, pejabat World Bank, investor asing, dan pertemuan bilateral dengan treasury department Amerika Serikat, mereka sangat bergembira dengan rencana kenaikan harga BBM ini," jelas mantan direktur Asian Development Bank itu.

Menurut Jusuf, langkah-langkah kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan pemerintah sudah cukup positif. "Mereka optimistis terhadap tren yang kita ciptakan. Pejabat keuangan dan pelaku pasar internasional menyebut Presiden Susilo Bambang Yuhoyono sebagai good trendsetter," katanya.

Tanpa kenaikan harga BBM, kata dia, ekonomi Indonesia akan susah dikendalikan. "Jadi, mereka sangat mengerti bahwa kenaikan harga minyak dunia itu merupakan faktor yang given dan di luar kemampuan pemerintah untuk menanganinya," jelasnya.

Menurut dia, investor asing justru semakin percaya diri jika harga BBM dinaikkan. "Mereka menyatakan secara langsung kepada saya. Ini karena investor hanya percaya diri kalau kesinambungan fiskal kita terjaga," terangnya.

Apalagi, lanjut dia, subsidi BBM yang dianggarkan pemerintah selama ini sangat unprecedented. "Besarannya tidak ada duanya di dunia ini. Meski sekarang dinaikkan, kita masih menanggung subsidi Rp 89 triliun. Seandainya kita sudah marked to market, subsidinya bisa nol," tuturnya.

Jusuf mengaku tidak bisa mengerti atas penolakan dari beberapa pihak terhadap kebijakan tersebut. "Kebijakan ini kan justru mengalihkan subsidi yang selama ini jatuh ke orang mampu. Ini bisa dialihkan ke orang yang kurang mampu," tukasnya.

Staf Ahli Khusus Presiden, Sjahrir, kemarin menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan sekitar dua jam itu membicarakan soal pengawasan penyaluran dana kompensasi BBM.

"Memastikan bahwa yang disebut dana kompensasi itu dapat diwujudkan secara konkret dengan minimum penyelewengan," kata Sjahrir yang ditemui usai bertemu presiden.

Ketika ditanya seperti apa bentuk penyelewengan tersebut, dia mengatakan bahwa bentuk penyelewengan itu adalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang terjadi di bank, kantor pos, kelurahan, serta kartu miskin.

Dalam kesempatan itu, dia mengatakan bahwa dalam pelaksanaan penyaluran dana kompensasi tersebut, pemerintah harus memperhatikan keakuratan data orang miskin dan organisasi yang menyalurkan secara hierarkis dan horizontal. "Serta memastikan hubungan kerja yang zero penyelewengan, itu saja," katanya.

Sementara itu, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Meneg Bappenas) Sri Mulyani Indrawati memastikan tidak ada kebocoran dalam penyaluran dana kompensasi BBM. Dia menjelaskan bahwa transfer tahap pertama dana kompensasi BBM Rp 1,7 triliun dari Rp 4,65 triliun yang disetujui DPR telah dilakukan.

Kendati begitu, dia mengaku masih terdapat persoalan lain terkait dengan penyaluran dana kompensasi itu. Yakni, memonitor yang masyarakat miskin, tetapi tidak memiliki kartu. "Yang perlu dimonitor adalah masyarakat yang merasa memiliki kondisi sama persis dengan yang pegang kartu, tapi mereka tidak mendapatkannya," ujarnya.

Kritik Pengamat
Beberapa pengamat ekonomi menilai bahwa kebijakan menaikkan harga BBM terlalu dipaksakan. Hal itu terjadi karena tidak transparannya kebijakan yang diambil pemerintah. Akibatnya, beban yang ditanggung masyarakat dan kalangan usaha semakin berat.

"Respons penolakan dari masyarakat terjadi karena kebijakan pemerintah dipaksakan. Pokoknya harus naik. Naiknya berapa tidak jelas. Harus Oktober ini. Kenapa? Juga tidak ada jawaban yang jelas. Padahal, waktunya sudah mepet dengan Lebaran," ujar Hendri Saparini, ekonom Tim Indonesia Bangkit (TIB), saat dihubungi kemarin.

Menurut Hendri, ketidakjelasan tersebut terlihat dari besaran subsidi yang ditetapkan tanpa memperhitungkan besaran kompensasi dan besaran kenaikan BBM. "Sebetulnya, dengan jumlah subsidi Rp 89,2 triliun, pemerintah juga harus menyesuaikan besaran kompensasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ini kan nggak, sudah diplot terlebih dulu Rp 100 ribu per bulan," jelasnya.

Lebih lanjut dikemukakan oleh ekonom Econit Advisory Group tersebut bahwa kenaikan BBM yang tidak terhindarkan tersebut tidak memiliki alasan kuat. "Setidaknya, kebijakan pemerintah tersebut bisa dipatahkan dari berbagai segi. Di antaranya dari aspek tujuan, pemilihan waktu, serta transparansi kebijakan. Itu menunjukkan bahwa kebijakan tersebut dipaksakan," paparnya.

Dari segi tujuan, Hendri menjelaskan beban anggaran sebenarnya bisa dikurangi dengan meng-cut off anggaran negara yang saat ini baru dikucurkan 30 persen. Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan terobosan-terobosan lain untuk meningkatkan penerimaan dan menekan pengeluaran anggaran, tanpa harus mencabut subsidi BBM.

Kebijakan tersebut juga digugat dari segi pemilihan waktu. Kenaikan 1 Oktober menjelang puasa tersebut akan menimbulkan dampak inflasi cukup tinggi. "Dampak inflasi tersebut akan semakin meningkatkan beban masyarakat dan kalangan usaha," sebutnya.

Padahal, menurut dia, setidaknya lima pihak harus menanggung beban bersama tersebut. "Pihak-pihak tersebut adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, pengusaha, dan kreditor. Sementara, yang terjadi saat ini belum-belum masyarakat yang kena," imbuhnya. (iw/sof/yog)
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

Kinerja jaksa di 8 provinsi sangat buruk. Propinsi lain nggak jauh beda, kok!

Wapres: Kenaikan BBM sangat tepat karena mendekati Ramadan. Yang pasti, biar yang demo bisa menahan diri...

DPR: BBM bisa naik hingga 75 persen. Hingga yang miskin semakin miskin!
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Kalau saya tebaknya premium akan jadi 3900. Jika saya jadi SBY, dan ngak mau rakyat terlalu marah, ikut cara Department Store pricing. Jangan jual barang 40,000. Jualnya 39500 !

So dari pada 4000, mending 3900 atau 3950. Beda dikit, tapi angka 3 di depan secara psychology masih mending. Lihat nanti.

Tapi jika premium ke 4700, saya akan seriously consider balik ke Pertamax. Soalnya per 50 liter refuel cuman beda 50,000.

Dan bisa saja sih. Soalnya mungkin pemerintah akan pikir, naik 50% kek or what orang sudah marah marah. Ya sekalian deh naik tajam dikit. Dari pada 6 bulan lagi harus naikin lagi.

Actually I personally have no problems with premium naik ke 4700. Only then will the Good side of me reappear !

Cuman saya juga ngerti kenapa banyak rakyat marah ! OK. Kita berkorban bantu uang negara, kurangi subsidi. Tapi loh itu mereka koruptor yang nelan uang rakyat trilliunan rupiah kok ngak di masukin penjara dan uangnya di kembalikan ke negara ?

Dan dengan naiknya BBM, saya akan coba injak gas lebih conservative lagi. Dan pakai oli bagus. Supaya mesin seirit mungkin !

Really, saat BBM sudah setinggi itu, dapat mesin macam MR20DE yang lebih hemat 37% banding mesin 2000 cc sekarang, its a heaven sent ! I can't wait to lay my hands on it !

Now that BBM sudah tinggi, SMers, its no longer time to buy cheap lousy engine lubricant. Jika harga BBM sekarang, beli oli bagusan bisa hemat 10-15% saja dengan cepat akan balik modal !

Cuman hati hati beli di tempat bonafide. Jangan dapat oli palsu !
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Sithlord wrote:Tapi jika premium ke 4700, saya akan seriously consider balik ke Pertamax. Soalnya per 50 liter refuel cuman beda 50,000.
Ah masa', bung Szli? Lalu kalau Pertamax naik lagi, Anda pindah dulu lagi ke Premium, begitu? Yang kasihan C24 Anda dan knocking sensornya, 'diobok-obok' kekekeke :mrgreen:
the-mantal
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 526
Joined: Wed Apr 27, 2005 9:47
Location: jakarta

Post by the-mantal »

Kalau saya tebak sih, pemerintah akan naikkan premium jadi Rp 3600.

Asumsinya, saat asumsi APBN harga minyak $40 maka harga premium adalah Rp2400.
Saya rasa, asumsi APBN akan dinaikkan menjadi $60 (currently $66an) jadi harga premium naik 50% alias Rp3600.
Kalau mau dilepas ke harga pasar oleh SBY, then naikkan lagi 10% dari 3600 menjadi Rp 3960, mirip perhitungannya Mr Sithlord.
Harta Cinta Tahta!!!
Choose yours
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

mari kita tunggu bersama-sama tanggal 30 tengah malam,berapa kah kenaikan bbm kita
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

Berikut adalah Analisisi bahwa kenaikan BBM = Menurunkan Kemiskinan

Bahwa analisis ini dibuat sesederhana mungkin agar mudah dicerna, mohon
tidak dipakai untuk pengambilan keputusan, ini hanya analsisis pribadi
dan tidak mewakili lembaga

Thanks and Best Regards,

APRIADI DJAMHURIE GANI

From: Alumnus PwC Jakarta
Sent: 28 September 2005 13:36

Ada yang punya analisa dan menyimpulkan bahwa kenaikan Harga BBM dapat
mengakibatkan Jumlah rakyat miskin turun..?! Kayak yang dibilang LPEM-UI
bhw adanya korelasi kenaikan BBM dengan penurunan rakyat miskin.
Kenaikan BBM sebesar 10% dapat menurunkan jumlah rakyat miskin sampe
14%. Jadi, penurunan jumlah rakyat miskin ini bisa mencapai 100%,
apabila kenaikan BBM tersebut mencapai 100%. Analisanya adalah sbb :

Harga bbm naek - tadinya rakyat miskin yang naek bis, sekarang jadi
jalan kaki.. trus dijalan ketabrak metromini yg ngebut karena nguber
setoran (gara2 bbm-nya naek) trus mati.. --> RAKYAT MISKIN BERKURANG

Tadinya rakyat miskin makan sehari 1x.. trus jadi makan 1x tapi buat 3
hari (karena daya belinya turun).. lama2 mati kelaparan.. --> RAKYAT
MISKIN BERKURANG

Tadinya rakyat miskin yang pada sakit masih bisa beli obat generik..
trus BBM naik jadi nggak bisa beli lagi .. akhirnya mati..--> RAKYAT
MISKIN BERKURANG

Atau tadinya rakyat miskin yg sakit masih bisa ke puskesmas naik angkot,
sekarang cuma jalan kaki, trus ketabrak metromini, malah mati di
jalan..--> RAKYAT MISKIN BERKURANG

Ada rakyat miskin yang jadi stress... mikirin bbm yang naek, saking
mikirnya.... ampe lupa makan dan minum....akhirnya mati juga. --> RAKYAT
MISKIN BERKURANG

Ada rakyat miskin yang kreatif dan berinisiatif.... buat menuhin
kebutuhan dia nyolong ayam tetangga.... ketangkep, digebukin
massa.....ampe mati juga. --> RAKYAT MISKIN BERKURANG

Atau rakyat miskin yg nyolong ayam tadi ternyata bisa lolos, lantas ayam
curiannya itu dimakan.. akhirnya kena flu burung.. mati juga.. -->
RAKYAT MISKIN BERKURANG

Soal kenapa bisa dapet angka 14 %.. karena dari 100 orang miskin itu..
yang mengalami kejadian diatas total ada 14 orang maka dapet angka 8+4+2
dibagi 100 kali 100% = 14 %. Demikian analisa ini dibuat secara
sederhana, mudah dicerna, anti njlimet..

Jadi kesimpulannya :
Langkah pemerintah naekin bbm sudah cukup tepat.... hanya saja naeknya
masih kurang tinggi. Coba kalo dinaekin tinggi2.... pasti makin cepat
lagi pengurangan rakyat miskin di negeri ini. Semoga pemerintah kita
membaca analisa ini.... dan segera saja naekin lagi, amien..

Kesimpulan lain; BBM naik setinggi-tingginya biar tambah banyak org jadi
maling ayam. Kalo digebukinnya nggak sampe mati & malah masuk penjara,
kan lumayan tuh bisa makan gratis di penjara.. ketimbang di rumah mau
beli makanan yg semakin naik harganya karena makanan diangkut pake
transportasi, lha wong bbm naek kok tarif makanan gk boleh naek.

Don't worry, be happy!!..
:p
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

wah ada yang bilang cuma naik rp.4550 aja
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

Dianggap Abaikan Rakyat, SBY Mengaku Sedih

ssnet| Sebagai orang yang tumbuh dari rakyat miskin, SUSILO BAMBNG YUDHOYONO (SBY) Presiden RI mengaku sedih kalau dianggap tidak memikirkan nasib rakyat terkait rencana Pemerintah menaikkan harga BBM awal Oktober nanti.

Pernyataan SBY ini disampaikan saat Pekan Peternakan Unggulan Nasional (PPUN) di Taman Candra Wilwatikta Pandaan Pasuruan, Kamis (29/09), [Audio On Demand] .

Menurut SBY, seperti dilaporkan FAIZ reporter Suara Surabaya, Kamis (29/09), rencana Pemerintah menaikkan harga BBM untuk menyesuaikan harga minyak dunia. Dalam setiap doanya sesudah sholat tahajud, SBY mengatakan selalu berdoa dan berikhtiar agar Indonesia segera terentaskan dari kemiskinan.

“Sungguh dari kalangan seperti saya yang tumbuh dari kalangan miskin dan tidak mampu, sampai sekarang terus berupaya bagaimana meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata SBY.

Untuk memecahkan masalah bangsa, kata SBY, tidak hanya dengan saling menyalahkan. Tetapi dengan saling bekerjasama dan berfikir bersama untuk mencari solusinya.

Apalagi program pemerintah di bidang Ekonomi Masyarakat dan bidang lainnya tidak bisa dilakukan sekali saja tetapi dalam pelaksanaan perlu berkelanjutan serta berkesinambungan.
genis
Visitor
Visitor
Posts: 3
Joined: Tue Sep 27, 2005 17:49

Post by genis »

mpoezz wrote:mari kita tunggu bersama-sama tanggal 30 tengah malam,berapa kah kenaikan bbm kita
berapa pun kenaikannya, pada akhirnya kan harga BBM di Indonesia bakal di samakan dengan pasaran internasional bukan ? alias tidak di subsidi lagi... :e-naughty:

walaupun gw juga berat dengan kenaikan BBM tersebut, tapi menurut gw itu salah satu langkah yg kongkrit dari SBY - moga2 hasilnya positif, mungkin rakyat indonesia terlalu banyak di manja dengan subsidi sehingga pada akhirnya subsidi di cabut malah serasa ada yang di ambil haknya.

tapi gw setuju tuh ama pendapat di atas, yg KKN dulu diberesin, balikin duit negara....

:e-dance:
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

Setuju banget kal onaik
Tapi HUKUM dikuatkan dan dipertegas.

:robot: :robot: :robot: :robot: :robot: :robot: :robot: :robot:
User avatar
nichol
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1215
Joined: Fri Dec 10, 2004 20:04
Location: Jakarta Barat

Post by nichol »

SBY tuh posisinya sekarang bagaikan 'burung' dijepit diantara 2 paha...sana sini salah..dia gak naekin, ekonomi makin terpuruk, dia naekin, inflasi juga..aduh..kacian sekali...

btw, kira2 cuma premium doang ya yg naek? pertamax n pertamax plus naek juga gak tuh?
Just Call Me Nichol !!!
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

wah kasihan dong kalo gitu burung nya pak nichol hehehehehe.

kalo harga international segitu untuk premium 5 lebih,
harga international untuk pertamax berapa yah.
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Kalau saya jadi SBY, justru jangan naikan Pertamax yang harganya sudah dekat ama harga pasar. Dan katanya kan Pertamax sudah tidak di subsidi.

Supaya makin banyak orang sadar, selisih ama Pertamax sudah ngak besar. Mending isi Pertamax dan makin banyak orang tinggalkan Premium.

Especially Innova owners yang begitu banyak. Jangan lupa, mesin anda sama seperti c24 saya, butuh octane 91 !

So even though TAM bilang Innova 100% cocok ama premium, but saya sebagai pemakai c24 dan pakai premium, sebenernya saya sadar, jika saya minum premium terlalu lama, ada risikonya juga long term.

Untung 2 tahun lagi subsidi akan hilang. So, hati mau minum premium, pasti otak overule, jelas dengan selisih yang sudah kecil, Pertamax is the best solution for the engine long term.

Justru kalau premium naik ke 4700, saya senang. Dengan assumsi Pertamax lebih irit 10%, artinya tiap full tank 50 liter saya cuma irit 45,000 rp ! And Pertamax of course gives full peace of mind !

Cuman tetap saya ada curiga Pertamax di oplos. Thats why saya ngak sabar tunggu BBM asing yang merek besar, bebas oplosan. Siapa tau BBM asing iritnya bisa 20% ! Jika iyah, selisihnya makin kecil lagi sampai tiada artinya.

In the meantime, saya injak gasnya sangat hati hati. Jangan lebih dari 2000 rpm saat accelerate dari lampu merah atau kecepatan rendah. Eh, guess what ! 3 hari lalu isi full tank. Sekarang odonya sudah 70 km, jarumnya cuman turun sangat dikit ! Masih jauh dari seperempat !

Nanti saya lapor lagi. Siapa tau injak gas tidak lebih dari 2000 rpm benar bisa meningkatkan irit BBM jauh !
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Sithlord wrote:Kalau saya jadi SBY, justru jangan naikan Pertamax yang harganya sudah dekat ama harga pasar. Dan katanya kan Pertamax sudah tidak di subsidi.

Supaya makin banyak orang sadar, selisih ama Pertamax sudah ngak besar. Mending isi Pertamax dan makin banyak orang tinggalkan Premium.

Especially Innova owners yang begitu banyak. Jangan lupa, mesin anda sama seperti c24 saya, butuh octane 91 !
Masalahnya Pertamax nggak luas jaringannya.. Malah di ibu kota profinsi aja masih nggak tersedia. Yang saya tau bahkan kota seperti Pekan Baru saja nggak ada Pertamax (correct me if I'm wrong..)

Udah saatnya masalah distribusi BBM di Indonesia ini di regulasi. Jangan lagi hanya di monopoli Pertamina. Kalo Petronas, BP, Shell, bisa buka pom bensin disini saya rasa yang mau isi bensin mahal (Peramax, DEX, etc sperti sith Lord) bisa dapat peace of mind kalo beli bensin nggak bakal dioplos..
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Bung Aidan, U got it !

Soalnya gini. Saya sudah lihat data konsumsi BBM mobil yang operasi di luar negeri. Mereka juga ada angka freeway dan combinasi di kota. Meskipun macet Indo memang parah, tapi kok angkanya beda jauh ! Kota negara lain kan juga lumayan macetnya !

My conclusion, kenapa angka BBM mereka bagus ? Soalnya yaitu bensin mereka murni, bebas oplosan !

Jadi saya sangat yakin, misalnya c24 saya pakai premium 1:7 dalam kota. Nah ! Jika satu hari pakai BBM octane 91 / 92 yang murni, sebagus di Jepang, USA, etc, saya yakin at least bisa 1:9 !

Artinya mesin kita sebenernya potentialnya masih banyak. Cuman gara gara BBM oplos, mutu jelek, ya mau dapat angka irit susah banget !

Coba pikir, nanti misalnya sudah dapat mesin baru MR series misalnya, terus di isi BBM murni asing. Wah ! Pasti bisa 1:10 lebih ! Kalau sudah gitu, harga BBM meskipun 5700, its OK !
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Terus terang saya sudah nggak percaya lagi sama sistem distribusi BBM di Indonesia. Saya udah nggak percaya kalo saya beli 1 liter saya benar2 dapat 1 liter. Dan kalo saya beli Pertamax saya benar2 dapat Pertamax, bukan 50% karosen.

Sistemnya udah saking busuknya, mulai dari hulu ke hilir juga busuk semua. Ibarat Kali Ciliwung, diujung udah penuh sampah, ditengah-tengah ditambahin sampah, sampe laut udah total sampah.

Saya rasa sudah sangat-sangat jelas kalau Pertamina udah nggak bisa lagi memanage BBM di negri ini. Mulai explorasi yang ditipu melulu(sengaja kayaknya biar dapat komisi), transportasi yang dicolongin (dibiarin juga biar dapat komisi), refinery yang nggak pernah cukup (korup terus), distribusi yang nggak tau juntrungannya (harus dijual kerakyat malah diselundupin keluar), etc, etc.

Tapi kita harus fair juga, nggak semua salahnya Pertamina. Oknum-oknum pemilik Pom Bensin/Swasta juga harus bertanggung jawab. Jangan mau untung padahal rakyat buntung. Sekarang nih banyak pompa bensin yang nimbun, belokin ke industri, etc. Yang juga bikin keseluruhan sistem distribusi BBM jadi parah kayak sekarang. Belum lagi oplosan, yang harus bertangggung jawab itu nggak hanya Pertamina tapi juga si pemilik pompa bensin.

Harusnya pemerintah menderegulasi sistem distribusi BBM. Pemerintah harusnya belajar dari sektor lain seperti telekomunikasi yang keadaannya jauh lebih bagus dari distribusi BBM.

Pertamina seharusnya tidak lagi menjadi pemegang monopoli distribusi BBM. Biarkan pihak swasta yang berkompeten bisa ikut serta dan menciptakan iklim kompetisi yang sehat.

Kompetisi yang sehat itu menaikkan kualitas!

Kalau memang masih ingin membantu rakyat dengan subsidi, yang dibantu hanya minyak tanah. BBM lain mulai dari bensin keatas biarkan pihak swasta ikut serta.

Biarkan BP, Shell, Petronas untuk membuka pompa-pompa bensinnya di Indonesia. Biarkan mereka membuka refienery disini dan mengoperasikan dengan professional.

Kalau nanti harga BBM sudah tidak bersubsidi lagi, saya mungkin nggak bakal mau beli lagi dari Pertamina karna itu, saya nggak percaya yang saya bayar itu sesuai dengan yang saya dapatkan.

Bayangkan nanti kalau subsidi dicabut, kita beli BBM harga sama dengan beli BBM di Singapore/Malaysia. Tapi kita beli dari pompa Pertamina yang nggak jelas kualitas dari BBM nya. NO WAY MAN!!!

Kalau subsidi BBM dicabut untuk Pertamax dan Premium atau pun Diesel pemerintah harus membuka pihak swasta untuk bisa menjualnya, karna saya sudah nggak percaraya lagi sama sistem distribusi BBM nasional kita.

My 2 cents..
User avatar
ruthndul
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 273
Joined: Sun Sep 11, 2005 8:23

Post by ruthndul »

kalo menurut saya, sebaiknya BBM ikut harga internasional PLUS PPN 10% + PPN BM 5% yang bisa dipergunakan untuk biaya pendidikan supaya bisa gratis, juga supaya ngga ada penyelundupan. Pemain internasional seperti Shell dll boleh ikut membuka jaringan & berkompetisi di Indonesia.

Harga mobil diturunkan, tapi pajak perpanjangan STNK dinaikkan lagi kalau perlu dilipat hingga 3 kali. Atau kalau perlu harga mobil dinaikkan lagi, hingga seperti Honda Fit (1.300cc) di Singapore dijual S$60K alias 360jt !
Dijamin jalanan sepi.

Uang hasil pajak digunakan untuk meningkatkan sarana transportasi umum, ya bis umum, ya KRL dan kereta bawah tanah + monorel yang mestinya mutlak ada untuk megapolitan seperti jakarta.
harga karcis untuk transportasi umum harus disubsidi hasil pajak penjualan mobil, BBM dan STNK.

kalo ndak begini, ntah bagaimana rupanya lalulintas di kota besar, khususnya jakarta, 10 tahun mendatang....
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

jangan kan pertamax,premium TT aja cuman ada di jabotabek doang.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Sithlord wrote:Jadi saya sangat yakin, misalnya c24 saya pakai premium 1:7 dalam kota. Nah ! Jika satu hari pakai BBM octane 91 / 92 yang murni, sebagus di Jepang, USA, etc, saya yakin at least bisa 1:9 !
AH, ini sih hanya alasan Anda saja mau beli premium bersubsidi dan bukan Pertamax (what your C24 requires at minimum).

Kalau Pertamax dioplos, 'kan kita bisa langsung tahu karena selalu mengontrol mileage vs fuel consumption.
User avatar
datsu
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2396
Joined: Thu Jun 17, 2004 3:00
Location: Jakarta and Bandung

Post by datsu »

Premium 4500....gila..balik lagi gw ke pertamax plus..
the-mantal
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 526
Joined: Wed Apr 27, 2005 9:47
Location: jakarta

Post by the-mantal »

hix hix, wah perkiraan meleset nih.... jadi 4500...
ngirit dah gua.... kemana2 jalan kaki n naek sepeda aja....
Harta Cinta Tahta!!!
Choose yours
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

the-mantal wrote:hix hix, wah perkiraan meleset nih.... jadi 4500...
ngirit dah gua.... kemana2 jalan kaki n naek sepeda aja....

SETUJU, SEKALIAN PERBAIKI TROTOAR, SELOKAN DAN LAKUKAN PENGHIJAUAN, JANGAN BUANG ATAU BAKAR SAMPAH SEMBARANGAN

DINAS KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN KOTA ATAU DINAS BANJIR HARUS KERJASAMA
(JANGAN KERJASAMA KORUPSI ATAU "BAGI HASIL")

:robot: :robot: :robot: :robot: :robot: :robot: :robot: :robot:
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Tapi I can't help but admire SBY. He got GUTS ! Dan benar juga. Dari pada naikan BBM lagi 6 bulan di depan, sekaligus beresin masalah ini ! Apalagi kalau nanti ada ribut USA ama Iran di Middle East, bisa lagi harga minyak naik lagi !

So I think it is a good time to re-evaluate the Pertamax vs Premium equation. For me, saya akan test Pertamax lagi, soalnya lihat article Top Gear, the calculations are alluring :

C24 pakai Premium katanya 1:7. Correct. Tapi dulu pakai Pertamax kayaknya ngak sampai 8.5 as Top Gear said. Saya akan test lagi. Tapi jika betul, mathsnya simple :

Tiap kali isi 50 liter tangki premium cost 50x4500 = 225,000. Distance covered = 50x7 = 350 km.

So Premium cost PER KM = 225,000 / 350 = 643 Rp / KM.

For Pertamax, it is 50x5700 = 285,000. Distance covered = 50x8.5 = 425 km.

So Pertamax cost PER KM = 285,000 / 425 = 671 Rp / KM.

Busyet ! Cuman beda 28 perak per KM ? Jika satu bulan jalan 1000 km artinya per bulan cuman nambah 28,000 !

Jika benar, ya jelas Pertamax lebih OK lah ! Lebih aman untuk mesin jangka panjang.

Meskipun 1:8, Cost Pertamax adalah 285,000 / 400 = 712.5 Rp / KM.

Selisih per bulan = 69.5x1000 = 69,500. Masih reasonable lah ! I think I will go back to Pertamax for my c24. Kalau Stream manual Honda bilang RONnya 88, so I will stick for Premium for Stream.

How abt if 1:7.5 ? Selisihnya 285,000 / 375 = 760. = 760-643 = 117 Rp / KM. A month selisih = 117,000. Makin besar, tapi banding dulu masih OK lah !

So for Innova owners, I think its time U guys juga re-test mesin Innova pakai Pertamax. Apakah selisihnya memadai ? Top Gear memang articlenya bikin TAM jengkel.

Tapi benar juga. Dengan populasi puluhan ribu dan volume 6000+ se bulan, jika semua Innova owners pakai Pertamax sesuai dengan RONnya yang butuh 91, negara akan hemat ratusan milliar !

Dulu selisihnya hampir Rp 400,000 per bulan. Tapi sekarang antara 30,000 - 100,000 depending on Pertamax ratio. MUCH MUCH better ! So really all cars should try Pertamax and do this Maths !
User avatar
edward
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1640
Joined: Sat Mar 20, 2004 17:59
Location: in the globe

Post by edward »

Very interesting SithLord!

Beginilah kalo itung-itungan Saham masuk ke itungan BBM.
Kenaikan 1pip akan mendapat sekian $ profit.
Penurunan 1 pip akan mendapat Loss sekian! :lol: :lol: :lol:



Just kidding...................................................................... :lol:

Avanza@2006>>>
Innova@2010>>>
EcoSport@2014 >>>
Black VRZ@2016