Kenaikan BBM 1 Oktober 2005

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Kenaikan BBM 1 Oktober 2005

Post by adisantosa »

Keputusan Sidang Kabinet
JAKARTA - Pemerintah memastikan kenaikan harga BBM dilaksanakan pada 1 Oktober 2005. Kepastian itu disampaikan Menko Perekonomian Aburizal Bakrie setelah sidang kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mulai pukul 15.30 hingga pukul 21.00 tadi malam.

Menurut dia, tenggat 1 Oktober menjadi target pemerintah seraya mematangkan skema penyaluran dana kompensasi pengurangan subsidi BBM. Namun, pemerintah belum menetapkan besaran kenaikan harga BBM tersebut.

"Keputusan kenaikan harga BBM ada di tangan presiden dengan berkonsultasi bersama DPR. Pernyataan Wapres soal tenggat dan persentase kenaikan itu pasti menjadi target yang hendak dicapai pemerintah," jelas Ical -panggilan Aburizal- di Kantor Kepresidenan usai sidang kabinet.

Sidang kabinet tersebut juga memutuskan besaran subsidi BBM yang akan diberikan hingga akhir 2005 yang mencapai Rp 89,2 triliun dan diperkirakan akan bertambah menjadi Rp 114 triliun.

Dia menjelaskan, pemerintah juga sedang mematangkan tiga skema kebijakan fiskal. Yaitu, perhitungan harga pokok produksi bahan bakar minyak yang baru, penyusunan neraca total PT Pertamina, dan penyusunan peraturan pemerintah tentang kebijakan investasi serta kebijakan makroekonomi lainnya.

Terkait dengan opsi kenaikan bertahap otomatis, pemerintah baru akan membicarakannya dalam rapat kabinet terbatas pada Selasa hari ini. Selain tiga kebijakan fiskal tersebut, pemerintah sedang fokus membahas sembilan langkah kebijakan energi.

Ical menyatakan, kebijakan moneter, fiskal, dan lima langkah di bidang energi serta pelaksanaan sektor riil ditargetkan bisa diselesaikan menjelang 30 September 2005.

"Yang jelas, pemerintah tidak berbicara persentase. Kalau (harga BBM) yang paling reasonable, harga keekonomian solar dan premiun akan terpacai pada akhir 2006. Sedangkan harga keekonomian minyak tanah akan tercapai pada akhir 2007. Mekanismenya bagaimana? Baru besok (hari ini) akan dibicarakan dengan Panitia Anggaran DPR," tegasnya.


RAPBN 2006

Pemerintah akhirnya mengusulkan perubahan asumsi RAPBN 2006. Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR kemarin, pemerintah merevisi beberapa indikator makro dan target penerimaan.

Menteri Keuangan Jusuf Anwar menyatakan, pertumbuhan ekonomi ditarget 6 persen hingga 6,2 persen. Usul sebelumnya menyebutkan pertumbuhan ekonomi 6 persen. Sementara itu, harga minyak internasional diasumsikan USD 50 hingga USD 55 per barel. Sebelumnya, pemerintah mengusulkan USD 45 per barel.

"Kami memang mengakomodasi pendapat berbagai pihak. Termasuk, pembahasan tingkat pertama di DPR," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR kemarin di Jakarta.

Selanjutnya, mantan kepala Bapepam tersebut menjelaskan, nilai tukar rupiah diusulkan menjadi Rp 9.500 hingga Rp 10.000 per USD. Sebelumnya, pemerintah mengusulkan Rp 9.400 per USD.

"Inflasi ditarget 7-8 persen dari sebelumnya 7 persen. Suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan diasumsikan 8,25 hingga 10 persen. Dalam usul sebelumnya diasumsikan 8 persen," jelasnya. Satu-satunya asumsi yang tidak berubah adalah produksi minyak (lifting) dalam negeri, yakni 1,075 juta barel per hari.

Berdasar perkembangan asumsi makro, kata mantan direktur Asian Development Bank tersebut, pemerintah juga mengusulkan target pendapatan RAPBN 2006. Target itu, kata dia, dipengaruhi perkiraan realisasi pendapatan dalam APBN 2005. Selain itu, hal tersebut dipengaruhi langkah-langkah administratif yang akan diambil pemerintah.

Total pendapatan negara dan hibah ditargetkan Rp 539,4 triliun atau 18 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB). "Rinciannya, penerimaan pajak diperkirakan mencapai Rp 402,1 triliun atau 13,4 persen dari PDB. Penerimaan negara bukan pajak Rp 132,6 triliun atau 4,4 persen dari PDB. Dan, pendapatan hibah ditargetkan Rp 4,7 triliun atau 0,2 persen dari PDB," ungkapnya.

Mantan Sekjen Depkeu tersebut menjelaskan, target pendapatan akan berubah apabila asumsi ekonomi makro mengalami penyesuaian kembali. "Kami berharap pembahasan RAPBNP II 2005 segera selesai. Sehingga, pembahasan RAPBN 2006 bisa rampung sebelum tenggat dua bulan sebelum tahun anggaran 2006 dimulai," katanya.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda S. Goeltom mengatakan, asumsi yang diusulkan pemerintah sudah cukup realistis dan sesuai dengan perhitungan BI.

"Dengan masuknya investasi asing di bidang infrastruktur, asumsi pertumbuhan ekonomi masih cukup realistis. Untuk inflasi, pemerintah memang harus memperhitungkan besaran kenaikan harga BBM yang akan direncanakan Oktober tahun ini. Jika kenaikannya parsial, perlu diperhatikan tambahan inflasinya," jelasnya.

Sementara untuk nilai tukar rupiah, Miranda berpendapat, jika rupiah stabil pada posisi Rp 10.000-Rp 10.200 per USD, asumsi Rp 9.500-Rp 10.000 per USD di 2006 juga cukup realistis. "Begitu pula dengan asumsi SBI tiga bulan. Asumsi ini cukup realistis mengingat ekspektasi masyarakat terhadap inflasi masih cukup tinggi," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Institute of Development of Economics and Finance (INDEF) Fadhil Hasan berpendapat, asumsi yang diajukan pemerintah belum realistis. "Seharusnya pemerintah tidak nanggung dalam mengusulkan asumsi. Harga minyak internasional sebesar USD 50-55 per barel jelas masih jauh dari realitas. Ini belum menyelesaikan masalah," jelasnya. Fadhil mengusulkan asumsi harga minyak internasional sebesar USD 60 per barel.

Inflasi yang ditarget 7-8 persen, kata Fadhil, juga terlalu optimistis. "Ini sulit. Selain inflasi saat ini sudah menembus angka 8,22 persen lebih, pemerintah masih dihadapkan pada rencana kenaikan harga BBM. Di awal tahun saja, beban pemerintah bisa sangat berat," tuturnya.

Dia menambahkan, suku bunga SBI seharusnya berada di kisaran 12 persen. "Saat ini saja sudah di kisaran 10 persen. Tidak mungkin berharap di kisaran 8,2-10 persen." cetusnya.

Satu-satunya asumsi yang dianggap realistis oleh Fadhil adalah nilai tukar rupiah. "Nilai tukar rupiah sudah sesuai dengan kondisi mutakhir," jelasnya. Meski baru usulan, Fadhil meminta pemerintah agar tetap hati-hati dalam menentukan asumsi makro. Sebab, lanjut dia, asumsi tersebut akan dibaca dan direspons pasar. (noe/sof)
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Saya yakin opsi yang diambil adalah opsi kenaikan bertahap otomatis. Jadi kalau asumsi harga minyak dalam RAPBN adalah USD 50-55, maka harga itulah yang harus tercapai pada akhir 2006 untuk premium dan solar, dan 2007 untuk minyak tanah.

Dengan kenaikan setiap bulan, berarti ada 15X kenaikan untuk harga premium/solar, dengan setiap kali kenaikan sebesar sekitar 6-7%.

Dengan begini, para pemodal/pebisnis/pemain pasar akan melihat kebijakan dan komitmen jelas dari pemerintah untuk mengurangi beban subsidi bbm, walaupun tidak secara sekaligus tapi paling tidak arah dan time framenya sudah jelas. Itu sudah cukup untuk menstabilkan rupiah. Bagaimana menurut teman2?

Daripada yang dikatakan wapres, naik minimal 50%??! Resiko dan konsekuensinya kan berat, ya gak? Jangan2 dengan demo besar besaran, rupiah malah tambah terpuruk, betul gak?
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Menurut saya jangan surprise kalau kenaikan langsung 50%.

Saya rasa SBY sekarang masih wait and see sama policy subsidi bbm langsung ke rakyat miskin dan policy2 lain yang mendukung kenaikan BBM. Kalau dianggap berhasil saya rasa pemerintah akan langsung menaikkan BBM dengan cukup drastis (50%) khususnya untuk premium/solar.

Pemerintah juga sepertinya cukup berhasil dalam mempublikasikan kalau harga BBM murah itu "jelek", contohnya penyelundupan, pengopolasan, penimbunan, etc.

Penyelundupan terjadi karna ya harga BBM diIndonesia ya sangat-sangat murah. Bayangkan minyak tanah di sini cuman Rp 1,000 an, bandingkan dengan Singapore yang sekitar Rp 6,000 an, oknum mana yang nggak tergiur untuk menyelundupkan BBM kalo marginnya segede itu..?

BBM murah itu bukan lagi berkah, tapi udah menjadi bencana. Dan semakin cepat harganya dinaikkan mendekati pasar semakin baik..
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Menurutku lebih baik satu atau dua kali kenaikan besar, daripada misalnya 15 kali kenaikan kecil. Mengapa? Secara teori, 15 kali kenaikan kecil adalah langkah yang lebih tepat, untuk mengendalikan inflasi agar tidak terlalu besar dan masyarakat tidak terlalu 'kaget', tapi pada prakteknya, lihat saja sekarang, harga baru belum diumumkan tapi harga2 barang2 banyak yang sudah naik (baca : orang2 yg ingin mengambil untung, memanfaatkan rencana kenaikan harga untuk menaikkan harga barang2 dagangan mereka sekarang juga).

Hal ini disebut overhang inflation yang bahkan lebih parah akibatnya daripada inflasi riil, dan dengan 15 kali kenaikan kecil maka overhang inflation ini akan lebih dashyat lagi karena snowball effectnya.

Sebaliknya jika kenaikan besar, pada 1-2 bulan pertama setelah kenaikan akan terjadi inflasi bulanan yang besar tapi lalu harga2 akan stabil kembali pada level yang baru.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Hahaha, jadi kita punya 3 pandangan disini. :)

Jangan lupa, strategi yang diambil pemerintah Cina terhadap kurs yuan adalah revaluasi secara bertahap, yang dimulai dengan.....hanya 2%!

Bagaimana tanggapan & reaksi pasar?? Kongres Amerika yang tadinya mengancam macam2 kebijakan protectionist langsung kehilangan momentum, kan? Sementara dampak negatif dari revaluasi tersebut terhadap eksportir Cina juga masih dapat ditolerir. So everybody is happy.

Coba kalau revaluasinya langsung 20%, apakah hasilnya akan sebaik sekarang???
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Tapi masalahnya 'kan sama sekali berbeda, Mr. Observer.. case by case.. :)
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

aidan wrote:Menurut saya jangan surprise kalau kenaikan langsung 50%.

Saya rasa SBY sekarang masih wait and see sama policy subsidi bbm langsung ke rakyat miskin dan policy2 lain yang mendukung kenaikan BBM. Kalau dianggap berhasil saya rasa pemerintah akan langsung menaikkan BBM dengan cukup drastis (50%) khususnya untuk premium/solar.

Pemerintah juga sepertinya cukup berhasil dalam mempublikasikan kalau harga BBM murah itu "jelek", contohnya penyelundupan, pengopolasan, penimbunan, etc.

Penyelundupan terjadi karna ya harga BBM diIndonesia ya sangat-sangat murah. Bayangkan minyak tanah di sini cuman Rp 1,000 an, bandingkan dengan Singapore yang sekitar Rp 6,000 an, oknum mana yang nggak tergiur untuk menyelundupkan BBM kalo marginnya segede itu..?

BBM murah itu bukan lagi berkah, tapi udah menjadi bencana. Dan semakin cepat harganya dinaikkan mendekati pasar semakin baik..

ini dapat dipertimbangkan....
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

conan wrote:Tapi masalahnya 'kan sama sekali berbeda, Mr. Observer.. case by case.. :)
Memang masalahnya berbeda, tapi sama sama kasus yang damn if u do, and damn if u don't. :( Daripada sekaligus going all the way, saya kira lebih bijaksana secara bertahap.

Kalian pernah dengar cerita gak tentang 2 kodok? 1 kodok dicemplungin ke panci penuh dengan air mendidih, langsung dia berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari air tersebut. Sedangkan 1nya lagi dicemplungin ke panci penuh dengan air biasa, yang dengan pelan pelan dipanaskan sampai mendidih. Tebak apa yang dilakukan kodok ini? Tidak struggle, tidak panic, sampai dia dimasak sampai matang! Hahaha, maaf analoginya kurang tepat. Tapi u get the point kan? :D

Kalau dikatakan inflasi akan lebih parah dari kenaikan sekaligus atau 2X kenaikan, saya tidak tahu deh. :roll:
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Kalo menurut saya ibarat ke Dokter...

Mau disuntik sekali dengan dosis tepat...

Atau berulang-ulang dengan dosis yang lebih kecil...

Saya sih pilih disuntik sekali aja dengan dosis pas...

Tapi tentu saja tidak semua orang sama seperti saya... :)
Audiophile
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 96
Joined: Thu Aug 05, 2004 7:48

Post by Audiophile »

aidan wrote:Kalo menurut saya ibarat ke Dokter...

Mau disuntik sekali dengan dosis tepat...

Atau berulang-ulang dengan dosis yang lebih kecil...

Saya sih pilih disuntik sekali aja dengan dosis pas...

Tapi tentu saja tidak semua orang sama seperti saya... :)
Masalahnya, utk sebagian kecil masyarakat (yg punya banyak uang), bisa dianalogikan dgn sekali suntik dgn dosis yg tepat.
Tapi, bagi sebagian besar masyarakat (menengah ke bawah), justru sekali suntik tsb dapat dilihat sbg suntikan over-dosis ... :?
Laserghia
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 34
Joined: Wed Jul 06, 2005 5:27

Post by Laserghia »

Menurut dia, tenggat 1 Oktober menjadi target pemerintah seraya mematangkan skema penyaluran dana kompensasi pengurangan subsidi BBM
Apakah rekan2 yakin dana kompensasi ini tersalurkan ke tangan yang berhak?
Saya tidak yakin tuh!!! :e-naughty: :e-naughty: :e-naughty:
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Laserghia wrote: Apakah rekan2 yakin dana kompensasi ini tersalurkan ke tangan yang berhak?
Saya tidak yakin tuh!!! :e-naughty: :e-naughty: :e-naughty:
Menurut saya intensi pemerintah sudah baik. Dengan memberikan subsisdi langsung ke rakyat miskin agar mereka akan bisa bertahan dari terpaan badai kenaikan harga BBM.

Tapi yah mau bagaimana, sistem sensus sosial kita masih belum jelas, mau sensus penduduk buat benar2 tahu siapa yang miskin susah, jadinya mau mendistribusikan dana kompensasi jadi sulit.

Tapi kalo di lihat pola pendistribusiannya saya rasa jauh lebih baik dari cara-cara jaman dulu yang banyak celah untuk disunat disana sini sama oknum-oknum. Malah kalo dulu bakalan diproyek-in, inget nggak dulu kasus pembagian sepatu gratis ke murid2.. tapi sepatunya harus beli dari keluarga Cendana.. :roll:

Yang menurut saya jadi permasalahan besar sekarang adalah tepat tidaknya orang yang akan dikasih... Berhubung sensus masih belum pas, mungkin yang harusnya berhak malah tidak dapat, atau yang tidak berhak malah dapat berkali-kali.

Tapi toh sistem ini akan dibahas per tiga bulan. Apabila dirasa kurang pas bisa diperbaiki.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Yang terpenting, ada kemauan dan niat untuk mengubah sistem dr subsidi BBM yg tidak tepat sasaran, ke subsidi langsung yang 'lebih tepat' sasaran.

Jika kemauan saja tidak ada dan hanya bisa mengeluh atau mengkritik saja, tidak akan bisa mengubah keadaan.

It has to start somewhere, or it will never start at all.
User avatar
royke
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 43
Joined: Mon May 09, 2005 10:22

Post by royke »

Dana kompensasi mendingan disalurkan ke sektor pendidikan kita yang morat-marit.
Kalo disalurkan ke rakyat miskin/membutuhkan, kalau sudah habis ya habis .. lapar lagi .. bodoh lagi ...disuap lagi .. habis lagi , lapar lagi ... dst ...
Begitulah negeri kita ini ...
Cuma bisa makan tapi nggak bisa mikir ....
:e-doh: :e-doh:
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

royke wrote:Dana kompensasi mendingan disalurkan ke sektor pendidikan kita yang morat-marit.
Kalo disalurkan ke rakyat miskin/membutuhkan, kalau sudah habis ya habis .. lapar lagi .. bodoh lagi ...disuap lagi .. habis lagi , lapar lagi ... dst ...
Begitulah negeri kita ini ...
Cuma bisa makan tapi nggak bisa mikir ....
:e-doh: :e-doh:

Tul......

8)
beg0g
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 67
Joined: Wed Nov 03, 2004 3:24

Post by beg0g »

setuju kasih kailnya jangan kasih ikannya... :D
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Masalahnya apa buku bisa dimakan..???

Golongan miskin di Indonesia itu miskin banget loh.. apalagi di terpa kenaikan harga.. udah nggak makan sama sekali kali..

Subsidi langsung ke pendidikan dan kesehatan kan juga jalan..
User avatar
royke
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 43
Joined: Mon May 09, 2005 10:22

Post by royke »

Kenapa rakyat kita miskin ?
karena tidak ada pekerjaan,
Kenapa tidak ada pekerjaan ?
karena memang tidak ada lowongan kerja, tidak sesuai dengan kemampuan dst.
Kenapa pemerintah tidak bisa memberikan pekerjaan ? ...
Karena orientasi ekonomi kita hanya bisa membuat ruko dan mall saja.
Nggak usah jauh-jauh lihat di Ibukota kita tercinta ini, ruko semakin banyak, mall-mall semakin banyak , yang beli semakin sedikit, lahan resapan air makin berkurang , banjir bakalan merajalela.....

Tapi begitulah negara kita ini.

Pengusaha lebih berkuasa daripada Penguasa. hehehehehe

Peace :D :P :D
WP
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4612
Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
Location: jauh di mata, dekat di hati

Post by WP »

hmm, inilah negara tercinta...

Di mana lagi kita bisa sepuasnya pakai boil dengan BBM Rp 2400/ liter?

Trus kita bisa lewat jalan tol dengan tarif kebanyakan dibawah Rp 10.000( atau ga sampai US$ 1.00)?

Lalu kalo kita butuh hiburan, tinggal nyalain DVD or VCD dengan DVD yg perkeping harganya sekitar Rp 8000? VCD bajakan Rp 5000? Banyak dijumpai kan? terang2an kan jualan barang palsu?

Lalu di mobil you setel CD seharga Rp 10000?

Bandingin sama di luar negeri, di negara tetangga ....hal diatas hampir mustahil dilakukan...
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Sanggupkah kita..?

Beli pertamax.. jangan beli premium..
Beli DVD original (region 3) jangan yang bajakan..
Beli CD original jangan MP3 bajakan
Bayar PPN (Pajak) kalo beli apa aja..
Melaporkan income untuk bayar pajak dengan jujur..

????
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Once again, it all ends up in one ROOT cause - The Court MAFIA !

Why ? No justice means more people ngak mau main jujur. For what ? Main jujur yang curang menang terus !

No justice, orang ngak mau jujur bayar pajak. for what ? Uangnya toh ngak ke negara tapi untuk oknum pajak beli BMW seri 5 dan Mercy S class. Siapa yang rela.

No justice means even if U pay tax honestly, tetap orang pajak ngotot U cheat ! So if one pays honest tax, and later STILL have to pay tax man bribe, mana bisa survive banding competitor yang lain ?

Trust me. Its the Court Mafia destroying this country ! Jika ada justice yang kuat, problem negara ini akan selesai nanti !

But who can change the Court Mafia ? No one ! Even the president cannot ! I don't know why ? Habis siapa dong yang bisa bereskan mereka ? Jika tidak bisa, good luck to us all. Indonesia akan tetap berantakan berapa tahun lagi....
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Untuk tahun 2006, silakan pilih : MEMBAKAR uang Rp 150 Trilyun (Rp 150.000.000.000.000) atau pendidikan gratis?

Seperti sudah disebut di atas,

Memberi orang kelaparan seekor ikan hanya membuatnya kenyang untuk sehari, keesokan harinya ia akan minta lagi dan minta lagi, begitu seterusnya dan seterusnya. Bila tidak diberi, dia akan berdemo dan membakar-bakar. Dan bila tetap tidak diberi, dia akan menjarah-jarah.

Jika mengajarkan dia cara menangkap ikan sendiri, dia tidak akan kelaparan lagi dan bisa mencari ikan sendiri.

Pengetahuan adalah modal yang paling berharga. Knowledge is power.

Lebih baik kita2 yang bisa naik Toyota, Honda, Nissan, Yamaha, Suzuki, membayar lebih mahal untuk bensin, sehingga anak2 miskin yang tadinya mengemis bisa bersekolah, sehingga di masa depan bisa menjadi generasi baru yang kalau menjadi pegawai negri atau hakim, tidak lagi ada korupsi atau 'mafia peradilan', bukannya menjadi preman pungutan liar atau bonek.

Mengeluh saja tentang keadaan yang tidak bisa diubah, apa bedanya dengan mereka yang dikeluhkan? Penyuapan membutuhkan dua pihak baru bisa terjadi, yaitu yang disuap dan yang menyuap. Kalau tidak ada yang mau menyuap, disuap pakai apa?

Mari memulai dengan belajar mengerti mengapa subsidi BBM lebih baik dihapuskan. Bersusah-susah dahulu untuk berbahagia kemudian. Orang yang tidak pernah susah, akan jatuh begitu diberi susah sedikit. Sebaliknya orang yang terbiasa susah, akan mensyukuri hidup hari demi hari, susah atau senang. Dan bila senang dia tidak akan lupa diri dan akan ingat menyimpan cadangan untuk saat susah (rainy days).

"If you want to make the world a better place, take a look at yourself and make that.. change."

:)
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Betul!

Jangan balas kejahatan dengan kajahatan! Walaupun lingkungan kita masih jahat, masih korup, kita tetap harus menjadi pelaku kebenaran, ya gak?

Bukankah kita yang harus jadi terang dalam dunia yang jahat ini?

Kalau semua orang bersikap positif dan melakukan peranan masing2 dengan benar, saya yakin Indonesia dengan cepat sekali akan pulih dan menjadi negara yang kuat.

Omong2, dari berita katanya Gus Dur & Mega keberatan dengan kenaikan BBM. Bagi saya statement begitu sama sekali tidak helpful, bahkan provokatif. Bagaimana menurut teman2?
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

yah biasa lah pak namanya politik,yang dulu musuhan sekarang teman an,yang sekarang musuhan besok temanan.ngak ada musuh abadi di dunia politik.

dulu kan si gus dur ama mega musuhan sekarang malah teman an huauhauhauhuhahua
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

observer wrote:
Betul!

Jangan balas kejahatan dengan kajahatan! Walaupun lingkungan kita masih jahat, masih korup, kita tetap harus menjadi pelaku kebenaran, ya gak?

Bukankah kita yang harus jadi terang dalam dunia yang jahat ini?

Kalau semua orang bersikap positif dan melakukan peranan masing2 dengan benar, saya yakin Indonesia dengan cepat sekali akan pulih dan menjadi negara yang kuat.

Omong2, dari berita katanya Gus Dur & Mega keberatan dengan kenaikan BBM. Bagi saya statement begitu sama sekali tidak helpful, bahkan provokatif. Bagaimana menurut teman2?
That's the spirit! :e-clap:

Aku setuju sekali dengan Anda mengenai Gus Dur dan Mega, Mr. Observer. Mereka hanya ingin mengambil hati rakyat karena masih berambisi menjadi presiden tahun 2009. Padahal pada jaman mereka jadi presiden, mereka juga menaikkan harga BBM, padahal ketika itu belum ada lonjakan harga minyak dunia! Mengapa sekarang tiba2 bersuara lain? Apakah pantas disebut negarawan? I don't think so! :x