


Exterior
Ini mobil entah kenapa ngingetin saya dengan Xtrail banget, no idea apanya, mungkin seperempat atas itu mirip xtrail, sisanya seperti biasanya China Domestic Brand ya hasil gado2. Depan belakang kiri kanan ga nyambung blas. tapi overall selintas dan berdasarkan ilmu ketok body khas orang indo yang sudah saya latih bertahun-tahun sebagai orang Indonesia yang benar, adalah sah body-nya tebel...

Tampang belakang yang paling bagus, karena ya itu VW audi like. Depannya si rada aneh: ngingetin SX-4 lama, apalagi itu katanya Eagle Eye shape DRL yang selintas kaya aftermarket. Samping oke juga, sayang jendela berasa agak kecil, and again reminds me of Xtrail. kualitas perakitan juga oke nampaknya, ga ada bagian2 yag terasa longgar dsb.
impresi pertama saya yakin banyak bikin org noleh karena ini mobil mengesankan besar sekali, padahal on paper panjangnya hanya 4,68 meter dengan lebar 1,845 dan tinggi 1,715, mirip2 dengan xtrail t32 4641 x 1820 x 1709. ukuran ban pun hanya standar 225/60/17. Ibu Jenderal pun komennya sama: gede ya, kayanya lega.
Interior
Impresi pertama. Reminds me of suzuki SX-4 S-cross. Kesannya seperti Jepang yg mau eropa2an, tapi in a good way dan sukses seperti di S-Cross. karena jadinya lumayan kok, percayalah kalau itu emblem semua diganti dengan logo VW/Audio/Scania banyak yang percaya

Jok ketika didudukin agak terasa kecil untuk saya tinggi 174 cm, dan terasa keras, mungkin busa jok pakai material stiff. bagusnya termasuk ergonomis, ala2 eropa/US. yang agak mengagetkan saya itu kualitas interior agak biasa banget, dan cenderung murah, ya inilah kenapa bisa jualan dengan harga di 300 jutaan lebih sedikit. ya termaafkan lah, toh bu jenderal juga tidak komen soal itu interior yang terasa murah dan agak longgar di sana sini. bahan soft touch kayanya tidak ada, lapis kulit di trim2 pintu pun terasa tipis dan sekenanya (seperti kerjaan luaran).
Yang menarik itu layar 10" untuk entertainment di center dashboard, its huge

![Yes / No [emo-yesno]](./images/smilies/2017-yesno.gif)
Speedometer modelnya biasa kaya mitsubishi tapi ada biru2 kaya toyota tapi sudah high-res black and white, cukup terang, dan saya tidak tahu kenapa walau itu angka sudah dalam satuan km/h tapi tetap saja kecil2 ukuran font-nya bikin agak susah liat selintas.
Features.
Ya apapun yang ada di mobil modern jaman now ada. tidak ada yang wow seingat saya. Paling saya suka (dan saya hindari) adanya Sunroof yang bisa dibuka full. kemudian hal lain: ac double blower dengan kisi-kisi di sisi plafon bukan tengah, electric parking brake dengan auto release, hill start assist (tidak saya cek), TPMS, snow mode (beneran snow mode karena itu tombol pakai logo ice/snow), ESP, full flat cargo space bahkan sampe bangku kedua juga rata (kata sales bisa bawa barang 2 meter), pedal gas dan rem pake bahan aluminum/stainless steel/metal.
Test Drive
Unit TD saya kilometer sudah 13 ribu km, rakitan 2017 jadi kata sales ada sediktit beda hanya di Layar HU masih 8", selebihnya sama. Model kunci oke juga, desain khas seperti zaman now, persegi panjang tebal, sudah gitu aja. Passive keyless entry. Tarik handle pintu terasa agak kopong, dan engsel terasa berat (entah berat beneran atau seret), buka tutup pintu terasa solid.
Duduk setel sana sini, yang aneh itu spion kanan seperti untuk mobil LHD karena disetel terluar pun masih kurang = mentok, sedangkan spion luar kiri bisa jauh sekali, untung modelnya melebar dan besar jadi masih cukuplah untuk pantau sisi blind spot. spion tengah kecil banget = sedikit lagi tidak berguna. AC masih model putar-putar tanpa layar tapi sudah ada Auto dan sepertinya komplit dengan front defogger.
Pandangan ke depan tinggi, dan masih bisa melihat bonnet kira2 sampai seperempat akhir, sangat membantu untuk manuver karena radius putarnya tembus 5,4 meter. sayangnya karena garis jendela tinggi jadi agak terasa sempit pandangan kiri kanan, tapi pilar A cukup landai dan mengurangi blind spot. Apalagi setelah sunroof di buka, selalu menyenangkan (tidak untuk dimiliki) nyetir mobil yang ada sun roof, karena nuansa hitam gelap interior berkurang jadinya.
Shifter surprisingly solid, dan itu steering wheel is the best thing about this car, asli enak banget dipegangnya, material terasa padat, kulit memang agak tipis, tapi ergonomis, ukuran pas dengan ukuran mobil yang terasa agak intimidatif, bikin betah nyetir. coba2 geser shifter untuk manual mode ga ada terasa longgar dan aneh2, semuanya stiff and properly work. Tapi ketika nyenderin tangan ke pintu baru berasa murah... dan itu control stalk berasa murah (ya jepang juga samalah).
Masuk D, injek gas dikit, terasa auto brake release masih terasa agak kasar (ya normal), terasa halus, ah ini CVT ya, diinjek lagi, rpm naik terus ga berasa itu turbo lag atau kick in? hanya ada sedikit terasa jambakan di rpm 3000 kurang tapi tetap tidak menunjukan karakter agresif, coba geser ke M di kecepatan 30 kpj, bejek rata lantai, geser terus... tetep ga berasa sensasi agresif.... entah CVT yang kelewat rubbery, seting mesin kelewat halus atau apa ya? Satu hal lagi yang mengingatkan saya dengan Serena C24... Tidak malas, tidak agresif tapi halus. pedal gas respon bagus, terasa linear, sampe bingung saya pas nyetir ini mobil dibilang under power ngga, over power ngga, tapi halus banget seperti mobil yang kelebihan power tapi powernya seperti tidak ada.
Rem yang agak menakutkan karena cenderung nose dive dan terasa banget seperti ga pakem, injek sampe 3/4 baru berasa pakem.. anehnya ketika di cruising speed agak mendingan respon remnya. sayangnya tidak ada auto brake hold engage ketika merayap.
Keramaian jalur pantura dan campur dalam kota cukup menguji kinerja rem, mesin dan steering. Saya suka dengan respon steer, memang masih terasa mati seperti halnya EPS, tapi respon counter steer dari EPS memberikan kesan ini mobil masih napak di jalan dan pas manuver pun berasa itu steer ada perlawanan sedikti seperti mobil dulu dengan Hydraulic Power Steering, bahkan ketika putar balik sambil injak gas pun masih sama, its fun, hanya tetap ya radius putar besar agak menganggu dan rem yang seperti pas2an. hanya ya itu respon mesin biarpun enak diinjek (tanpa siulan turbo) tapi tidak terasa agresif. disebut rubber band effect pun tidak nyata terasa. Manual Mode pun tidak menolong banyak (ya namanya saja CVT). tapi malah ngasi efek seperti nyetir Boxy MPV (sekali lagi ngingetin saya dengan Serena C24)
NVH top. setara xpander (karena harganya hanya lebih mahal 40 jutaan dan HRV kalah). hening, ban bawaan adalah GT Radial Savero SUV.
bantingan pas agak limbung sedikit (akibat suspensi belakang torsion beam?), body roll termasuk minim, ngasi efek nyaman dan pas di jalur bergelombang khas pantura padahal ANPJS, ANKI semuanya masih bikin mabok karena goyang terus akibat kelewat empuk, saya rasa di kecepatan 100-120 kpj masih bisa pede.
Overall
Ini mobil sebenarnya ada potensi

Hal paling tidak bikin saya terkesan itu di material, dan kualitas perakitan interior, terasa tipis2, longgar, dan kayanya 20-30 ribu km akan bunyi2, tapi ya harganya cuma segitu, mesti ada yang dikurangi

Little things:
- horn dual tone by fiamm
- engine management by Delphi
- brake booster by bosch
- engine layout reminds me of ahond
- turbo kecil mini, piping mostly metal, intercooler kecil di sebelah radiator
- dual extra fan
- HU pas startup masih lengkap dengan logo dan tulisan mandarin
- kualitas front DVR pas2an kalau dilihat dari HU tapi rear cam lumayan bagus.
- bangku tengah split folding 60:40. tapi sisi 40 di sisi driver, biasa di sisi penumpang kiri.
- bangku tengah ada yang salah dengan mekanisme pelipatan, karena setelah terlipat untuk kembalikan itu berjuang banget, dan salesnya saja mesti sekuat lahir batin untuk dorong balik.
- control stalk lampu normal di kanan, tapi untuk nyalakan lampu itu putar ke belakang, bukan ke depan.
- lampu utama masih halogen.