Wapres: BBM Bisa Naik 80 Persen

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Bung Mpoezz, Anda ini hanya memperkeruh suasana saja (yang sudah panas menjelang kenaikan BBM).
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

huahuahuahua dapet dari milis sir,yah suara mahasiswa sir kan ini yang sering demo panas2 an padahal pemerintah nya ngak dengar karena duduk di ruangan ber ac.

ngak memperkeruh suasana kok
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

kalo saya sih mau naik berapa aja ok,dinaikan sekaligus juga ngak papa mau di iikutkan sama harga international dan bla bla bla bla sesuai mulut nya pemerintah juga ngak papa,

asal bbm yang dijual bagus rek,sak no beli mahal2 premium nya masih pake timbal (khusus yang diluar jabotabek karena jabotabek udah premium TT),tapi masih untung pake timbal dari pada di oplos pake air luat,mending pake minyak tanah aja ngoplos nya masih lebih bagus.
User avatar
edward
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1640
Joined: Sat Mar 20, 2004 17:59
Location: in the globe

Post by edward »

Saya pribadi , baru sekarang ini baru menyadari bahwa mmg BBM perlu naik(saya merasa berada di kubu yg PRO kenaikan BBM),apapun alasannya,mmg harga BBM yg di subsidi sudah sangat tidak logis(imbasnya pada penyelundupan BBM,dan yg disubsidi jg org kaya).
Tapi disatu sisi,kalo byk negara yg 'diuntungkan' dg kenaikan minyak mentah,kenapa kok malah Pertamina yg teriaknya paling nyaring,seolah2 menjadi korban?Bukankah kita belum 'net importir 100%'?
Kan masih ada minyak mentah yg di ekspor ke luarnegeri?

Yg gini kurang ngerti saya? :x

Avanza@2006>>>
Innova@2010>>>
EcoSport@2014 >>>
Black VRZ@2016
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Argumen mahasiswa sebenarnya tidak 100% salah, ada beberapa point yang saya rasa valid dan benar.

Dan seperti hal yang lainnya di dunia ini, not everyting is in black and white, dan selalu ada dua sisi dari sebuah koin.

Indonesia itu sudah "net importir" minyak, yang berarti kita tetap harus beli untuk mencukupi kekurangan kebutuhan dalam negri. Import lebih besar dari export yang berarti ada devisa keluar untuk pembelian minyak yang kurang tersebut.

Minyak yang dibeli juga sebagian sudah berbentuk jadi (refined) seperti premium. Karna kapasistas penyulingan dalam negri juga masih belum cukup (salahkan Pertamina untuk hal ini).

Pendapatan yang didapat dari harga minyak dunia tersebut masih kalah sama pengeluaran yang juga meningkat. Besar pasak dari tiang, yang akhirnya membebankan APBN.

Solusi yang ditawarkan oleh mahasiswa diatas adalah dengan metoda diluar kenaikan harga minyak. Yaitu dengan menaikkan pajak, mengurangi kebocoran, meminta pengurangan hutang, pengehematan, etc saya rasa tidak akan cukup untuk menandingi harga minyak dunia yang meroket.

Satu hal penting juga yang saya rasa tidak terlihat oleh mahasiswa adalah "trend" harga minyak dunia yang akan naik terus. Saat ini harga minyak ada dikisaran US$ 60/barel. And there is no such things as cheap oil anymore.

Dan seperti diketahui sama seperti rupiah, harga minyak ini kalau naik turunnya susah sekali.

Trend ini yang saya rasa sangat menghantui SBY, bayangkan kalau harga minyak dunia mencapai US$ 80-100/barel (harga ini akan tercapai di akhir tahun ini atau awal tahun depan menurut beberapa analisa) dan harga minyak nasional belum terkoreksi, waduh dampaknya akan jauh lebih parah.

Dengan menaikkan BBM sekarang, minimal pemerintah memiliki sedikit ruang bernafas kalau minyak nantinya terus naik. Kalo nggak ya kelelep ... :(

Satu lagi yang saya rasa kurang tepat adalah menyalahkan dan membebankan semua ke pemerintah sekarang (SBY-JK).

Penyelundupan contohnya, pernah liat nggak iklan Jacky Chen mengenai binatang langka, "When the buying stop, the killing can too". Nah bagaimana kita akan menstop pembelian/penyelundupan kalau perbedaan harga terlalu tinggi.

Pengoplosan contohnya, bagaimana nggak tergiur mencapurkan premium dengan minyak tanah kalau harga minyak tanah sangat-sangat murah?

Harga minyak murah itulah yang menyebabakan penyelundupan, pengoplosan, etc. Lucu juga kalau yang disalahkan pemerintah semua.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Mr. Aidan, you took the words right out of my mouth. I couldn't agree more! :)
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Thanks Mr. Conan... :)

Satu hal yang sangat-sangat bikin saya kaget pagi ini adalah satu artikel di Kompas:

INDONESIA SAAT INI ADALAH IMPORTIR BBM TERBESAR DI ASIA!!!

Kalo boleh saya jelaskan disini adalah walaupun kita penghasil crude oil cukup besar, tapi kita tidak bisa olah sendiri untuk jadi refine product (BBM)seperti Premium, Solar, Minyak Tanah, etc..

Cina dan India, sebagai contoh, walaupun mereka masih import crude oil, tapi kemampuan refinery mereka cukup. Dan mereka sudah swasembada BBM, walapun masih import minyak mentah.

Dari semua negara di Asia, Indonesia termasuk yang kemampuan refinerynya nggak cukup. Jadi walaupun penghasil minyak, kita masih import BBM untuk kebutuhan dalam negri dan kita adalah pengimport BBM terbesar di ASIA!!

Bayangkan, BBM yang kita import dengan harga mahal, dijual dengan harga murah didalam negeri, dibeli oleh oknum dengan harga murah, dan dijual kembali ke luar negri (DISELUNDUPKAN) dengan harga yang tentunya masih dibawah harga pasar oleh sang oknum tersebut.

Saya sudah nggak bisa ngomong lagi, gemes gitu...

Mengecewakan...