Wapres: BBM Bisa Naik 80 Persen

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Wapres: BBM Bisa Naik 80 Persen

Post by mpoezz »

Wapres: BBM Bisa Naik 80 Persen

DENPASAR - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, estimasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 50 persen pada 1 Oktober ini adalah angka minimal. Bisa jadi, harga BBM akan naik 70 atau 80 persen dari harga saat ini.

Hal tersebut ditegaskan Wapres saat menjawab pertanyaan wartawan soal harga BBM yang tidak sekalian dinaikkan seratus persen. "Kenaikan harga BBM merupakan suatu keharusan karena merupakan masalah keadilan," tegas Wapres dalam jumpa pers di Denpasar, Bali, kemarin.

Menurut dia, selama ini yang kebanyakan menikmati subsidi BBM adalah masyarakat berpendapatan tinggi. Yaitu, kelompok masyarakat yang memiliki mobil dan tinggal di hotel ber-AC. "Rakyat kecil hanya menggunakan minyak tanah," katanya.

Kalla menjelaskan, subsidi BBM yang dikeluarkan pemerintah sampai akhir tahun nanti hampir Rp 130 triliun. Apakah kenaikan harga BBM tersebut tidak akan memukul sektor industri? Dia optimistis daya saing industri tidak akan turun. Sebab, yang mengalami masalah dengan harga minyak tinggi bukan hanya Indonesia, tetapi juga negara lain di dunia.

"Memang itu akan menaikkan inflasi. Bisa saja inflasi naik dua persen atau lebih sedikit. Karena itu, kami menyubsidi masyarakat kecil lebih besar daripada kenaikan inflasi," ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra menyatakan, pembahasan penghitungan angka kenaikan harga BBM antara Presiden SBY dan menteri-menteri ekonomi belum final. Karena itu, belum dipastikan apakah kenaikan harga BBM akan mencapai 50 persen atau 70 persen.

"Setahu saya, keputusan mengenai hal itu belum diambil. Tapi, dalam rapat-rapat, penghitungan tersebut memang terus dilakukan. Akhirnya, keputusan itu akan diambil presiden," jelas Yusril di Kantor Kepresidenan kemarin.

Menurut dia, hingga saat ini pemerintah belum berencana menghabiskan pos subsidi BBM dalam APBN. Pertimbangannya, pengurangan total subsidi BBM berarti pemerintah tunduk sepenuhnya pada harga pasar. "Tidak. Sedang dihitung. Kalau sudah mencapai tingkat tertinggi, kan harga minyak akan turun pada titik jenuh," ujarnya.

Sementara itu Pagu atau batas subsidi BBM dalam APBNP I 2005 ternyata telah habis. Hingga Agustus tahun ini, subsidi BBM yang dibayarkan pemerintah kepada Pertamina sudah mencapai Rp 78 triliun atau telah melampaui pagu anggaran Rp 76,5 triliun.

Hal itu diungkapkan Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan Mulia P. Nasution sesudah salat Jumat di kantornya kemarin. "Rinciannya, Juni lalu sudah Rp 54 triliun. Pada Juli dan Agustus, dilakukan set off (dikonversikan dengan piutang Pertamina) Rp 20 triliun dan dibayar tunai Rp 4 triliun. Jadi, sudah habis," jelasnya.

Meski demikian, Mulia mengaku tidak khawatir terhadap realisasi yang telah melebihi target itu. "Kesepakatan panja (panitia kerja) kan ada dua alternatif. Jadi, paling tidak kita bisa menggunakan pagu Rp 89,2 triliun. Masih cukup, meskipun masih harus diambil untuk cash transfer kompensasi subsidi BBM," terangnya.

Di tempat yang sama, Menteri BUMN Sugiharto mengakui bahwa harga impor BBM selama ini jauh di atas harga patokan Mid Oil Platts Singapore (MOPS). "Mungkin hal ini disebabkan naik turunnya harga di pasar spot yang membuat terjadinya misleading (kesalahan) penetapan harga," katanya.

Salah satu yang membuat hal itu sulit dideteksi karena tidak berfungsinya sistem akuntansi pelaporan tata niaga impor maupun tata niaga minyak di dalam negeri milik PT Pertamina. Sugiharto mengaku belum mengkaji kepatuhan direksi maupun pejabat Pertamina dalam penerapan sistem akuntansi pelaporan tersebut.

Mantan direktur keuangan PT Medco Energi itu juga mengaku telah meminta direksi Pertamina mengklarifikasi dugaan mark-up pembelian BBM impor.

"Saya sudah menulis surat kepada direksi untuk menjelaskan tata niaga BBM Pertamina. Terutama harga solar yang tidak wajar atau ketidakberesan lainnya.

Dia berpendapat, yang pokok dari persoalan Pertamina adalah masih tumpang tindihnya fungsi Pertamina sebagai entitas bisnis dan PSO (public service obligation).

"Pemerintah akan memisahkan kegiatan hulu dan kegiatan hilir. Dengan begitu, akuntabilitas Pertamina sebagai PSO dan perusahaan komersial bisa diperjelas," ujarnya

Sebagai entitas bisnis, Pertamina harus untung seperti perusahaan minyak lainnya. Meskipun pemerintah harus memperhitungakn fungsi layanan publiknya," tukasnya. (sof/noe)
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

Waspada Dollar Siap MELEDAK !!!

Untuk rekan2 sekalian,

Mengingat situasi perekonomian yang sedang memburuk,
baik perekonomian internasional, apalagi perekonomian
nasional.

Ada baiknya kita membagi aset kita tidak hanya dalam
bentuk rupiah saja, melainkan juga ke dalam dollar,
euro, emas, atau property.

Harga minyak dunia yg berkisar 62-65 USD per barel
tidak akan bertahan lama. Itu pun di dalam negeri
sudah banyak disubsidi oleh pemerintah. Ada segelintir
anggapan, bahwa jika subsidi diturunkan, diharapkan
akan menurunkan nilai dollar terhadap rupiah. Anggapan
itu sama-sekali SALAH ! Yang benar adalah dengan
penurunan subsidi BBM, maka beban pemerintah akan
berkurang, tetapi sama sekali tidak ada hubungannya
dengan nilai US Dollar. Malahan dikhawatirkan, dengan
penurunan subsidi BBM, yang berarti, pemerintah akan
menaikan harga BBM (disinyalir kenaikan BBM bisa
sampai 50%), akan berimbas dengan naiknya harga-harga
barang yang tidak terkendali.

Mengapa tidak ada korelasi antara penurunan subsidi
dengan menekan nilai dollar ? Karena bagaimana pun
pemerintah tetap harus membeli Minyak mentah dalam
mata uang US Dollar, apalagi entah mengapa permintaan
akan BBM di dalam negeri melonjak dengan sangat
tinggi. Di daerah2 masyarakat mengantri minyak tanah,
premium, dan solar. Bahkan di Pantura Jawa antrian BBM
sampai berkilo-kilo meter.

Tetapi yang paling mengherankan, di Inggris yg
notabene negara kaya raya, kelangkaan BBM pun mulai
merebak. Antrian kendaraan yg hendak mengisi BBM pun
terjadi.

Belum lagi badai katrina yang baru lalu, telah
menghancurkan seluruh wilayah tersebut, dan telah
merusak tambang2 minyak bumi di teluk mexico.
Sedangkan untuk pembanggunan kembali wilayah yg
terkena badai tersebut dibutuhkan milyaran US dollar.

Sementara kepercayaan investor asing terhadap negara
kita sudah negatif. Terbukti dengan banyaknya investor
yg hengkang dari Indonesia, bahkan beberapa investor
merek terkenal (automotive, elektronik, dll) ikut
hengkang dari Indonesia.

Yang sangat memprihatinkan, justru di saat suasana
prihatin seperti ini, kekerasan terjadi di mana-mana
di masyarakat ini. Demo2 yg berbuntut kericuhan,
pengerahan masa yang berbuntut anarkis, dll. malahan
akan menghancurkan bangsa ini.

Yang juga sangat mengherankan, di saat2 kondisi bangsa
seperti ini, DPR dengan teganya meminta kenaikan
tunjangan dan jalan2 keluar negeri dengan
mengatas-namakan studi banding ! Apakah gaji +
tunjangan mereka yang sudah puluhan juta itu tidak
cukup ?!!

Jika sampai terjadi kembali kepanikan dollar seperti
kemarin, para pengamat ekonomi kuatir, masih
sanggupkan Bank Indonesia meredamnya, mengingat
cadangan US dollar di BI pun sudah sangat menipis.

Lalu bagaimana ini ? Apakah pemerintah akan diam
saja. Pembenahan harus dilakukan di segala bidang,
baik di pemerintahan, DPR, Hukum/Peradilan, dan juga
masyarakatnya.
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

selama pengoplosan masih jalan terus, mau naik sampe 200% juga percuma....
malah tukang oplos nya yang tambah kaya.......bisa jual ke industri dgn harga lebih tinggi.....

mau kompensasi ke rakyat miskin???? hikhiskhisksss.....
udah pada buka mulut gede2 tuh pejabatnya......siap2 ngelahap uang kompensasi.... 4.65 trilyun...siapa yg gak tergiur..... boro2 mau sampe mulut orang miskin.

apa susahnya sih dapet kartu orang miskin dari pak RT setempat. Wong jatah per kepala keluarga 300ribu. Tak kasih 50ribu aja ama pak RT. Pasti kartu tanda orang miskin langsung dikasih....
Image
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

[b]Mohon...........[/b]

Post by adisantosa »

Wahai spekulan dimana moral dan etika mu?


Jangan menambah kepanikan dan kebingungan masyarakat.
Tidak semua orang yang membacanya, mengerti secara jelas dan tepat dalam mengambil keputusan.
Kalo kita memborong dollar, padahal itu hanya menguntungkan spekulan yang sudah terlebih dahulu menyimpan dollarnya, dan setelah masyarakat panik dan bingung serta memborong dollar, mereka akan melepas dollarnya.
Pada saat mereka melepas dollarnya, rupiah kembali menguat dan bagi mereka yang memborong terakhir akhirnya gak sempat melepas dollarnya sehingga terjadi kerugian dan terpuruk (apalagi sampai ada yang utang demi borong dollar).

Jadi himbauan2 itu hendaknya dikaji lagi secara matang sebelum di forward ke kawan2 yang lain, jangan demi point reward atau posting yang banyak atau ada maksud terselubung, kita sendiri yang akan merasakan akibatnya.

Sorry bro..


:? :? :? :? :? :? :? :?
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

huauhahuauhuhaa itu mah bukan dari saya pak,itu juga dapet dari email. saya mah ngak ada duit orong dolar.

itu kan cuman prediksi pak jadi jangan sewot dong hahahahahha.
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

mpoezz wrote:huauhahuauhuhaa itu mah bukan dari saya pak,itu juga dapet dari email. saya mah ngak ada duit orong dolar.

itu kan cuman prediksi pak jadi jangan sewot dong hahahahahha.

hahahaha
gak sewot.
gak papa kok

maju terus...

:roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll:
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

lagian kalo post ke dua udah ngak dapet points pak jadi buat apa.

kan di tulis waspada dolar siap meledak.

lalu dibawah nya ditulis "Ada baiknya kita membagi aset kita tidak hanya dalam
bentuk rupiah saja, melainkan juga ke dalam dollar,
euro, emas, atau property"

lagian kan nulis ada baik nya ngak nyuruh nyimpen aset dalam dolar aja.

kan yang dolar pas 12 rb pemerintah kita kelabakan setengah mati udah.untung sekarang udah turun 10 rb lagi.

siapa tau pas bbm nya yang katanya bisa naik 80% terjadi hal2 yang tidak di ingin kan dan mengulang kejadian beberapa tahun lampau.

jadi jangan berburuk sangka dulu dong pak.
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

semakin banyak info semakin baik,

lalu di bawah nya ditulis

"jika sampai terjadi kembali kepanikan dollar seperti
kemarin, para pengamat ekonomi kuatir, masih
sanggupkan Bank Indonesia meredamnya, mengingat
cadangan US dollar di BI pun sudah sangat menipis.

Lalu bagaimana ini ? Apakah pemerintah akan diam
saja. Pembenahan harus dilakukan di segala bidang,
baik di pemerintahan, DPR, Hukum/Peradilan, dan juga masyarakatnya"

nah bisa menghimbau untuk melakukan pembenahan berarti ini spekulan yang bermoral dan beretika dong hahahahahahahaha
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

mpoezz wrote:Waspada Dollar Siap MELEDAK !!!

Untuk rekan2 sekalian,

Mengingat situasi perekonomian yang sedang memburuk,
baik perekonomian internasional, apalagi perekonomian
nasional.

Ada baiknya kita membagi aset kita tidak hanya dalam
bentuk rupiah saja, melainkan juga ke dalam dollar,
euro, emas, atau property.

Harga minyak dunia yg berkisar 62-65 USD per barel
tidak akan bertahan lama. Itu pun di dalam negeri
sudah banyak disubsidi oleh pemerintah. Ada segelintir
anggapan, bahwa jika subsidi diturunkan, diharapkan
akan menurunkan nilai dollar terhadap rupiah. Anggapan
itu sama-sekali SALAH ! Yang benar adalah dengan
penurunan subsidi BBM, maka beban pemerintah akan
berkurang, tetapi sama sekali tidak ada hubungannya
dengan nilai US Dollar. Malahan dikhawatirkan, dengan
penurunan subsidi BBM, yang berarti, pemerintah akan
menaikan harga BBM (disinyalir kenaikan BBM bisa
sampai 50%), akan berimbas dengan naiknya harga-harga
barang yang tidak terkendali.
Kalimat itulah yang menurutku hanya sebagi pemicu reaksi emosi bagi kebanyakan orang tertentu.
Menurutku sebaiknya ada hukum yang sangat tegas dan kuat yang mengatur semua masalah di Indonesia ini.
Soalnya selama ini hukum hanya dibuat bagi kepentingan sekelompok orang itu sendiri.

Jadi hendaknya hukum itu yang membangun indonesia ini kearah yang lebih baik.
seperti RRC yang memvonis hukuman mati bagi pejabat, keluarga dan pelaku korupsi/suap.
bagi kepolisian mereka sendiri ada divisi internal affair sendiri yang mengawasi aparatnya dan mereka tidak segan2 menghukum siapa saja yang menyeleweng meskioun itu kepala polisinya sendiri. :e-naughty:




mpoezz wrote:Lalu bagaimana ini ? Apakah pemerintah akan diam
saja. Pembenahan harus dilakukan di segala bidang,
baik di pemerintahan, DPR, Hukum/Peradilan, dan juga
masyarakatnya.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Tulisan yang sangat menyesatkan!! :x
Aku sangat setuju dengan bung Adisentosa.
Mengingat situasi perekonomian yang sedang memburuk,
baik perekonomian internasional, apalagi perekonomian
nasional.

Ada baiknya kita membagi aset kita tidak hanya dalam
bentuk rupiah saja, melainkan juga ke dalam dollar,
euro, emas, atau property.
Semua orang juga tahu, don't put all your eggs in one basket. Tidak perlu dikatakan pun setiap orang juga secara otomatis sudah melakukan diversifikasi : mereka membeli tanah, mobil, perhiasan, valas, bahkan simpanan di bank pun ada deposito, tabungan, dan reksadana.

Justru 'perekonomian nasional' terpuruk karena rasa nasionalisme yg rendah, setiap orang enggan memegang rupiah dan ingin ikut untung dengan membeli dollar, satu orang ditambah satu orang menjadi jutaan orang yg mengantri di setiap money changer, hal ini lah yang membuat Rupiah sempat jatuh drastis terhadap dollar!!

Jika orang tidak panik dan tidak memborong dollar, Rupiah tidak mungkin digoyang sedemikian dashyat oleh segelintir spekulan!

Contoh, aku tahu orang yg panik dan memborong $200,000 pada harga Rp 11.800 per dollar, kini sudah rugi Rp 300 juta lebih.
Contoh lain orang yg bermain margin trading ketika itu dengan uang Rp 500 juta, kini kalah Rp 2 M dan sesuai aturan perusahaan trading yg bersangkutan kasusnya akan disidangkan sebagai kasus pidana, bukan lagi perdata.

Sebaliknya, orang yg tenang dan tidak ikut memborong dollar ketika rush buying ketika itu, kini dengan kurs Rp 10.000an per dollar tidak bisa dikatakan rugi. Toh kebanyakan kebutuhan hidup dari sembako sampai cicilan mobil/motor dan harga tanah/rumah masih menggunakan rupiah.
Bisa jadi, harga BBM akan naik 70 atau 80 persen dari harga saat ini.
Bukan 70 atau 80 persen dari harga saat ini tapi akan dinaikkan menjadi 70 atau 80 persen dari harga pasar internasional.
Ada segelintir
anggapan, bahwa jika subsidi diturunkan, diharapkan
akan menurunkan nilai dollar terhadap rupiah. Anggapan
itu sama-sekali SALAH ! Yang benar adalah dengan
penurunan subsidi BBM, maka beban pemerintah akan
berkurang, tetapi sama sekali tidak ada hubungannya
dengan nilai US Dollar.
Dia yang SALAH. Kalau tidak mengerti ekonomi, jangan sembarangan membuat tulisan!

Pencabutan subsidi akan mengurangi atau menutup defisit APBN, yang akan meningkatkan kepercayaan pasar baik domestik maupun internasional terhadap perekonomian Indonesia dan mata uang yang digunakannya yaitu Rupiah.

Dengan tingginya harga minyak dunia, negara yang net eksportir mata uangnya akan menguat, karena negara itu mendapat untung banyak.
Negara yg net importir (seperti Indonesia) mata uangnya akan melemah karena negara itu pengeluarannya bertambah besar.
Negara yang masih mensubsidi BBM dalam negrinya (seperti Indonesia), mata uangnya akan sangat melemah karena pengeluarannya luar biasa besar, dan karena harga BBMnya disubsidi, berapapun tinggi harga minyak dunia, masyarakatnya tidak akan peduli dan tidak akan menghemat pemakaian BBM, justru memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mencetak untung dengan perbedaan harga ini, contoh dengan penyelundupan dan membeli BBM di SPBU untuk kemudian dijual ke industri.

Dicabutnya subsidi BBM memang tidak ada hubungannya dengan nilai dollar, tapi ada hubungannya dengan nilai rupiah!
Karena bagaimana pun
pemerintah tetap harus membeli Minyak mentah dalam
mata uang US Dollar, apalagi entah mengapa permintaan
akan BBM di dalam negeri melonjak dengan sangat
tinggi. Di daerah2 masyarakat mengantri minyak tanah,
premium, dan solar. Bahkan di Pantura Jawa antrian BBM
sampai berkilo-kilo meter.
Bodoh. Tentu saja permintaan tidak turun, karena harganya kan disubsidi! Yang menanggung beban ini adalah negara! Masyarakat akan mengeluh jika dihimbau melakukan penghematan.
"Uang milik gue, terserah dong gue mau pake puter2 kota tanpa tujuan atau pasang AC sedingin mungkin 24 jam sehari! Gue mampu, loe mau apa?? ..... Lho, koq listrik padam??" :twisted:
Yang sangat memprihatinkan, justru di saat suasana
prihatin seperti ini, kekerasan terjadi di mana-mana
di masyarakat ini. Demo2 yg berbuntut kericuhan,
pengerahan masa yang berbuntut anarkis, dll. malahan
akan menghancurkan bangsa ini.
Yang lebih memprihatinkan justru tulisan seperti ini yang hanya menimbulkan emosi masyarakat, dan bukannya pemahaman nalar (ratio)!
Lalu bagaimana ini ? Apakah pemerintah akan diam
saja. Pembenahan harus dilakukan di segala bidang,
baik di pemerintahan, DPR, Hukum/Peradilan, dan juga
masyarakatnya.
Bukan cuma pemerintah tapi Anda sendiri, jangan hanya bisa mengeluh dan membuat tulisan kosong seperti ini! Mulailah dengan menerima bahwa harga BBM memang harus naik!
mpoezz wrote:huauhahuauhuhaa itu mah bukan dari saya pak,itu juga dapet dari email.
Oh, bung mpoezz, lalu mengapa Anda langsung saja mem-forward tulisan itu ke forum ini untuk dibaca lagi oleh banyak orang?
Anda termasuk orang yg sebenarnya mengerti tentang duduk permasalahan yang sebenarnya, bagaimana kalau Anda menyaring dulu tulisan seperti ini, apalagi kalau hanya untuk :
mpoezz wrote:lagian kalo post ke dua udah ngak dapet points pak jadi buat apa.
Bukannya points Anda sudah banyak, juga tidak dipakai?

Maaf bung mpoezz, aku seperti bung Adi juga tidak sewot koq, tapi hanya memberi input pada Anda saja. :)
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

wah wah wah wah ok terima kasih atas masukan nya.ok deh sampai disini aja yang di foward dari email itu hehehehehehehe
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

Hanya Bisa Kontrol Beras dan Gula


JAKARTA - Kecuali komoditas beras dan gula, pemerintah mengaku akan kesulitan mengendalikan lonjakan harga barang pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal Oktober ini. Apalagi, momen kenaikan harga BBM itu berdekatan dengan bulan puasa serta Lebaran. "Operasi pasar sebagai alat kontrol hanya bisa dilakukan apabila pemerintah mempunyai stok. Dan, stok yang ada hanya beras dan gula," jelas Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kepada wartawan usai HUT Ke-55 Fakultas Ekonomi UI kemarin.

Menurut dia, untuk menjaga stabilitas harga, ketersediaan stok barang harus terjamin. Karena itu, pemerintah akan bekerja sama dengan produsen, pedagang, serta pihak transportasi. Sehingga, kenaikan harga barang masih dalam tingkat wajar. "Selain itu, kami mengantisipasi aksi spekulasi," tegasnya.

Sementara itu, para ekonom mengkritisi pernyataan Wapres Jusuf Kalla bahwa harga BBM bisa naik 80 persen. "Dari mana angka itu? Kalau benar naik sebesar itu, ekonomi bisa terguncang," ujar pengamat ekonomi dari Econit Advisory Group, Hendri Saparini, menjawab koran ini kemarin.

Menurut dia, sebenarnya tahun ini pemerintah bisa tidak menaikkan harga BBM. Caranya, akuntansi penerimaan dan pengeluaran negara diatur secara rapi. Misalnya, dari sisa pengeluaran atau belanja 20 persen, pemerintah tidak harus membelanjakan semua sisa itu.

"Kan bisa dihemat. Tidak harus 100 persen sisa pengeluaran itu dibelanjakan. Ini hanya satu cara di antara banyak cara yang telah kami hitung," ungkap Hendri.

Apalagi, kata ekonom berjilbab tersebut, tahun ini hanya menyisakan empat bulan sebelum memasuki tahun baru. Artinya, dengan sisa tahun tinggal empat bulan ini, jika pemerintah bisa menghemat pengeluaran, defisit tidak akan membengkak. Sehingga, harga BBM tidak perlu dinaikkan. "Keputusan pemerintah yang menaikkan harga BBM menunjukkan bahwa pemerintah belum menghitung anggaran secara tepat," tegasnya.

Hendri juga menilai, defisit pemerintah Rp 20,1 triliun pada APBNP-I 2005 merupakan angka yang tidak riil. Menurut dia, defisit pemerintah tidak sebesar itu. "Ada upaya dari pemerintah untuk menggelembungkan defisit pada APBN 2005 guna menjustifikasi kenaikan harga BBM dengan kenaikan yang tinggi," ujarnya.

Penggelembungan angka defisit tersebut dilakukan dengan cara meng-carry over defisit anggaran tahun sebelumnya. "Ada indikasi pemerintah melakukan akrobat accounting," katanya. Akrobat accounting itu dilakukan dengan cara mentransfer dana triliunan rupiah ke sejumlah departemen teknis, tapi kemudian ditarik lagi. "Jadi, sepertinya dana di anggaran berkurang, padahal tidak," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, M. Fadhil Hasan, direktur utama Institute for Development of Economics and Finance (Indef), meminta agar pemerintah tidak terburu-buru menaikkan harga BBM. Seharusnya, kata dia, pemerintah menyosialisasikan dan menguji coba dulu penyaluran dana kompensasi BBM. "Saya pikir, pemerintah harus menguji coba dulu, baik penyaluran dana kompensasi maupun kenaikan harga BBM, sambil menunggu pendataan warga miskin secara akurat," tegasnya.

Fadhil juga menyarankan agar kenaikan harga BBM tidak terlalu tinggi, maksimal 30-35 persen. Sebab, bila kenaikan sampai 80 persen, hal itu bisa mengganggu stabilitas. "Masyarakat tidak mampu pasti akan bereaksi, bila kenaikannya mencapai 80 persen," katanya.

Sementara itu, anggota Komisi XI DPR Rizal Djalil menyatakan, pemerintah memang harus berhati-hati memberikan pernyataan sebelum harga baru BBM diketok. Sebab, kata dia, meski saat ini kenaikan harga BBM belum terealisasi, pasar telah meresponsnya dengan kenaikan harga barang 5-20 persen.

"Pasar saat ini langsung merespons kenaikan harga BBM yang katanya 30 persen dengan menaikkan harga barang hingga 20 persen. Kalau pemerintah menyatakan akan naik 80 persen, berapa persen pasar akan menaikkan harga?" ujarnya.

Dari sidak yang pernah dilakukannya di beberapa pasar di Jakarta, saat ini kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Misalnya, harga cabai merah besar naik dari Rp 5.000/kg menjadi Rp 6.500/kg. Bawang merah Rp 6.500/kg menjadi Rp 7.500/kg. Harga sayur-mayur juga naik. "Artinya, kenaikan hingga 20 persen itu saat ini riil terjadi," jelasnya.

Rizal mengungkapkan, secara prinsip, dirinya menolak kenaikan harga BBM. "Menurut saya, masih ada cara lain yang bisa dilakukan pemerintah tanpa harus menaikkan harga BBM," katanya. Dia menilai, jika harga BBM dipaksakan naik, padahal realisasi anggaran hanya 30 persen, dalam waktu empat bulan ini, perekonomian Indonesia bakal terguncang hebat.

Jamin Kompensasi

Pemerintah menjamin dana kompensasi kenaikan harga BBM akan sampai kepada rakyat miskin. Tidak hanya itu. Pemerintah juga berencana membangun posko khusus (dispute resolution unit) di setiap kecamatan untuk mengawasi penyaluran kompensasi tersebut.

Hal itu diungkapkan Deputi Menteri Negara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Widianto kemarin kepada wartawan setelah menjadi pembicara dalam diskusi bertema Kompensasi BBM di Plaza Menteng. "Saya yakin kompensasi Rp 100 ribu sampai ke tangan masyarakat," tegasnya.

Menurut dia, penyaluran dana kompensasi itu telah berubah. Yakni, tidak melalui pemerintah daerah (pemda) dan kantor wilayah. Melainkan, disalurkan melalui Departemen Sosial, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Kantor Pos. "Dari Departemen Keuangan (Depkeu), uang itu akan disalurkan ke Depsos, kemudian ke BRI dan PT Pos," ungkapnya.

Perubahan mekanisme penyaluran dana kompensasi tersebut, kata dia, diharapkan bisa mengurangi kebocoran-kebocoran yang selama ini sering terjadi. "Diharapkan kebocoran tidak terjadi," ujarnya. (yog/bud/yun)
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

Akankah Beralih ke CC Kecil?

Jakarta


Kirim Teman | Print Artikel

Akan naiknya harga bahan bakar minyak per tanggal 1 Oktober 2005 membuat banyak yang bertanya-tanya, akankah orang beralih ke mobil ber-cc kecil (sampai dengan 1.100 cc) yang dikenal hemat dalam mengonsumsi bahan bakar minyak? Pertanyaan itu sulit dijawab.

Sebab konsumsi bahan bakar mobil yang ber-cc kecil, yang populer dengan sebutan mobil kota, tidaklah terpaut jauh dengan konsumsi bahan bakar mobil yang ber-cc sedikit di atasnya, 1.300 cc atau 1.500 cc.

Secara umum bisa dikatakan bahwa mobil yang ber-cc sampai dengan 1.100 cc mengonsumsi 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan rata-rata 10-12 kilometer. Tergantung kondisi mobil, cara mengemudikan mobil, dan kondisi lalu lintas.

Sementara mobil 1.300 cc umumnya mengonsumsi 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan sejauh 9-12 kilometer. Dan, mobil 1.500 cc secara umum juga mengonsumsi bahan bakar dalam jumlah yang lebih kurang sama.

Selain itu, di Indonesia harga mobil yang ber-cc kecil juga tak terpaut jauh dengan mobil yang berkapasitas mesin 1.300 cc dan 1.500 cc sehingga sulit untuk membayangkan bahwa kenaikan harga BBM akan membuat orang beralih ke mobil yang ber-cc kecil. Kecuali jika pemerintah menurunkan secara drastis pajak mobil ber-cc kecil sehingga harga jual mobil-mobil seperti itu juga bisa ditekan secara drastis.

Apalagi di Indonesia orang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam keluarga besar (extended family) sehingga saat bepergian orang memerlukan mobil yang dapat mengangkut 7-8 orang, bahkan tidak jarang lebih dari itu.

Itu sebabnya banyak orang yang membeli mobil yang bisa mengangkut 7-8 orang, atau lebih, walaupun konsumsi bahan bakarnya digolongkan boros. Atau 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan rata-rata sejauh 5-7,5 kilometer.

Belum lagi, dalam kehidupan modern, mobil tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, melainkan juga sebagai simbol status. Dengan demikian, banyak orang yang rela mengeluarkan uang ekstra banyak untuk membeli mobil yang ber-cc besar (3.000 cc ke atas) yang dapat mengangkat statusnya.

Uniknya, mobil-mobil papan atas yang ber-cc besar itu tidak identik dengan boros bahan bakar. Penggunaan teknologi otomotif terkini membuat walaupun ber-cc besar, tetapi konsumsi bahan bakarnya 1:7,5-10, atau 1 liter bensin dapat digunakan untuk menempuh perjalanan rata-rata sejauh 7,5-10 kilometer.

Rela tambah

Jika melihat contoh yang terjadi di Amerika Utara, tepatnya Amerika Serikat (AS) dan Kanada, tampak jelas bahwa kenaikan harga BBM tidak mengubah kecenderungan orang dalam membeli mobil. Dengan kata lain, kenaikan harga BBM tidak lantas membuat orang beralih ke mobil ber-cc kecil.

Di AS dan Kanada orang rela menambah uang ekstra untuk membeli BBM. Rata-rata orang di kedua negara itu menghabiskan 1.200-1.500 dollar AS per tahun (sekitar Rp 12 juta-15 juta) untuk membeli BBM. Menambah 100-200 dollar AS (Rp 1 juta-Rp 2 juta) per tahun lagi bagi mereka bukanlah masalah yang besar.

Di Indonesia, rata-rata pengendara mobil pribadi menghabiskan Rp 6 juta-Rp 8 juta per tahun untuk membeli BBM atau setara dengan rata-rata sekitar Rp 17.000-Rp 22.000 per hari.

Jika akhir-akhir ini terjadi peningkatan dalam penjualan mobil hibrida, yang menggabungkan mesin bensin dan mesin listrik, itu bukan karena harga BBM semakin tinggi. Melainkan karena orang ingin memberikan sumbangan yang nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Dengan menggabungkan mesin bensin dan mesin listrik, secara teoretis konsumsi BBM bisa ditekan seminimum mungkin. Mengingat jika tidak memerlukan tenaga yang besar, atau saat akselerasi, mesin bensin dimatikan, dan mobil tergantung kepada mesin listrik.

Mesin bensin baru dihidupkan jika mobil memerlukan tenaga besar dan berakselerasi. Dan, saat mobil mengurangi kecepatan (deselerasi) atau mengerem, mesin listrik akan berfungsi sebagai alternator yang menghasilkan listrik guna mengisi aki yang berfungsi sebagai sumber tenaga.

Akan tetapi, dalam kenyataan BBM yang dihemat oleh mobil hibrida tidaklah terlalu signifikan, apalagi saat mobil hibrida dijalankan di kemacetan lalu lintas kota. Kemampuan mobil hibrida dalam menghemat BBM baru terasa saat dikendarai di jalan bebas hambatan (high way), meskipun belum setara dengan angka yang dijanjikan pabrik.

Hampir semua perusahaan pembuat mobil terkemuka dunia, seperti Toyota, Honda, General Motors, Ford, Nissan, DaimlerChrysler, Hyundai, dan bahkan KIA, ikut memproduksi mobil hibrida. Para pengamat otomotif memperkirakan bahwa mobil hibrida hanyalah merupakan transisi untuk menuju ke era mobil fuel cell yang berbahan baku hidrogen. (JL)
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

Hahahaha sebuah hari yang aneh. Gak tau kenapa hari ini aku jd lebih kritis. :wink:

Btw, friends forever.....

8) 8) 8) 8) 8) 8) 8) 8)
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

hahahahaha ngak papa kok pak,kan ngak ada manusia yang sempurna semua nya saling melengkapi.

saya kan manusia bisa salah,yang nulis juga manusia bisa salah.

uhauhauhuha bener tuh friends forever
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Ke WC bayar Rp1000. Ke tol bayar Rp4500. Makan bayar rupiah. Bunga $ 3-5%. Bunga rupiah 8-10%. Pertumbuhan omzet dan profit saham local yang bagus bisa 15-25% setahun. That is why I never buy a single dollar. What for ?

Kecuali di pakai untuk bayar business debts atau bayar uang anak sekolah !

Bukan sok Nationalist, tapi saya yakin, pegang rupiah dan saham bagus jangka panjang pasti menangi deposito dollar yang cuma 3-5% setahun !

Artinya saya pegang rupiah dan saham local bukan saya Nationalist, tapi dalam hitunggan saya, nanti akhirnya lebih profitable !

Kecuali Indonesia bangkrut. Kalau gitu, ya matilah kita semua. But that is highly unlikely !
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

katanya reksadana bni rugi ada yang nanam 10m sisa 8.5 M aja bener ngak tuh.

ngak tau yang ngelola nya yang salah ato memang lagi kacau semua
Audiophile
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 96
Joined: Thu Aug 05, 2004 7:48

Post by Audiophile »

mpoezz wrote:katanya reksadana bni rugi ada yang nanam 10m sisa 8.5 M aja bener ngak tuh.

ngak tau yang ngelola nya yang salah ato memang lagi kacau semua
Katanya, malah ada yg dalam hitungan hari rugi sampe 20 % :mad:

Yang salah, dua2nya, investor dan pihak BNI :
Investor salah karena tdk berusaha cari tau apa itu sebenarnya reksadana dan bagaimana mekanisme kerjanya.
Pihak BNI (terutama sales-person-nya) salah karena tidak mengingatkan nasabahnya kalau produk reksadana itu punya resiko, parahnya, mereka malah membuat seolah-olah reksadana pendapatan tetap mereka itu adalah produk yg pasti bisa memberikan pendapatan sekian persen tanpa memberi tau kalau juga bisa turun sekian persen .... :?
User avatar
nichol
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1215
Joined: Fri Dec 10, 2004 20:04
Location: Jakarta Barat

Post by nichol »

semuanya terjadi (rupiah gak bisa stabil, harga bbm naek terus, dll) menurut gue lantaran aksi "heroisme" mahasiswa yg nurunin kang harto. Coba dulu, mana ada macem gini...gw jadi inget dulu solar cuma gopek seliter...
Just Call Me Nichol !!!
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Think again bung nichol. Kalau saya, pikirnya gini. Ibarat order baru bangun rumah yang mewah dan indah. Tapi foundationya lemah ! Jadi kena angin topan langsung roboh !

Seperti Indonesia pre1997 economynya kuat. harga solar murah etc. Tapi kok kena anggin 1997 langsung hancur ? Yaitu, KKN, the fuel subsidy, etc yang jadi komposisi foundation yang lemah itu.

Kalau Singapura beda, mereka foundationnya kuat. Jadi kena angin topan cuman getar, tapi tidak roboh !

So I feel sekarang SBY pusing soalnya dia wariskan foundation rumah besar yang sangking busuk dan lemah, mau benerin itu susah dan butuh waktu lama !

So the order baru should not be admired. THEY are the root cause of the decays plaguing Indonesia !

Merekalah yang tanam akar busuk ini !

Singapura misalnya sejak merdeka, mana ada system subsidi BBM ? Mana ada kepala negara yang dictatorial yang ciptakan system hukum lemah ?

Look at who built the foundation, how good or bad is it, not just how big and nice the house is.

Saya tidak bakal kena syndrom SARS ! Justru tanpa orba, dapat orang seperti Lee Kuan Yew, Indonesia akan lebih kuat dan kaya dengan natural resources yang kaya !

Sungguh menyedihkan. Singapura dan Jepang dua duanya tidak di kasih tuhan minyak, timah, etc. Mereka cuman ada manusia dan otak. Kok kalah ! Kenapa ? Think abt that.

Kalau di bilang dulu di kerjain belanda juga sudah ngak boleh jadi alasan. Sudah merdeka 60 man ! Singapura dulu juga di ambil Inggris.
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

semuanya terjadi (rupiah gak bisa stabil, harga bbm naek terus, dll) menurut gue lantaran aksi "heroisme" mahasiswa yg nurunin kang harto. Coba dulu, mana ada macem gini...gw jadi inget dulu solar cuma gopek seliter...


Itu menurutku bisa saja menjadi salah satu penyebab karena setelah itu pasar menjadi kacau dan investor asing jadi tidak percaya pada saat itu rupiah anjlok luar biasaa.....,

Tapi kalo sekarang menurutku itu ulah spekulan dimana mereka punya dana yang sangat besar sehingga mampu "menggoreng rupiah"

Dan juga hukum di indonesia yang terlalu lemah.
Tidak ada pengawasan di badan peradilan hukum.
Hakim banyak yang kotor, pengacara yang tidak beretika (sudah tau salah klien masih ngotot bebas) dsb.
Hukum bisa diputarbalikan...


Dimana engkau "HUKUM" yang tegas dan jelas???????????
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Kalo kata orang2... dulu yang busuk itu kepalanya bukan badan dan kaki, etc..

Nah orba itu yang busuk itu kepalanya... jadi keliatannya "good from far but far from good"

Malah bagus mahasiswa yang berani membongkar kebusukan itu. Salut untuk mahasiswa!!!!

Sekarang yang busuk semuanya.. cuman minimal menurut saya kepalanya sudah nggak busuk lagi. Tapi tangan, kaki, badan masih pada busuk...

Semoga yang sehat ini (sang kepala) dapat menularkan kesembuhan ke bagian lain..
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

T T

Post by adisantosa »

Malah bagus mahasiswa yang berani membongkar kebusukan itu. Salut untuk mahasiswa!!!!
Tapi kenapa sampai melakukan tindakan anarkis ke masyarakat yg tidak berdosa seperti merampok, menjarah bahkan ada yang sampai memperkosa (maaf!). Memang hal tsb tidak dilakukan semua mahasiswa tetapi ada juga orang lain yang memprovokasi. Hal itu kan terjadi karena emosi mahasiswa tidak menggunakan pikirannya dalam berdemo sehingga merugikan orang lain / pihak ketiga. Harusnya mereka mengkoordinir dengan benar dan jelas.
Bagi pelajaran kita juga : Mahasiswa kok kelakuannya begitu, merugikan orang lain begitu apalagi masyarakat yang tidak sekolah (maaf lagi!). Padahal kalian merupakan penerus bangsa ini... Wes.. wess....
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

kalo kata pemerintah semua yang melakukan hal itu adalah oknum yang tidak bertanggung jawab hehehehehee
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Re: T T

Post by aidan »

adisantosa wrote:
Malah bagus mahasiswa yang berani membongkar kebusukan itu. Salut untuk mahasiswa!!!!
Tapi kenapa sampai melakukan tindakan anarkis ke masyarakat yg tidak berdosa seperti merampok, menjarah bahkan ada yang sampai memperkosa (maaf!). Memang hal tsb tidak dilakukan semua mahasiswa tetapi ada juga orang lain yang memprovokasi.
Yang harus dicela ya oknum yang melakukan tindakan anarkisnya bung... Bukan mahasiswa secara umum..

Yang ngaku2 mahasiswa sampai merampok/memerkosa, etc.. itu ya bukan mahasiswa namanya...

Coba pikir.. kalo "mahasiswa" nggak bergerak bakal kegusur nggak orde baru...? Ada belasan mahasiswa yang tewas lho... Trisakti, UI, etc, etc,..