
Exterior
Dari luar, ya coba ngulangi resep sama dengan Ignis atau Swift, jadi si Suzuki ini punya bahasa design baru yang emang bikin tampil beda banget called as Liquid Flow, dan well ini karena di India sudah dari 2015 jadi tampilan bahasa desain belum semulus Ignis atau Swift 2017. ini masih agak ada sedikit ga nyambung, macem liat Ciaz, terutama sepertiga depan.
okelah, not everyone love the bonnet, terutama bentuk grill yang rada aneh gitu, kaya tanggung kegedean atau kekecilan, tapi karena ga tau kenapa tahun ini si Suzuki Indo kesambet apaan maka Indonesia beruntung dikasi model RS-nya India, jadi itu grille rada ketolong dengan adanya faux lip spoiler yang full se-body lengkap dengan warna medium grey untuk semua warna. kalau Ignis dapet atep warna warni, baleno cukup berpuaslah dengan ini.
bagi yang nonton review Autonetmagz, rada bener juga itu reviewer bilang, kalau yang rada2 OCD (in positive way) bakalan kesel liat itu kenapa chrome lining di headlamp kaya ga nyambung dengan chrome di bonnet. well, menurut saya kayanya si sengaja :p juga kalau diperhatiin emang sepertiga depan itu kaya bentrok dengan bagian tengah. karena contrast banget kalau muterin ini mobil dari depan ke belakang. jadi overall, kalau si Ignis ini banyak yang sebel dengan belakang, ini banyak yang sebel dengan depan. my favorite part: sepertiga belakang dari samping, itu cakep, terutama adanya kaca mati kecil.
Juga itu velg, aneh banget, padahal sudah ukuran 16", karena modelnya begitu jadi kaya 15". ya kali2 tar tiba2 ganti pelek dengan model jaman now. Rear view seperti saya bilang diatas, agak mendingan daripada lihat depan, terutama adanya lip spoiler chrome yang makin menambah kesan european. yang uniknya, ini mobil ground clearance 170mm. nyaris setara dengan LMPV lainnya, tapi kalau dilihat di jalanan ga terlalu kentara, mungkin karena Indo beruntung dapet varian RS india. ada rear defogger, rear wiper, dan ada mata kucing di belakang. untung ga ada rear foglamp kalau ga bakalan ketemu baleno yang bikin kesel karena entah itu driver bloon atau ga baca manual jadi nyalain rear foglamp kemana2.
Interior
Keyless entry seperti umumnya mobil jaman now, walau masih passive tapi its ok. masuk duduk, jok semi bucket dengan kualitas bisa dibilang setara ertiga hanya agak kasar itu fabric, tapi untuk saya agak kurang di sisi lumbar support, atau bisa jadi belum dapet posisi enak. Injek rem, pencet tombol start, getaran mesin halus, dan disambut MID super keren, its full color hi-res hi-fps screen, bener2 keren, nilai jualnya nih, juga masih ada meteran temperatur mesin.
pencet2 center cluster hmmm.. tampilan si oke, material oke tapi yang ga tahan itu kok kaya Korean... kalau yang pernah coba TD Korean jaman now, ada kesan ga solid dari materialnya, its not cheapo feels, tapi flimsy lembek2, kesannya kaya ga kokoh tapi bukan material yang jelek atau perakitan dan ini berulang ke sekujur interior. malah mendingan material ignis yang cheap tapi masih ada kesan kokoh karena penggunaan plastik keras kasar ala jepang. AC sudah Auto climate control, lengkap dengan berbagai setelan arah semburan, HU yang terpasang monitor by Alpine harganya 14 juta lengkap dengan talang air, ornament list pintu, dan beberapa item lagi (saya lupa). steering wheel sudah leather, lengkap dengan tombol audio dan bluetoooth (gila mobil harga 200 juta sudah ada ginian, other japan should shame).
setel spion dengan tombol model jaman now yang nempel di trim pintu. surprisngly, itu driver window sudah full auto up and down, tapi tidak ada auto door lock, OVRM sudah fold tapi ga auto. dan lihat spion luar pas setel itu spion cembung sekali hmm.. agak puyeng juga si liatnya. IVRM sudah ada night mode, ada lampu baca, sayang tanpa ambience, suprisingly dapet room lamp. nice touch. seatbelt depan ada setelan naik turun.
setel2 bangku agak serem dengan height lever karena kaya oblak gitu, mungkin saya terlalu berat atau dari pabriknya?, dan itu setelannya bisa banget, jadi untuk yang posturnya pendek atau kecil tertolong, tapi buat saya setelan terendah masih berasa tinggi, mungkin karena model atapnya kaya chop top gitu/low slung. setel steering wheel, keulang lagi masalah sama dengan tilt-angle yang kaya kurang kebawah, untung ada teleskopik (satu2nya di kelas 200 jutaan), overall lumayanlah.
bangku belakang lega, mungkin bisa dibilang setara jazz? tapi ga terlalu tenggelam atau jongkok sayangnya karena model ke belakang atapnya menurun jadi akses kepala pas keluar masuk agak sulit dan duduk di belakang juga headroom jadi berkurang, walau shoulder and leg room lega banget.
akses bagasi sebenernya bagus, bukaan pintu bagasi tinggi, tanpa handle pula jadi rapih tampilan buritan, tapi bibir bagasi itu tingginya ada kali semeter dari lantai... resep bagus buat sakit pinggang kalau mau nurunin koper 26" atau belanjaan beras sekarung. bagasi gede pake banget, one of the biggest in its class. dan parcel tray juga bagus, kokoh.
Driving
injek rem, masukin ke D, gear stick head-nya berasa kaya ga pas di dudukannya, entah salah dimana, padahal pake modelnya ertiga dan suzuki sejak jadul, semoga ini hanya di unit TD. Disengage hand brake lever (untung ga electric, kalau ga itu other japan brand makin malu) yang naronya ketinggian banget buat saya, lepas rem, dan jalan dengan mulus.
puterin steer, enteng dan bisa balik sendiri walau agak pelan, ga kaya si ignis. jalan2 di lalin perkotaan, yg saya notice adalah ini mobil kaya naik sedan, tapi tinggi, karena view ke depan itu "pipih", samping kiri kanan juga, tapi karena seating position tinggi jadi ga berasa "tenggelam", pilar A ganggu banget buat saya, untung ga terlalu lebar dimensinya jadi masih lumayanlah. lihat ke belakang si adalah bonus karena udahlah itu spion tengah kecil, kaca belakang juga kecil akibat desainnya kaya gini, apesnya lagi itu audio biarpun ga standard tapi ga ada rear camera (PR buat ownernya).
respon gas rada ga linear dengan mesin, juga transmisi kaya ga nyambung dengan mesin, entah salah dimana, ganggu si ngga, tapi transmisi yang super halus dan smooth jadi kaya ga sigap buat sesuaikan dengan kebutuhan driver. tarikan bawah halus, dan enaknya di rpm medium ga terlalu kopong jadi enak buat di dalkot, sayangnya ya itu kadang transmisi kaya kebingungan. aneh, padahal di ertiga AT saya pernah TD ga kaya gini anehnya, mungkin memang sengaja disetel halus agar eco?.
rem-nya agak antik, gigit tapi travelnya panjang jadi nginjeknya mesti agak dalem, tapi tetap pakem. kesannya kaya nyetir mobil besar dan berat, padahal aslinya GVW hanya 860 kg = mirip Ignis.
bantingannya, empuk tapi limbung, mirip2 small sedan tapi ga stabil, jadi ini mobil kaya ga mau diem (ga separah avanza xenia yang kaya floating dan bikin mabok) kalau ketemu jalan beton yang ga rata, tapi ketutup dengan steering response yang mati rasa tapi lincah dan termasuk agak sharp. mungkin pengaruh ban atau bisa jadi dari sananya seperti itu? entahlah.
kombinasi respon gas + rem + suspensi kaya gini = resep bagus untuk santai2 dan leyeh2, apalagi itu arm rest depan dari kulit yang rada empuk jadi bikin enak buat nyender. agak aneh si buat ukuran hatchback yang identik dengan bantingan kaku + gas responsif + lincah. Sayang saya belum bisa test banyak soal manuver di kecepatan menengah atau medium.
Overall
Ini mobil seperti anti atau counter hatchback umumnya di Indo. biasa identik dengan kabin lega + jendela besar2 + seating position yg more like mpv + tarikan bawah cepat. tapi di baleno dibalik semua. Lega tapi seating n driving position agak mirip sedan walau tinggi, tarikan bawah yang datar dan halus walau tetap ngisi sampe rpm menengah, transmisi yang halus sekali dan kayanya sering bingung mau gigi berapa, ditambah dengan bantingan empuk goyang2.
Untuk pricing, ga ada lawannya. ngisi celah di harga yang pas, ketika hatchback 1200 cc lain di 200 jutaan tapi dimensi kecil, baleno kasi dimensi besar + mesin besar, ketika hatcback 1500cc lainnya harganya tinggi, baleno dengan harga dibawah dengan dimensi mirip2 dan mesin mirip2.
kalau Ignis dengan AGS yang agak aneh + steer antik, baleno perbaiki itu semua. bener2 lawan berat semua hatchback lain, minus lack of driving enthusiasm.
Tiny things:
- ada buzzer keyless entry tapi kecil banget
- sign ada lane change mode
- HID agak redup, karena pakenya model baru dengan bulb D8s, output hanya 2000 lumens.
- seperti ignis GX, tidak ada lampu kota, digantikan DRL yang akan meredup pas switch lampu kota engaged
- ban serep semi space saver + pelek kaleng, ukurannya 185 60 R15 = ukuran ban standard di beberapa negara lain atau baleno non RS yang pake pelek R15.
- ada power outlet 12v di console box tengah.
- all seat got 3 point seatbelt + headrest
- 60:40 folding rear seat
- AC dinginnya cepat, dan itu bunyi fan relatif hening sekali