mengapa kali ini harus Wuling yang saya habisi?
kenapa ga Toyota, Suzuki, Honda, Nissan, atau Daihatsu?
kurang bahan?
bahan apa?
ah sudahlah.
belom pernah ada yang mereview Confero disini, dan permintaan mobil ini sudah banyak.
peminat juga ada. saya juga minat sih.

dan saya juga penasaran dengan KATANYA si A, KATANYA si B, KATANYA si C, dsb.
jadi saya mencoba meluncur ke dealer Wuling terdekat dari rumah.
sore tadi sekitar pukul 15.10, tanggal 21 Sept 2017, saya ke dealer Wuling di Kapuk.
kenapa di Kapuk, padahal cuma ruko doang?
karena di Tomang yang lebih besar keliatan uda tutup jam segono dan ga ada unit yang terlihat dari luar..
eh di Kapuk yang rukoan ternyata ADA UNITNYA wkwkwkwk.
dan unitnya ber pelat nomor..
masuk ke dalam, ada seorang sales muda (LAKI), yak laki, para pengejar nonik pasti akan kuciwa.
dan setelah basa basi yang bener bener basi, sales pun memberikan kontji wuling ke saya.
seekor Wuling, Confero S, seri L, Luxury, Lux, dengan jok semikulit khas Chinese Domestic Market car, dan +, means 7 seater.
warna silver.
dengan engkoh engkoh gendut lebar yang bawa.
bener bener indonesian born chinese look.



sebenernya saya mao TD yang paling standard buat alternatif gerobak operasional..
tapi surat jalan cuma ada yang S L Lux+
yowis let's go..
lagi lagi maaf saya ambil gambar dari google, saya terlalu sibuk (baca : malas) untuk memindahkan gambar gambar dari Nexus saya ke Lenovo tua ini.
===================================================================================================================
Exterior
lagi lagi saya mengatakan, saya ga terlalu mementingkan eksterior mubil, yang penting mubil nyaman dan enak dipake. selesai.
liat bagian depan, well, lampu projie plus DRL model garis di ujung bemper membuat mobil ini jadi aneh. coba DRL itu dinaekin ke headlamp apa ditaro di bemper bagian bawah grille, maybe jadi ga aneh2 amat.
garis body nya pun IMHO pabalatak, in indonesian, berantakan. proporsi yang aneh jika dilihat dari depan. semua bagian seperti bertumpuk.


dari samping? hmmm... mirip2 potongan Grand Voyager lawas dibandrek sama Carnival lawas ditabrak sama APV dan keserempet Evalia, kacau balau membingungkan, mata saya ga abis pikir sama desainer mobil ini. pelek yang kekecilan dengan ban Champiro Eco 195/60-15 XL, yak XL, dengan Load Index 92 bukan 88, yang langka di pasaran, saya heran kenapa ga dikasi 195/65-15 yang umum dipake kijang lawas dan apv atau luxio, atau ukuran 185/65-15 kayak yang dipake apansa lio dan ertiga yang sangat umum dipakai.

buat ridwan, satrio, yudha n team, gue minjem foto buritannya yaa..

bagian desain exterior yang paling bisa saya terima. semua mengalir dengan baik di belakang.
6 dari 10 lah dari saya. kudu belajar desain lagi ini SGMW..
==============================================================================================================
In Cabin Ambeient
First Impression saya?
campuran posisi duduk tingginya Terios dengan kelegaaan khas mobil boxy macem Luxio dan APV plus setir yang tinggi, bisa diturunin sih dia tilt steering, kayak Evalia, tapi posisi setirnya di depan dada kayak Apansa, ga miring macem Carry, dan cover seat adjuster lepas pas saya angkat


panel2nya keliatan mewah karena warnanya cerah, dengan jam analog di tengah2 dasbor yang IMHO sangat keren dan fungsional.
tapi saya yakin cepet kotor interior macam begini. dengan tablet cina ditanem di dasbor. interface HU nya sangat mirip tablet cina yang ditanem di tengah2 dasbor.

duduk di jok depan, jok nya rata rata aja lah, konsol tengah yang sederhana, satu console box, AC model putar dengan sirkulasi udara dalam dan adjuster arah angin, dengan semua steering switch yang sama dengan Innova G kantor bapak saya. okelah.

legroom jok row 2 lega, sangat lega, dengan ruang pinggang sempit. ini yang 7 seater alias Captain Seat ya. headroom nya legaaa sekaliii.
jok nya cukup mendekap badan, meski tipis dan terkesan... ringkih.
saat dikendarai secara cepat, saya yang duduk di row 2 ga terlalu berasa kebanting banting, saat zigzag juga buntutnya berasa antep.

buat kenyamanan ini mubil SURPRISINGLY cukup OK.
well. much better than the apsen cans and the kalsik mini cans, much better than them.
better than the lio, saya berasa dibanting banting dan dipukul pukul kalo naek lio
the same level as daewoo spin, maklum basisnya mirip.
a little worse than the maruti RRR.. RRR lebi hening. terutama kalo Champiro Eco terkutuknya uda diganti.
meski masih jauh lebih tidak nyaman dari ANGL yang senyap dan kayak naik perahu.
dan jangan lupa, ada USB slot buat charging di setiap row tempat duduk.
cocok sekali buat mobil mama mama.
dan taksi online.

loading dock rendah, pembagian 3rd row 40/60 dan jok yang lebar. saya yang 180/87 bisa duduk dengan nyaman dengan posisi row 2 diisi orang segede saya juga, dengan row 1 setinggi 174 cm. sangat bagus. buat travel. dan buat angkut sepeda di kiri dan kaleng cat di kanan. nice car.
AC dingin, sangat dingin, luar biasa dingin kalo double blower uda nyala.
kasih 8 dari 10 dari saya, ga jadi, 7 aja, build qualitynya lucu.
=======================================================================================================
di belakang setir?
release konci kontak dari konci lipetnya dan masukin ke lobang konci..
vrooommm..
suara enjin L Chevy / Daewoo menderu..
injek injek ketiga pedal, kaki saya yang ukuran 46 ga berasa kekurangan space.
steering?
radius puternya agak lebar compare to Avanza, compare ke Innova ANKI yaa jauh lebi kecil sih WKKWKWKWKWK
setir enteng, sangat amat enteng, salah satu setir paling ringan yang pernah saya putar.
MID cukup membantu manusia2 yang MALAS mengecek tekanan angin ban, kecepatan riil digital yang IMHO gak perlu ditampilkan, really useless, dan satunya lagi yang saya kira konsumsi BBM rata rata malah... hmmm.. blank lagi..


tangan besar saya bisa menggenggam setirnya yang kecil sekali dan licin, namun semua tombol di setir dan dashboard plus kontrol AC dan audio bisa saya operasikan secara sangat mudah, ga perlu pembiasaan yang gimana amat, dan AC nya dingin. super membahagiakan. note: steering switch control nya berasa ringkih.
dan tuas rem tangan terkutuk yang kayaknya masi setelan setir kiri, terlalu ke kanan, mepet sama lemak bergelambir di deket bokong saya.
plus tuas tuas wiper dan sein yang bunyinya kenceng bener. dan klakson yang mirip kayak motor bebek Supra saya di rumah.


entah kenapa saya mao kasih 6 dari 10 dari saya.
lagi lagi masalah build quality.
=====================================================================================================================
Accel and Speed
masuk ke tol, lepas kopling, gaspol, gak spin, okelah, ini mobil berat.
buat tenaga
yang pasti..
enak bener di rpm middle low, rpm diatas 4500 uda berat naeknya
85 kpj gigi 5 di 3000 rpm
100 kpj gigi 5 uda diatas 3500 rpm
140 kpj nyaris 5000 rpm
150 kpj di 5200 rpm
0 ke 100 sekitar 13-14s. mirip2 figur CalSig 1200cc manual.
suara mesin diatas 80 kpj mulai mengganggu, 100 kpj meraung, 120 kpj uda diatas 4000 rpm dan mulai menyebalkan, 140 kpj di 5000 rpm dan bikin kesel karena itu mesin kayak mao lepas dari mountingnya, 150 kpj dan jalanan habis, untung saya bukan raja tega atau makluk geblek tanpa perhitungan yang gaspol terus.
lari segitu direm masi lurus, rem yang super. ini rem terpakem kedua di kelas LMPV setelah rem nya Lio. jauh lebi pakem dari rem becak apsen, rem sepeda livina, rem nya RRR juga kalah pakem. namun, buat kehalusan, dia nomer SATU, jauh lebih halus dari Lio, tapi rem nya masi gigit, superb double disc brake. mobil ga terlalu berasa dipping dan melambat dengan nyaman. bukan melambat dengan cepat sekali.
zigzag cukup enak, ga parah parah amat body roll nya buat mobil RWD setinggi dan sebesar ini. dan surprisingly anteng ni mubil. jauh lebi anteng dari semua produk as**a yang emang disasarin buat lawan ni mubil. even belom seantep Lio dan senyaman ertiga atau seempuk ANGL.
handling di 140 kpj terasa cukup meyakinkan, JAUH lebih antep dari apansa lawas saya yang pake ban Champiro Eco, sedikit lebih baik dari Veloz, mirip2 bawa Ertiga ataupun Spin, zigzag juga bisa dilakukan tanpa body roll yang terlalu parah.
okelah ini LMPV. bukan buat ngebut. bukan buat narik diatas 120 kpj. yang penting tenaga di RPM bawahnya mantap biar bisa ngangkat semua keluarga ente di tanjakan panjang tanpa harus ngeden enjin.
binsin 1:8-9 dalkot kena macet dan tol digeber terus, boros ya? lumayan. setara apansa 1500 lah.
kopling ringan, salah satu kopling teringan yang pernah saya pijak, tapi ya itu, terlalu ringan jadi susah masukin gir dengan enak.
gir nya kayak kejauhan macam Panther, tapi susah masuk macam mubil2 suzuki jadul.
setir enteng tapi mantep diatas 80 kmpj. thanks to EPS.
notable facts: rasio giginya sangat kasar, kayak apansa manual, jadi jangan berharap konsumsi BBM yang lebih baik dari apansa manual ya.
kasi berapa ya? 6 deh.
masi kebantu torsi RPM bawah sama rem yang di luar perkiraan.
sisanya jangan berharap banyak.
boros, berisik, handling biasa aja, rpm atas hampa, kelar semua.
========================================================================================================
Pricing?
OTR 167.500.000 Jakarta
ga usah berlama lama, saya kasih 10 dari 10 buat hal ini, mengingat harga vs fitur yang ditawarkan sangat amat teramat menggiurkan.
fitur yang setara dengan mubil2 yang harganya sekitar 25-30% lebih mahal. kenyamanan yang boleh diadu dan...
ketersediaan parts yang dijamin. 7 hari kerja atau tanya sendiri ke salesnya. warranty 5 tahun / 100rb km, beberapa item 50rb km / 3 tahun full replacement dsb.
mengerikan kan packagingnya?
========================================================================================================
=============================================================================================================
overall: 7 dari 10.
entah kenapa angka 7 lagi yang keluar.
oiya harga.
the price really kills.
itu intinya.
sisanya yaa bisa diliat diatas

win:
- price
- feature
- price
- torsi rpm bawah
- price
- warranty
- price
- space
- price
loss:
- brand image
- build quality
- driveability
- fuel consumption
thanks all, cheers. sukses selalu.
thanks to:
Google buat gambar2nya
autonetmagz team
Wuling Kapuk
Tuhan Berkati.
regards
vulvychint
@vulvychint