Semuanya bermula dari keinginan Papa saya yang tiba2 kepengen punya mobil 2nd, dari pertimbangan ingin memboyong Rav4 first batch, E36, sampai akhirnya saya racunin untuk main W202.. butuh pengorbanan untuk cari unit yg sreg di hati, sampe saya bela2in izin dari kantor cuma buat lihat unit aja..

Setelah berkali2 survey W202 di seantero Jakarta, akhirnya Papa dan saya cocok dengan W202 C230 keluaran 1997 yang merupakan 2nd batch / facelift dr W202 sebelumnya..
=About W202=
W202 adalah C-class pertama dari Mercedes-Benz yang dirilis sebagai pengganti dari W201 yang legendaris. Dengan styling yang lebih round dan aerodinamis (mungkin

Dibandingkan dengan kakaknya yaitu W201, "Driver"s Car yang sangat dipuji2 karena handling dan built qualitynya yang superb, W202 berubah haluan menjadi Small Luxury Sedan yang berkiblat dengan kenyamanan dan room yang lebih spacy.. dengan fascia desain berkiblat pada flagship Mercedes seperti S-Class W140 dan CL-Class C140
Bagi saya W202 sendiri merupakan sedan kecil dengan teknologi yang cukup membuat gebrakan pada jamannya.. dengan fitur-fitur seperti: ABS, TCS, Airbag (double Airbag mulai jadi standar sejak versi facelift), door auto-lock ketika kendaraan sdh berjalan kencang, Cruise Control, etc etc.. banyak sekali fiturnya yg bakal saya ulas di bawah.
=The Exterior=
Kesan pertama saat saya melihat W202 adalah: Boxy, but gorgeous!
Warna Smoke Silver nya yang bagi orang2 kurang cocok untuk W202 malah sangat cantik bagi saya, jarang2 nemu W202 sewarna gini di jalan hehehe.

Desain depan betul2 seperti 90's Benz (sebelum kemunculan W210), dengan headlight yang tegas tapi curve yg manis, grill besar dan bumper yang chromey tapi tidak berlebihan seperti mobil2 jaman sekarang. Justru penempatan chrome nya betul2 menambah kesan lux bagi saya. Entah bawaan pabrik atau sudah diganti pemilik sebelumnya, tapi lampu sein berwarna clear orange spt USDM yang bagi saya makin nyambung dengan warna body nya.

Desain samping terlihat polos dan biasa saja, kelihatan sederhana dengan pillar B yang dicat hitam (mungkin agar sewarna dengan kaca film mobil) dan lis di bagian tengah pintu yang menyambung dari depan sampai belakang.. terkesan seperti two tone. Lis jendela, kaca dan talang air berwarna Mochachino Black (ini bener gak sih istilahnya?


Desain belakang sangat sederhana dengan tail light berbentuk segitiga dengan mika smoke, dan tambahan lip garnish chrome pada bumper belakang. Overall, dari depan sampai belakang betul2 terlihat seperti flow yang mengalir terus, tanpa terlihat gak nyambung. Me like it so much!
Untuk W202 Pre-FL ada sedikit perbedaan dengan yang saya ulas seperti warna body two tone, mika taillight clear dan bentuk bumper + side skirt yang lebih boxy.
Desain keseluruhannya sukses membuat saya selalu menengok ke belakang setelah jalan dari parkiran dan berpikir dalam hati, "I'm so lucky for having this car

=The Interior=

Heh.. Not so much to tell from this side. Lagi-lagi desainnya boxy tanpa curve2 yang berlebihan, tapi bagi saya malah ngebosenin.. walopun desainnya cukup timeless

Okay, dari spaciousness saya tidak bisa komentar banyak karena badan saya yang mini (170 / 54), headroom untung kompartemen depan cukup tersisa sekepal tangan dari posisi jok tertinggi dan dari jok belakang headroom dan legroom cukup luas walaupun jok depan dimundurkan maksimal.. mungkin karena jok belakang lebih amblas sehingga ketika duduk terasa tenggelam dalam jok.
Baik dari dashboard , plafon, pillar sampai pintu belakang penuh dengan softpad, walaupun beberapa ada yang belum di bungkus leather seperti di pintu belakang. Untuk bagian doortrim tanpa leather, menggunakan kain dan pillar menggunakan beludru yang mudah kotor. Leather yang dipakai untuk softpad masih kuat dan belum menunjukan umur



Jok masih menggunakan fabric yang katanya adalah motif karung. Dan mobil ini pre-loved oleh pemilik sebelumnya, karena masih melekat aroma khas Mercedes-Benz tua setiap baru masuk mobil. Malah pernah waktu mau hangout setelah turun dari mobil saya ditanyain sama temen, "Lo pake parfum baru prud? kok wangi bener"

Ngomoning ICE.. Of course, what do you expect from a 1997 car? MID nggak ada.. tape becker bawaannya cuma bisa setel kaset dan nggak ada aux nya.. yang ada malahan di speedometer ada indikator ambient temperature, adjustable speedometer brightness dan indikator next service berapa km lagi.
Mobil ini minim storage dibanding mobil2 baru (apalagi dibanding mobilio


Satu2nya dongkol terbesar saya pada interior W202 ini.. adalah plastiknya yang kaya ember. setiap bagian plastik seperti pilar, handel, speaker, dll gampang sekali patah dan sangat ringkih. Mungkin sudah pengaruh umur ya, dan untuk cari replacementnya amit2 susahnya minta ampun.. kalopun ada harganya selangit
=The Feature=
Seperti yang udah saya ulas sebelumnya, feature di W202 ini cukup banyak dan untuk trim Elegance milik saya, nampaknya lebih aman dari sunat-menyunat dari versi CKD.. ada ABS, TCS, Auto door lock, Electric Headrest, Headlight leveling, Speed sensing Wiper (Wiper mati ketika mobil sedang berhenti), Cruise Control (gak pernah kepake), Dalam posisi terkunci pintu langsung ngebuka kalau dibuka dari dalam (cukup bahaya kalo punya anak kecil, don't forget the Child-Lock), Keyless entry / Kunci Sedot (Sangat-sangat larang dan susah cari gantinya apabila rusak), Apalagi ya? kayaknya udah deh

Oh ya, ada small detail yang menurut saya buat mobil ini jadi lebih manis, ketika kita buka kunci mobil melalui remote dan kita tahan tombol unlocknya beberapa detik, seluruh jendela akan turun sampai kita lepas tombolnya. Katanya (lagi), fitur ini sebenarnya bawaan dari lineup Benz yang pakai Vario-Roof (Cabriolet) dan Sunroof agar kita dapat membuka atap hanya dengan memencet remot. berlaku juga sebaliknya, apabila kita tekan dan tahan tombol lock maka jendela akan naik. Cukup berguna ketika ada penumpang yg lupa nutup jendela setelah kita parkir.
=Driving Impression as a Driver=

Powered by M111, 2.3 L 4 Cyl engine, W202 C230 dapat mengeluarkan tenaga sampai 150 PS on Crank dan 220 Nm Torque dengan kompresi 1:10,4. Tidak terlalu wah bagi saya, mengingat bobot mobil ini lumayan berat sampai hampir 1,5 Ton. Melihat dari perbandingan kompresinya, saran saya, jangan pernah isi mobil ini dengan premios.. bahkan untuk ngoplos premios dengan pertamax / plus pun saya masih ogah.. pernah pengalaman buruk kepepet ngisi premium dan mesin lgsg ngorok gak karuan, padahal sebelumnya selalu isi pertamax biru.
Let's cut the crap and start the engine..
Di dalam kota..
..This car is.. slow. Mungkin karena kaki kampungan saya kebiasa nginjek gas papanja dan kawan2nya, sehingga bawa W202 ini rasanya kok boyo sekali untuk dalam kota. Tapi posisi kaki sangat nyaman untuk gas berkat pedalnya yang tertanam di lantai (seperti mobil eropa kebanyakan) dan menurut saya Mercedes-Benz sengaja membuat gas W202 ini halus sehingga penumpang tidak akan merasa mabok ketika sopir membawa seruntulan / ugal2an.
Tapi.. kalo denger suara mesinnya.. sangat berat dan gagah ketika sedang idle. Bahkan temen2 saya sempet nanya ketika sedang nebeng, ini mesinnya diesel apa? kok gitu banget suaranya.. hahaha.. I like it very much, bahkan ketika sedang di RPM tinggi suara tetap berat khas Mercedes-Benz.. padahal hanya 4 Cyl, + suara klep beradu karena menggunakan rocker arm pada sistem klepnya..
Dari segi handling, yang saya rasakan, dengan kondisi kaki2 restored dan sehat, tetap tidak sebaik big sedan baik japs maupun euro untuk shock absorbingnya.. saya agak bingung ketika suhu2 dan orang lain bilang bahwa W202 itu adalah C-Class terempuk, yang empuk aja gini.. gimana W204 yang katanya keras?

Peredaman suara cukup baik sampai2 membuat saya kebingungan ketika bawa papanja saya lagi, apa ada pintu yg belum tertutup rapat

Sekarang bagaimana impressionnya ketika dibawa di luar kota?
Now this is where the W202 can show her shine.. powerband di putaran bawah terasa boyo seperti yg saya sebut diatas, tp ketika RPM naik melebihi 2500.. limpahan tenaga banyak dan belum habis sampai sekitar 4500, dan sangat asyik sensasinya.. this car is a grand tourer! Handling terasa lebih firm ketika melaju kencang dengan stir yang terasa lebih berat seiring naiknya kecepatan.. sayang saja masih terasa sedikit limbung ketika diajak pindah jalur untuk menghindar dari truk dan kawan2nya.. tapi yang saya salut, mobil ini tidak terasa ngebut walopun sedang berjalan kencang.. sewaktu bawa nyonya, iseng2 ketika jalan sepi saya coba naik sampai 140 secara pelan2.. dan nyonya tidak protes sama sekali, sampai dia kaget pas lihat speedometer baru jitak saya gara2 bandel


Untuk Fuel Consumption berada pada angka yang cukup mengerikan. kondisi extra urban Jaksel berada pada kisaran 1:5-6, mungkin kaki saya yang kurang terpelajar apa gimana saya gak tau. Tapi untuk kondisi highway tanpa traffic bisa dapet di angka 1:12.. lumayan lah untuk 2.3 L jadul. All condition running on pertamax. Untuk harian mobil ini pakai pertamax cukup menguras dompet saya.. seminggu bisa 300 ribu untuk isi bensin sendiri

=As a Passenger=
Oke, semua kesan saya tentang limbungnya, dan kerasnya W202 sirna seketika ketika saya duduk dibelakang dan disupiri.. bahkan saya sampai mikir sendiri, "kok beda banget rasanya duduk di depan sama di belakang?

Jok belakang jauhhh lebih nyaman dibanding jok depan.. dan ketika mobil sudah berjalan, baik dari harshness dan bantingannya sangat2 beda sekali.. yang biasanya kalo sedang nyupir kena jalan lobang rasanya amit2 sampai ke (maaf) pantat saya, pas duduk di belakang bantingan dapat diredam dengan baik.. limbung ketika di jalan tol pun terasa lebih sedikit dan terasa seperti ayunan nina bobo untuk penumpang belakangnya.. sangat cocok untuk bawa orang tua. Memang mobil ini lebih cocok untuk disupiri daripada dipakai untuk nyupir sendiri..
=2nd Car Hunter Consideration=
Untuk Fast Moving parts seperti filter, wiper, dll masih cukup murah seperti mobjep2 seumurannya dan tersedia variasinya dari yg Kw1000 sampai yang original cap bintang. General Checkup saat hunting sama seperti mobil 2nd kebanyakan, cek apakah ada rembes pada mesin dan transmisi, cek kaki2 dengan lepas setir ketika jalan pelan (20-40 km/h), apabila condong kanan / kiri berarti bermasalah dengan tie rod / long tie rod.. jangan sungkan buat minta tes jalan di tol dengan pemiliknya, cek apakah di kecepatan diatas 100 km/h ada getaran pada setir atau tidak.. apabila terasa getaran maka indikasi bearing roda sudah kena..
Ada satu pertimbangan ketika akan mengangkat W202, terutama untuk pre-Fl. pada W202 pre-Fl, sistem ECU masih menggunakan sistem PMS yang merupakan ECU dari siemens, sensor2 seperti sensor udara, NoX dll menjadi satu pada PMS itu sendiri. dan PMS adalah slow moving part yang cukup langka di pasaran, baik baru maupun copotannya.. untuk harga 2nd copotan saya pernah ditawari seharga satu motor matic baru.. tentunya apabila W202 pre-Fl dirawat dengan baik, PMS ini tidak akan bermasalah karena sifatnya sebenarnya Ageless..
Sedangkan untuk W202 Fl, sudah menggunakan sistem ECU HFM yang dimana sensor-sensornya terutama sensor udara dengan ECU nya dipisah tidak menjadi satu lagi.. jadi apabila sensornya yang rusak, dapat diganti per part.. DC untuk penggantian sensor itu sendiri harganya bisa hanya 1/5 dari harga PMS itu sendiri.
Dan jangan lupa untuk selalu lihat kondisi interior, cari dengan kondisi yang printilannya terlengkap seperti hunting mobil klasik eropa kebanyakan. Harga untuk restore printilannya sendiri bisa lebih besar daripada untuk perbaikan mesin / kaki2 apabila dapat unit yang kurang terawat
=Verdict=
Mercedes-Benz murah pada jamannya.. tapi gak kerasa murahan sama sekali. Bisa jadi pertimbangan untuk yang sedang hunting sedan lawas 2nd, dibanding E36, All New Corolla dan Civic Ferio yang sejamannya.. if you are looking for a sophisticating ride, this one is for you
Apakah saya puas dengan mobil ini? Sangat.. mobil ini jadi cambuk saya untuk nabung lebih giat supaya bisa mencicipi Benz2 yang lainnya..
![Big Smile :big_smile]](./images/smilies/big_smile.gif)