WHAT IS THIS THING WITH BMW BADGE ON?

Mobil ini adalah generasi kedua dari X1. X1 lama adalah mobil yang tidak pernah saya suka for various reasons. It was quite small inside, the steering was really really heavy, the petrol powertrain was lacking in power and refinement, dan masih banyak lagi. BMW mengubah banyak hal di mobil ini, bahkan ia kini berpenggerak depan. Saya pribadi merasa kok rasanya agak dosa menaruh logo BMW di atas bonnet yang menutupi mesin yang dipasang secara transversal ya?
X1 ini adalah rival dari Merc's GLA yang akhir-akhir ini populasinya saya lihat makin banyak saja. Mobil ini dijual di harga yang dekat dengan GLA yaitu 745 juta dengan diskon yang kabarnya sih sudah anda dapatkan kalau benar2 serius. Now lets see if this tall-ish little Bavarian is any good.
HOW'S THE LOOK?

Old X1 was ugly like a dog. A stupid dog. Nah di mobil baru ini saya dengan senang hati bisa bilang kalau mobil ini tampak jauh jauh jauh lebih tampan dari pendahulunya. Saya juga berani bilang mobil ini lebih enak dilihat daripada GLA yang awkward looking. X1 baru ini tampak lebih in-line dengan kakak-kakaknya, X3 dan X5. Semuanya tampak proporsional dan tidak ada detail yang mengganggu. Dia tampak lebih besar dan muscular dibanding pendahulunya dan saya suka tampilan mobil ini dengan warna yang ada di foto. Memang mobil ini bukan mobil yang exciting to look at. Tapi saya tidak bisa menemukan detail yang salah di eksterior mobil ini.

OUTSIDE WAS GOOD, HOW'S THE INSIDE?


Interiornya mirip sekali dengan interior 2-series active tourer. Ada beberapa perbedaan sih pastinya, tapi secara garis besar mirip. Saya suka joknya yang supportif dengan penopang paha yang saya rasa sangat useful. Joknya sangat comfy, me likey. Sayangnya leatherettenya terasa sekali fakenya meskipun jahitannya sih rapi.

Tidak lupa mobil ini dilengkapi i-drive dengan layar yang noticeably smaller daripada yang ada di seri 3. Di bawahnya terpasang trim kayu-kayuan yang teksturnya menurut saya unik. Usaha BMW cukup besar untuk membuat plastik ini nampak sepeti kayu. I-drive menurut saya kini cukup mudah digunakan, jauh daripada i-drive yang terpasang di E60. Untuk suara yang dikeluarkan dari sistem audionya menurut saya bagus. Jauh deh daripada E46 15 tahun saya.


Mobil ini dilengkapi panoramic roof yang besar. Cocok untuk menghibur anak bagi anda yang punya anak, atau mungkin membuat teman-teman anda yang nebeng terkesan. Nice thing, interior jadi terasa spacious kalau atap kaca ini ditampakan wujudnya.


Satu manfaat besar yang saya rasakan dengan berkhianatnya BMW dengan membuat mobil ini FWD adalah betapa luas dan nyaman mobil ini di bangku belakang. At least much better daripada pendahulunya. Same story di bagasinya yang surprisingly besar. Cukup kaget juga saya lihatnya. Oiya satu hal lain yang saya suka adalah power tailgatenya yang menurut saya gerakannya cukup cepat dibanding, let's say, CRV prestige.
DRIVING THE FWD BIMMER

Mobil ini digerakkan oleh mesin 1.5 litre 3 cyl berturbo seperti yang akan anda temukan di base model MINI Cooper. Not a bad engine. Certainly feels quicker than 136 hp on specs sheet. Torsinya sudah ada sejak putaran bawah dengan lag yang minim. Mesin ini dipasangkan dengan transmisi 6 speed yang juga nampaknya sudah dipasang di MINI. Bahkan shifternya aja mirip banget rasanya dan arrangementnya.
Di jalan lengang kombinasi mesin dan transmisinya enak, punchy dan rev happy. Bahkan jumlah silinder yang cuma 3 ini juga tidak membuat anda terganggu di putaran tinggi. Transmisinya sigap sekali, nyaris tanpa slip dan downshiftnya cantik sekali. Rev matchnya spot on dan cepat. Bahkan saya suka suara mesinnya. Mirip 6 cyl versi hemat. Lebih menarik untuk didengar daripada 4 cyl.
Masalah timbul di traffic padat. Perpindahan 1 ke 2 nya aneh, mesin seperti lugging sebentar dan menghasilkan getaran yang noticeable dan akan cukup mengganggu anda yang sudah membayar 745 juta untuk sebuah kendaraan. Hal ini terjadi di mode comfort dimana transmisi sepertinya anti banget berlama lama di gear 1. Obat dari masalah ini adalah menggunakan mode sport dimana ia berpindah di rpm lebih tinggi.
Bagaimana chassisnya? Well it feels tall. Terasa sekali mobil ini memang tinggi saat melewati permukaan bergelombang di speed >80 km/h. Suspensinya diset keras untuk mengkompensasi hal itu. Di mode sport, bantingannya terasa agak brittle. Mode comfort terasa lebih pas, handling masih mirip mirip tapi sedikit lebih nyaman. Tapi saya suka dengan bagaimana mobil ini begitu planted ke jalan saat melewati permukaan tidak rata di kecepatan tinggi. Anda masih merasa aman secara grip, meskipun body tingginya akan sedikit memberikan anda warning kalau mobil ini masihlah sebuah SUV. Tidak akan se stabil sedan saat kencang.
Disinilah mulai terasa mobil ini kurang BMW. Steeringnya dull. Masih sangat akurat sih, rasionya juga cepat untuk ukuran SUV. Tapi jelas tidak sehidup steering BMW-BMW jadul yang saya tau. Saya merasa stirnya lebih berat di mode sport, lumayan membantu untuk lurus di tol tapi masih terasa agak artificial.
Dan mobil ini FWD. Apa artinya? Artinya mobil ini pembagian bobotnya berbeda dari BMW-BMW RWD. Handlingnya sih masih oke banget untuk ukuran SUV. Tapi ya terasa sekali anda bawa-bawa beban di depan kalau nikung. Sesuatu yang tidak saya temukan di BMW-BMW RWD.
Satu hal yang menyenangkan adalah betapa mudahnya eco-driving di mobil ini. Torsi oke ditambah transmisi yang pintar membuat FCnya sangat baik tanpa perlu banyak usaha.
SHOULD I BUY ONE?

Banyak orang suka dengan BMW. Hampir semua orang tau BMW adalah mobil mahal. Banyak orang membeli BMW hanya karena it’s a BMW and it looks good saja tanpa mengetahui bahwa nyawa BMW ada di RWD + inline 6 engine.
Nah mobil ini adalah jawaban dari BMW untuk orang yang menginginkan BMW tanpa terlalu mempedulikan what makes a BMW, BMW. Mobil ini pas untuk anda yang menginginkan commuter praktis, irit, keren dan lega dengan bonus double kidney di depan. Saya tidak akan menyalahkan anda jika anda membeli mobil ini. Toh mobil ini kencang dan masih fun to drive kok. It has good engine and tranny dan terasa solid sebagaimana mobil Jerman seharusnya.
Saya pribadi sih tidak akan membeli mobil ini karena dengan harga 745 juta rupiah jelas banyak BMW yang lebih menarik meski bekas. Tapi jika anda butuh compact SUV tapi merasa CRV, X-Trail, dkk terlalu murahan, ya inilah jawabannya. Saya rasa inilah pemenangnya kalau dibanding GLA yang sempit dengan refinement yang biasa saja.
For a car it’s still very good. Meskipun for a BMW jelas ini bukan yang terbaik.