
Kali ini saya akan mereview salah satu SUV premium dari Jepang yang menjadi favorit banyak orang dan sudah tidak asing lagi bagi kita semua, Toyota Harrier.


1. Prolog
Toyota Harrier generasi 1 masuk ke Indonesia melalui Importir Umum sekitar tahun 1990an akhir - 2000an awal, generasi kedua masuk ke Indonesia juga melalui Importir Umum di sekitar tahun 2003, generasi 2 adalah salah satu generasi Harrier terpopuler di Indonesia dan tersebar di banyak tempat di Indonesia. Kemudian pada tahun 2012 All New Harrier meluncur di Jepang dan pada tahun 2013 mulai masuk dan tersebar di Jalanan Indonesia.
Awalnya Toyota Harrier sendiri adalah nama yang disematkan oleh Toyota untuk Lexus RX versi JDM (Japan Domestic Market). Namun di generasi ketiga, yaitu XU60, Harrier dipisahkan oleh Toyota dari si Lexus RX, menjadikannya kedua mobil yang benar-benar berbeda. Hingga generasi ketiga pun, Toyota Harrier hanya dijual resmi di Jepang. Toyota Harrier juga masuk ke Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Hongkong, hanya saja sebagai mobil “grey-market” alias tidak secara resmi masuk ke suatu negara.
Sebagai informasi, ada beberapa varian Harrier 2.0 yang dijual di negeri bunga sakura, dari yang paling murah (konversi kasar 1 yen = 100 rupiah)
1. Toyota Harrier "Elegance", harga 2.880.000 Yen sebelum pajak

2. Toyota Harrier "Grand", harga 2.992.114 Yen sebelum pajak

3. Toyota Harrier "Premium", harga 3.331.543 Yen sebelum pajak

4. Toyota Harrier "Premium Advanced Package", harga 3.891.927 Yen sebelum pajak

Ooh ya, karena ini adalah review pertama saya untuk mobil yang tidak dijual resmi, maka saya mohon maaf sebelumnya jika data yang saya tampilkan bisa berbeda seperti yang anda tahu. Karena mobil ini tidak masuk secara resmi, Toyota Harrier di Indonesia memiliki banyak varian dan setiap varian bisa memiliki kelengkapan yang berbeda satu sama lain tergantung dari pihak dealer atau pihak kustomer.
Sekilas mengenai Toyota Harrier
- Engine: 3ZR-FAE Natural Aspirated (150hp at 6100rpm, 193Nm of torque at 3800rpm)
- Front Wheel Drive
- Transmission: CVT with 7 speed manual mode
- Tire Size (original): 235/55R18
- Berat kosong: 1580kg
- Fuel Tank Capacity: 60 liter
- Dimension (P x L x T, mm): 4.720 x 1.835 x 1.690 ; wheelbase: 2.660 (mm)
- Steering System: Electronic Power Steering
- Harga Jual OTR Jakarta: Bervariasi tergantung optional dan dealer
- turning radius: 5.6 meter
2. Eksterior
Pertama kali saya melihat foto mobil ini ketika diluncurkan tahun 2013, impresi saya adalah mungkin ini adalah salah satu SUV perkotaan yang memiliki desain eksterior yang cukup menarik dan tidak membosankan, dan ini adalah dari Toyota dimana menurut saya pribadi desain eksterior mobil mereka biasanya terkesan “biasa saja”, “cepat bosan”, “nyeleneh”, atau “tarikan garis eksteriornya gak jelas sama sekali”. So kudos to the design team !'



Dari depan, samping, dan belakang, desainnya terlihat rapih dan cukup cantik. Ooh ya, Harrier generasi ketiga ini lahir dengan tubuh lebih kecil juga dari generasi sebelumnya, dan sekilas lebih kecil kalau kita lihat dari luar. Silahkan lihat tabel dibawah ini untuk perbandingan dengan generasi sebelumnya, XU30

Generasi terbaru ini mempunyai badan lebih pendek, lebih kurus, dan wheelbase lebih pendek dari generasi sebelumnya.
Score: 8.75/10
3. Interior

Untuk urusan interior, inilah salah satu keunggulan Harrier terbaru. Tata letak dan desain interiornya lumayan memukau dan boleh dibilang kemajuan besar dari generasi sebelumnya. Dan mungkin bagi yang jarang melihat interior Toyota Harrier tapi sering melihat interior Toyota Innova, mungkin tidak begitu terasa asing, Cuma tentu saja kedua mobil memiliki kualitas interior yang berbeda.

Maklum saja, Toyota Harrier yang berakta lahir dari Jepang dan memang sebenarnya hanya khusus dijual di dalam Jepang dan memiliki standar build quality yang sangat bagus disertai pemilihan material yang bagus serta lumayan solid, dan gap antar panel interior sangat minim. Hasilnya adalah orang yang berada di dalam Toyota Harrier akan merasa betah berada di kabin mobil ini, baik untuk perjalanan dalam dan luar kota.
3.1 seating

Sekarang mari kita coba duduk. Kursi pengemudinya lumayan nyaman dan posisi duduknya juga cukup ergonomis dan model yang saya coba juga dilengkapi dengan pengaturan elektrik 10 arah termasuk pengaturan lumbar support. Untuk kursi penumpang depan sayangnya di unit yang saya coba pengaturan kursinya masih manual. Dari posisi duduk saya di kursi pengemudi, visibility keluar lumayan bagus walaupun buat saya pribadi ada sedikit blind spot di area pilar A dan pilar C.

masih lega loh ! kursi depan itu sudah saya stel posisi mengemudi saya, dengan tinggi 178cm
Sekarang bergeser ke baris kedua. Hmmmmmm....nyaman, nyaman sekali. Baris keduanya benar-benar memanjakan penumpang. Bagi yang suka disupiri, mobil ini cocok buat anda. Minta ke sang supir untuk mengantarkan anda ke tujuan anda, anda duduk manis di baris kedua, siapkan bantal yang empuk, dan eits ! kursi baris kedua bisa dibuat lebih sender lagi untuk menambahkan kenyamanan. Sangat nyaman sekali baris keduanya dan sepertinya susah untuk penumpang baris kedua untuk menemukan hal yang bisa bikin mereka komplain. Buat keluarga yang terdiri dari 4-5 orang anggota, mobil ini juga cocok karena baris keduanya lapang dan lega. Empunya saya mengatakan ke saya kalau dia duduk di baris kedua, akan mudah terlelap karena memang sangat nyaman.

mirip banget ama Innova punya
Lucunya unit yang saya coba ini kursinya tidak full leather, tapi hanya ½ leather saja. Tapi selama saya coba dan empunya sendiri mengatakan bahan cloth di kursinya juga sudah lumayan nyaman. Ooh ya, stirnya lumayan nyaman untuk digenggam. dan mirip sekali dengan Innova punya, hanya saja material keduanya jauh berbeda, Harrier is in a whole different level
Score: 8/10
3.2 Features.

Features mobil ini banyak, mulai dari dual zone climate control, panoramic roof yang sebenarnya opsional di Jepangnya sendiri, power back door, rear air conditioning, automatic rain sensing wiper, automatic dusk sensing headlamp, all auto window, auto start-stop, cruise control, nanoe air conditioning, MID yang sayangnya dalam Bahasa Jepang tapi displaynya sangat mirip dengan Harrier dan Fortuner, serta beberapa fitur yang saya lupa apalagi yang tertanam di mobil ini.




Score: 7/10
3.3 Entertainment

audioless 6 speaker
Urusan hiburan, mobil ini termasuk tipe audioless (alias tidak diberi Head Unit dari pabrik, tambahkan sendiri) dengan 6 speaker sebagai standar. Salah satu keunikan mobil pasar JDM adalah audioless. Di Jepang sendiri, kalau kita beli mobil, urusan head unit, audio control button di stir, dan jumlah speaker adalah opsional. Jadi kita sendiri yang mengaturnya, mau head unit aftermarket looks macam Alpine atau Kenwood, atau headunit terintegrasi; mau speaker standar yang biasanya jumlahnya ada 6 atau premium speaker yang bisa lebih dari 10 speaker; atau stirnya mau dipasang tombol kontrol audio atau dibiarkan polos.


Premium sound system, 11 speaker system
Di unit yang saya coba, headunitnya sendiri saya rasa model dan merknya buatan Tiongkok dengan fitur yang cukup lengkap dan bisa memainkan musik dari USB drive dan iPod/iPhone serta sudah dilengkapi kamera parkir mundur. Buat para pemilik Toyota Harrier, saya sarankan untuk tipe audioless anda bisa upgrade audionya dengan Alpine Fit Kit yang dilengkapi head unit X009E-HA ukuran 9 inchi. Bentuk dudukannya nanti jadi mirip dengan Harrier tipe premium sound system. Di Jepang sendiri saya lihat di instagram, Alpine Fit Kit ini lumayan populer di para pemilik Harrier tipe audioless.

Alpine Harrier fitkit
Score: 7.5/10
3.4 Storage

Untuk urusan storage, well....ini Toyota, dan harusnya untuk urusan beginian, terutama di family SUV/Crossover sudah dipikirkan matang oleh para engineer dan desainernya. Tapi apa betul begitu ? mari kita lihat. Bagasi belakang memiliki kapasitas sebesar 440 dan sayangnya tidak sebesar Honda CRV yang memiliki kapasitas 589 liter, Mazda CX-5 yang memiliki kapasitas 503 liter, dan Nissan Murano yang memiliki kapasitas 603 liter. Masih ada juga ruang penyimpanan di bawah dek kargo untuk beberapa barang berukuran kecil seperti sepatu. Memang cukup disayangkan saja kapasitas kargonya tidak sebanyak SUV/Crossover monokok lainnya.
Bergeser ke kabin bagian penumpang, di baris kedua cukup generous dengan pemberian door pocket di kedua sisi untuk menampung minuman/snack/gadget serta terdapat seatback pocket. Di armrest baris kedua juga ada tempat untuk menaruh minuman. Bergeser ke baris pertama, ada laci depan yang ukurannya cukup generous serta area penyimpanan di center console dan laci di center armrest cukup memadai. Tidak lupa kedua sisi pintu dilengkapi door pocket.
Score: 6.75/10
4. On the road
Baiklah, mari kita bawa jalan mobil ini. Injak rem dan pencet tombol start-stop button untuk menyalakan mobil, kemudian mesin 3ZR-FAE langsung hidup. Saya sendiri penasaran dengan mesinnya yang memiliki torsi puncak sebesar 193Nm di 3800rpm, sebagai perbandingan, lihat tabel berikut ini.

semuanya 2000cc natural aspirated
Dari tabel diatas, CX5 terkesan lebih "lari" karena bobotnya paling ringan, kemudian Forester mungkin paling lambat disini karena dia memakai penggerak all wheel drive yang menambah beban dan kerja ekstra ke mesin.
Cukup penasaran juga bagaimana performa mobil ini di jalan raya, kemudian mobil yang dibalut oleh ban Bridgestone Potenza 235/55R18 ini saya arahkan ke jalanan. Sebelumnya saya bertanya kepada yang punya “mobil ini gimana kalo di jalan raya ? maksudnya kayak gas nya, lari nya” dan jawabannya “untuk dalam kota doang sih yang udah cukup lah tenaganya, tapi kalo di tol dan di luar kota agak sedikit lambat dan kedodoran, mungkin karena mesinnya Cuma 2000cc”.

Pengetesan menggunakan 3 metode, pertama dengan mode ECO, kedua mode standar, dan ketiga mode POWER, sebagai pengingat, mobil ini memakai jenis transmisi CVT dengan 7 percepatan manual. Di mode ECO, respons gas menjadi lambat dan mobil terasa kedodoran, saran saya jangan gunakan mode ECO di kemacetan karena sepertinya malah akan jadi boros karena pedal gas harus ditekan lebih dalam berimbas ke pemakaian bahan bakar lebih banyak, mode ECO hanya cocok untuk cruising dengan kecepatan konstan dalam jangka waktu yang cukup lama. Di mode standar, respons gas terasa lebih enak dan lebih cocok untuk pemakaian dalam kota yang banyak stop-and-go nya. Ketika coba dibejek sih....ya lemot..tapi udah agak cukup untuk sekedar naik ke 80km/h atau 100km/h. Masuk ke POWER mode, hmm...yaahh si mesin nahan RPM agak lebih tinggi sih biar tenaga yang keluar lebih besar pas diinjek gas nya, tapi tetap saja masih kurang gigit tenaganya kalau mau kenceng, transmisi CVT nya juga gak banyak membantu. Kesimpulannya, mode normal sudah cukup untuk mobil ini menemani aktifitas anda sehari-hari di dalam kota.
Handlingnya...hmm, stirnya itu EPS, jadi ringan banget, kalo komunikatif apa gak sih menurut saya agak lebih baik dari Harrier sebelumnya walaupun feeling feedback stirnya masih agak kurang, tapi buat saya ini ada improvement dari model sebelumnya. Stir yang ringan lebih cocok untuk pemakaian di dalam kota atau sekedar berkendara santai. Bodyroll masih terasa tapi tidak terlalu limbung seperti generasi sebelumnya, suspensinya bekerja bagus untuk meredam getaran body ketika melewati speedbump dan jalan bergelombang, overall body control terkesan jauh lebih enak dari generasi sebelumnya. Untuk remnya sendiri lumayan gigit ya, ada improvement dari model sebelumnya juga, dan enaknya remnya halus dan tidak menyentak seperti kebanyakan mobil premium lainnya.
Untuk urusan fuel consumption, menurut data MID di mobil dan dari yang punya sih, untuk di Jakarta dengan bensin octane92 konsumsi bahan bakar rata-ratanya di kisaran 8-10km/l. Cukup wajar untuk mobil front wheel drive, 2000cc, dengan berat badan nyaris 1.6 ton. Road noisenya sendiri minim di mobil ini, apalagi kalau di jalanan yang mulus. Tapi kalo ketemu jalan beton atau konblok..ya berisik sih.
Dari sesi pengetesan ini, kesimpulan saya terhadap perilaku Toyota Harrier generasi 3 di jalan: ini mobil yang cocok untuk sekedar bersantai dan sama sekali tidak direkomendasikan bagi anda yang mencari mobil untuk spirited driving.
Score: 7.5/10
5. Safety features


Mobil ini dilengkapi dengan 7 airbags (dual front + dual side front + dual curtain + driver knee), ABS EBD, Vehicle Stability Control with Traction Control, wiplash front seat, Hill Launch Assist, Rear Camera, Reversing Sensor, ISOFIX, Lane Departure Warning System, dan beberapa fitur lainnya
Score: 8/10
6. Kesimpulan
Oke, setelah pengetesan, saya pribadi menyimpulkan: ini mobil enak, tapi hanya enak untuk sekedar dibawa jalan santai di dalam maupun luar kota, hanya sekedar cruiser santai, ibarat kata seperti kapal pesiar kecil yang peruntukannya hanya untuk bersantai. Fungsinya sebagai premium crossover/SUV keluarga sudah cukup jelas di Harrier. Mobil ini cocok anda bawa pergi berlibur ke pantai atau sekedar berburu kuliner ke kota sebelah. Mobil ini sama sekali tidak cocok bagi anda yang mencari kendaraan fun-to-drive.
Well, saya sendiri jujur saja menyukainya dan ada rasa ingin memilikinya, apalagi dengan warna putih atau merah maroon nya. Tentu saja saya tidak akan menggunakan jasa supir ketika menggunakan mobil ini, karena saya sendiri cukup enjoy mengemudikan mobil ini walaupun ini bukan driver car. Ketika saya tinggal di Tokyo, saya melihat Harrier itu bertebaran dimana-mana, mulai dari pusat kota hingga pinggiran kota dan prefektur lainnya seperti Nagano, Aichi, Tochigi, dan Kanagawa. Malah lebih sering menemukan Harrier daripada RAV4. Melihat Harrier di Jepang itu sama seperti melihat Pajero Sport di Jakarta dan sekitarnya.
Yes, i’m in love with this 3rd generation Harrier, probably one of the best looking premium SUV/Crossover in the market today and excellent car for leisurely cruising on the highway.
Sayang seribu sayang mobil ini tidak diekspor secara resmi keluar Jepang, saya membayangkan mobil ini punya spek ekspor dengan mesin 2.5 yang diambil dari Camry, kemudian CVT nya lebih lively, JBL audio system, large head unit screen with navigation system ala JDM model, memory seat, MID with english language...yaahh mungkin kalo masuk resmi harganya bisa bertengger di kisaran 700-900jt rupiah sepertinya hehhehe..tapi jika mobil ini bisa masuk resmi dengan equipment yang saya beberkan diatas kecuali mesin dan transmisi tetap memakai JDM 2.0 model, apakah harganya bisa di tekan di kisaran 600-800jt rupiah ? sebuah pertanyaan yang saya harap Toyota Astra Motor Indonesia bisa menjawabnya suatu hari nanti.

saya pengennya interiornya seperti ini, premium package with premium sound system, dengan semua instrumen minimal berbahasa inggris
Yaa, saya yakin mungkin salah satu alasan tidak masuk secara resmi karena takut memakan pasar Lexus (NX dan RX), tapi buat saya, Harrier dan kedua line up Lexus itu memiliki penggemar dan market tersendiri, secara comfort levelnya Harrier dengan Lexus terutama dengan si RX agak berbeda. Jadi mungkin akan lumayan seru kalau Toyota Harrier bisa masuk secara resmi ke Indonesia.
lalu..kira-kira..mobil ini gimana ya ? coba kita lihat..dan seperti yang saya bilang sebelumnya..
- Mobil ini cocok bagi anda yang tidak senang ngebut, senang nyetir santai tanpa memblokir lajur cepat, serta senang berpergian pada saat weekend, ntah itu mengunjungi teman atau kerabat, berburu kuliner di kota sebelah, atau sekedar pergi ke pantai
- Mobil ini cocok bagi anda yang mempunyai keluarga dengan anggota 4-5 orang sebagai family car yang dapat memberikan kenyamanan pada saat berkendara
- Mobil ini cocok buat anda yang ingin merasakan mobil premium dan untuk pemakaian sehari-hari di dalam kota dan sekitarnya
- Mobil ini cocok sekali untuk kaum perempuan, terutama sebagai soccer mom car
- Anda senang ngebut tapi juga mencari kendaraan yang memang dipakai hanya untuk sekedar nyetir santai ? Harrier bisa memberikannya untuk anda
Dari saya untuk Toyota Harrier, “Excellent premium crossover SUV that fits for everyday activity around town”
Pros
- Desain interior yang bikin betah di dalamnya
- Kekedapan kabin bagus
- Handling mobil ada kemajuan dari model sebelumnya
- Suspensi nya nyaman
- Eksteriornya bagus
- Cukup irit
- Kabinnya lega
- Masih bisa servis di bengkel resmi Toyota
Cons
- Mesinnya kurang bertenaga, semoga ada opsi mesin 2.5 bensin
- Kapasitas bagasi yang kecil (440 liter)
- Tidak ada versi resmi yang dijual Toyota Indonesia
- MID dalam bahasa jepang
- Versi premium audio dengan JBL speaker, head unit nya full bahasa jepang, tidak bisa diganti ke bahasa inggris
Total Score: 7.8/10


sorry kalo ada salah kata dan kekurangan sana sini, saya hanya seorang penikmat mobil yang masih harus banyak belajar

sekian dari saya, terima kasih
![Big Smile :big_smile]](./images/smilies/big_smile.gif)