Halo SerayaMotor. Perkenankan saya kali ini memberikan review dari produk terbaru Hyundai di Indonesia, All New Tucson. Kebetulan sekali saya lagi ke bank Mandiri dan lagi lagi ketemu mobil yang cukup menarik untuk dicoba.
WHAT IS IT

Saudara dari KIA Sportage ini baru diluncurkan kemarin di IIMS dan memang belum banyak berkeliaran di jalan. Review-review dari media-media luar sangat menjanjikan membuat saya penasaran akan kualitas mobil ini. Sayangnya, mesin jagoannya yaitu 1.6 turbo tidak masuk ke Indonesia dan kita harus puas dengan mesin NU 2.0 yang nampaknya merupakan carryover dari tucson generasi sebelumnya. Menurut salesnya, Tucson baru ini diposisikan melawan CRV 2.0 yang menurut saya langkah yang cukup aneh karena CRV 2.0 pun ngga laris-laris amat. Oiya mobil ini dijual dengan harga 395 juta OTR Bandung dengan diskon yang dijanjikan bisa tembus 15 juta rupiah.
OUTSIDE

It’s a handsome thing. Saya suka tampangnya. Dia tidak terlihat terlalu busy seperti produk-produk Hyundai generasi sebelumnya. Proporsinya pas meskipun velg yang dibungkus GT Radial Savero itu nampak agak terlalu kecil. Headlight sudah pakai LED yang diarahkan dengan projector. Bumper depan bagian bawah agak sedikit terlalu busy for my liking tho, tapi ya kalau desain mobil begitu-begitu aja apa kerja desainer kan?

Di bagian belakang (foto kurang jelas) mobil ini nampak clean dan proporsional meskipun for some mungkin bisa dibilang agak plain. Dan dari samping saya bisa bilang ada sedikit kemiripan mobil ini dengan CX-5 meski menurut saya mobil ini masih lebih sleek.

INSIDE

Well this is where things get a little bit downhill. Jika mobil ini tampak modern di luar sayangnya tidak di dalamnya. Dashboard berdesain biasa saja dan kualitasnya untuk mobil seharga ini bisa dibilang kurang. Seats and steering wheel are wrapped in leatherette yang saya tidak suka jahitannya terutama pada stir. Stir ini jadi terasa terlalu gemuk untuk dipegang dan ini bukan gemuk yang “nice” seperti yang kita rasakan jika memegang stir BMW misalnya. Color scheme pada joknya juga sedikit mengingatkan saya pada CX5 2.0 GT. Dan saya harus bilang doortrim mobil ini seperti diangkat straight from B-segment hatchback dengan upholstery yang sangat minim.

Beberapa hal saya suka sebenarnya, posisi duduknya quite tall but very comfy dan shifternya untungnya terasa berkualitas. Tampilan instrument clusternya juga enak dilihat. Interiornya juga cukup lapang dan tempat penyimpanan memadai. Joknya juga empuk dengan bentuk yang pas.

DRIVING IT

Setelah diberikan kunci yang sejujurnya kok rasanya kurang layak untuk mobil nyaris 400 juta (mind you, saya tidak biasanya peduli pada hal kecil begini) saya segera hidupkan mesinnya yang surprisingly sangat halus! Mesinnya halus dan hening saat idle, nice. Masuk D dan keluar dr pelataran parkir bank saya rasakan steeringnya more suited for city driving. Sangat ringan dan mamah muda friendly.
Sales mengajarkan saya untuk memakai fitur shiftronicnya (yang saya yakin shopper mobil dengan harga segini pasti sudah tidak perlu diajarkan lagi). Di mode manual transmisi ini untuk upshift surprisingly brisk dan minim slip. Terasa selangkah lebih canggih dari 5AT Honda yang boros BBM itu. Sayangnya, untuk downshift jedanya lama dan belum ada rev-matching. Dibandingkan Tucson sebelumnya gearbox kali ini terasa lebih refined namun memang ini bukan gearbox yang sama sekali baru. Meskipun begitu, buat saya gearbox ini lumayan bagus. Minim slip, cukup cepat untuk upshift dan rasio pas.
Setelah minta izin ke salesnya saya coba pedal to metal. Mesinnya yang halus di idle dan low rpm ini tetap halus sampai 5000 rpm dan terasa coarse saat melewati 5000 lalu menjadi sangat kasar ketika dekat redline. Gear 1 berlalu dengan cukup cepat, upshift ke 2 tidak terjadi power drop yang lazim terjadi di 5AT Honda. Setelah masuk gear 3, saya mendekati tikungan dan downshift. Hmm cukup lambat dan remnya feelingnya aneh dan kok rasanya divingnya agak parah. Rem ini menurut saya kurang bitenya dan diperparah gearbox yang agak lama downshiftnya. However in the corner, it behaves quite well meskipun steeringnya nyaris zero feedback. Ada sedikit noticeable bodyroll namun tidak parah meskipun tidak bisa dibilang mobil ini gesit juga saat turn-in. It’s certainly not fun and quite bland tapi masih lumayan capable meskipun remnya annoying.
Puas mencoba kencang saya kembali ke mode D untuk bersantai dan mengapresiasi damping mobil ini. It’s surprisingly comfortable. Kaki-kakinya cukup supple menghadapi jalan beton yang keriting dan polisi tidur. Pothole juga tidak membuat mobil ini upset. Saya suka peredamannya. Beberapa suara dr belakang sedikit masuk tapi no problem. Saya tidak bisa bilang mobil ini sesolid european seperti Tiguan namun jika dibandingkan beberapa japanese mobil ini sangat ketat bersaing atau bahkan better dalam hal kenyamanan. Satu hal yang cukup mengganggu adalah mesinnya yang ternyata kurang bertenaga di rpm bawah, hal ini memancing transmisi sering downshift untuk mengimbangi. But still, secara performa ia termasuk cukup oke kok. Dibanding RE 2.0 saya rasa mobil ini masih lebih kencang.
TOYS

Bicara tentang toys bersiaplah untuk sedikit kecewa, bisa dilihat HU nya amat standar meskipun si sales bilang bisa dibonusin yang lebih canggih. Menurut brosur ada rearview camera di spion tengah meskipun saya tidak menemukannya di mobil test ini.

Climate control? Nope. Meskipun untungnya masih ada airvent untuk penumpang belakang. Cruise control? Nope. Meskipun untuk jempol anda yang mungkin gemar memijit-mijit tombol di stir bisa bermain dengan menu-menu di instrument clusternya.
Safety features? ABS EBD Dual Airbags. That’s it. Sangat disayangkan. This car is sunat menyunat gone wrong.
CONCLUSION
Pertama lihat tampangnya mobil ini terlihat menjanjikan. Sayangnya terlalu banyak sunat menyunat membuat mobil ini kurang mencolok diantara rival. Mobil ini menurut saya sangat butuh varian dengan level lebih tinggi. The top trim or ultimate trim with new turbo engine to at least lure the buyers to the dealer. Karena dengan level inovasi seminim ini dan kualitas yang biasa saja cukup sulit menjual mobil ini tanpa obral diskon.
It’s a capable and comfortable car tho. Untuk tranportasi sehari-hari sangat mencukupi. Tapi dengan harga 395 juta saya berharap agak lebih sih.
Sayang sekali mobil berpotensi besar yang banyak menerima pujian di luar menjadi korban sunat seperti ini.
WHAT TO EXPECT
A diesel variant! 1.6 CRDi variant kabarnya akan segera masuk Indonesia.