Smartphone ku berbunyi...eh ada inbox dari FMI
Isinya seperti ini, Monggo dibahas,..
maunya Ford ini apa sih, sebentar mw pergi sebentar mw balik.
lama lama ku "tandai" juga si Ford ini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
Iya om imza, smoga tujuan pengumuman ini mmg seperti itu bukan cm sekedar modus buat naikin penjualan di IIMS alias ngabisin stok [emoji14]Imzaulil wrote:Masih mau berttanggung jawab dan mungkin tidak mau dicap produsen yg tidak kredibel di indo
Bisa dibilang plin plan jg om, dulu bahasanya "mundur dari seluruh operasi kami di Indonesia pada paruh kedua tahun ini. Hal ini termasuk menutup dealership Ford dan menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford"1704MX wrote:trit ini mending digabung dgn yg sejenis. udah panjang yg bahas FMI.
--
udah jelas statementnya, dia tetep mau cabut.
Ditandai aja dulu omTurboman wrote:dari pola-nya spt ini gak heran lah Big 3 di US itu pernah ngalamin 2X hampir bangkrut, di zaman dulu dan 2008
Juga mengapa mobil2 Jepang bisa menjadi "raja" di pasar US
Kalau saya melihatnya ini "Manajemen Keblinger"......
Gak heran om NR bilang stay away aja dr brand tsb........
solar_kerosen wrote:ford sama mazda ini nasibnya beda beda tipis , harus pake bensin mahal , spare part kw langka, jualan gak jelas masuk segmen menengah tapi biaya operasional menengah keatas
JAKARTA (DP) – Kabar tak sedap kembali menyengat Agen Pemegang Merek (APM) mobil yang sejatinya sudah menghentikan operasinya di Tanah Air pada paruh kedua tahun ini, yakni PT Ford Motor Indonesia (FMI). Diduga, FMI telah melakukan manipulasi spesifikasi kendaraan untuk mengakali tarif/biaya Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) atas produk Everest.
Laporan tersebut keluar dari Direktur Eksekutif Center for Indonesian Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo, di Jakarta, Selasa (13/9). Disebutkan bahwa, FMI telah diduga memanfaatkan celah untuk bisa menghindari peraturan atas besaran tarif PPnBM yang lebih mahal.
Langkah tersebut dilakukan Ford Motor Indonesia, dengan memanipulasi spesifikasi barang yang diimpor dalam hal ini kendaraan jenis SUV, yaitu Everest. Modus dugaannya, dengan mengubah spesifikasi dan memodifikasi Everest sebelum dan sesudah impor.
Celah Peraturan
Seperti yang sudah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) RI, No. 41 tahun 2013, Tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Di mana, FMI mengakali besaran tarif PPnBM dengan memanfaatkan celah peraturan yang tertuang dalam PP No 41 tahun 2013, Pasal 2 Ayat 2, yang berbunyi; Kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM dengan tarif sebesar 10%, adalah: Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 orang sampai dengan 15 orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel atau semi diesel), untuk semua kapasitas isi silinder.
Seharusnya, tegas Yustinus, Ford dikenakan PPnBM besaran tarif 40%, berdasarkan pada Pasal 2 Ayat 5 yang menyebutkan; kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, kendaraan selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi, sistem 2 gardan penggerak (4×4), dan berkapasitas isi silinder lebih dari 1.500 cc sampai dengan 2.500 cc.
Dalam hal tersebut, dugaan Yustinus, Ford sudah lebih dulu mengubah spesifikasi dan memodifikasi Everest sebelum dan seduah impor, yaitu dari spesifikasi 7-bangku menjadi 10-bangku, kendati saat diniagakan ke publik sudah menjadi 7-bangku kembali. “Modus ini sangat mungkin dilakukan karena di sini ada manipulasi spesifikasi untuk menghindari PPnBM. Tapi perlu diteliti lebih lanjut.” [dp/Rdo]
Beritanya masih dikejar om...L4WU wrote:klo kabur kayak gitu apa masih di kejar juga pajaknya?