Singkat cerita, mobil ini awal mulanya adalah operasional kantor as per request milik Ayah saya selama bekerja yang dibeli sebagai bagian dari paket pensiunnya. Secara teori BPKB, mungkin statusnya sudah berganti kepemilikan menjadi kepemilikan kedua. Secara praktiknya, mobil ini tetap tangan pertama, hanya dengan alasan sayang kalau tidak diikutsertakan karena yang pakai ya keluarga saya sendiri.
Desember tahun 2007 (part number year rata-rata sekitar Juli 2007 waktu iseng liat-liat dan cari-cari di balik part-part plastik) mobil ini dibeli karena budgeting peremajaan kendaraan akan hangus dengan warna hitam yang dipilih karena keterpaksaan karena waktu itu warna silver tidak ada stok nasional dan memang sudah diakhir life cyclenya, dimana pada saat itu T31 X-Trail sudah keluar di pasar global sekitar 6 bulan, dan butuh waktu sekitar 6 bulan sejak pembelian baru diperkenalkan T31 X-Trail. Sempat merasa kenapa tidak bisa dipending saja agar dapat T31, tetapi akhirnya justru beruntung karena mendapat versi yang kalo tidak boleh dibilang limited, bolehlah dibilang special, feature-wise.
Let’s go to the review
===============================================
Model : Nissan X-Trail 2.5 Xt A/T 2007, Body Code T30
Tipe : Medium SUV, CKD (Menurut orang dalam Nissan, semua generasi X-Trail ini part dikirim dari Jepang, hanya numpang rakit saja di Indonesia; menanggapi beberapa simpang siur status CBU, CKD, dkk)
Harga Baru (2007) : 301.000.000,- OTR JaBoDeTaBek (belum termasuk diskon/bonus/dll)
Technical Spec : QR25DE 178 PS @ 6000RPM 244Nm @ 4000RPM I4 2.5 liter CVTC, 4AT conventional, drive-by-wire
S & S : ABS, EBD, BA, dual-SRS airbag, side impact beam, immobilizer, built-in alarm system, child-proof door locks.

Intro :
Nissan X-Trail adalah medium SUV keluaran Nissan Motor pada tahun 2000. Model ini diposisikan sebagai lawan dari rival sekelasnya yaitu Honda CR-V, Ford Escape, dan Mazda Tribute. Rancang desain mobil ini ditengarai sudah adanya campur tangan dari pihak Renault yang pada saat itu menyelamatkan Nissan dari kolaps alias bangkrut dikarenakan diversifikasi produk yang masif serta tidak diiringi oleh hasil penjualan yang maksimum atau ideal untuk menutup R&D cost yang sudah berjalan.


Dirilis pada tahun 2000 pada Paris Motor Show, X-Trail tampil dalam bentuk sebagai concept yang hingga pada versi produksi hanya terjadi sedikit perubahan saja. Mostly exterior. Tampil dalam bentuk concept dengan Hyper Roof Rail with Lamp dengan bentuk sedikit berbeda dan velg 17 atau 18 inch dengan tambahan overfender yang nantinya kita kenal pada tipe Stt di Indonesia, X-Trail pun dapat menjadi salah satu bintang pada acara Paris Motor Show kala itu. Sehingga pada tahun 2001, Lahirlah generasi pertama X-Trail dengan kode T30 di Jepang. Menggunakan Nissan FF-S Platform yang sharing dengan Nissan Primera, mesin yang digendong pada kala itu adalah 2.0L dengan kode QR20DE. Sedikit Trivia, berbekal dengan kesamaan platform, pada awal mula kedatangannya di Indonesia tahun 2002, diikutkan sedikit batch Nissan Primera sebagai water test atau memang simply out of mind principal Nissan kala itu.


X-Trail T30 juga hadir dalam bentuk Hydrogen Fuel Cell Vehicle yang dipasarkan secara on leasing kepada perusahaan-perusahaan di Eropa dan Jepang. Memiliki interior yang sedikit berbeda dengan dash speedometer yang full digital. Informasi mengenai mobil ini sangat sedikit sekali.

X-Trail pertama yang datang ke Indonesia pada tahun 2002, dirilis dengan harga Rp 333.000.000,- dan cukup sukses di pasaran, sehingga acap kali mungkin kita melihat versi CBU awal yang cukup mudah untuk ditengarai dengan signature presence bumper yang minus rumah foglamp dan apalagi foglampnya. Dengan akta CBU Jepang, sudah jelas bahwa keseluruhan indicator maupun printed information yang ada di mobil berbahasa kanji, Privacy glass yang gelap kecuali windshield dan front side window seperti Grand New Fortuner ditambah pula fitur Snow Mode dan Auto Climate AC membuat mobil ini seperti unicorn pada saat ini.


Pada tahun 2003 mulailah diproduksi X-Trail ini secara CKD dari Plant Nissan di Purwakarta. Ini berarti Facelift (FL) Pertama UNTUK JEPANG, dan MODEL AWAL untuk Indonesia. Harga pada saat itu akhirnya turun drastis hingga kisaran 250-270jutaan (murni lupa) dengan trim St dan Xt, membuat mobil ini menuai sukses sebagai No.1 SUV in Indonesia & Japan (bagi yang ingat, pasti anda dahulu pernah melihat stiker ini pada kaca belakang X-Trail. Layaknya stiker First Class on The Ground milik Serena..)
Perbedaan fitur St dan Xt paling mencolok terdapat pada Rooflamp (Xt), Teknologi yang pada pabrikan lain mungkin disebut Safari lamp memungkinkan pengguna untuk mendapatkan jarak pandang lebih jauh sekitar 30meter dan lebih lebar sekitar 6 meter. Selebihnya pada interior hanya perbedaan Leather seat dan Wood panel, serta mungkin beberapa detail lain yang saya kurang begitu paham.

Tahun 2006 adalah perkiraan waktu terjadinya Facelift pertama (Indonesia) pada model ini. Dengan perubahan Eksterior menjadi lebih segar dan lebih clean, tidak menonjol-nonjol seperti generasi sebelumnya. Penambahan Trim Stt sebagai midclass diantara St dan Xt diberikan overfender , bulbar, dan crossbar pada tipe Stt. Perubahan pada eksterior terjadi pada model bumper depan dan belakang, V-Grill mengikuti bahasa desain global Nissan, reflector bumper belakang yang menjadi bulat, serta rumah lampu sein spion yang menjadi lebih tebal dan besar. Pada tahun ini tidak ada perubahan interior. Mulai pada tahun 2006, keluarlah X-Trail 4x4 dengan basis model St (Tanpa Rooflamp) mesin 2.5L dan interior berwarna beige. Saya tidak ingat berapa harganya, tetapi pada tahun 2007, ada selisih terpaut +-50 juta rupiah dikarenakan pajak Negara kita yang well… cukup aneh.

Tahun 2007 adalah waktu terjadinya FL kedua. Diversifikasi Trim mobil ini pun menjadi lebih luas, yaitu St, Stt, Xt, dan penambahan tipe baru yaitu 2.0L Manual. Pada edisi 2.0L Manual terdapat dua trim yaitu Standard dan NISMO. Pada versi nismo, diberikan body graphic berwarna merah seperti bendera serta bodykit Front and Rear skirt yang menurut saya sangat ganteng. Andai saja Trim Xt diberi bodykit itu seperti halnya tipe Luxury di Malaysia, lengkap sudah kegantengan mobil ini.
Pada FL kedua, dilakukan banyak improvement dan perbaikan dari tahun sebelumnya. Interior berubah menjadi lebih cantik dan sistem elektrikal lebih maju serta perbaikan penyakit bawaan pada engine yang akan lebih detail kita bahas pada long term review kali ini..
Sekilas :

X-Trail dalam review kali ini adalah versi Facelift kedua, yaitu last generation dari body code T30. Praktis pada tahun 2016, umurnya sudah 7-8 tahun. Desain boxy menjadi signature design pada Nissan X-Trail yang pada akhirnya di Generasi P32R alias New X-Trail/Rogue menjadi tidak boxy oleh karena regulasi global mengenai Emisi. Price positioning yang head-to-head dengan CR-V juga membuat mobil ini cukup popular di masanya.
Mesin + Handling + Driving :
Sekilas mengenai mesin, T30 X-Trail memiliki 4 Macam mesin, yaitu QR25DE 2.5L, QR20DE 2.0L, SR20VET 2.0L Turbo Intercooler (Japan only), dan YD22DDTi 2.2L Diesel Turbo Intercooler. Versi hot-SUV nya adalah X-Trail GT dengan mesin SR20VET yang powernya mencapai 280PS atau 276HP, dengan kata lain, power yang tertulis sepertinya masih ikut Gentleman’s Agreement, sama seperti mesin Nissan Skyline yang rated outputnya hanya ditulis segitu. Aslinya, kata yang pernah dyno somewhere north 300HP… North means diatas, entah diatas jauh atau diatas dekat… yang jelas… Super Monster!!!

Inilah Mesin SR20VET versi X-Trail GT yang hanya dijual di Jepang.

Mesin QR25DE yang dipakai pada mobil ini adalah versi pertama dari seluruh mesin 2.5L X-Trail di Indonesia yang tiap pengembangan model change diikuti pula pengembangan mesin mobil ini, menjadi QR25DEK1 pada T31, dan QR25DEK2 pada P32R. K berarti kaizen yang dalam bahasa Jepang artinya perbaikan (CMIIW). Secara teknologi, mesin ini sudah mengadopsi variable valve timing yang dikenal pada pabrikan Nissan sebagai CVTC. Bisa dianalogikan sebagai VVT-i pada Toyota. Karakter mesin dengan stroke/langkah piston yang panjang mengeluarkan tenaga yang buas terutama pada RPM atas ini menjadi andalan platform global. Banyak ubahan-ubahan mesin hingga pemasangan turbo di Amerika pada Nissan Sentra series yang juga menggunakan mesin ini menandakan potensi mesin ini masih ada untuk dapat diupgrade secara aman hingga 250PS.

Pada X-Trail T30 ini, power mesin sama sekali tidak di de-tuned seperti pada generasi selanjutnya oleh karena penggunaan CVT yang pada akhirnya seringkali jebol dengan bunyi-bunyian aneh… Well sh1t, inilah yang membuat saya bersyukur atas mobil ini. Torsi yang melimpah di setiap RPM apalagi diatas, membuat salip menyalip amat sangat pede dengan kemampuan mobil ini.
Mohon maaf, foto diambil dari internet.
Versi 2003 awal tidak mendapat cover engine seperti ini. Mulai 2004 sepertinya sudah ada.
Pada mesin ini, ada beberapa kelemahan dan penyakit bawaan.
1. Crank Sensor yang bermasalah, dikarenakan cacat desain. Ditemukan pada versi Pre-FL (2003-2005) dan FL Exterior alias FL kedua (2005-2006). Sering terjadi di 70-200ribu KM, Butuh kurleb 1juta untuk 2 sensor CKP/Crank Sensor Ini. Pada mobil saya, karena sudah Last FL, penyakit ini sudah hilang karena bawaan sensor seperti versi pengganti untuk seri awal.
2. Pulley Alternator yang tiba-tiba fail. Kasus ini pernah menimpa saya ketika mobil posisi odometer 80.000KM, yang perlu diganti, Bearing + pulley seharga total kisaran 1 juta di bengkel resmi. Normalnya akan terjadi pada rentang 70-150ribu KM, atau bahkan bisa 200.000KM . Gejalanya tiba-tiba mobil akan seperti mati lalu tetap nyala dengan indicator aki menyala dan tegangan mobil turun, maka klakson akan terasa sember.
3. Seal klep dan head yang merembes. Pada kasus yang parah dapat menyebabkan mobil pincang/loss power dan busi banjir oli. Rata-rata terjadi pada usia 100.000KM, selebihnya bonus, sebelum itu, apes. Wajar, namanya mobil dipakai. Kalau yang ini penyelesaiannya cukup murah kalau mau ngakal.
4. Fan Radiator yang mati, ada dua fan, bekerja automatically ECU-controlled sering kali dipantek oleh para mekanik yang sok tau. Fan yang besar harganya mahal, jutaan ORI nya, lupa.. Fan yang kecil lebih murah. Tidak ada waktu pasti kapan, begitu ini kena, amat sangat berhubungan dengan overheat dimana begitu terlewat, head, internal mesin bakalan melenting semua dan makin mampus untuk diperbaiki. Saya, belum ada masalah.
5. Radiator, asli jepang 1 ply sepertinya dengan merek Calsonic Kansei, punya tutup dari bahan plastic yang dengan umur bisa retak-retak lalu bocor, kalau ganti baru 4jutaan, diakali tutupnya bisa 750-1jutaan. You choose which is better. Mobil saya, masih retak-retak rambut, tanpa ada tanda-tanda abnormalitas air coolant habis. Bagi saya, wajar dan selalu saya pantau.
6. Saya lupa, mungkin nanti ada teman-teman lain yang ingat, terutama bro vulvy8858 yang mobilnya seumuran dengan mobil saya.
Beberapa waktu lalu saya baru saja mengganti engine mounting dan bearing alternator. Engine mounting pada mobil ini termasuk part yang pada saat berumur perlu diganti jika terjadi getaran yang cukup parah saat posisi berhenti diam dengan injak rem dan tuas posisi D. Biasanya yang cepat kalah adalah engine mounting bagian kanan/driver. Bearing alternator pada mobil saya diganti berbarengan pada KM 90.000an. Awalnya bunyi-bunyi ringan lalu lama kelamaan akan terdengar seperti suara grinding pada bagian kanan seperti fan/rotor yang berputar terkena besi. Saya ganti dengan yang bagus, engine mounting KW 1, total jendral dengan jasa kurleb 550ribuan. (kalau diluar beres dan mekanik berpengalaman, bisa amat murah maintenance cost mobil ini.)
Sehingga praktis pada bagian mesin yang sudah saya ganti selain barang habis pakai pada umumnya :
- Pulley alternator 800ribuan (Beres)
- Bearing pulley alternator 300rb an (Beres)
- Bearing alternator (Luar Beres)
- Engine Mounting (Luar Beres)
- sudah ini saja hehehe... Total sekitar 2juta mungkin.
Secara handling, X-Trail ini dikenal sebagai mobil yang lebih nyaman dan empuk dibanding rivalnya yaitu Honda CR-V. Mungkin memang karakter Nissan, bisanya bikin mobil Mpuk-Empuk…. Hehehe..
Sehingga problem limbung dan understeer karena penggerak depan dan per yang empuk mungkin muncul pada mobil ini. Suspensi empuk mobil ini sangat cocok dipakai di polisi tidur yang agak tinggi tetapi cukup lebar sehingga rebound nya bisa pas empuk di bokong. Kaki-kaki mobil ini terutama link stabilizer dan arm nya sesuai dengan umurnya saat ini sudah ada tanda-tanda uzur, yang kalau ditotal jendral diganti semua dengan harga bengkel resmi, plus rack steering yang jadi masalah juga, mungkin anda bisa langsung beli satu Honda bebek Revo setara untuk perbaikannya. Mateng koweee……
Pada bagian kaki-kaki yang sudah saya ganti adalah :
- Boot driveshaft kanan KW 100ribuan setelah 5,5tahun sejak awal punya (seringkali dan mesti bagian sini robek, karena umur dan pemakaian. Harap cek sebelum membeli 2nd, isi gemuk/grease bisa habis bila terlewat)
- hanya ini saja... Sisanya nanti dulu sambil mengumpulkan uang lagi, maklum saya masih jadi keset di Rumah Sakit.
Driving impression mobil ini nggak ada kata menukik tajam saat mengerem, hanya menukik secukupnya dengan rem yang cukup pakem walau hanya standar pabriknya.. Tidak ada rasa ngglosor seperi halnya pada Innova. Hanya ada kata badan bisa terhempas ke kursi saat dibejek dalam. Spin ban depan pun sering dan mudah sekali untuk dilakukan, cukup intimidating buat mobil-mobil songong diluar kota saat sama2 pole position di lampu merah. Suspensi dapat meredam body roll cukup baik meski pada karakter yang (sekali lagi) empuk, dibutuhkan tambahan strut bar, sway bar dan semacamnya agak handling bisa lebih precise dan firm. Setir punya feel cukup berat saat menggerakan di posisi diam ataupun berjalan pelan, tetapi bagi saya hal ini masih cukup enak dan pada high speed menjadi pas karena tidak terlalu enteng. Karena ini long term review, sangat mungkin kondisi sudah tidak seperti awal mula, karena pada pengecekan lebih lanjut, rack steer mobil ini sudah mulai rembes-rembes sedikit basah walaupun tidak ada tanda minum oli PS yang abnormal. Sehingga secara obyektif dan subyektif mungkin berbeda. Penyakit ini, saya anggap kelemahan X-Trail yang bisa bikin pusing para pembeli 2nd hand. Kisaran 11 juta assy barunya di bengkel resmi dan 2-5jutaan untuk repair, acapkali menjadi momok para pembeli 2nd hand. Bagi saya, WAJAR. Namanya mobil dipakai, jalan Indonesia yang begitu adanya, so why not. Selama tidak ada abnormality yang cukup kasat mata, hal ini bukan menjadi problem utama yang harus diselesaikan.
Transmisinya saat dibawa santai akan terasa halus, tetapi namanya Conventional AT sudah terasa kalahnya dalam kehalusan berkendara apalagi RPM tinggi, akan amat sangat terasa ngejedak saat pindah gigi. Untuk selip, mungkin tidak. (Saya jarang merasakan banyak perbandingan mobil karena bahannya nggak ada, jadi mungkin saja bisa bias, mohon maaf..)
Asal rutin merawat, transmisi mobil ini cukup badak. Hanya beberapa kasus saja failing transmission terjadi, tapi bukan karena penyakit bawaan, lebih ke arah pengguna yang kurang baik atau jorok dalam perawatan. Dengan minimal maintenance pun mobil ini tetap bisa jalan.
Conventional AT pun juga menunjukkan kelemahannya pada konsumsi bensin yang nggak bisa dibilang irit-irit amat (1:6-7 dalkot, 1:9-11 lukot). Jalan 100Km/H di tol dengan 4th gear sudah berada di 2500RPM. Andaikata mobil ini 5 atau 6 speed, mungkin bisa lebih irit dan nyaman. Gear 1 hingga 60 km/h dan gear 2 hingga 110 km/h membuat mobil ini sangat buas jika berani nekat shifting hingga redline.
Sebelumnya, pardon me for not so photogenic and the car is not so clean. And so many not original parts that has been modified and changed not as new as from dealer. Maklum long term review.

Eksterior :
Secara keseluruhan desainnya X-Trail adalah boxy-shaped SUV yang menimbulkan kesan macho. Sayangnya memang di Indonesia perbandingan antar generasi dengan rival terdekatnya yaitu CR-V berada saling selisipan pas tengah. Saat X-Trail ada di tengah masa life cyclenya, CR-V konde sudah berubah menjadi CR-V kura-kura menyebabkan bias pada perbandingan mobil di tanah air. Jelaslah kalah X-Trail T30 dengan CR-V RE. Satu generasi tertinggal.

Di bagian depan versi FACELIFT ini terlihat sekali bahwa mobil ini tidak segarang model PRE-FL nya dari bumper yang terlihat makin soft. Tetapi desain yang tetap boxy memberikan kesan yang long-lasting pada mobil ini. Ingat, mobil ini adalah ide dan karya cipta dekade 90an akhir yang dirilis millenium 2000an awal..
Headlamp bagian atas sudah ditutupi oleh stiker hitam, bukan untuk menambah garang, hanya karena penyakit dari mobil ini adalah makin lama makin terkena hepatitis, alias lampu berubah menjadi warna kuning.
Grille yang awalnya berbentuk V-Grill sudah ditukar dengan original Japanese Domestic Market atau yang disingkat JDM. Sedikit cerita, grill ini dijual di umum dengan kategori sangat langka dengan harga sekitar 1.5jutaan. Saya? Dapat 300ribu saja rombongan bertiga di grup sebelah.


Pada bagian ini adalah bagian yang paling saya suka, paling macho dan paling photogenic.
Fitur jetwasher headlamp yang hanya ada di tipe XT juga sangat menonjol dan old-fashioned, kalah dengan generasi T31 yang lebih kecil, dan model-model mobil lain yang hanya terlihat seperti tutup kecil dibawah headlamp.
Di bagian ini, ada fender mirror yang terlihat nongol, diganti dengan replika Fortuner. Aslinya silahkan lihat saja di internet. DC hanya 200ribu termasuk jasa untuk fitting dudukan dan rework agar proporsional dan berfungsi maksimal.



Road presence pun berubah menjadi lebih ganteng maksimal, dengan fungsi 2 kaca satu untuk samping dan satu lagi untuk bagian depan dapat terpenuhi secara maksimal.

Tampak lampu yang kekuningan, walau sudah dipoles dengan berbagai macam cara, tapi tetap saja nggak bisa sembuh.


Fitur khusus hanya untuk tipe Xt dan 4x4 generasi terakhir adalah HID headlamp dengan spesifikasi D2R 35W 4300K dengan hi-beam halogen terpisah. Konon katanya, satu buah headlamp yang khusus dibawa assynya asli dari Jepang membutuhkan damage cost sebesar 7juta per biji nya...



Pada bagian samping, mobil ini terlihat jangkung oleh karena peci abu-abu bernama Hyper Roof Rail yang dipasangkan diatasnya. Semua memang tergantung selera, tetapi bokap pilih mobil ini simply karena katanya model St tanpa peci terlalu gepeng. Dilengkapi side body moulding sewarna dan handle chrome berbentuk agak kaku membuat tampang mobil berwarna hitam ini simply seperti orang menggunakan tuxedo hitam dengan sedikit garnish putih dan peci abu-abu



Velg 16 inch dan ban Dunlop Grantrek ST20 menjadi bawaan mobil ini.Lampu sein samping warna putih frost ini menjadi pembeda versi Pre-FL dan FL pertama dengan FL terakhir. Pada versi sebelumnya, 16 inch juga dengan model lebih membulat dan lampu sein berwarna oranye. Membuat kesan lebih modern dan tidak tua-tua amat.



Spion X-Trail ini cukup aneh, karena desain lampu sein spion hanya ditempel dengan double tape saja bukan dibaut pada cover spion seperti Avanza menyebabkan sering lepasnya lampu. Tetapi lebih baik begini daripada di lem mati dan hancur saat terkena spion orang lain secara tidak sengaja saat melaju cukup kencang berpapasan.
Yes, you are right, berbeda warna disebabkan kejadian yang cukup memalukan dengan ukuran cover spion gambot khusus FL pertama dan kedua, bisa hancur dan lepas berkeping-keping saat saya sedang menyalip sebuah WAGON R!! dan, upss... tiba-tiba Wagon R sial itu sedikit buang kanan saat saya sedang tancap gas untuk overtake.

Untungnya hanya kaca dan cover spion yang hancur, mencari assy ini cukup susah karena biasanya harus satu set dan untungnya pula sedang ada stok rumah spion satu sisi di dealer Nissan Malang, cukup dengan 500 ribu untuk one piece gayung bolong ini.


Spion bentuk kotak memberikan pandangan leluasa pada mobil ini.

Stiker immobilizer khusus pada FL terakhir. Menandakan sudah dilengkapi chip immobilizer pada mobil ini.


Pada bagian bokong indahnya,versi FL secara umum sudah menggunakan model rear bumper baru dengan reflektor bulat. Reflektor ini disinyalir common part dengan milik T31 X-Trail. Pernah pecah, dan sebijinya sekitar 250ribu. Assy nya masih banyak dibanding versi mengkotak Pre-FL yang amat jarang.
Dari bagian belakang, desainnya tetap mengkotak sederhana dengan segaris chrome di bagian atas plate number yang dibaliknya terdapat handle pintu belakang.
Biasanya ada emblem 2.5 dan Trim St atau Xt pada bagian kanan bawah. Tetapi pada mobil ini ditempeli replika emblem trim dari Australia tipe tertinggi yaitu Ti-L dan emblem All Mode 4x4 serta Max load capacity seperti mobil CBU dari Jepang. DC Cost? Bikin sendiri dong, bagian dari usaha mencari tambahan rejeki..


Parking sensor original assy dari T31 X-Trail yang dipasang due to safety concern jaman bokap kerja di perusahaan yang memang untuk safety punya semboyan The Goal is Zero, maksudnya Zero Accident.

posisi pemasangan minggir sekali, entah mengapa dari dealer dipasang begitu... Sebenarnya, di Jepang disediakan opsi rear dan corner sensor di depan dan belakang. Sayangnya fitur itu absen sama sekali di Indonesia hingga kehadiran P32R atau yang biasa disebut T32 All New X-Trail.

Yak, inilah pembeda exterior utama dengan trim-trim lainnya, diposisikan sebagai trim level tertinggi membuat X-Trail dikenal dengan lampu tembak diatas bodi hingga generasi T31. Lampunya sangat-sangat-sangat berguna buat malam hari di kegelapan, terutama saya yang posisinya di Malang sering bawa untuk pulang kampung ke Kediri melewati daerah berliku setelah Pujon yang ekstra gelap tanpa listrik. Dengan adanya lampu ini, setelah hi-beam dinyalakan, menggunakan dedicated button yang mengaktifkan lampu ini membuat jalan disorot seketika menjadi lebih terang, lebih lebar dan lebih panjang jangkauannya. Lumayan untuk lawan bis-bis antar kota yang songong ambil jalur lawan. Dengan mudah dipukul mundur nyali para supir bis dan membuat mereka kembali ke jalur yang benar.

Assynya? belum pernah dengar dijual terpisah, tapi bekasnya kalaupun ada bisa kisaran 10juta mungkin.
Penyakit yang sama juga menyerang mika bagian roof lamp ini. Hepatitisnya juga bisa parah apalagi mobil berwarna hitam, sering parkir ditempat panas dan menghadap matahari, lengkap sudah penderitaan ini

Untungnya ada obat poles seperti Waxco Headlamp Restorer dan semacamnya yang bisa bikin penyakitnya berkurang, namun tidak hilang. Retak-retak rambut pun jika diperhatikan pastilah sangat banyak di bagian mika. X-Trail memang terkenal mudah kuning dan mungkin juga karena umurnya sudah 7 tahun, jadi yasudahlah saya anggap wajar.