Setelah lama nggak turun gunung... Akhirnya sempet juga nulis review.
Kebetulan review ini juga mobil yang saya suka dan nggak menduga bisa dapet unit nya. Plus we got a proper track!
Mobil yang dari harganya bisa buat beli pabrik kacang dan nggaji karyawan - karyawannya sekaligus...

==========================================================
Pada suatu siang mod kucing memberi kabar menyambangi dealer Porsche yang baru saja buka. OK saya sebenernya agak cuek karena mau nyoba Macan aja gak jadi-jadi apalagi mau nyoba lineup lain? Kesampean pun itu Panamera S di event tempo hari.
Tiba-tiba WA saya bunyi….
“Chris… good news… you get 997 Cabrio”
“Oh… wow… hayuk mod sikat… ane bisa sabtu”
“Oke, sabtu yak”
Saya waktu itu gak konsen gak nyadar modcing ngomong 997, sampe saya baca lagi saya baru nyadar
“lah… 997 kan model jadulnya 911?”
Gak lama kemudian esoknya modcing meralat kalo itu 991…. Tuh kan bener dugaan saya. Salesnya yang siwer menurut pengakuan modcing.

Ya itu dari awalnya saya gak semangat mau bikin review nya Panamera S, sekarang bisa langsung saya jadiin satu dengan “dua saudaranya”.
Sabtu pagi dengan bermodalkan sebuah mobil Innova kawe delapan… kami berangkat ke Porsche yang bersebelahan dengan tempatnya istri modcing. Waktu perjalanan modcing sudah bilang “kayaknya rute nya Cuma boleh muter sekitar Mayjend aja”…. OMG… what’s the point nyoba 991 Cabrio di Mayjend di hari sabtu???

Sebuah March, Ertiga, dan Innova KW8 di "SERVICE IN"....
Sesampai di dealer…. Lah sepi… nggak ada siapa siapa. Cuma seorang sales konter. Alamat kena PHP karena sales yang bersangkutan nggak ada di tempat. Alamak. Pupus sudah harapan nyetir mobil impian. Sales konter nya kemudian bilang “mobilnya lagi dibawa semua ke event”…. Event?
OK karena merasa di PHP kami langsung meluncur ke tempat event tersebut yang jaraknya *lumayan* jauh… Di ujung bumi. Sebelah baratnya Surabaya Barat… jauh sekali. Langsung play lagunya Kera Sakti…. Karena perjalanan dari timur ke ujung barat buat mencari “kitab suci”. Jalannya pun rusak, kami langsung mikir “ini gimana Porsche lewat sini?”

Setelah melalui kemacetan panjang akhirnya kami sampai ke sebuah cluster perumahan yang baru dibangun…. Sepi dan kosong sekali jalanan… saya langsung mikir ini bakal sempurna nyoba Porsche disini. Dan kami sampai ke tempat yang dimaksud.

Some Porsches are waiting for us!
Dari jauh sudah keliatan banyak mobil – mobil mevvah diparkir…. 2 ekor Cayman kuning, 1 ekor Boxster kuning, 1 ekor Panamera hitam, 1 ekor Cayenne lawas. Kami pikir itu unitnya, lalu kami belok dan…. OMG…. 1 unit 911 Carrera GTS Cabrio…. 1 unit Cayenne e-Hybrid…. Dan………………………… 911 Turbo!!!!!! Wonder if we can bring it to a proper test?
Masuk ke ruangan sambil menunggu hujan reda kami disambut oleh sales *yang ternyata juga nunggu kabar kami, miskom makanya dikira PHP*. Ybs langsung bilang “oh TDnya slalom kok ini”…. Wh… whaaaaaaaat??? Ternyata ini acara Porsche Driving Experience!! Sudah disediakan cone dan track khusus dan 3 buah mobil tadi yang ditutup tenda ternyata buat dicoba. I REALLY CAN DRIVE THE FRIKIN 911 TURBO!!! What a dream come true…
Karena saya sudah over excited, walaupun acara belom mulai kami minta ijin buat ubek-ubek 911 Turbo hitam yang terparkir di luar. Over excited karena di luar dugaan yang awalnya dijanjiin “Cuma” Carrera GTS Cabrio ternyata bisa dapet 911 Turbo Coupe. Heritage man, heritage. Proper 911 is the coupe ones. Sama seperti proper SLS adalah yang coupe. Unit semua diboyong langsung dari Eurokars Singapore *terlihat ada plat nomor Singapore di dalam bagasi 911 Turbo*.
Setelah hujan reda dan aspal kembali panas, acara dimulai dan kami langsung book untuk 911 Turbo. Jadi TDnya itu sudah dikasih jalur dan kita slalom. Track nya pendek sekali tapi lebar jadi cocok untuk test handling. Saya makin nggak sabar.

Yang saya sangat salut, Porsche sangat memperhatikan safety. Waktu saya mau masuk mobil saya sempet dicegat sama bosnya karena pake sandal, gak aman. Tapi berkat SSI mod kucing saya diijinkan asal gak kenceng-kenceng dan ugal-ugalan *walaupun tetep aja bawanya bejek pol*.

Wait wait…. Sebelum saya mulai review. Ada baiknya kita belajar dulu teknologi – teknologi di dalam sebuah Porsche. Berhubung yang bikin Porsche exciting adalah banyaknya teknologi yang diterapkan di dalam mobil – mobilnya. Dari Macan, Cayman, Boxster, Cayenne, Panamera, 911, sampai 918 pun nyaris semua menerapkan teknologi *dan interior* yang sama persis. OK, here's some highlight :
The state-of-the-art Porsche Doppelkupplung (PDK)
PDK, well, merupakan transmisi dual-clutch, no, mungkin system transmisi yang paling advanced saat ini. Om HouseofDetailing beberapa kali ngompor ngomporin saya buat coba Porsche dan ngerasain kedahsyatan PDK. Dimana pabrikan lain seperti Ferrari dan Lamborghini memilih stick dengan Automated Manual, Porsche memilih Dual-clutch dengan alasan : Driver bisa lebih fokus ke jalan dan setir saja. Buat yang suka bilang transmisi matik membosankan dan kurang fun, well, see it for yourself. Kalau sudah merasakan PDK, bakal berpikir mobil – mobil Porsche itu ga perlu Manual. PDK basically adalah transmisi Dual-clutch buatan ZF dengan code name : 7DT.
Lebih jelasnya simak video berikut
Porsche Torque Vectoring Plus (PTV PLUS)
PTV PLUS intinya bertujuan untuk optimize drivability and cornering ability dengan melakukan pengereman. Jadi roda bagian dalam akan mengerem secara individual pada saat menikung, hasilnya? Meminimalisir oversteer / understeer di tikungan. Yeah... theoritically, walaupun hasil TD nya sangat berbeda

Porsche Active Suspension Management (PASM)
See the video (again)... *males ngetik kepanjangan, toh ga dibaca juga* intinya... electronic damper.
Porsche Dynamic Chassis Control (PDCC)
Porsche menggunakan active anti-rollbar yang dikontrol secara hidraulik... well see the video yourself.
And many more... silahkan buka website resmi Porsche untuk keterangan lebih lanjut

Daripada kepanjangan... Here goes the review...

The Almighty Porsche 911 Turbo PDK (991)

DISCLAIMER : Biar nggak mixed up antara 991 dan 911, here's a brief explanation, 911 itu tipe mobilnya, 991 itu Chassis code nya. Seperti CR-V dan RM3.
Exterior
As you can see, exterior dari 911 ini sangat iconic dan terkesan desainer Porsche itu "males" ganti-ganti desain.

See? Design cue yang selalu sama, dan entah kenapa masih terlihat cantik hingga saat ini. The first generation 911 doesn't look ugly and old compared to the new 991. And it resembles its "brother" from another mother...

Dan karena mobil nya hitam, saya langsung teringat dengan Porsche 930 Turbo Coupe di anime Wangan Midnight... The Blackbird!

.... walaupun actually Blackbird was a Porsche Turbo tuned by RUF... with the nickname RUF CTR "Yellowbird"... in this case "Blackbird".


Di depan... sepasang lampu bulat yang err... merupakan ciri khas sebuah Porsche 911.

Di bagian samping, a very curvey design, elegant, timeless, yet understated. Sama sekali nggak terlalu mencolok... well... at least compared to Ferrari.

Bagian belakang ini favorit saya, proporsi lampu belakang yang sipit, wing tinggi, dan pantat yang lebar plus empat muffler... perfect combination! Ban belakang Pirelli PZero selebar 305/30/20 membuat bagian belakang semakin "berisi" dan menjanjikan traksi yang baik.

Ban depan Pirelli PZero 245/35/20 dan disc brake dengan rotor berdiameter 380mm dengan 6-piston dan rear disc dengan diameter sama dan 4-piston di belakang. Menjanjikan kemampuan berhenti dari 200 ke 0 km/h dalam sekian detik saja



Interior
Well apalah itu interior sebuah Porsche... saya nggak ngerti bahan joknya apa, kulit yang dipake apa, yang jelas jauh diatas SUV kacangan ane lah bahannya... million times better








Karena Porsche ini punya 2 tempat duduk extra... Saya iseng-iseng masuk....

It is recommended that you cut your legs before entering it... saya rasa anak kecil pun protes disuruh masuk sini. Better remove it and put rollcage instead.
Kap mes... err... bagasi... kecil... tapi muat lah empat tas Hermes buat yang udah berbini...

Well saya nggak meladeni pertanyaan berapa biji speakernya, gimana kualitas audionya... karena jujur aja mana sempet ngerasain? To be honest i don't care, if i do care i will buy S-Class or Jaguar XJ.
Driving Impression... Oh well or i just have to say... Driving Sensation!

Jantung saya langsung berdebar – debar begitu masuk ke kabin sportscar seharga USD 577ribu ini. What a feeling… Ngerasain sesuatu yang not even in my dreams. Dulu di 650S memang sudah pernah, tapi nggak se-thrilling ini karena ini beneran nguji, bukan dibawa macet-macet di traffic lalu cari tempat kosong buat bejek. Ini beneran dicoba di “track”! And i am driving my favourite Supercar.... Oh hell... I was waiting for a moment like this...
And in fact, Turbo was 3 trims lower than GT3 RS. Di atas Turbo masih ada Turbo S, GT3, dan GT3 RS. Di bawahnya, well, miserable things...

Please Ferrari, Lamborghini, McLaren, and many others... sering adakan acara - acara kayak gini, daripada acara test drive yang kita gak bisa explore seluruh kemampuan mobil karena macet, mendingan pesan satu lahan buat dipake sendiri. So, the track was like this :

Sebelum nyetir, sales Porsche menyuruh saya memberikan tanda tangan surat pernyataan bahwa saya sehat walafiat dan siap menanggung segala resiko... well, i won't hurt her. It's my favourite car

Bersiap di garis start, no launch control, saya langsung bejek pol dari nol. Oh damn….

“BRUUUUUUUUMMMMMM…. *BRAPPP* BRUUUUUUMMMMM….”
Badan saya gak siap, saya kaget langsung saya ngerem. Response nya bener-bener ngeri. Memang saya pernah bawa Mclaren 650S yang 0-100 nya lebih kencang, tapi berbeda dengan McLaren yang cenderung lebih smooth, 911 Turbo kick nya kejam sekali kalo boleh saya bilang. Kick nya lebih berasa daripada 650S. Sentakan transmisi state-of-the-art Porsche, PDK pun benar-benar ngeri, seperti kokangan shotgun. Setelah saya tiba-tiba ngerem *yang bikin time saya bener-bener kacrut waktu bawa 911 Turbo*…. Ko “C” yang mendampingi saya langsung bilang
“gimana ko? Kenceng ya? Mehehehehee….”
“Fast as hell!”
Motor 3800cc Flat-six Porsche yang menyemburkan 540hp dan about 670Nm in normal mode and 700-ish Nm in Sport Chrono mode, combined with 7-speed PDK. Zero to hundred in three seconds flat. What a shock! That's what i call a proper gearbox. Inilah kenapa saya dari awal sudah highlight bahwa PDK itu transmisi yang "state-of-the-art" .... Saya blom pernah menemukan transmisi yang memberikan sensasi sekuat ini. That's when you don't need manual anymore. When the car decides to shift millions of miliseconds faster than your hand, and gives some kind of fun, why bother? 991 Turbo ini seperti seekor Cheetah yang kelaparan, sekejap mata langsung sanggup mencabik - cabik mangsanya. Pada awalnya saya lumayan underestimate mobil ini karena sudah pernah bawa 650S yang 3-seconds, setelah saya cek spec sheetnya, claim dari Porsche juga 3 seconds, but even crazier! Well.... that sums it up!
Setelah berenti sebentar saya lanjutin lagi ke cone depan, hard braking, ambil angle, putar setir dan gas kencang. Surprising! Walau dengan semua driving aids on 911 Turbo masih sanggup berdansa di aspal, bagian bokong bergeser waktu saya gas keluar tikungan. Berbeda dengan 650S yang cenderung lebih beradab waktu belok. Effect dari mesin flat-six di bokong yang membuat titik gravitasi sedikit di belakang.
Next, slalom test di cone. Jarak antar cone sempit dan pak C mengingatkan saya untuk gak kenceng-kenceng. Jadi saya ya selow aja. Steering nya benar-benar sigap walau feedbacknya gak se berlimpah McLaren 650S dan seluruh cone bisa dilewati dengan baik. Masih ada kecenderungan bokong membuang waktu slalom test, dan karena ini saya waktu slalom test gak berani bawa kencang, selain cone yang sempit-sempit juga kecenderungan bokong membuang karena layout nya.
Next, braking test. Setelah cone mobil diharuskan berhenti sampai ke kotak yang sudah disediakan. OK ini waktunya menguji seberapa kuat rem dari 911 Turbo. Keluar dari slalom test langsung saya bejek pol dan sekitar 80 meter dari kotak saya ancang-ancang rem. Luar biasa sekali… Dari speed sekitar 100 km/h bisa berhenti dalam errr… few seconds. Yang jelas time saya cukup buruk karena sempat berhenti kaget di awal. A little… embarrassing karena diliat banyak petinggi Porsche. Tapi bisa jadi bahan ngeles buat mereka… “your car is too powerful man.. I was shocked”.
Here's the recording, credit to madcat
Well, di awal video terdengar sang petinggi Porsche mengatakan "see? Told ya." He was bragging about that 991 Turbo was REALLY fast.
*dan sepertinya akan ada haters yang mengkritik saya nyoba mobil cuma semenit sudah bikin review....


Yes, it was me on the car...
Setelah mencoba 991 Turbo *sebenernya masih gondok dengan time, a pity we can't get another chance on that*... kami menikmati show off dari beberapa hadirin lain... dan kami memutuskan untuk mencoba mobil lain. Well, karena yang available 991 Carrera GTS Cabrio dan Cayenne Hybrid, so we pick on Cayenne. Karena kami terkesima dengan LX570 yang sempat mencoba test track.
The "Silent but Deadly" Porsche Cayenne S e-Hybrid Tiptronic S
Exterior
Seperti layaknya Cayenne biasa... dengan beberapa imbuhan warna hijau yang *lumayan* norak... Untuk menandakan ini adalah Cayenne yang "hijau"




Not much photo on this.
Interior
Like your typical Porsche.



Driving Impression
well i am giving room for questions about the hybrid system.... so i won't explain it for too long. *alesan aja, padahal males ngetik dan males gugel* Yang jelas, it was given a V6 2995cc motor with approximate 416 horsepower and 440Nm, with 95hp and 310Nm from the electric motor. Paralell full-hybrid maximum horsepower was 416 and maximum torque was..... eng ing eng.... 590Nm! One hell of a torque.
Stater mesin dan….
“err cing…. Ini dah nyala belom?”
“udah bro ini… ini hybrid bro hybrid”
“oh sh!T I forgot”
Karena habis bawa 911 Turbo, bawa Cayenne serasa bawa kapal. Besar sekali. Meluncur ke garis start, 3….2….1…. Langsung bejek habis. Fantastic! Cayenne ini Hybrid, tapi tendangan torsinya bener-bener kuat. Doesn’t feel very fast karena habis coba 911 Turbo, tapi mobil ini seriously kencang… kencang sekali untuk sebuah SUV besar. Senyap pula. Walaupun "judulnya" mobil ramah lingkungan. 0-100 in approx 5.9secs claimed by Porsche. Sekencang apa 5.9 secs? Hanya 0.2 secs lebih lambat dari New Honda Civic type R, 0.6 detik lebih kencang dari VW Golf GTI Mark.7. So your average hot-hatchback won't be a match for this.
Masuk ke rintangan pertama di putar balik, saya ambil ancang-ancang lumayan lebar karena ini Cayenne. Bodyrollnya *sangat* terasa *karena habis coba 911 Turbo… shhh… that car really makes Cayenne feels like Innova*. Walaupun 4WD tetap terasa pantat sedikit membuang waktu keluar tikungan. Mungkin kalau pindah dari CR-V ke Cayenne pasti kerasa Cayenne stabil, tapi pindah dari 991 ke Cayenne jelas membuat Cayenne jadi kayak kapal....

Slalom test, Cayenne ini seriously quick untuk mobil berbadan sebesar ini. Walau harus berkutat dengan dimensi yang tidak se-kompak 911 Turbo.
Keluar dari slalom test, gas pol sampai 100 meter sebelum braking point, karena ini pakai Cayenne ancang-ancangnya harus lebih jauh, and stop. Cayenne berhenti dengan sempurna.
Well the time… modcing said it was around 49secs… not bad since some people done in 911 Turbo in around 47secs. Saya masih gak terima dengan time saya di 911 Turbo, sayangnya 1 mobil Cuma boleh coba 1x dan maksimal Cuma boleh coba 2 mobil. Oh man….
How about the sibling, Panamera S ? Mari kita flashback ke beberapa minggu sebelum event ini. Porsche juga sempat mengadakan event test drive.
"The Rocket Saloon" Porsche Panamera S PDK
Exterior
To be honest : i don't like it. 1/2 bagian depan bagus, bagian belakangnya hell no. Porsche's ugly duckling. Desain pantat yang bahkan diakui desainernya sendiri sebagai kegagalan.




Interior
Typical Porsche... ungg... Typical Germans i mean.




All the same... And too much buttons man. I'm dead.
Driving Impression
Well, karena Panamera S saya nyoba di tempat dan waktu yang berbeda dan event yang berbeda, jadi saya lebih intens di Panamera S. Sebenernya ada beberapa hal yang bikin saya kurang sreg dengan Panamera S, karena ini adalah Porsche's ugly duckling. Dari desain saya gak suka, dari trimline juga kok "cuma" Panamera S. Makanya saya awalnya gak terlalu bergairah buat bikin reviewnya, toh Panamera yang "ganas" sudah pernah dicoba sama madcat.
Anything, it’s still a Porsche. It still got the state-of-the-art Porsche-Doppelkupplung. Versi PDK di Panamera ini sedikit berbeda, 7DT-75 dengan single-fluid line, berbeda dengan seri lain yang menggunakan double fluid line.
Engine, a frikin V6 3000cc with Twin-turbocharged. 420hp/520Nm. And it's rear wheel drive!
Masuk mobil dan nyalakan mesin…. Dari derumannya saja sudah terdengar sangar padahal ini Panamera S. Sederet tombol dan layout interior dan dashboard merupakan penanda kalau ini sebuah Porsche…. Sangat familiar, sangat banyak tombol, dan sangat err… a little boring. Germans…
Karena saya sudah pusing dengan segala tombol, ya sudahlah langsung meluncur aja… pertama niatnya halus-halus aja… tapi karena well, this is Porsche, ngapain dibawa halus dan kalem?
“BRUUUUUMMMMMM *BRAPPPP* BRUMMMMMMMMMM”
Oooomphhhhh…. What a lovely sound! Bejek gaspol saya langsung hajar tikungan pertama. Karena jalanan yang kosong bisa sedikit explore. Akselerasi ke 100 nya well…. Fast enough. Faster than Jaguar XJ 3.0, walaupun still slower than 911 Turbo atau 650S…..

Di lintasan lurus suara knalpot, engine, dan kuatnya jambakan PDK memang sangat menyenangkan, Ketika saya pencet SPORT PLUS dan mematikan traction control untuk menjajal sensasi Launch Control... I was too much impressed. Jambakannya benar - benar ngeri!
Well, i was impressed with Porsche's idea to make a fastback for driving enthusiast. Pada waktu kami TD ada sepasang pria-wanita usia 60an ingin mencoba Panamera tapi disetirin, well, jelas nggak akan cocok mereka.
I was in love with this car until…. It enters a quite curvy corner.
Di tikungan, mobil ini kerasa berat. Steering memang quick walaupun feedbacknya sedikit kurang, Tapi seberapa gila saya push to the limit, di tikungan nggak ada tanda – tanda bokong bergeser, ya berkat mutakhir nya semua driving aids juga, tapi mobil ini seriously…. Heavy. I can barely feel all the weight while cornering.
Satu catatan lagi, kekurangan terbesar, ya nggak terbesar juga, tapi menurut saya bantingannya a bit harsh. Spring rate nya terlalu kaku, dibalut ban low-profile, menjadi poin minus terbesar mobil ini dalam hal kenyamanan. Suara roda di paving pun cukup mengintrusi.
Well, karena pada sesi TD Panamera ini saya ditemani oleh Aris a.k.a sandal, maka ybs yang datang terlambat pun mendapat kesempatan mencoba. Kali ini, ditemani dua nonik sales Porsche!




Posisi sebagai penumpang belakang.... It was not really good. Jok terasa cramped, legroom terbatas. And i was annoyed with the super-stiff spring rate. Even dibanding sebuah Mclaren 650S yang kodratnya sebuah supercar pun, Panamera tidak terasa lebih nyaman. Sayangnya ketika Aris nyoba, dia nggak terlalu push Panamera S to the limit, doi lebih milih santai yang bukan kodratnya Panam S. Si nonik di sebelah ane sampai bilang "i'm starting to get sleepy...."

You gotta push it harder next time, Ris.

Verdict
Porsche was made for the enthusiast.
I mean, nggak ada yang mau beli Porsche karena mereka memang butuh. Typical pembeli Porsche ya karena mereka fanatik dengan brand itu.
Well, coba saya tanya,
Mending Cayenne atau Range Rover?
Mending S-Class atau Panamera?
Jawabannya sudah jelas, mayoritas orang pasti akan pilih Range Rover dan S-Class karena lebih sensibel. Kasus yang sama dengan mungkin motor Harley-Davidson. Di rentang harga yang sama banyak motor yang lebih sensibel dari Harley. Yang beli Harley, ya penggemar Harley.
911... well... different story. Hanya die-harder Porsche fans yang rela nabung buat beli 911. The rest just bought Cayman / Boxster. I mean, kalau memang cuma buat show-off dan keliatan "punya Porsche", Cayman dan Boxster sudah cukup, toh pakai Cayman gak keliatan lebih kere daripada yang bawa 911 Carrera S. Sama-sama keliatan kaya karena Cayman secara bentuk juga cantik, 911 secara bentuk juga gak keliatan lebih mewah dari Cayman.
Tapi membeli sebuah 911 adalah sama dengan membeli sebuah heritage, sebuah sejarah, sebuah ikon. Nggak heran kenapa 911 itu populasinya sangat jarang dibanding Cayman / Boxster. 911 tidak bisa dibandingkan juga dengan McLaren 650S / Ferrari 488 / Lambo Huracan, dari segi kelas dan prestise jelas kalah. In short : 911 tidak punya direct competitor. Secara performance mungkin boleh diadu dengan 3 mobil diatas, tapi secara class jelas tidak bisa diadu. Buat show-off mana ada yang pilih 911 instead of McLaren/Ferrari/Lambo?
Dan saya mengutip sabda madcat : "Brand mobil eksotis seperti ini nggak penting penjualan, they just prove that they exist, and giving the "future customers" one hell of an experience, that's it."
Jelas berbeda dengan brand-brand mediocre yang baru naik daun udah belagu...
Yahh that's the end of the story... Hope you all enjoy.
