LOOKING AT IT


Renault captur adalah small crossover, jenis mobil yang saat ini lagi naik daun. Renault captur memiliki bentuk yang oke dengan kombinasi two tone color yg atraktif menurut saya. Dibangun di atas platform yang sama dengan juke membuat mobil ini menjadi rival honda HRV. Bagian belakangnya nampak sedikit mirip dengan sodaranya, clio. Kalau dibandingkan desain HRV saya sebenernya belum bisa menentukan pemenangnya karena HRV pun oke meski agak boring, tapi at least cat pada mobil ini lebih oke menurut saya karena ga kena golok sunat jonpis. Untuk sebuah SUV (atau crossover apapun itu artinya) mobil ini terlihat kecil sehingga kurang tough looking. Untungnya itu tertolong dengan paint job funky dan desain menarik sehingga kalau anda menjemput teman lawan jenis bisa menjadi conversation starter. Good, then
INTERIOR


Masuk ke interiornya, sayangnya, anda akan merasa interiornya terlalu biasa. Luas? No. Outstanding build? No. Beautiful? No. Minus point untuk mobil sekecil ini dengan harga 380 juta menurut saya. Dibanding Juke dan HRV ane rasa interior mobil ini ga lebih spesial dibanding 2 rivalnya itu. Speedometer desainnya lumayan menarik untungnya, HU nya pun terasa lebih oke dibanding punya HRV. Lumayan user friendly dan responnya pas. Driving position khas mobil prancis tentunya agak quirky tapi cukup mudah kok mendapatkan posisi pas.
PERFORMANCE

Renault Captur memakai mesin 1.2 liter turbo dengan 120hp/190nm. Torsi itu bisa kita dapat di 2000rpm. Mesin ini dipasangkan dengan transmisi DCT. Turbo engine plus DCT cukup membuat ekspektasi saya tinggi karena membuat saya ingat VW golf. Suspension sector? Mcpherson at the front and god damn torsion beam at the back.
Langsung saja saya coba lajukan mobil ini di area test drive GIIAS yang agak kecil. Stirnya seperti commuter car pada umumnya terasa ringan dan lifeless, untuk start awal transmisi DCT terasa halus dan tidak awkward. Masalah comfort mobil ini not bad meskipun not special juga.
Oke langsung ke menu utama test track GIIAS, long straight. Langsung gas penuh dan saya rasa torsi mobil ini merata dan lumayan punchy, mesinnya juga lumayan willing to rev. Di bawah ekspektasi saya, turbo di mobil ini kurang terasa ganas. Kurang gereget. DCTnya halus sekali, terlalu halus malah. Perpindahan gigi terjadi lebih lama dibanding DSG VW tapi masih lebih cepet dibanding 5AT milik honda dan ga jerky ala powershift. Rasio giginya khas mobil eropa masa kini terasa pas. Mobil ini tidak terasa underpowered but it certainly isn’t fast. At least mobil ini ga teriak-teriak kayak HRV 1.5 dengan CVT nya itu saat berakselerasi. HRV 1.8 saya belum coba jadi belum bisa saya bandingkan.
Hard braking into U turn, saya rasa rem mobil ini oke. DCTnya juga halus saat downshift. Saya melakukan U turn dengan cukup agresif dan berhasil bikin sales di jok belakang terguling. Handlingnya bisa saya bilang seperti compact car jangkung pada umumnya, nothing special. Kalau dibandingkan mini cooper 1.5 yang saya coba sebelum mobil ini ya…. jauh memang. But at least grip mobil ini cukup oke tanpa ada tanda tanda ban berdecit.
Oiya, ada satu hal yang mengganggu saya yaitu tuas shifternya. Kalau anda pindahkan shifter dari P-R-N-D atau sebaliknya bener bener tidak ada feedbacknya (P-(click)-R-(click)-N-(click)-D). Hasilnya, setiap saya mau pindah dari D ke R pas parkir, tiba tiba shifter tanpa sadar udah mentok di P sehingga kalau anda mau pindah dari D ke R ya anda harus liat posisi shifternya dimana. Annoying. Jangan lupa juga beberapa item terasa agak flimsy seperti tuas lampu, shifter, dan handbrake
CONCLUSION
Dengan desain funky saya sempet berharap mobil ini bisa jadi alternatif bagi pembeli crossover kecil. Tapi sayangnya price tag yang tinggi itu tidak diimbangi dengan kualitas yang spesial baik dari build maupun driving impressionnya. Andai saja harganya lebih murah saya rasa mobil ini bisa diterima dengan lumayan baik disini.
Finally, it’s just another small crossover. Not that suitable for car enthusiast and not that great in every aspect. Just a compact hatchback with taller setup.