Sebelumnya saya minta maaf ga ada fotonya karena test drivenya malem

WHAT IS THIS THING?

All new Yaris lele TRD sportivu tivu atau sportivo adalah toyota yaris terbaru yang berbagi wajah, interior, dan platform dengan vios terbaru. Khusus untuk tipe TRD ini, anda diberi taburan bodykit yang to be honest saya ngga suka. I prefer yaris tipe G lah for the cleaner look. Yaris yang saya coba ini bertransmisi manual 5 speed. Saya memang request yang tipe manual sama salesnya karena transmisi automatic 4 speednya bikin saya kehilangan selera mengingat harga mobilnya yang tembus 260 juta rupiah which is expensive.
Setelah sang sales nongol di halaman rumah beserta mobilnya, langsung saya rebut smartkeynya dan tarik gagang pintunya yang ga mau ngebuka. Oh, ternyata tombol kecil itu harus saya tekan dulu baru bisa masuk, ga kayak GK5 yang tinggal tarik aja gagangnya. But it’s okay, saya terlalu nitpicking disini. Saya membenamkan diri di jok khusus TRD sportivonya yang surprisingly comfortable meski coraknya merahnya saya kurang sreg. Support untuk tubuh cukup baik dan pas ketinggiannya. Sayangnya stirnya belum ada setting telescopic mengingat posisinya yang menurut saya terlalu deket sama dasbor instead of the driver. But it’s okay, mazda 2 tua saya juga belum ada settingan telescopic.
DRIVING THE THING

Apa yang saya pikirkan saat menghidupkan mesin 1NZ-FE nya? Ya, saya ragu mesin ini bisa menyamai kebrutalan tempelan bodykit mobil ini karena mesini ini tua dan ga pernah ada power bump sama sekali, ditambah lagi final gear ratio yang mengecil, body mobil melar, dan 4 orang yang ada di mobil saat itu.
Tarikan awalnya tidak seganas yaris lama yang sebenernya ga ganas juga cuma mending sedikit dibanding torsi awal MZR 1.5 di mazda 2 lama. Mobil ini tidak kencang, berkali-kali I find myself thrashing the engine to its redline and working the gearshifter yang sejujurnya saya lumayan suka feelnya. But no, I didnt feel a thing. Di lurusan mobil ini tidak impresif, gear rationya terlalu jauh lebih cocok dibawa santai. Saya lebih suka ratio GK5 yang agak rapat meski di tol agak annoying raungannya.
Di lurusan mobil ini tidak berkesan, mungkin tikungan lebih baik? Ban nya cukup lebar, 195/50 R16 lumayan promising. Segera saya hampiri tikungan dengan kencang, gear 2 nya yang panjang membuat pindah ke gear 3 bukanlah sesuatu yang perlu. Kicking the brakes in dan saya rasa rem mobil ini bagus. Initial bitenya convincing dan it’s miles better than GK’s, sedikit lebih baik dari mazda 2 lama dan mirip mirip sama mazda 2 skyactiv. Saya arahkan stirnya yang terlalu gemuk ke arah tikungan, bobotnya pas namun feelnya kurang natural. Stirnya tidak se lively stir mazda namun not bad. Bodyrollnya minim meski ada sedikit understeer. Ia terasa stabil karena wheelbasenya yang lumayan melar. Namun gear ratio dan mesin tua itu membuat keluar dari tikungan adalah hal yang menyita waktu. Tetap saja urusan handling mazda 2 dan ford fiesta tetap jagonya. Ada satu hal yang mengganggu, posisi pedalnya kurang enak buat rev matching while braking. Saya bisa dengan mudah melakukan rev matching di Jazz GD sampai GK dan even better di mazda 2. Tapi di sini saya agak canggung, pedal rem dan gasnya agak kejauhan. Tapi mungkin dengan sedikit pembiasaan ini bukan hal yang mengganggu lagi.
Di jalan tidak mulus dan speedbumps boleh lah mobil ini berbangga, bantingannya enak dan sasis tetap tercompose. Lebih enak dibanding mazda 2 lama saya yang ultra harsh. Tidak ada hop-ing disini which is good. Tapi, saya menemukan hal aneh pas u-turn. Oh.my.god the turning circle, saya kira saya sedang mengendarai CRV or something.
LIVING WITH THE THING
Urusan toys, mobil ini memiliki HU android ber touchscreen kurang responsif dengan fitur lumayan. Wi-Fi, BT, GPS sudah tersedia dan ada juga yang namanya toyota move. Anda bisa mencatat pemakaian bensin dan jadwal maintenance anda meski sayangnya inputnya manual. Agak bikin males apalagi touchscreennya kurang responsif. Ada juga air gesture which sounds cool but absolute [cencored] to use. Suara musik keluar melalui 4 speaker+2 tweeter yang agak pas pasan namun cukup lah.
Space? This car has plenty, duduk di belakang rasanya lega. Lantainya juga rata which is a big plus point in my book. Tapi saya tidak bisa jatuh cinta dengan interiornya yang penuh fake stitching itu, ditambah lagi tombol di stirnya ga pake lampu yang bikin saya salah pijit selama test drive di malam hari.
Overall mobil ini agak kemahalan meskipun diskonnya besar sih. Mesinnya tua, interiornya lackluster dan bodykitnya agak uhm. Namun remnya bagus, handling not bad, dan spacenya besar. Tapi saya ga jadi nuker mazda saya ke mobil ini
Sekian review newbie. Terimakasih