Teknologi Otomotif Indonesia masih Tertinggal
KOMPETISI bebas memang sudah di depan mata. Wajah industri otomotif kita saat ini memang kurang bersinar dibandingkan Thailand yang telah dijadikan basis industri otomotif di kawasan ASEAN.
Tapi tidak ada kata terlambat. Industri otomotif Indonesia harus mulai ditekankan pada teknologi desain dan proses. Selama ini Indonesia hanya terkenal sebagai produsen saja.
Direktur Utama PT Astra Otoparts Tbk Budi S Pranoto berpendapat pengembangan teknologi desain dan proses perindustrian Indonesia masih sangat tertinggal dengan negara-negara Asia lainnya.
"Kalau terus demikian Indonesia akan semakin jauh tertinggal di bidang inovasi teknologi, dan hanya bisa membeli desain dari bangsa asing," katanya kepada wartawan di Jakarta, belum lama ini.
Sejauh ini, ditambahkan Budi, para pelaku industri otomotif secara individual telah melakukan pengembangan teknologinya masing-masing. Untuk itu perlu didukung agar usaha ini semakin meningkat.
"Oleh karena itu, sangat diperlukan dukungan pemerintah dalam melindungi industri dan produksi nasional sekaligus melindungi konsumen dari serbuan produk impor ilegal," jelas dia.
Pelaku industri otomotif ini mengharapkan pemerintah memberikan kemudahan dalam perizinan dan pendaftaran merek dagang/paten. Karena lambatnya proses pendaftaran merek dagang/paten itu menjadikan semakin mudahnya hasil teknologi dicuri perusahaan lain, untuk kemudian diproduksi dan dijual ke pasar dalam negeri.
Dengan adanya era pasar bebas ini pemerintah perlu melindungi pasar dalam negeri, dengan tidak terlalu mudah membuka pasar dalam negeri seluas-luasnya terhadap serbuan produk luar negeri.
Perlindungan ini memang diharapkan mengingat pemerintah negara lain menutup rapat pasarnya, sehingga menyulitkan produsen nasional melakukan ekspor.
Komponen palsu
Besarnya potensi pasar otomotif memang menjadi insentif bagi banyak pihak, termasuk para pemalsu. Belakangan ini memang marak suku cadang atau komponen palsu yang ditawarkan. Masyarakat pun harus waspada jika mendapat tawaran suku cadang dengan harga murah.
Memang tidak mudah untuk membedakan komponen asli atau palsu, sebab teknik untuk menduplikasi kemasan maupun komponen itu sendiri sudah sangat canggih. Paling mudah kita mengetahui asli atau palsu adalah soal harga yang jauh di bawah harga produk asli.
Tentu saja selain merugikan konsumen, suku cadang palsu juga merugikan industri otomotif dalam negeri. Anggota Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengeluhkan sulitnya berkompetisi di pasar akibat maraknya penjualan komponen palsu dan lonjakan harga bahan baku. Apalagi teknologi untuk menjual produk palsu semakin baik, sehingga konsumen sulit membedakan antara produk asli dan palsu.
Karena itu, jika pemerintah benar-benar peduli memberantas pemalsuan, asosiasi akan menyediakan tenaga ahli yang mampu mendeteksi barang palsu.
Selain memberantas penjualan komponen palsu, pemerintah juga perlu membuat peraturan agar semua toko yang menjual barang palsu jera memperdagangkan barang palsu.
Kondisi produsen komponen otomotif, terutama skala menengah kecil semakin terdesak oleh maraknya penjualan barang palsu tersebut. Kalau hal itu dibiarkan, industri komponen otomotif akan semakin banyak yang bangkrut.
Apalagi, saat ini pembelian bahan baku baja harus menggunakan uang tunai dan harganya melonjak, akibat kelangkaan pasokan di pasaran dunia. Kalau dulu dikirim dulu dan bayar di belakang, sekarang bayar dulu baru barangnya dikirim.
Direktur PT Astra Otoparts Tbk Mochamad Koeswono mengatakan pihaknya selalu proaktif untuk terjun mendeteksi sendiri di lapangan mengenai produk palsu. Sebagai contoh, belum lama ini pihaknya menemukan komponen otomotif dari China yang menggunakan merek Astra Otoparts.
Jika ada kasus demikian, pihaknya akan mencari produsen barang palsu itu dan membawa kasusnya ke pengadilan. Koeswono menambahkan, pemalsuan produk memang meresahkan sehingga produsen sebaiknya proaktif memberantas sendiri daripada menunggu aksi pemerintah.
Koeswono mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan aparat berwajib untuk mengusut kasus tersebut.
Menurutnya, untuk bisa menuntaskan kasus ini diperlukan proses yang lama dan berkesinambungan, karena banyak sekali kendala yang harus dihadapi di lapangan.
Misalnya minimnya pengetahuan aparat untuk membedakan produk asli dan palsu. Yang kedua, banyaknya jaringan pelaku. Satu ditangkap, yang lain muncul. Sementara produk palsu semakin banyak beredar tanpa bisa terdeteksi
Teknologi Otomotif Indonesia masih Tertinggal
Moderators: r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit, Ryan Steele, sh00t
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 1136
- Joined: Thu Mar 04, 2004 6:47