
Sebelum memulai ijinkan ane untuk menjelaskan sedikit....
Kenapa kok judulnya Short Impression Review?
OK, awalnya ane sangat galau mau bikin reviewnya apa nggak.
To be honest, ane nggak bisa terlalu explore mobil ini karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung (macet di dalem kota, walaupun sebenernya ane sudah bisa mengenali karakter pengendaliannya dari 2x hard cornering dan beberapa kali hard acceleration. Tenang saja, walaupun kondisi tidak mendukung review ini tetep dilakukan ala ChZ

Plus, berbagai faktor seperti : ane nggak khatam dengan mobil italia apalagi Fiat/Abarth, apalagi ada yang jauh lebih master soal knowledge mobil ini seperti om helm. jujur aja, ane sangat takut mis-interpretasi dan bikin review ini hancur seketika.
Tapi karena paksaan dari beberapa KuSeMers, termasuk modket, dan juga karena ini request langsung oleh pak bos admin tomket waktu ketemu di pameran.... OK, i'll do my best, tentu saja karena ini yang request langsung pak bos, i won't make him dissapointed

Jadi atas dasar berbagai pertimbangan, ane memutuskan untuk membuat short impression review saja. Review jalan-jalan singkat menikmati mobil ini. Karena kalo mau in-depth akan lebih cocok dilakukan di atas track. Literally.
So be it, hereby i present to you :
2014 Abarth 595c Turismo MTA
=====================================
Prologue
Berawal dari diadakannya sebuah pameran di sebuah mall. Beberapa minggu sebelumnya ane sempat melihat poster event ini. Awalnya ane menganggap "halah paling pameran mobil biasa, yang bisa di TD apa sih?".
Kebetulan karena nggak ada brand favorit saya satupun disana (BMW, Subaru, VW absen semua, Mazda pameran sendiri). Jujur aja yang menarik cuma Abarth, itupun ane nggak berharap banyak. Jadi hari kamis kemaren iseng datang buat liat-liat doang.
Setelah ngiterin area pameran dan tidak mendapat satupun mobil untuk di-TD, akhirnya ane keluar ke booth Abarth yang ada di luar buat iseng liat-liat. Dengan nekat ane datangi dan masuk ke dalam Abarth 595 Turismo display, lalu sedikit mengarah ke booth TD, ada sebuah Abarth 595c Turismo yang appears to be unit TD.
Dengan sedikit SSI minta TD ke nonik yang jaga, lalu datang seorang suk-suk (om-om) yang sepertinya pemilik dealer atau apapun itu.... dan bertanya kepada ane dengan logat jakarta yang kental :
S : "bentar nyo, lu bisa bawanya ngga ni?"
C : "he? ada apa ya suk?"
S : "Lu biasa bawa mobil apa nyo?"
C : "Suzuki SX4 metik, suk."
S : "SX4 hmmm........." *mikir agak lama* "lu bisa bawa mobil paddleshift?"
C : "ah kalau flappy paddle gearbox mah piece of cake suk.... gw mah mobil apa aja bisa dan pernah bawa"
S : "hmmmmmm....... OK deh"
hehehe don't underestimate me, suk.

si suk-suk akhirnya manggil sales executivenya untuk menyiapkan unit. Ane langsung ngibrit ke unit TD dengan sedikit dikuliahin soal cara pengoperasian fitur-fitur dan pengoperasian girboks yang agak ruwet memang.... hmmm.... kagak heran si om tadi nanyain gw dulu biasa bawa mobil begini nggak......

Setelah sekitar 15 menit ane di dalam mobil untuk mempelajari fitur dan cara pengoperasiannya, and there we go!
===================================
Abarth....
Brand ini mungkin terdengar sangat asing di telinga kita. Apalagi di Indonesia tidak banyak yang mengetahui eksistensinya.
Kalo Fiat, mungkin beberapa kerabat keluarga kita yang pernah hidup di era '60an hingga '90an pernah mendengar merek ini. Yes, pernah mendengar Fiat Uno?

Walaupun merek ini kurang dikenal oleh anak muda masa kini. Ya, karena Fiat baru melakukan comeback tahun lalu di IIMS 2013 di bawah ATPM Garansindo, sama dengan ATPM Chrysler/Jeep/Dodge. Dan produk yang mereka perkenalkan pertama adalah Fiat 500 yang merupakan inkarnasi dari Fiat "Cinquecentto". Sekarang sudah bertambah 1 lineup lagi : Fiat Punto.

Mobil ini juga pernah di-review oleh our tame racing driver :
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... 19&t=20811
Now, to the main topic : What is Abarth?
Seperti biasa, saya mulai dengan history nya terlebih dahulu.... godere!
Abarth adalah sebuah brand yang diciptakan oleh Carlo Abarth dengan nama Abarth & C bersama dengan Armando Scagliarini (bapaknya pembalap Cisitalia, Guido Scagliarini) di Bologna tahun 1949. Perusahaan ini awalnya membuat exhaust pipe dan mengikuti balapan Cisitalia.

Carlo Abarth
Logo Abarth sendiri merupakan zodiak dari Carlo Abarth, Scorpio.



Hubungan Abarth dengan Fiat dimulai dari tahun 1952 dimana Abarth membangun Abarth 1500 Biposto dengan mekanikal dari Fiat.

Walaupun sekarang Abarth identik dengan Fiat, tapi Abarth juga sering membangun mobil balap dengan Porsche dan Simca. Nah, kisah selanjutnya inilah yang membuat Abarth semakin lekat dengan Fiat. Abarth dibeli Fiat di tahun 1971 dan menjadi racing department nya Fiat Group. Abarth mempersiapkan mobil rally untuk Fiat, Fiat 124 Abarth Rally dan 131 Abarth, lalu di-merge dengan Squadra Corse Lancia membangun mobil Lancia 037 Rally Car.

Fiat 124 Abarth Rally

Fiat 131 Abarth Rally

Lancia 037 Rally Abarth
1 Oktober 1981 Abarth & C. berhenti eksis dan digantikan oleh Fiat Auto Gestione Sportiva menggantikan Abarth sebagai divisi balap dari Fiat hingga tahun 1999 berhenti dan diubah menjadi Fiat Auto Corse, S.p.A. Di era 1980an ini nama Abarth digunakan untuk performance cars. Di era setelahnya (2000s), nama Abarth digunakan untuk membedakan trim level.
Tahun 2007 Fiat Automobiles S.p.A menghidupkan kembali Abarth dengan Grande Punto Abarth dan Grande Punto Abarth S2000. Brand Abarth dipisahkan dari brand Fiat itu sendiri.
.......... quite complicated history isn't it?

Saya sendiri beberapa kali mendengar brand Abarth, pertama kali di game NFS Most Wanted, dimana include Fiat Abarth 500 Essesse dan Fiat Punto Abarth, termasuk sering sekali mobil ini disebut oleh om helm sebagai mobil yang "barks to the past". Hmm... saya kurang paham maksudnya, tapi kurang lebih saya nangkepnya gini : compared to other cars yang menjadi fashion icon seperti MINI Cooper dan VW Beetle, hanya Fiat 500 (berlaku juga untuk Abarth 595 dan 695), yang nggak terbawa arus modern standard.
MINI Cooper F56 sudah terlalu sensible dan tidak unique lagi untuk disebut sebuah MINI, panjangnya pun melar 82cm dari original Mini, dan no longer british.
VW Beetle sudah terlalu complicated dan banyak kompromi sana-sini menjadi sangat sensibel dan seakan cuma Golf yang dikasih casing berbeda supaya keliatan lebih unik dan disukai cewek. Interior pun sama persis dengan Golf/Scirocco/Tiguan/Touran/dll, what's unique with New Beetle? For God's sake, saya sebagai hard-core fans VW modern nggak akan beli New Beetle, mending beli Scirocco.
Fiat 500 in the other side, bentuknya masih sama persis dengan 50 tahun yang lalu dan panjangnya hanya melar 50cm dari original Fiat 500 "Cinquecentto" 1957, dan masih terasa sangat unik, sangat italia, hebatnya still comply to modern standard of safety and accomodation.

dan yang saya test kali ini adalah versi "[cencored]" dari Fiat 500, yaitu Abarth 595C Turismo. "C" disini stands for "Cabriolet". Ow yeah! Open top!

Abarth Indonesia dipegang oleh MRA Group, yang juga megang Ferarri dan Harley Davidson di Indonesia. Di Indonesia Abarth punya 4 lineup : Abarth 500, Abarth 595 Turismo (Hatch dan Cabrio), Abarth 595 Competizione, Abarth 695 Tributo Ferarri.
Di Surabaya sendiri mereka baru buka ATPM via Duta Bayu, ya sama kayak Subaru via Platinum Motor di Semarang dan Chrysler via Topcars di Surabaya.
So, shall we start?
signori, avviare il motore!
=======================================
Exterior : The Iconic Fiat 500 with "Racing Outfit"
Secara eksterior memang Abarth 595 identik dengan versi pelan nya, Fiat 500. Hanya saja Abarth 595 diberi beberapa kit penunjang seperti aerokits, dual exhaust pipe, sporty wheels dengan balutan karet bundar Pirelli PZero Neo, Brembo brakes, dan tentu saja emblem Abarth dan beberapa aksen logo "595" sebagai identity.

Dari depan tampilan mobil ini sangat lucu dan unik, klasik, dan sangat cute. Tampangnya terlihat seperti....... marmut




Bagian sampingnya pun terlihat simpel dan tidak banyak aksen yang mengintimidasi, kecuali logo 595 nya tentu saja. Itupun yang ngerti hanya segelintir orang.


Nah! Dari belakang baru ketauan kalo mobil ini Cabrio



bagian belakang ini cukup intimidatif dengan dual tailpipes. Ya memang, yang sebagian besar orang akan liat dari mobil ini di jalan adalah bagian belakangnya.....
.... if you know what i mean.

Velg 17inch dengan ban 205/40/17 Pirelli PZero Neo. High-performance tyres... it really means something isn't it? Dan kaliper Brembo yang menyala merah plus crossdrilled ventilated disc di depan....

Writer's Subjective Opinion :
Memang exteriornya nggak keliatan terlalu flashy atau bagaimana, cenderung understated karena base mobil ini Fiat 500. Sangat unik, sangat cute, dan tentu saja retro-classic looks nya menjadi poin plus tersendiri bagaimana mobil ini sangat spesial di jalan

Exterior Score : 10/10
====================================
Interior : Simple, Unique, Un-Sensible, and Very Italian.
Abarth tidak terlalu pusing ngasih aksen berlebihan pada interiornya. Karena based on Fiat 500, ya semua tampilannya cenderung mirip-mirip. Hanya diberi beberapa sentuhan berbeda.
Steering wheel and Cluster


Perbedaan dengan Fiat 500 hanya setir, dan boost pressure gauge yang nongol dengan tulisan "SPORT" di tengah yang akan muncul ketika mode SPORT diaktifkan.
Setir Abarth ini memiliki desain dan bentuk yang berbeda dibanding Fiat 500. Lebih sportif dan enak digenggam.
Dashboard

Sama persis dengan Fiat 500. Bahan dashboard cukup sederhana tapi finishingnya rapi walaupun cuma pake hard plastic, HUnya sendiri cukup sederhana and they don't give a damn. Ko A bahkan mengakui "kalo HU ya kita nggak canggih emang..." ya bener, buat apa HU canggih dengan multimedia di mobil seperti ini? Malah ganggu konsentrasi.....
Tombol traction control pun diletakkan di sebelah tombol AC. Tombol mode SPORT dan foglamp berada di samping samping saklar hazard.... what they are thinking? Tombol sport di taruh sejauh itu

Unique, but i must say, ini adalah mobil dengan peletakan tombol paling membingungkan yang pernah saya tes




...... dengan jok model semibucket. Joknya sendiri cukup supportif dan empuk.
Gear Lever.... ummm... Buttons i mean

Yes! Bagian ini berbeda dengan Fiat 500 yang menggunakan knob. di Abarth 595 hanya menggunakan tombol..... Hahaha

Oh iya dua tombol di bagian kanan dan kiri itu adalah tombol power window

Open Top!

Untungnya para insinyur masih cukup waras untuk meletakkan tombol bukaan atap di atas

Writer's Subjective Opinion :
Hmmmm..... saya sebenernya bingung. Dari kaidah fungsional, pengoperasian tombol di mobil ini cukup ribet, karena tidak diletakkan di tempat semestinya. Tapi di sisi lain, justru ini ciri khas mereka.... Hmm...
Interior Score : 8/10
===========================
Driving Impression : It Really Stings!

Under the bonnet, sebuah mesin yang dinamai "T-JET" berkapasitas 1.368cc 4-silinder memuntahkan 160HP/230Nm. Dimana 230Nm nya diraih pada RPM yang sangat rendah sekali, 3000 RPM. T-JET engine ini digunakan oleh semua lineup Abarth 500, turbocharged dengan turbo berkode IHI RHF3-P. Abarth 500 sebagai base trim mendapatkan output 140HP/203Nm, sementara 695 Tributo Ferarri sebagai lineup tertinggi mendapatkan tambahan suntikan "racun kalajengking" sebesar 20HP, yaitu 180HP dengan penggunaan Garrett Turbocharger.
Abarth 595 Turismo dan Competizione dibedakan oleh exhaustnya, Competizione menggunakan "Record Monza".
Semua lineup menggunakan transmisi MTA (Manual Transmission Automatic), atau bahasa manusiawinya, AMT (Automated Manual Transmission), atau Flappy-paddle gearbox single-clutch 5-speed.
140-180hp di mobil yang hanya 1ton? Sebagai perbandingan, VW Golf TSI 1.4L dengan bobot 1,2ton dan 140HP/250Nm saja sudah sangat gila buat saya, ini lebih ringan nyaris 200kg dengan output lebih besar?

OK, saya masuk ke mobil, adjust posisi duduk, lalu ko A memberikan kuliah sebanyak 5 SKS untuk mengoperasikan mobil ini. Cara mengoperasikan transmisi, cara ngebuka atap, dan gimana memperlakukan mobil ini dengan benar. Intinya, seperti briefing sebelum balapan.

Kemudian saya memencet tombol "1" dan menentukan mobil ini mau saya operasikan secara full auto atau manual dengan memencet tombol A/M. Di display MID keluar tulisan 1Auto atau 1 saja sebagai pertanda mode manual.
OK lah saya operasikan dengan flappy-paddle nya dulu sembari berkenalan dengan karakter transmisinya.
Saya lepas rem, lho.... kok ngga jalan?


Keluar parkiran Grand City dan terkena macet saya semakin tersiksa dengan karakter transmisi yang jerky parah dan power yang sangat lemah sebelum turbo spool up di 3000 RPM. Goddamned it!

Saya berjuang cari tempat kosong buat ngetes performance mobil ini, dan begitu ketemu jalan yang lengang.... saya tambah injakan gas dan.......... BOOM! Mobil dari loyo tidak ada tenaga langsung melesat dengan liar disertai decitan ban! Boost pressure meningkat sangat cepat, tachometer dan speedometer pun tidak kalah cepatnya! Seperti marmut yang tiba-tiba disengat kalajengking. Abarth 595 yang waktu diam terlihat seperti marmut jinak pun berubah total karakternya menjadi seekor marmut mutan yang ganas.
Believe me, 7,4secs 0-100? It feels absolutely faster than that. Subaru Impreza STi A-Line yang 0-100nya 6,2secs saja terasa lebih pelan.
Steering mobil ini terasa quick, bermanuver dengan mobil ini sangat menyenangkan dan akurat, feedback cukup baik dengan electric power assisted steering. Bobot setir berubah cukup dramatis dari sangat ringan waktu pelan hingga sangat berat waktu kencang. Lucunya, waktu pelan saya tidak merasa setir melayang, saya tetap bisa merasakan gerakan ban. Berbeda dengan Hyundai Tucson yang setirnya terasa melayang.
Ban juga terasa lengket di jalan, Pirelli PZero Neo menunjukkan kelasnya disini sebagai ban performance yang sangat baik. Sumbangan pengendalian terbesar saya rasa ada pada ban dan suspensinya. Suspensi Abarth memang lebih rendah dan lebih keras dibanding Fiat 500. Stance bodi Abarth lebih ceper. Dukungan ban yang baik, suspensi yang baik, tentu saja berdampak pada pengeremannya, apalagi rem depan Abarth menggunakan crossdrilled ventilated disc brakes, stopping power Abarth terbilang cukup baik.
However, ada beberapa kelemahan lain mobil ini yang saya soroti selama TD yang tidak begitu lama ini :
Walaupun steeringnya superb dan mobil terasa lincah, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan kelasnya sebagai mobil kecil dengan wheelbase pendek. Bagian belakang terasa hilang waktu bermanuver kencang, selalu ada perasaan ban bagian dalam akan terangkat. Tapi walaupun ini saya consider sebagai kekurangan, malah menambah fun dari mobil itu sendiri.
Bantingan Abarth ini juga cenderung harsh, sampai pada titik bantingan Subaru Impreza STi terasa nyaman. Drawback dari ban Pirelli yang berprofil tipis. Ditambah wheelbase pendeknya membuat mobil ini sangat tidak nyaman di jalanan tidak rata, apalagi waktu TD saya sempat melintasi rel kereta api, sangat terasa guncangannya. Hal bagusnya, Abarth memberikan jok yang cukup empuk sehingga tidak cepat lelah.
Respon transmisinya juga terasa kurang sigap dan agak lamban, apalagi di mode full auto, transmisi sering salah memilih gigi yang tepat. Makanya selama saya mengemudikan mobil ini saya prefer menggunakan flappy paddle nya. Yang parah lagi, flappy paddle di setirnya ikut berputar dengan setir seperti di Honda Jazz, memberikan rasa tidak nyaman apalagi ketika harus downshift ketemu tikungan.
Exhaust note mobil ini juga kurang menggugah, serasa ada yang kurang. Engine note memang bagus tapi karena ini tipe Turismo dan bukan Competizione dengan "Record Monza" exhaust, suara exhaustnya jadi kurang menggugah.
Bagaimanapun, segala kelemahan mobil ini tertutupi dengan kelebihannya. Memang habitat mobil ini di racetrack. Setelah beberapa kali berputar - putar, saya kembalikan mobil ini ke tempat pameran.
Driver's Subjective Opinion :
Mobil yang sangat tidak bersahabat untuk dipakai harian, sangat tidak sensible, sangat tidak nyaman, sangat jerky. Mungkin sebagai orang yang sensibel kita nggak akan milih Abarth 595C Turismo. Habitat Abarth memang seharusnya di racetrack, bukan di perkotaan. kemacetan hanya akan menyiksa pengemudi dan mobil itu sendiri.
Driving Score : 9/10
=======================================
Verdict : A Future Classic-Track Day Car.
Honestly, mobil ini membuat saya tersenyum terus selama TD. Hard**coreness mobil ini cukup sulit ditandingi oleh mobil apapun yang pernah saya TD, even Subaru WRX STi A-Line pun not even come close.
Dan dengan price tag 561juta OFF, apakah mobil ini worth it? Depends.
Karena Abarth 595 bisa dibilang merupakan mobil future classic yang mungkin 10-20 tahun lagi dijual harganya bukan turun malah naik, dan juga mobil ini sangat menyenangkan untuk trackday car. Plus, mobil ini memiliki aura classic dan sense of uniqueness yang sangat kental. Yang jelas buat yang cari kenyamanan atau kemewahan, please get away from this car.
Buat trackday silahkan beli yang tipe Competizione, hanya berbeda 10juta dari cabrio. Seriously 10juta untuk suara exhaust itu sangat worth it. Atau kalo tetep ngotot mau cabrio, exhaust kit Record Monza nya dijual terpisah kok, santai aja

Kalo buat bini? Saya nggak rekomen kecuali istri anda punya nyali dan skill mengemudi yang mumpuni. Mobil ini sama sekali nggak aman disetir pengemudi wanita yang kurang pengalaman. Walaupun memang mobil ini sangat stylish dan lucu buat mereka, tapi jadi nggak lucu kalo mereka nabrak gara-gara nggak dapet feeling gasnya toh?
Kalo saya, i'll stick to my choice : Golf GTI atau Impreza WRX STi


Plus-side
- Very unique, stylish, iconic, yet so classic
- The steering feels quick
- Superb grip from the Pirelli tyres
- Engine feels punchy after reaching sweet spot
- Cabriolet!
- Supportive seats
- Superb brakes
- The car feels so fast than the actual claim.
- Comfortable seats
Minus-side
- the jerky and not-so-quick transmission
- very short wheelbase
- un-sensible
- ride a bit harsh
- plain exhaust note.
- a bit pricey. IMO.
- not so spacious.
===============================================
In the end, hanya ini yang bisa saya bagikan karena rute yang sangat terbatas dan lingkungan yang kurang mendukung. Mohon maaf bila kurang memuaskan.

Grazie!