Setelah terlebih dahulu ada review senada dari om Madcat
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... _exqVVSk6Y
Ijinkan saya mencoba belajar me-review sebulah kendaraan yang sudah lama saya idam-idam kan sejak dulu kala dan akhirnya bisa mendarat di garasi beberapa bulan yang lalu, jeep wrangler JK Unlimited – sport 2010, yang setahun lebih tua dari yang om madcat review, dengan interior yang masih belum facelife dan mesin lama 3.8 ltr non Pentastar OHV-pushrod dengan transmisi AT 4 percepatan.
Mohon dimaafkan jika kurang komplit dan berantakan, maklum, ini review pertama saya setelah sekian lama jadi silent reader dengan sedikit komen di SM. Dan dengan sangat terpaksa foto interior saya ambil dari internet,nanti setiba di rumah akan saya lengkapi, karena sedang melaut saat review ini di buat. Offroad capability tidak akan saya bahas di review kali ini, biar nanti disambung om Billy yang sudah khatam, hanya review pemakaian normal saja.
Saya juga tidak akan membahas detail spesifikasi kendaraan ini, karena mbah google atau om Wikipedia jauh lebih informatif.
Setelah betahun-tahun berpetualang dengan Jeep CJ7 80 yang sangat saya cintai sampai sempat di bangun dua kali, keluar masuk bengkel & panggil mekanik berpuluh-puluh kali, dan di cemburui nyonya di rumah karena katanya lebih sering elus-elus CJ daripada nyonya. Akhirnya bermuara pada cicit sang CJ sehingga bisa lebih nyaman ditunggangi bersama anak istri.

Sedikit Background
Jeep Wrangler JK adalah “direct descendant” dari Willys MB yang telah malang melintang selama World War II, dengan design yang masih menganut kesamaan dengan kakek buyutnya CJ (Civilian Jeeps) yang diproduksi dari pertengahan 40 – 80an. Debut Wrangler sendiri dimulai tahun 1986 dan mengalami 2 kali revisi sampai akhirnya menjadi JK (2007-sekarang) yaitu Wrangler YJ (1986-2005) dan Wrangler TJ (1997-2006).
Eksterior
JK masih menganut bahasa design yang sama dengan para leluhurnya, dengan body dan chasis terpisah, body mengkotak

7 slots grillnya yang legendaris serta lampu bulatnya (yang sempet hilang pada jaman wrangler YJ, karena katanya pengaruh kepemilikan pabrikan Fiat kalau tidak salah, mohon dikoreksi ya om kalau salah).
Pada bagian depan diatas grill, tanpa malu-malu terpampang 4 huruf JEEP khas berkrom, dua headlamp bulat dan dua sein berwarna kuning. Lampu utama dan sein ini sama sekali tidak menyala saat lampu senja dinyalakan, satu hal yang saya kira agak aneh, mengingat di CJ saja, lampu sein akan menyala sebagai lampu senja, dan akan berkedip saat sein dinyalakan, tetapi tidak pada JK, saat lampu senja dinyalakan, yang menyala hanyalah lampu sein kecil bulat disisi kiri dan kanan yang tertanam di fender yang luar biasa lebar.

Untuk type Sport ini, fender yang melekat senada dengan bumper depan belakang dengan bahan fiber, berbeda dengan type sahara yang sewarna dengan body, mungkin selera masing- masing, tapi menurut saya dengan bahan fiber lebih menarik daripada sewarna body, just my 2 cents.
Bumper depan yang menyatu dengan fender lumayan lebar, hampir satu setengah jengkal tangan saya sehingga nyaman walaupun dijadikan tempat duduk, hehe… di ujung kiri kanannya terdapat sepasang lampu kabut sebagai kelengkapan standar.

Kap mesin hanya dikunci oleh sepasang penahan dikiri dan kanannya, jadi dalam keadaan standar siapapun bisa membuka kap mesin ini, tapi untungnya oleh pemilik lama mobil ini sudah dilengkapi kunci kap mesin opsional. Lagi-lagi dalam keadaan standar, dibelakang grill langsung terlihat radiator, jaring penutup grill diberikan sebagai optional oleh jeep. Walaupun sebenernya ga penting penting amat tetapi dengan cover grill terlihat lebih manusiawi dan enak dipandang.
Dilihat dari samping, body mengkotaknya sangat mendominasi, dengan dua engsel ditiap-tiap pintu, dan saya setuju dengan om Madcat, bukan penuh seni, tapi pure testosteron. Side step juga merupakan kelengkapan standar dari pabrikan, dan bukan hanya sebagai hiasan, posisinya sangat kokoh dan sangat membantu saat naik turun, apalagi jika dipasangi lift kit dan ban lebih besar, dijamin side step akan sangat berguna.

Spion disisi kiri kanan tidak lebih lebar dari fender dan ban, sehingga tidak perlu susah-susah untuk dilipat baik saat parkir atau berpapasan dengan mobil lain di jalan sempit, pasti fender kesenggol duluan, untuk pengaturan sudut kaca sangat simple, buka kaca, dan atur dengan tangan anda.. 100 % manual. But not a big problem for me.

Di bagian belakang menggantung ban cadangan dengan lampu rem “cobra” nya, yang kalau tidak salah merupakan optional di wrangler sebelumnya. Satu hal yang mengganjal menurut saya, adalah gap yang menganga lebar antara bumper belakang dengan body, sama sekali tidak enak dipandang, awalnya saya kira karena pernah terjadi benturan oleh pemilik lama, tetapi ternyata fresh from the oven pun seperti ini. Entah memang disengaja sehingga saat terjadi benturan ada ruang sebelum terhantam body atau malah member ruang untuk part after market.

Pintu belakang dibuka ke arah kanan, dan ajaibnya terasa sangat ringan, padahal ban cadangan yang menggantung menurut saya lumayan berat, engsel sudah di design sedemikian rupa agar tidak aus karena berat ban. Kaca belakang dibuka keatas, senada dengan hardtop fiber CJ7, dan wrangler sebelulumnya. Terdapat juga sepasang lampu kabut di bagian bumper.
Ban standar pabrikan saya lupa entah 31 entah 32 – All Terrain, karena tidak dirumah, jadi tidak bisa lari sebentar ke garasi untuk liat. Dengan velg aloy standar sama dengan kebanyakan mobil jepang, tidak ada istimewanya sama sekali, bahkan menurut saya velg bawaan YJ atau XJ malah lebih banyak di cari penggemar jeep.

Yang terpasang saat ini adalah Mud Terrain 33 warisan pemilik lama dengan velg after market XD.
Dengan dimensi Panjang : 4405 mm. Lebar : 1877 mm. Tinggi : 1798 mm, JK masih lebih pendek daripada Pajero sport yang memiliki dimensi Panjang : 4695 mm. Lebar : 1815 mm. Tinggi : 1840 mm. Tapi entah kenapa, keliatan lebih besar, mungkin dikarenakan fender super lebar dan bodi seperti kotak korek api dari atas sampai bawah.

Overall, saya sangat suka dengan eksterior JK, walaupun dengan bahasa mengkotak, tapi tidak melupakan estestika sehingga sangat enak dipandang, bahkan ada yang bilang nyontek kijang doyok…. “gubrak”.. tp setelah dilihat-lihat ada benarnya juga…
Ruang Mesin
Saat kap mesin dibuka, langsung terlihat mesin 3.8 ltr V6, yang menurut saya mungil untuk ukuran ruang mesin ini, mungkin karena terbiasa dengan mesin 6 silider segaris CJ dan Cherokee XJ, V6 JK terlihat mini, terutama dengan ruang sisa beberapa inchi dengan radiator. Kata salah seorang teman, ini disengaja karena di negeri asalnya banyak yang melakukan swap dengan V8 dengan dimensi lebih lebar. Ruang mesin saya bilang ga ada rapi-rapinya, tidak seperti mesin penerusnya 3.6 ltr pentastar, yg jauh lebih rapi dengan cover bertuliskan type mesinnya. (Photo-photo berikut saya ambil dari web)

Sekilas membuka kap mesin, orang awampun sadar bahwa tidak ada yang istimewa di JK ini, teknologi mesin kurang lebih sama dengan mobil-mobil lama termasuk hydraulic power steering.
Interior
Dibanding kan dengan JK interior facelift 2011, ada beberapa perbedaan di interior, yaitu tidak ada audio control & cruise control button di setir, panel AC yang masih sederhana, dengan model tuas transmisi automatic segaris. Untuk JK 2010, tuas cruise control diposisikan disebelah kanan di bawah tuas kontrol wiper.

Semua terbuat dari pahan plastik keras dengan build quality sangat bagus, tidak ada gap yang mencolok, dan sama sekali tidak ada bunyi-bunyi yang datang dari dashboard walaupun melewati jalan jelek dengan kecepatan tinggi.
Tuas sebelah kanan difungsikan untuk pengaturan wiper, dan tuas sebelah kiri pengoperasian lampu-lampu, yang saya suka, semua lampu di atur satu tuas ini, termasuk lampu kabut depan belakang dan interior. So simple.
Sekali lagi maafkan saya belum sempat foto-foto bagian interior, dan yang ketemu di internet hanya interior JK dengan stir kiri dan head unit layar sentuh, sedang kan JK 2010 masih menggunakan head unit jeep belum layar sentuh dengan CD, AUX in, dan FM/AM radio. Apart from that the rest remain the same.
Lingkar setir, dibalut bahan kulit berkualitas, sangat enak di genggam. Dibawah head unit, terdapat power window control untuk ke 4 jendela, dengan tombol lock di tengahnya. 3 knop pengoperasian AC yang sangat biasa, dan dilanjutkan dengan Tombol hazard, ESP off dan pengaturan tinggi lampu yg bisa diposisikan dalam 4 ketinggian berbeda. Dikiri kanan sederet tombol ini terdapat power outlet dan lighter.
Untuk mengunci pintu, tombol lock terdapat di bagian pintu supir dan penumpang depan, saya juga suka dengan fitur ini karena suka lupa mengunci pintu setelah sekian lama terbiasa dengan mobil jepang yang mengunci semua pintu secara otomatis di kecepatan tertentu, so let the copilot taking care the job. Begitu juga saat membuka, bisa dilakukan di kedua sisi. Tetapi pintu supir tidak pernah bisa terkunci, semua kunci akan otomatis terbuka saat tuas pintu supir terbuka, katanya si salah satu fitur safety.
Tuas transfercase-part time diposisikan di sebelah kiri, 2H-4H-N-4L, tidak ada yang berubah dr jaman dulu.
Ruang penyimpanan? Minim!!!! Di sebelah tuas rem tangan hanya terdapat 2 slots untuk minuman, yang satunya juga diisi asbak yang saya fungsikan sebagai tempat penyimpanan koin, thats all you gets! Walaupun masih ada gloves box dan ruang kecil di sisi pintu yang hanya cukup untuk menyimpan satu buku catatan kecil. Di bagian penumpang belakang tidak terdapat AC vent, hanya kontrol untuk power window, dan 2 slots untuk tempat minum.
Head & leg room berlimpah untuk penumpang depan dan belakang, bahkan jika baris kedua dilipat rata, bisa memuat kasur untuk camping, area kargo juga sering dipake 2 anak saya untuk tidur selama perjalanan, dengan bermodalkan bed cover, bantal dan guling, mereka sudah nyaman, I know its not safety at all, but I never go fast on this jeep.
Jok dibalut bahan fabric yang bisa di cuci, no leather for this JK, sangat nyaman di duduki, hanya saja senderan kepala 11-12 dengan batu bata, kerasnya luar biasa.. sampe saat ini saya masih bingung kenapa harus di design sebegitu kerasnya. Jok belakang juga tidak reclining, tetapi beres bisa memberikan opsi kemiringan tambahan 10 derjat sehingga menambah sedikit kenyamanan. Juga bisa di opek dengan menambah ganjalan di bagian bawah dan menambah beberapa derjat lagi (hasil berlanggangan majalah J*p bagian oprekan), lumayan menbantu, hingga tidak ada complain dari penumpang belakang.
Kualitas audio menurut kuping kebal saya sangat memuaskan, maklum bukan seorang audio freak, dari jaman dulu sampai sekarang saya memang tidak pernah meng-upgrade system audio di setiap tunggangan, 100 % standard pabrikan, sepasang speaker di depan, sepasang lagi juga disematkan di audio bar yg menempel di rollbar untuk penumpang tengah, sepasang tweeter di atas dashboard depan, dan subwoover di cargo area sudah lebih dari cukup.
Mmmmm what else? Oiya, di bagian cargo belakang juga sudah terdapat gulungan kanvas berikut tulang-tulangnya yang sejak 2010 belum pernah di pakai oleh pemilik lama, mungkin bulan depan saya coba.
Driving Impression
Dengan body yang lumayan gambot butuh waktu untuk terbiasa mengendarai JK, tapi setelah terbiasa tidak ada masalah, radius putar menjadi masalah saat bermanuver di kota bandung, perlu beberapa kali maju mundur kalau putar balik di jalan dago, dengan velg after market yang terpasang, jarak terluar roda adalah 2 meter, harus extra hati-hati saat berpapasan di jalan-jalan sempit.
Posisi mengemudi menyenangkan, ketinggian bisa diatur, oiya, no electric seat, manual only! Feedback hydraulic power steering SUPERB!!!!! Sedikit perubahan kontur akan terasa di tangan, walaupun istri saya tidak suka, karena katanya lebih seneng nyetir mobil jepang dengan setir super ringan. Well, it’s a man things honey.
Saat remote di tekan, lampu utama akan ikut menyala 2 menit atau sampai kunci di putar. Kebalikan fitur follow me home nya ford. Saat mesin di hidupkan, sama sekali tidak terdengar deru mesin ke dalam interior, kekedapan kabin sangat baik, bunyi mesin pun tidak menggelegar seperti spesies-spesies jeep lain, tetapi dengan exhaust standard yang terpasang terasa kurang mengigit, saat gas di tekan tidak menggelitik testosterone, CJ7 dengan header & muffler borla jauh lebih nikmat..
Pada saat kondisi standard, mesin 3.8 ltr V6 ini memuntahkan 202 hp dan torsi 321 Nm, sudah lebih dari cukup baik untuk harian dan offroad kala weekend. Tidak pernah terasa kehabisan nafas saat di tanjakan panjang, dan kick down? No complain on that. Saat kaki kanan di tekan badan terasa terhentak ke belakang.
Suspensi dan body roll dalam batas cukup, bagai langit dan bumi kalau di banding kan dengan CJ7 dari jaman batu, dan bjauh di atas Freed (maklum, tidak ada pembanding lain), untuk jalanan aspal dengan lobang-lobang nakal tidak akan terasa, saat saya bawa ke daerah pengalengan dengan kontur keriting & basah kenyamanan tetap terjaga, terbukti dengan anak-anak yang tetap tertawa di seatbeltnya masing2, katanya kaya dikitikin..
Saat melibas jalan bebas hambatan, setir mulai bergetar diatas 120 km/h, ternyata dipengaruhi oleh ukuran velg 20” dan ban 33” yang terpasang, setelah di spooring dan balance ulang, tidak terasa. Oiya, final gear & suspensi standard masih bisa mengakomodasi ukuran ban 33, tinggal melakukan setting ulang ECU pada option ukuran ban, dan diberikan cuma-cuma oleh beres. Speleng setir juga lumayan besar. Tapi sepertinya sudah menjadi karakter mobil-mobil jeep memiliki speleng besar? CMIIW

Tuas transfercase dapat diperasikan on the fly dari 2H ke 4H selama di bawah 60 km/h (ini harus dikonfirmasi ulang dengan buku manual), tetapi harus dalam posisi diam saat dipindah ke 4L. torsi saat terbenam di lumpur sangat memuaskan. Hanya saya dengan dimensi gambot, agak susah melewati trek-trek yang tidak begitu lebar.
Pro :
- Eksterior khas seperti leluhur-leluhurnya, sangat khas dan enak dipandang
- Interior Spartan!! Build quality & kekedapan kabin bagus. Tinggal siram kalau kotor.
- Ruang interior lega
- Steering feedback
- Offroad capability walaupun tidak sekomplit type rubicon
- Power & torsi melimpah
- Suspensi & kenyamanan
- It’s a JEEP thins, you wouldn’t understand
Cons:
- Hard to think of it, I guess none for me, it’s my dream car, tapi buat non-penggemar jeep akan banyak complain, terbukti dengan pemilik lama, yg menyesal dan hanya memakainya 8500 km dalam 3.5 tahun, what a waste.
Saran, masukan, kritikan dan teman-temannya ditunggu om om semua. Terimakasih.