
Kembali nubie mendapatkan kesempatan untuk meripiu sebuah mobil...
Err... not quite literally a car... as she tried to kill me, twice.

=========================
Beberapa minggu kemarin, bro sintoni dan ane uda saling kontak via bebeem dan dia mengutarakan rencana utk ke Sby saat masa liburan... Di tengah obrolan petrolheadz ttg ASS Mazda...
M: Pake Mazda apa bro? di Sby juga?
S: Kebetulan naik SE3P
M: ................................

*a bit of a faff later...*
M: Beuhhh! Masih ada?
S: Masih ada...
M: Pengen ngerasain Rotary lagi, boleh TD?
S: Boleh, hahahaha... silahkan di masukkan ke SM...


*a long bit of a faff later...*
M: Punya ente manual apa metik? *berharap manual*
S: Hahaha... untungnya 6sp MT.
M: Uhuyyyyyyy! *awesome face*

Dan setelah menderita berminggu2 karena penasaran... akhirnya kemarin pagi, ane melesat ke perumahan di Sby Barat dengan kapal induk... melaju 120kpj di beberapa ruas jalan saking sepinya Sby...

Begitu sampai, ngobrol2, sarapan, dan akhirnya... bro sintoni membuka garasi dan voila!
Mazda RX-8 SE3P MT 2005



My sweet dreams is looming upon me... and some says, sweet dreams are complimentary with nightmares too...

=====================
Family history?
Nah, perkembangan RX-8 dimulai saat tiga generasi RX-7 mulai mengalami penurunan penjualan secara drastis di US tahun 1995 dan hanya MX-5 yang masih mencetak penjualan yang bagus, Mazda memutuskan untuk mengembangkan mobil konsep yang lebih kecil karena RX-7 FD terkena pajak ukuran mobil di Jepang. Meski RX-7 FD terakhir menggunakan enjin buas 13B-REW twin rotor twin turbocharged dengan Hitachi HT-12 sequential turbo.
Produksi sang legenda FD berakhir di 2002, tetapi, di 1995, Mazda membuat konsep RX-01 dengan embrio awal 13B-MSP, sebuah enjin NA dengan side exhaust port. Sayangnya, Mazda kemudian mengalami kesulitan keuangan dan pasar mulai melirik ke SUV, RX-01 tidak dikembangkan lagi.
Akan tetapi, sebuah divisi Skunkworks Mazda tetap mengembangkan enjin 13B-MSP dengan memasangnya ke chassis Miata sebagai tes mule. Dan ternyata hal ini menarik perhatian manajemen. 13B-MSP dibaptis dengan nama RENESIS dan dipasangkan ke RX-EVOLV concept yang sudah menyerupai RX-8 dengan suicide doors nya.
Desain RX-8 mengikuti tradisi Mazda dengan mengadakan kompetisi antara studio desain di Jepang, US, dan Eropa. Pemenang desain nya adalah Ikuo Maeda, anak dari Matasaburo Maeda sang perancang RX-7. Dan enjin 13B-MSP menjadi jantung mobil ini setelah petinggi Mazda memutuskan untuk membuang enjin 20B-REW 2000cc triple rotor dari Mazda Cosmo.
Produksi dimulai bulan Februari 2003 di Ground Zero pecinta Mazda, Hiroshima.
=======================
Eksterior
Iconic!
RX-8 memiliki bentuk yang terlihat begitu kompak dan ringkas. Front end mobil ini begitu rendah, terbantu head lamp lebar dan bahu di fender depan. Plus, senyuman khas Mazda dari air dam depan.


Dari samping, mobil ini terlihat begitu cantik dengan muncung panjang dan fender kekar. Juga dengan kaca belakang yang meng-overlap pillar C nya.

Penampilan RX-8 terbantu dengan ban Achilles ATR berukuran 235/35/R19 dan ban belakang berukuran 235/45/R19. Ban dengan compound keras itu terpasang di velg SSR Type C 19inch original Jepang. *drooling...*


Dan semakin agresif dengan low slung body yang menggunakan DGR coilover.

Berlanjut ke bagian bokong mobil ini. Siapapun akan khatam jika melihat buritan RX-8 meski emblemnya di cabut...


Memang ada sedikit pengaruh Miata di sana... tetapi RX-8 memiliki konfigurasi lampu2 yang berbeda dan ukuran yang lebih besar hingga brake lamp menginvasi sebagian sisi 3/4 bokong RX-8.
Owh, tentu saja, tidak lengkap rasanya sebuah Mazda jika membuat mobil tanpa twin tail pipes. Yang sudah diganti ke Greedy aftermarket plus mencabut catalytic converter.

All in all, ane masih menganggap RX-8 sebagai mobil yang cute... and i will get a shocking revelation... soon.

=======================
Interior
A healthy dose of Mazda Red... Warna merahnya ajib ui...

Surprisingly, interior RX-8 begitu lapang untuk ukuran kucing kampung seperti ane...

Dash terbuat dari plastik berkualitas dengan warna hitam dan pillar - plafon yang berwarna putih tulang.

Kombinasi warna merah dan hitam di sekujur interior menciptakan ambient sporty dan agresif... Bahkan hingga ke door trim yang sempat mendapatkan aksen piano finish di pegangan pintu.

Center dash berisi panel digital untuk AC, center airvent, dan sistem audio yang sama sekali tidak ane dengarkan... blas, ga ane perhatikan...
Dan konsol AC digital yang masih terlihat modern...

Sementara center console memberikan penampilan yang benar2 menyenangkan. Sebuah shifter Manual Transmission dan sebuah katana sebagai handbrake... errr... seperti kontrol kendali Mech ane di MechWarrior... *plakkk!*


Nah, yang menarik, shifter atau tuas transmisi RX-8 dibentuk menyerupai penampang rotor mesin nya sendiri.


Instrumen cluster 3-circle khas nya diberi aksen silver pada tepi nya. Dan dengan jarum RPM yang khas Mazda. Saat 0rpm jarum menunjuk ke arah jam 6. Seingat ane, hanya beberapa Mazda yang menggunakan setup ini, beberapa di antaranya adalah MX-5 dan CX-7.

Sisi kiri berisi gauge analog petunjuk tekanan oli dan odometer. Sisi tengah berisi tachometer analog dan speedometer digital. Sementara sisi kanan berisi gauge suhu mesin dan bahan bakar.
No MID? MIDs are for pussiesssss....

Nah, beralih ke suicide door.
RX-8 di desain sebagai 4-seater murni, bukan 2+2 seperti kebanyakan sport car. Karenanya akses masuk dianggap cukup penting. Pillar B hilang, digantikan dengan pintu yang membuka ke arah berlawanan dengan pintu depan.

Rigiditas mobil diperoleh saat pintu belakang terkunci dan teroverlap oleh pintu depan. Pintu belakang hanya dapat dibuka saat pintu depan sudah terbuka.
Kabin belakang cukup lega...


Dan Mazda, anehnya, teringat dengan baris kedua yang akan di isi manusia alih2 tangki cadangan, sehingga mereka memberikan jendela yang dapat dibuka...

Mungkin di buku manual tertulis "Please use the latch to open rear window in case the passenger will vomit on zero-G cornering so that the miserable passenger will not vomit on to the crazy driver".

=======================
Under the Cup!
Behold ye mere miserable mortals...

An enjin that put tears into ye face... *literally*


Sebuah mesin RENESIS 13B-MSP (Multi-Side Port) bertengger di dalam muncung mobil ini.
Nah, RENESIS adalah sebuah mesin rotary-wankel twin rotor NA dengan total kapasitas 1308cc dengan output 247hp dan torsi 216nm @5500rpm untuk versi hi-power nya. Redline mulai di 9000rpm dan rev alarm mulai menyalak di 9000+.


Nah, Mazda RX-8 MT ini, kebetulan menggunakan versi Hi-Powered 6-port nya di mana enjineer Mazda mendorong kemampuan mesin legendaris ini hingga mendekati limit. Meski demikian, output mesin ini masih di bawah enjin pendahulu nya, 13B-REW twin turbo yang terpasang di RX-7.


Bagaimanapun, pound for pound, RENESIS memberikan power yang lebih besar dengan kompresi yang lebih tinggi dan water jaket di side-housing nya untuk mencegah penumpukan karbon. Mazda juga membuat desain rotor yang di sealed secara berbeda dan menambahkan cut-off ring kedua. Dan untuk tetap membuat mesin ini ringan, Mazda mengubah desain apex seal untuk mengurangi gesekan dan membuat enjin dapat bertahan di rpm dan kompresi yang sangat tinggi sekaligus berhasil mengurangi bobot bersih enjin ke 122kg.

Nah, meski displacement total dua rotor RENESIS hanya 1308cc, tetapi output powernya menyamai enjin 2600cc karena 2-rotor wankelnya memiliki power cycles yang sama dalam satu rotasi/rev enjin dengan mesin piston 4-silinder 2600cc. As easy as 1300x2=2600 but with mind bogglingly hi rpm.

Untuk menangani output dan rev yang begitu tinggi dari mesin ini, Mazda memasangkan sebuah transmisi 7C-Y6Y0 6sp MT. Untuk versi AT, tersedia 4AT dan 6AT tetapi rev dibatasi hingga 7500rpm untuk mencegah transmisi hancur.
I must forget that there is no piston and cranckshaft in this engine.

=======================
Driving impression...
Setelah pintu garasi dibuka, bro sintoni segera mencolokkan anak kunci dan menyalakan mobil rotary ini...
Dicabutnya CC dan penggantian muffler aftermarket membuat exhaust note begitu menggelegar... Saat enjin dingin, auto throttle membuat rev bertengger di 1700rpm... dan suara bass exhaust membuat keributan di kompleks yang sebelumnya hening...

Setelah beberapa menit, bro sintoni meminta ane mengeluarkan RX-8 dari garasi. Off i go then...
Akses masuk ke dalam kabin mudah. Kursi semi bucket menopang badan dengan pas, meski tidak se-erat kursi RECARO di MX-5. Posisi setir uda tidak ane utak atik lagi, sudah sesuai dengan driving position ane. Nah, berhubung MT, kaki kiri ane segera mencari pedal kopling yang tidak ane temukan. Malah ketemu foot rest... Kaki kanan menginjak pedal apapun yang ane temukan, dan yang sedang ane injak adalah pedal kopling... Owh, setup pedal2 RX-8 berkebalikan dengan pedal Kebo Ngamuk. Di Kebo Ngamuk, pedal2 bergeser jauh ke sisi kiri pengemudi, sementara di RX-8, pedal berkumpul erat di sisi kanan pengemudi.
Baiklah, pedal kopling? Check, pedal rem? Check, pedal gas? Check. Nah, sebelum ane engage ke gear R, bro sintoni memberi tahu untuk menekan shifter sebelum engage. Injak pedal kopling yang pendek tetapi untung nya tidak terlalu ringan, tekan shifter yang mirip dengan rotor mesin RENESIS, geser jauh ke kanan dan tarik ke belakang. Lembut dan akurat.

Lepas pedal kopling perlahan, mundur, injak pedal kopling, engage gear 1 dan mobil menggelinding keluar garasi menuju carport dan akhirnya masuk ke jalan.
Setir HPS terasa lebih ringan untuk manuver pendek dan parkir dibandingkan dengan MX-5. Cenderung memiliki bobot sedikit lebih berat dibandingkan Mazda8. Me like it...
Dalam keadaan langsam, saat suhu mesin optimal, rpm turun ke 1000. Exhaust note berubah lebih dalam dan bulat dengan sesekali "batuk": *brupp!* *vruuuuuummmm...* Wow lady, you got quite a voice!

Setelah bro sintoni siap, waktunya TD... Berhubung jalan di kompleks perumahan lebih sepi dari lintasan drag strip tak terpakai, bro sintoni menyarankan ane untuk mencoba akselerasi dan rev RX-8...
Engage gear 1, lepas kopling cepat sembari menginjak pedal gas 80%... Mobil melesat di iringi deruman exhaust... dan secara insting, tanpa melihat tacho, ane melakukan upshift... Di ujung jalan, sekitar 250m, terminal speed RX-8 di 118kpj. Injak rem, downshift, enjin brake... Good response overall... Rem sangat akurat dan tanpa babibu lgs menghentikan akselerasi mobil.
S: "Bro... rasanya ente kurang revved up deh..."
M: "Buset, padahal suara exhaust uda kayak suara bazooka..."
S: "Kurang itu..." *sambil ngikik...*

Nah, tidak terima, ane putar balik. Steering response ini yang ane suka. Mobil terasa agile, lincah mengikuti setir dengan feedback natural tetapi tidak se-ekspresif MX-5.
DSC OFF, ga ada niat spin tyres, engage gear 1, hard acceleration... kali ini ane melirik ke tacho. Rev counter melesat dari 1000rpm ke 8000rpm dengan cepat, hanya kurang dari 2s dengan akselerasi yang membenamkan badan ke kursi. Rev counter dengan semangat bergerak ke 8000rpm lebih cepat dari ababil yang ereksi melihat Victoria Secret Fashion Show. Ane push rpm ke 9000+, kecepatan nyaris 70kpj di ujung gear 1, mesin rotary mengeluarkan desis dan desingan khas nya, rev alarm berteriak, injak kopling, quick shift ke gear 2, dan sebelum ane lepas kopling, terdengar suara exhaust yang membuat ane tertegun saat rev turun... "BRAAAAAPPPP! BRAAAAAAPPPP!"


Waktunya membawa mobil ini ke jalan umum... for real life testing...

Dalam perjalanan keluar dari perumahan, agilitas RX-8 benar2 menjadi fokus ane. Mobil ini benar2 nimble dalam kecepatan rendah. Suspensi stiff juga turut menyumbang kestabilan mobil ini.
Begitu mobil keluar dari perumahan dan ban menyentuh aspal, ane segera hard acceleration menuju National Hospital... RX-8 benar2 menyenangkan untuk medium dan hi speed. Kontur jalan membuat kaku nya suspensi terasa dan memang, setting suspensi di atur untuk track. Yang membuat ane kagum, no rattling untuk mobil berusia 9 tahun ini.
Ane memutuskan ke arah Citraland, dan sekelebat, ane melihat sebuah Freed putih melakukan tailgating... Sheeessshh... dia lupa kodratnya.



Menjelang belokan ke kiri, ane downshift ke gear 2, hi speed cornering... dan mobil dengan sigap mengikuti gerakan setir ane sembari meliuk2 di antara mobil2 lain di jalan. Hmmm... rasanya jalan kosong di kampus UC bisa menjadi percobaan untuk tail slide dan sideways... Dan dalam perjalanan ke tes track, GC yang cukup rendah cukup menjadi problem tersendiri. Musuh utama RX-8 adalah polisi tidur. Bah! Sesuatu yang sangat berlimpah di Sby Barat.
Setelah mencapai tes track di UC, ane menghela mobil ini, dan di kecepatan 60kpj, downshift ke gear 2, dan langsung hard cornering ke kanan... naikkan rev, mainkan kopling, counter steer.
Ban berdecit, bokong mobil bergeser ke kiri... dan ane spin off kehilangan kendali. Berakhir jadi parkir paralel di sisi kiri kampus. Bah!

Jujur, ane sudah mulai merasakan RX-8 adalah mobil yang tailhappy dengan bokong yang ingin bergeser menggantikan muncung mobil. Kombinasi seluruh tenaga di hi rev membuat torque dan hp bekerja sama untuk membuat ane repot.
Di kecepatan 45-50kpj, ane kembali mencoba melakukan tail slide, belok kiri, gear di posisi 2, bokong bergeser ke kanan, counter steer, revved up, dan mobil ini kembali menonjok ane. Spun off tidak terkendali menuju jalur hijau di seberang kampus UC, ane segera menurunkan gear ke 1, lepaskan kopling penuh, tekan rem perlahan. Physics, gravity, and traction loss 101... Apapun yang ane lakukan, mobil tetap bergeser menuju rumput dan beberapa pohon. Okay, i can eat the grass... but please, not the tree!



Untungnya, mobil berhenti setelah merumput dan dengan jarak yang cukup dekat ke pohon. Final score: Madcat 1 vs RX-8 2... She wins the struggle for dominance. Aaaannnndddd... enjin stalled.

Ane menarik nafas panjang, sudah lama ane tidak merasakan adrenaline rush seperti ini: tenggorokan kering, tubuh berkeringat, dan sedikit gemetar. Wow! What a lovely sensation indeed. Segera ane memeriksa muncung dan ban mobil. Tidak ada yang terjadi... dan ane putuskan untuk kembali ke perumahan...
Dalam kondisi menyetir normal, hingga 4000rpm, mesin terasa flat sekali, tidak terlalu menyentak. Tetapi begitu melewati 5000rpm dan hajar hingga 9000rpm, barulah two-punch-combo twin rotor menunjukkan kelas nya tersendiri.
Memang di tiap tikungan tajam dengan sudut mendekati 80', saat menikung dengan memberikan tenaga di 6000rpm, sangat terasa bokong akan bergeser dengan liar... tetapi saat melesat dan meliuk2 di traffic yang cukup sepi, RX-8 menunjukkan kelincahannya. Ane jarang sekali menggunakan gear 4, hanya gear 2 dan 3 untuk melesat 130kpj+ dan meliuk2... Tailhappy RX-8 akan sangat berguna untuk membuat donat di aspal, sesuatu yang tidak berani ane lakukan setelah saraf ane dirontokkan oleh stunt yang lepas kendali tadi.
Dan menurut bro sintoni, saat shift change di redline, dentuman di exhaust dapat mengeluarkan lidah api. Well, a car that spits fire? And tried to kill me twice on a power struggle?
*raising a white flag*


======================
Verdict
Mazda RX-8 SE3P MT 2005
Sebuah 4-seater sport car terakhir Mazda yang dilengkapi mesin rotary legendaris 13B series.
Kelincahan dan mekanikal nya menakjubkan meski mobil ini sudah tergolong cukup uzur. Pun built quality nya cukup baik dengan minim nya rattling, meski jujur, dengan kehebohan dan keributan yang diciptakan twin tail pipes nya: rattling, kekedapan, dan sistem speaker benar2 overrated.

Karakter enjin hi rev benar2 menuntut pengemudi untuk memperlakukannya berbeda dari piston-bangers biasa. Dan karakter ini, dipadukan steering yang akurat membuat mobil ini menyenangkan untuk meliuk2 cepat di jalan. Asal: tidak hard cornering atau melakukan tail slide di jalan sempit tanpa speed trap. Resiko spun off atau melintir tak terkendali sangat besar.
Sayangnya, karena tidak memenuhi emisi dan syarat FC di Uni Eropa, RX-8 dihentikan produksi nya di 2012 dengan varian terakhir Spirit-R. Mazda sendiri menyatakan tidak akan berhenti untuk melakukan pengembangan di enjin rotary.
SkyActiv Rotary, anyone?

Pro:

- Good looking, padanan warna interior menarik
- Interior lega, driving position nyaman
- Rotary enjin legendaris dengan hi rev dipadukan 6sp MT dan RWD
- Hi rev sangat bertenaga dan bisa di push hingga redline di 9000k
- Steering mantab dan natural, handling lincah, rem akurat, distribusi bobot 50-50
- Gearbox sangat menyenangkan.
Cons:

- GC rendah: bagus di jalan mulus, bencana di jalan biasa.
- Low hingga mid rev terasa flat... power tidak tersedia cukup di sana
- Tail happy... mobil gampang kehilangan kendali saat mencoba drift *yang ini karena faktor pengemudi, ane, yang masih belum bisa menaklukkan karakter nya*
- Sifat mesin rotari: peminum bbm, dan boros oli. Plus, butuh perlakuan yang berbeda dengan enjin piston biasa.
- Center console terasa cukup panas setelah melakukan stunt.
- HU terlalu sederhana.
======================
Quickie Comparison
Dibandingkan dengan MX-5, RX-8 memiliki karakter yang jauh berbeda. MX-5 cocok untuk akselerasi dan melahap tikungan2 sempit sembari melakukan stunt. Sementara RX-8 meminta race track, speed trap, dan pengemudi yang kompeten untuk mengeluarkan seluruh potensi dan mengendalikan karakter nya. Meski demikian, untuk daily ride dengan sesekali meliuk di traffic, RX-8 terasa lebih menyenangkan dengan kombinasi kelincahan dan hi-rev rotary nya. *after market exhaust is recommended*. MX-5 di satu sisi, memberikan sensasi yang begitu tajam untuk meliuk2, a bit too much but still very, very impresif.
Akomodasi, nyata RX-8 lebih baik dengan kabin lega dan 4-seater nya. Tetapi sebelum om sukribo protes, MX-5 menawarkan head room setinggi 100ribu kaki dan 12s convertible yang tidak dapat ditandingi RX-8.
Sisi mekanikal tidak dapat di bandingkan karena berbeda mesin, meski untuk urusan steering, RX-8 cenderung lebih lembut dibandingkan MX-5 yang 150% lebih akurat. Satu nya jago drift di tikungan, satu nya jago spun off tak terkendali di tikungan dan membuat pengemudi terlihat seperti amatir.

Dua pilihan yang sulit. Meski tidak salah untuk membungkus ke dua mobil sport dari Mazda ini. Dua2 nya berbeda peruntukan dan karakter.
RX-8 cukup baik digunakan untuk harian dan menggila di track... sementara MX-5 cukup baik digunakan untuk harian dan menggila di jalan.

======================
Baiklah, hanya sedikit mobil yang sudah mencoba mencoba membunuh ane, sebuah CLS63 AMG, dan sekarang, sebuah RX-8.
Cukup dua mobil dalam daftar Your Car is Trying to Kill You.


======================
Demikian ripiu dari ane, terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa di ripiu berikutnya.
