Perkenankan ane untuk kembali menulis ripiu...
Kali ini ane kembali bercengkrama dengan sedan Jepun...
===============================
Di pertengahan minggu kemarin, tiba2 om campoeran menjapri ane:
C: "Cing, ada TD Event lagi lho... di lokasi yang kemarin"
M: "Wah, kali ini, mobil apalagi yang dikorbankan?"
C: "Lexus ES"
M: "Ada apa aja om?"
C: "ES250 dan ES2350"
M: "I'm in!"
Segera ane mengontak kontingen dari Sby Barat yang ternyata, om sukribo sekali lagi road trip dengan Miata, dan para Les Miserables yang pada berhalangan hadir kecuali bro ola.
Berhubung ane lagi malas nyetir dan kebetulan bro Nyoman masih penasaran dengan Kapal Induk, akhirnya bro Nyoman jadi chaffeur ane...
Di hari H, begitu semua personel ngumpul, akhirnya tanpa banyak aksi protokoler, langsung ke booth TD... Ane yang sebelumnya berpikir akan mendapatkan Lexus ES350 V6, ternyata malah mendapat mobil yang tidak ane sangka sama sekali...
My nemesis... my mortal enemy... A goddamned Hybrid...
Sebuah Lexus ES300h (XV60) Hybrid 2014
==============================
Eksterior
Jika ada yang bilang ini Camry XV50 dengan spindle grille, ya benar sekali. Memang mirip karena ES memiliki kode chassis XV60, dari generasi XV yaitu Camry. Dan mencampurnya dengan platform Toyota Avalon XX40...
*ekspektasi ane mulai menurun drastis...*
Lampu depan trapesium mirip XV50, yang di isi dengan DRL dan proyektor HID Xenon. Bumper menganut aliran Spindle Grille terbaru Lexus yang mulai di copy paste ke semua line up di pertengahan 2012 kemarin.
Seriously, saking mirip nya dengan XV50, ane lupa mengambil poto profile sampingnya. Tapi tentu saja, ane ingat untuk mengambil poto ban dan logo Hybrid nya. Owh, tentu saja ban menggunakan ukuran 215/55 R17 Yokohama.. something... *ane lupa tipe nya*
Nah, berlanjut ke bagian bokong di mana ane melihat bokong XV50 dengan duck tail... *facepalm commencing*
Ane tidak akan berbuih2 mendeskripsikan eksterior ES XV60... karena klonengan nya keliaran di jalan dengan kode XV50...
====================================
Interior
Tetapi... begitu melihat interior nya... Semua hal yang ada di XV50 dibuang dan diganti dengan lembaran2 cek senilai dua kali XV50...
Hilang lah kesan XV50 di ES XV60 ini... Untuk ukuran mobil Jepang, tergolong cukup mewah...
Dashboard di labur softpad segambreng di mana dengan aksen wood panel berwarna coklat gelap yang menyenangkan dan begitu ane melihat ke center dash...
This is what makes a Lexus... is a Lexus... not Toyota.
Layar TFT dengan jam analog yang diapit kisi2 AC. Nice little touch... Bagi para pemilik XV50 juga bisa melengkapi jam analog di XV50 nya, tinggal bermodalkan super glue dan jam Patek Phillippe... Dah, selesai... *meski tidak ane rekomendasikan*
Sistem Audio sudah terintegrasi dengan AC digital canggih, tidak seperti XV50 yang... well... terlihat mengenaskan... akal sehat ane langsung menggampar wilayah sarkasme di otak ane "Madcat! This is a Lexus for qod sake!"
Yes... yes...
Beralih ke center console...
Di bagian atas terdapat sirkulasi udara untuk kursi... ahhh... rupanya itu gunanya perforated leather seat di marih. Good! Mengingatkan ane dengan mobil2 Jerman...
Di bagian tengah terdapat tempat penyimpanan kecil dan knob untuk pilihan mode berkendara: ECO-Normal-Abnormal... errr... yang terakhir Sport. Di bawah knob tersebut terdapat tombol favorit ane: TSC OFF, dan tombol yang ane benci (untungnya, tertutupi gear shifter): EV mode atau Electric Vehicle mode... Ane lebih suka menyebutnya Puss(y) Mode. Karena membuat mobil berjalan dalam kondisi full elektrik tanpa suara bagaikan seekor kucing.
Di samping kiri puss(y)... errr... gear lever, terdapat tombol untuk mengoperasikan sistem komputer di mobil ini dan terdapat kotak kecil yang dpt digeser ke sana ke mari yang disebut dengan Lexus Remote Touch.
Instrument cluster juga hybrid antara analog dan digital. Tachometer dapat berganti menjadi Electric mode yang menunjukkan posisi kelistrikan dan motor listrik. Tentu saja, sebuah MID di tengah cluster akan memberikan banyak informasi mengenai mobil, mode mengemudi, FC, dll.
Urusan setir, ternyata ATPM memberikan setir kombinasi kulit dan kayu alih2 full kulit. Dan dengan aksen logam... maksud ane, aluminium sebenarnya, terlihat sekali aliran modernisme dan klasik dalam nuansa kabin ES XV60.
Kabin belakang seperti biasa, terlihat cukup... Tidak memberikan kesan legroom kelas dewa. Padahal wheelbase XV60 cukup panjang di kisaran 2820mm. Sebuah Accord CP2 pun masih di kisaran 2700an mm.
Untungnya, tidak ada drive shaft tunnel di tengah2 kabin, jadi 3 orang dewasa dapat dijejalkan ke kursi belakang ES XV60. Atau 4 orang nonik unyu berukuran petite...
Tentu saja, sebagai sebuah mid saloon, ES dilengkapi dengan side curtain dan rear curtain. Hanya rear curtain yang elektrik.
Dan arm rest berfungsi sebagai pengendali rear airvent.
All in all, ES XV60 benar2 memiliki interior yang berbeda dari XV50. Meski untuk urusan beberapa tombol masih terlihat aura... Toyota nya.
============================
Under the Cup!
Nah, gegara Hybrid nya, ane lupa untuk memfoto enjin bay mobil ini. Tetapi tentu saja, bisa ane pastikan, cat dan sealant2 ruang mesin akan rapi.
Plus enjin cover.Awalnya ane berpikir akan mendapatkan ES350 dengan 2GR-FE 3500cc V6 yang sanggup menghasilkan 264hp dan 336nm @4700rpm.
M: *dengan bebalnya* "Ini 3500cc V6?"
S: "bukan pak, ini 2500cc"
M: "Aha! 2500cc V6!"
Dan pikiran ane pun segera melayang membayangkan enjin 4GR-FSE 2500cc V6 di MarkX yang sanggup memberikan 204hp dan torsi buas 260nm di 3600rpm.
Apesnya, tuh sales mengacaukan mimpi basah ane...
S: "Bukan pak. ini 4 silinder"
M: "Ahhh... seperti Camry XV50 V"
Nah, ane mulai realistis di sini, 2AR-FE 2500cc 4-silinder yang membosankan dengan 178hp dan 227.5nm di 4000 rpm.
Sekali lagi, tuh sales bikin ane meratap...
S: "Betul pak, tapi Camry Hybrid ya..."
M: *patah semangat... i hate hybrids*
Karena ane tau, enjin di line up Camry Hybrid menggunakan enjin dengan seri berbeda: 2AR-FXE yang memiliki output 153.8hp dan 204nm di 4800 rpm... *tidaaaaaakkkkk...*
Mengapa enjin ini memiliki output yang begitu menyedihkan? Karena enjin ini bukan 4-bangers biasa. Melainkan menggunakan siklus Atkinson. Ane pribadi lebih suka menyebutnya: Parkinson Cycle.
Atkinson Cycle sedikit berbeda dari Otto Cycles di mobil2 umum. Karena Atkinson Cycle memungkinkan intake, kompresi, power, dan exhaust stroke dalam enjin 4-stroke normal terjadi dalam satu putaran crankshaft. Karenanya urusan pelanggaran paten dengan Otto terhindarkan. Atkinson cycle menitik beratkan pada keunikan desain crankshaft yang salah satu nya memungkinkan power stroke lebih lama dari pada mesin 4-stroke tradisional, menghasilkan efisiensi thermal yang lebih baik. Ujung2 nya, efisiensi mesin (baca: fuel consumption) membaik tetapi urusan powerhouse berkurang.
Enjin 2AR-FXE ini memiliki output yang hampir sama dengan enjin 2300cc L3-VE jebot. Tentu saja, enjin Parkinson ini akan membuat enjin L3-VE terlihat memiliki FC bagaikan onta kehausan di gurun. Atau supporter Jerman yang merayakan kemenangan Der Panzer yang dikelilingi bergentong2 bir.
Lanjut dengan Hybrid nya... Lexus menggunakan teknologi terbaik dari Toyota yang sudah teruji di mobil paling menyedihkan di dunia: Prius.
Lexus melengkapi ES300h dengan sebuah Permanent Magnet Synchronous Motor tipe 1KM yang memiliki output 49.2hp dan torsi 142nm di sumbu roda depan. Tenaga dari motor tersebut disuplai dari batere jaman jebot, Nicket Metal Hydride atau Ni-MH.
Batere tersebut akan terisi saat mobil melakukan deselerasi via regenerative braking atau saat coasting alias enjin brake.
Sistem Hybrid Synergy Drive memungkinkan mobil bergerak dalam kondisi full elektrik hingga 40kpj. Begitu batere membutuhkan pengisian ulang atau mobil memerlukan tenaga tambahan untuk berakselerasi, enjin Parkinson akan diaktifkan.
Hal ini berbeda dengan sistem hybrid Honda, IMA atau Integrated Motor Assist. Juga kebetulan ane temukan di mobil paling menyedihkan milik Honda: CRZ.
IMA tidak sefleksibel HSD karena IMA tidak sanggup menjalankan mobil dalam kondisi full EV tanpa mesin bensin, IMA tidak lain hanya menyediakan motor listrik apabila mobil membutuhkan tambahan tenaga untuk melesat. Dalam kasus CRZ: mobil selalu membutuhkan tambahan tenaga karena output enjin L15 nya benar2 tidak mengesankan, pun tombol S+ di CRZ benar2 php bagi ane, tidak memberikan sentakan seperti yang ane liat di video training main dealer. Ane tertipu...
Nah, balik ke ES300h, berarti total seluruh tenaga yang tersedia di mobil ini adalah 202hp dan 346nm yang dialirkan ke sumbu roda melalui E-CVT...
*daaaaan... ane pun semakin skeptis...*
====================================
Driving Impression...
Segera ane masuk ke kabin... menekan tombol Engine Start, kursi dan setir tersetel otomatis ke posisi terakhir yang tidak nyaman. Ane utak atik kursi dan setir nya via elektrik motor... Dan sadar.
Melihat tacho meter masih terkulai lemas di 0rpm, enjin belum menyala.
Semua panel hidup, AC hidup, sistem mobil online. Dan otak ane berteriak "Madcat! you idiot! this is a hybrid car!"
Owh, ane segera engage transmisi ke R... panel tachometer berubah menjadi powermeter, Rear cam aktif dengan guide and steering lines. Mode full EV alias full elektrik. Rasanya aneh menggerakkan setir EPS yang begitu ringan dengan mobil yang menggelinding tanpa suara mesin. Hanya deru ban yang sayup2 terdengar karena kekedapan yang sangat baik dari mobil jepun ini.
Setelah mobil siap, ze SM gank segera masuk ke mobil ini. Bro ola mengambil posisi navigator, sementara sang sales, om campoeran, dan bro Nyoman mengambil posisi sebagai pemberat sumbu ban belakang...
Posisi duduk nyaman, grip dan ukuran setir pas. Memang ada sedikit sensasi berbeda karena seringnya tangan ane merasakan perbedaan tekstur kulit dan kayu di setir. Ane segera berputar balik, merasakan EPS yang ringan dan begitu dull. Ane nyaris tidak merasakan beban ataupun gesekan ban atau pergerakan ban.
Ah, ane harus segera meluncur ke jalan utama.
Sembari menambah kecepatan ke 35kpj, adaptive EPS nya mulai memberi sedikit beban di setir, dan sensasi other-worldly masih ane rasakan dengan mode full EV. Layaknya mengemudi mobil golf... Ah, waktunya mematikan kontrol traksi. TSC OFF!
Hingga di jalan utama, masih mode EV, hingga ane menginjak pedal gas dalam2 dan powermeter berubah menjadi tachometer disertai deruman mesin Parkinson di muncung mobil... Good! This is my world...! Ane suka dengan sesuatu yang membakar bahan bakar fosil menjadi suara, panas, asap, dan powaaaahhhh!
Transisi dari full EV ke single combustion enjin tidak terasa sama sekali. Luar biasa.
Inilah HSD yang tersohor dari Toyota group. Ane melirik ke LCD dan melihat enjin Parkinson aktif sementara motor listrik tidak aktif, dan batere di charge... Power reserve di 5/8 bar.Ane meningkatkan kecepatan ke 60kpj, akselerasi terasa begitu lembut. Pada titik ini, ane masih belum mengetahui jika transmisi ES XV60 adalah CVT. Road noise minimum, torsi mencukupi karena ane hanya memeras 60% kemampuan mobil, dan ane mendekati bundaran di depan.
Injak rem, dan putar setir ke kanan. Jujur, kualitas EPS dan rem mobil ini begitu baik. Mungkin ane harus mulai merubah persepsi ane mengenai EPS. Memang feedback tidak sebaik HPS dan masih terasa ringan, tetapi di antara semua EPS mobil Jepang, EPS ES XV60 terasa begitu superior.
Body roll minimal karena ES XV60 dilengkapi VSC atau Vehicle Stability Control. Mungkin juga karena suspensi belakang mengadopsi Independent Dual-link MacPherson Strut dan seluruh suspensi dilengkapi stabilizer. Saat melewati jembatan, suspensi sanggup menangani perubahan kontur jalan yang begitu drastis. Meski masih terasa seperti mobil Jepang.
Sebelum masuk ke SM Test Track di Pakuwon City, ane melewati sebagian jalan berpaving. EPS benar2 meredam kontur jalan paving, sementara road noise masih tergolong sayup. Waktu nya masuk ke tarmac dan sebelumnya, putar tombol ke kanan: SPORT mode.
Instrument berpendar merah... Red is good...
Ane menginjak pedal gas hingga habis, rpm melesat ke 5000 dengan cepat dan kecepatan bertambah... melewati simpangan pertama, ane ingin melakukan upshift... geser tuas ke kanan dan dorong ke depan.
Tidak ada yang terjadi...
tidak ada powerloss akibat upshift. Dan ane masih tidak memperhatikan MID yang menunjukkan posisi "Simulated gear" di S6. Ane sudah menggunakan "gear" tertinggi. Masih kebingungan, ane berusaha downshift. Rev enjin anteng di 4500, tidak melesat naik...Dan ane bertanya ke sales
M: "Errrrr... ini CVT yak?"
S: "Betul pak"
M: grrrrrrr... *sambil memindahkan shifter ke mode D*
Pantas saja akselerasi begitu lembut, tidak menghentak2 seperti XV50. Transmisi selalu berada dalam rasio optimal.
Nuff said, ane pacu mobil sambil berpindah2 jalur. Jujur, ane kagum dengan steering nya yang cukup akurat, body control yang baik, dan respon mesin. Karena saat hard accel, motor listrik hidup bersamaan dengan mesin petrol. Memberikan maksimum powah for mahakitteh.
Sayangnya, suara mesin menyedihkan. Karena lousy 4-bangers, karena Parkinson, dan karena kekedapan Lexus.
Mendekati U-Turn, ane melakukan pengereman, sistem menunjukkan regenerative braking, batere terisi... Banting setir ke kanan dan injak pedal gas... yang terjadi berikutnya, benar2 di luar ekspektasi ane...
Ban depan understeer, badan mobil bergeser secara lateral ke kiri, mesin meraung dibantu motor listrik untuk torsi maksimum, dan mobil melakukan slide di iringi decitan ban. Yang luar biasa, pergerakan mobil dan setir masih sangat terkontrol. Tidak memberikan sensasi adrenalin di mobil2 lainnya. Sekali lagi, body control yang sempurna dari Lexus (dan entah apa sihir yang dilakukan teknisi Lexus) membuat adegan slide ES tidak membanting seisi mobil. Bahkan bro ola lgs bersabda "Ajegile, bokong ane ga geser blas". Di spion pun, tidak terlihat penumpang belakang terbanting2... Ane segera counter steer, EPS dengan sigap menterjemahkan gestur mahakitteh ini, dan mobil segera mengoreksi arah... luar biasa.
Setengah tidak percaya, ane melesatkan mobil ini, mengambil U-Turn terdekat dan melakukan slide lagi... Dengan hasil yang sama, selama tiga kali.
Ane berpikir "Maybe i wasn't that fast but furious enough".
Kembali ane menambah kecepatan, mengikuti imaginary race line di aspal, dan saat ane coasting sebelum mengurangi kecepatan dari 130kpj ke 60kpj, ane melihat tachometer tiba2 terkulai lemas di 0rpm. Enjin mampus di hampir 100kpj itu sesuatu banget bagi ane, lalu ane melihat status batere di 4/8 bar, dan regenerative braking...
Putar setir ke kanan, injak pedal gas sedalam mungkin, mesin kembali hidup dan langsung meraung ke 5000rpm... satu slide lagi ane lakukan. Hasilnya tetap sama. Memang decitan ban lebih keras, bokong bergeser lebih jauh, dan mobil nyaris melintang di tengah jalan. tetapi firm nya suspensi membuat seisi mobil tidak terbanting2.
Jujur, ini di luar ekspektasi ane terhadap Lexus, Parkinson, dan Hybrid.
Akhirnya, ane memberikan setir ke bro Nyoman yang segera melakukan proper tes nya... setelah sebelumnya melihat indikator batere melorot ke 2/8 bar dan range hanya berkurang 4km dengan FC 12+km per liter.
===================================
Verdict
Lexus ES300h (XV60) Hybrid 2014
Sebuah mid size sedan dari Lexus, yang juga mid-level. Meski demikian, mobil ini dilengkapi HSD tersohor dari Toyota yang sudah ane buktikan performa nya.
Penampilan luar sama sekali tidak mengesankan jika mobil ini berharga 1 miliar lebih. Kecuali bumper Spindle Grille dan logo Lexus nya.
Tetapi di interior, mobil ini jauh berbeda dari klonengan berlogo Toyota nya, XV50. Lebih mewah dan lebih berkualitas dengan elektronik lebih canggih, plus fitur keamanan 10 airbag dan 8-speaker Hi-Fi Std Lexus.
Handling di luar ekspektasi ane terhadap sebuah Lexus... this car simply amazes me.
Pro:
- Interior baik dan nyaman
- Suspensi empuk tapi mantab, Kenyamanan dan kekedapan khas Lexus
- Performa cukup baik, FC benar2 luar biasa irit dengan 2-digit figure.
- HSD, EPS, dan VSC superior, handling baik, 3 pilihan mode mengemudi yang mengubah karakter throttle, transmisi, dan setir.
- Full EV mode
- Driftable
Cons:
- Eksterior 90% mirip Camry XV50, terselamatkan logo Lexus dan Spindle Grille
- Enjin Parkinson, untungnya terbantu motor listrik
- GC sepertinya terlalu rendah. Gampang gasruk saat mendekati full laden.
- Masih terasa seperti mengemudikan Toyota
==================================
Quickie Comparison...
Sejatinya, ada mobil lain di line up Lexus yang juga dikategorikan mid-saloon: Lexus GS. Masalahnya, Lexus menyebut GS sebagai mid-sport-saloon... Ada embel2 sport di sana.
Nuff said, dari perbandingan wheelbase:
- Lexus ES: 2820mm
- MarkX: 2850mm
- Merc W212: 2873mm
- Jag XF X250: 2909mm
- Audi A6 C7: 2912mm
- BMW serie-5 F10: 2967mm
Lexus ES memiliki wheelbase paling pendek di antara mid saloon Eropa. Bahkan Toyota MarkX memiliki wheelbase lebih panjang. Memang kompensasi di legroom baris kedua Lexus ES cukup signifikan. Tetapi price tag 1 miliar nya tidak bisa bohong.
Lexus ES ditakdirkan bertempur di kelas mid saloon Eropa. Sesuatu yang menjadi sandungan terbesar Lexus di interior, fitur dan bahkan handling.
Nah, bagi yang protes karena sebelumnya ane memuji handling ES, tunggu dulu. Karena di BMW, Jag, dan Merc, slide adalah sebuah kegiatan kegilaan yang meriah. Mobil seakan2 ikut bermain dan memberikan karakter2 yang meledak2. Misal di Jag terasa sekali bokong bergeser begitu jauh akibat bobot dan wheel base, tetapi suara enjin V6 supercharged dan torsi buas membuat nya sangat menyenangkan. Di Merc CLS63, terasa sekali mobil seakan2 ingin membunuh pengemudi dengan torsi yang bisa membalik rotasi bumi atau membuat tuli pengendara lain. Sementara di BMW F10, letupan2 dari knalpot dan grip yang sangat menghibur... meski mobil kehilangan traksi saat slide. Ada keunikan passion dari mobil2 tersebut saat menari di tarmac atau saat melaju kencang.
Lexus ES tidak memiliki karakter ini. Dia terlalu kalem. Dia terlalu cool. Dia terlalu tertahan dengan segala birokrasi dan aturan Toyota. Sementara enjiner gila di AMG dan M-division benar2 membuat saloon yang memiliki karakter seperti anak2 dan membuat driver terkekeh di mobil. Atau para seniman di Jag yang membuat interior begitu sempurna dan menjejali dengan speaker Meridian kelas berat. Di Lexus, ane harus berlaku seperti seorang gentlecat, mafia, businesscat, and old daddy. Harus emotion-less, passion-less, joy-less.
A Lexus will never ever be on par with BMW, Merc, or Audi, let alone a Jag. Lexus still has the blood of Toyota running thru its veins, Toyota beating as its heart, and Toyota on its soul. It lacks the defining character, it lacks the joy of driving, it lacks the perfection and imperfection at the same time, it thinks too much, and its too constrained by Toyota law.
Lexus is too... polite and complicated.
==============================
Setelah TD, giliran bro Ola yang menjajal line up lainnya dari Lexus...
==============================
Demikian ripiu dari ane, terima kasih telah membaca ripiu ini...
Sampai jumpa di ripiu berikut nya...
.
.![:big_smile]](./images/smilies/big_smile.gif "Big Smile"){kind=small}
.
) 
wanjerrrrr.... the most beautiful V10 sound i've ever heard in my life... even it's only in videos and video games.... 