
Kembali ane berbagi pengalaman TD...
Kali ini ke pabrikan yang baru muncul kembali di Indonesia...
===================================
Kamis kemarin, saat ane sedang kelimpungan di bantai salah satu bank terkenal di Sby, ada pesan masuk ke bebe dudul ane...
S: "Bos kucing, unit C26 siap..."
M: *rada ogah2an...* "Ntar deh..."
S: "Ciyusan ada neh, uda selesai body repair"
M: *asal ngomong...* "Kecuali ente ada Datsun GoDieHarder, ane baru mw ngesot ke Batu Makam..."
S: "Ada dong... ayuk di TD"
M: *buset, beneran nih* "Sabtu, jam 10, i'll be there"
Dan ternyata, saat bermanuver dengan kapal ane di hari kamis itu, ane mengalami cedera di pergelangan kaki kiri...

"Alamat ane nyetir mobil MT dengan kaki pincang nih..."

Tak disangka, bro Nyoman menghubungi ane pagi ini jam 0830 dan akhirnya, kami berkumpul di dealer Batu Makam yang merangkap dealer Datsun...
Behold... the ricers... errrr... the risers generation's car!



Datsun Go+ Panca T MT 2014

===============================
Behind the 5+2 = ... errr... 5 and 2?
Berhubung sudah begitu banyak nya pembahasan dan pengupasan terhadap Datsu Go+, maka eksterior dan interior ane lewati... Karena ane lebih tertarik dengan makna Go+ Panca itu sendiri... Terutama di trit om bimo dan bro OS (ga nemu link nya) tentang Datsun Go.
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... 19&t=20516
Datsun tentu membayar mahal ahli marketing terkemuka untuk menciptakan tagline dan branding yang mengena di masyarakat (baca: menyesatkan).
Hype Datsun Go+ sebagai MPV benar2 sangat kuat karena para mere miserable mortals akan berpikir "Hmmm... 5+2 = 7", yang sebenarnya cukup masuk akal mengingat mobil ini memiliki konfigurasi 3 baris kursi...

Permasalahannya, dengan kejeniusan (dan kegilaan) ahli marketing tersebut, Go+ diberi nama Panca di belakang yang berarti Lima... Nah... mulai bingung? Sama. Ane juga...

Seperti yang ane utarakan dari jaman jahiliyah kemarin, begitu ane melihat desain Go+ dan sempat ubek2 dalemannya, ane langsung berpendapat untuk mencabut kursi baris ketiga sesegera mungkin... Karena penambahan kursi baris ketiga benar2 overrated. Jarak antara kursi dan lantai begitu pendek yang berarti posisi duduk untuk manusia normal harus squatting alias "JONGKOK KAMU!"....

Kecuali untuk anak berusia 3-4 tahun, ane rasa cukup mumpuni meski ane sendiri serem begitu liat sandaran kursi baris ketiga yang nyaris menempel dengan kaca, plus miris melihat sisa bootspace atau bagasi yang hanya cukup untuk menampung... errr.. 5 botol (botol atau bottle, bukan galon) air mineral berukuran 1500ml (bukan 19000ml), atau dua ekor kucing dewasa dengan bobot 10 pon... itu pun pasti pada mengeong di bagasi.

Intinya, Go+ adalah sebuah hatch dengan wheelbase tambahan dan bagasi ekstra luas di rentang harganya... Tentu saja, setelah kursi belakang dilepas dan dijual dengan harga 2-3 juta... Lumayan kan?

Jadi, 5+2 bukan 7? Yes... 5+2 bukan 7, melainkan 5 plus 2 obyek penderita di kursi baris ketiga.

========================
Driving impression...
Sebenarnya, ane sudah apatis dan putus asa begitu melihat Go+ keliaran di jalan... Bukan kenapa2... kecil bener kayak kutu...

Nah, berhubung sudah di dealer, waktu nya mencoba mobil ini... what a 108 million car can do... I am so excited...

Kunci diberikan ke ane, dan ane segera membuka pintu mobil ini... Seperti biasa, handle agak keras, dan menghasilkan bunyi metal vs metal saat mekanisme striker di pintu membuka. Kaleng sardin? Nope... Kaleng teri.

Untuk 5 detik pertama, ane bingung... ah, rupanya benda logam pipih di tangan ane harus dicolokkan ke lubang dan diputar untuk menjalankan mesin... Very good...

Mesin menderum halus... tetapi vibrasi nya ampunnnnn... Terasa sampai kabin dan pintu belakang pun terlihat bergetar saat bro Nyoman membukanya... 3 silinder 1200cc HR12DE... powah? torque? Overrated... Di mobil ini yang penting mesin bisa memutar benda bulat di bawah mobil dengan ukuran velg R13 dan merek/tipe yang sekali lagi ane lupa melihatnya...


Instrumen cluster terlihat sederhana dengan indikator pergantian gear... Layaknya di sepeda motor... Dan di pojok kanan terdapat sebuah MID yang berfungsi sebagai tachometer dan indikator bahan bakar, juga untuk menunjukkan informasi odo, tripmeter, FC, range, dst... *yang ironisnya tidak ada di kapal ane... plaaaakkkk*

Kursi terasa nyaman dan empuk dengan driving position yang baik, grip setir yang pas, dan kelegaan interiornya... ane mulai tersenyum... this car is quite nice...


Ane melihat ke center dash dan disambut dengan pemandangan mengenaskan HU generik yang entah merek apa... no Radio for you suckaaaa... dan hanya untuk charge ponsel, no USB interface for music files, semua harus lewat AUX IN...


Kualitas plastik dash Go+, seriously... *mark my word...* Lebih baik dari mobil yang sedang laris2nya: Honda Monyong... Jauh lebih baik bahkan. Well done Datsun...
Segera ane melepas rem tangan yang mengingatkan ane dengan Datsun PickUp jebot milik engkong ane... ringan... *no hand braking is recommended... bisa terkilir... seriously*
Injak pedal kopling... dan ternyata pedal kopling Go+ ini tidak terlalu dalam, tidak terlalu ringan... Somewhere in the middle for a 100million car... Nyaman? Yep! Menurut ane cukup bagus. Dan tanpa banyak mengeong, ane segera menggeser tuas gear ke posisi 1... Agak kurang akurat, butuh dua kali untuk ane meyakinkan diri gear sudah engage. Geser dan sekitar 85% dari travel knob nya sudah berbenturan dengan sesuatu dan ane lanjutkan untuk menggesernya hingga engage 100%: "cklak!".
Lepas pedal kopling perlahan sembari memberikan tambahan throttle, dan mesin 1200hp... errr... 1200cc segera bekerja memberikan tenaga... Mobil ini pun mengesot keluar dari parking lot yang sempit... Dan segera, ane menyadari sesuatu yang salah benar2 terjadi... Setir begitu ringan... benar2 amat sangat ringan... Seekor kucing berukuran sedang pun bisa memutar setir Datsun Go+... Yang lebih bikin miris: ini hidrolis, bukan EPS... buset dah...

Belok kanan, dan ane masih bingung dengan bobot setir yang begitu ringan... masuk ke jalan utama, dan menambah tenaga... Enjin HR12 merevved up dan suaranya cukup halus *diikuti suara dari bagian bokong mobil yang mirip knalpot bocor*... Vibrasi berkurang sedikit dan kekedapan kabin begitulah... cukup mumpuni untuk mobil ini. Di jalanan Surabaya Selatan yang bergelombang, suspensi terasa lembut, nissan-like... Body roll cukup terasa tetapi tidak berlebihan atau limbung... Ane suka... Mobil ini memiliki suspensi yang lebih baik dari Sotoy... Jauh lebih baik...
Pindah gear 2, ane mencoba quick shift dan gagal karena memang transmisinya tidak bisa digunakan untuk quick shift karena karakter nya... ah, anyway, ane tetap mencoba, naikkan rev mesin lalu pindah ke gear 3... tetap ga bisa quick shift. Mungkin Go+ bisa digunakan untuk quickie daripada quick shift? Only qod knows.

Ane menaikkan kecepatan ke 0kpj.................. karena speedometer mampus.

Bertemu kemacetan dan ane harus menekan pedal di tengah untuk menghentikan mobil... Rem terasa sedikit loss dan memberikan kesan stopping power yang kurang... butuh injakan lebih kuat di pedal rem untuk menghentikan mobil... Respon rem terasa cukup lembut. Kalau kurang gahar, silahkan menarik rem tangan...

Sekali lagi, respon setir yang begitu ringan membuat ane tidak merekomendasikan mobil ini untuk dikemudikan dalam kecepatan tinggi. Sedikit flick di setir, dan Go+ akan bercinta penuh nafsu dengan rail guard jalan tol. Bahkan sedikit ketidak sempurnaan di jalan tol akan membuat Go+ kehilangan kendali saat mengebut... Dan seperti kita tau, jalan tol di Indonesia benar2 menyedikan kualitasnya.

Ingat... Jangan mengebut dengan menggunakan MPV. Hanya orang gila saja yang cornering layaknya Ken Block di MPV *Seriously, do not try this at home... do try this at road, instead...*

Saat menyetir, ane memperhatikan ukuran spion, cukup besar... sayang posisi kurang baik... Dengan penuh semangat, ane mencari tombol electric mirror di door trim: tidak ada. Dash board kanan: tidak ada. Center console: tidak ada. Pillar A: tidak ada. Plafon: tidak ada. Lantai: tidak ada. Kolong: tidak ada...

Dan ane mencoba cara jadul. Buka kaca, dan setel manual sambil berkomentar: "Ini ga elektrik ya?" Sales menyahut "Betul pak. Manual only..."
Bah! Hari gene manual mirror?

Setelah beberapa kilometer, giliran bro nyoman yang mencoba mobil ini. Ane pindah ke kursi baris kedua yang surprisingly... nyaman dan empuk... Oke, memang dibutuhkan cara un-orthodox untuk membuka kaca belakang... Datsun dengan begitu baiknya memberikan tuas yang jika diputar searah jarum jam akan menurunkan kaca belakang dan jika diputar berlawanan dengan jarum jam akan menaikkan kaca belakang. Very good! lebih baik daripada menggeser kaca layaknya loket booth parkir.


Di kursi baris kedua inilah, Datsun Go+ benar2 menunjukkan jati diri sebagai mobil yang nyaman di kelasnya, leg room lega dan posisi duduk benar2 nyaman...

Baris ketiga? No way... meski ane berukuran cukup langsing dan berotot untuk ukuran kucing kampung, tapi ane ga bakal mw ke sana...

Ini Datsun Go+ Panca, bukan Go+ Bintang Tujuh...

=======================
Verdict...
Datsun Go+ Panca T MT 2014
Satu LCGC yang sanggup memberikan perbedaan di kelas paling berdarah2 di Liga LCGC, yakni Duo Gay Alay, Sotoy, dan WagonR.
Tambahan satu baris kursi dan wheelbase benar2 memberikan fleksibilitas dalam kondisi terpaksa. Dan bagi para anak muda dengan gairah modifikasi membara, ruang bagasi (setelah kursi baris ketiga dicopot) yang begitu luas bisa di jejali 50 subwoofer dan 12 TV LCD untuk menghancurkan gendang telinga dan kewarasan. Dalam kondisi kursi terpasang: jangan coba2 mengisi apapun ke ruang yang lebih sempit dari ground clearance kapal ane.
Menyetir Go+ juga memberikan pengalaman yang unik. Enjin yang begitu bersemangat hingga membuat seluruh mobil bergetar layak nya vibrator memang cukup membuat ane mengerutkan kening... Setir yang begitu ringan, cocok bagi para nonik tetapi akan menjadi bencana bagi para ababil yang mencoba mengebut dengan hatch ini. Saran: ambil yang non power steering.
Di sinilah, ane belajar: Penampilan luar bisa menipu. Go+ boleh terlihat kecil dari luar, tetapi kelegaan dan kenyamanan kabinnya benar2 membuat ane kagum.
She has a heart of gold... literally...

Pro:

- Desain eksterior dan dashboard cantik.
- Kualitas plastik dashboard dan seal pintu jauh lebih baik dibandingkan mobil berharga 2x lipatnya.
- Mesin cukup bertenaga untuk menghela mobil ini.
- MID
- Driving position baik, kursi nyaman, suspensi lembut
- Kopling pendek
Cons:

- Suara yang dihasilkan saat membuka dan menutup pintu benar2 menyayat hati. Logam vs logam...
- Center dash dan instrument cluster agak sepi... HU hancur bener dah... hopeless
- Setir terlalu ringan, ada sisi positif dan negatif dari ini. Berhubung ane melihat ada beberapa potensi mengerikan, ane letakkan di negatif.
- Rem kurang mengigit... wajar, karena bobot mobil ini cukup ringan.
- Vibrasi mesin benar2 cetar membahana
====================================
Another econobox? Yes. Absolutely... Tapi tidak terasa benar2 murahan. Nissan sukses melakukan clone kenyamanan mobil2 nya ke line up Datsun... Suspensi benar2 menjadi high lite dari Datsun Go+, ane benar2 memuji suspensi mobil ini. Well done NisSun(k)?
Selamat datang Go+ di Indonesia...
PS: @om kopat: om, ane pengakuan dosa dah... lupa ngukur pakai akselerometer dan dbmeter... nubie mohon maaf sebesar2nya...

====================================
Terima kasih telah membaca ripiu ane, sampai jumpa di ripiu berikutnya...
