


Yes.. Yes.. I know.. Saya bakal paham kalo ada yang mikir "Halah! Inggris lagi, Inggris lagi".. Sorry for being a Brit's b1tch, tapi saya yakin pasti dimaafkan karena mobil yang bakal saya review ini menarik banget, mobil ini telah berhasil merebut tahta MINI Cooper sebagai fashion icon

I present to you.. The Hottest SUV today... Range Rover Evoque SI4 Prestige.

Seperti biasa, entah kenapa tiba-tiba ada bawa ke garasi, ya sudah, saya jajal saja...

I know.. I know.. Udah telat 3 tahun saya review nya.. Secara udah keluar dari 2011, dan coverage-nya udah banyak banget. Sorry again for being late, saya udah pernah naik sebelumnya tahun 2012 kemarin, tapi hanya test drive, belum in-depth. Dan karena hanya berupa pertemuan singkat, saya gamau bikin review nya.. Still, coverage di Indonesia paling banter dari majalah favorit kita, AutoBild (Huek!!), jadi saya rasa pada nggak keberatan donk kalau saya bikin review versi SM.. I hope so.
Ketika saya bilang "The Hottest SUV", bukan dalam arti ini SUV terbaik dari teknologinya, bukan juga karena mesinnya paling sering overheat..

Saya awalnya skeptis terhadap booming-nya mobil ini.. Tapi kok, sampai 2014 penjualannya masih tetep laku terus..


HISTORY
Again? Yes, of course.. Banyak offroader, bahkan penikmat mobil biasa disini yang mikir Evoque mobil banci (definisinya apa juga saya kaga tau).. Dengan tau background nya, siapa tau teori tersebut terbantahkan.. Atau malah terbukti.

Pertama kali dikenalkan di North American International Motor Show 2008 sebagai center of attraction di booth Land Rover dengan nama LRX; yang mana merupakan penampakan pertama kali Range Rover di publik setelah di akuisisi oleh Tata - perusahaan otomotif asal India. Semenjak di akuisisi, banyak yang mengira Range Rover bakal tetep stagnan, karena Tata sendiri tidak terkenal pernah memproduksi mobil yang selevel dengan Land Rover, apalagi Range Rover. Banyak yang mengira.. Palingan kalau Tata bikin Range Rover, bentuk dan teknologinya akan sama persis dengan yang sudah ada, hanya ditambah aksesoris berupa bulu dada di bonnet-nya.............


But they have never been so wrong. LRX stole the show.
LRX:

LRX dibangun diatas platform yang benar-benar baru menggunakan carbon composite di atap, dan alluminium body structure, ditambah dengan diesel dengan kapabilitas biofuel, bahkan kompatibel dengan minyak jelantah. Ditambah next generation Land Rover e-Terrain technology (derived dari Land Rover Discovery, bukan Range Rover), dan ERAD (hybrid Electric Real Axle Drive powertrain) dikemas dalam bentuk yang sangat futuristis, dan untuk ukuran Land Rover, sangat groundbreaking. Belum lagi bicara interiornya, yang memiliki ambient lighting tergantung sistem Terrain yang digunakan, desain dash dengan layar 3D dan exposed alluminium console. Press went mad, and people were highly anticipated Land Rover's next move after they show the LRX concept.
Buat saya pribadi, pertama kali melihat LRX adalah dalam sebuah game PS3 dengan judul BLUR. Sebuah balapan campuran antara konsep Real Racing (iOS) dengan Crash Bandicoot Team Racing (PSX), dimana balapan menggunakan mobil asli dan konsep tapi pakai senjata-senjata khayalan seperti ranjau atau roket. LRX masuk di tier 2, masuk ke golongan mobil-mobil yang lambat, tapi jadi salah satu favorit saya karena bentuknya lucu... Tapi pas ngeh ini Range Rover... Hah? Ciyus? Ada RR begini bentuknya?..... Dari situ saya mulai ngeh dengan Tata-Range Rover. Mobil konsep lain yang masuk game ini adalah Shelby Mustang 500.
Game Blur dan penampakan LRX:


Karena antusiasme pasar yang besar, Tata memutuskan untuk melanjutkan Evoque ke jalur produksi. Nggak tanggung-tanggung, biaya investasi Tata hanya untuk Evoque memiliki nominal puluhan juta poundsterling, itupun sebelum dibantu 27 juta Poundsterling dari pemerintah Inggris supaya bisa memugar total pabrik Range Rover di Liverpool dan disesuaikan speknya dengan spek LRX yang jika di komparasi dengan produk Rangie yang ada saat itu merupakan quantum leap.

Tahun 2011 pun tiba, lagi-lagi Range Rover mengagetkan semua orang dengan produksi massal Evoque dengan bentuk eksterior yang sangat identik dengan LRX, bahkan sampai detail terkecil. Mungkin kali pertama sepanjang sejarah otomotif model massal sama persis dengan konsepnya.

Evoque mendobrak pakem ladder frame Range Rover dengan menggunakan unibody alluminium-alloy. Banyak orang, terutama fanboy tradisional Landie, yang skeptis setelah mengetahui basis awal Evoque adalah Freelander 2, produk gagal RR. Lagi-lagi mereka salah, karena walau berangkat dari platform Freelander, 90% platform nya di redesigned untuk Evoque, dan walaupun memang di tujukan untuk segmen on-road use, dalam mendevelop Evoque, engineer Rangie fokus dalam kemampuannya melibas medan off-road setangguh proper Range Rover.

Evoque memiliki ground clearance 21,5 cm, 25 derajat approach angle, dan 33 derajat departure angle, dan wading depth dalam kondisi diam 50 cm, dan, menurut Range Rover, masih aman mencapai 90 cm dalam kondisi bergerak dengan kecepatan konstan di air walau tidak di sarankan (hasil dari desain clamshell yang melindungi intake). Dalam bahasa manusianya; walau approach angle nya tidak sebesar proper offroader (yang rata-rata 2x lipat derajatnya), tetapi kemampuan offroad Evoque setara dengan Range Rover Supercharged satu generasi sebelumnya, dan Evoque memiliki wading depth yang setara dengan Land Rover Defender


Sampai disini saya sudah cukup bingung sebelum naik mobil ini. Technical specs paling nyeleneh yang pernah saya baca. Ini mobil, diatas kertas, cukup mumpuni untuk off-road "beneran", tapi ngeliat bentuknya langsung di atas aspal, nampak tidak meyakinkan. Bayangkan saja, membayangkan mobil dengan wheelbase sepanjang Ford Focus, dan bentuk yang lebih kecil ketimbang CRV gen 4, dan jauh... jauh lebih lucu bentuknya memiliki kapabilitas yang di desain untuk bertahan di medan Paris-Dakar - menggunakan summer tires. It just... Doesn't make any sense... Is it?

REVIEW
Evoque yang akan saya review memiliki spesifikasi yang agak berbeda dengan standar dealer resmi, dan juga kebanyakan IU. Di dealer resmi, ada 3 tipe Evoque, yaitu; Pure, Prestige dan Dynamic. Dan semua yang resmi bermesin bensin 2.0L Turbo.
Pure merupakan varian paling murah, dengan harga 1,2 M Rupiah. Memiliki velg 18", spion sewarna body, Meridian sound system, grill hitam, panoramic, dan Nappa leather dengan grain yang kasar.
Prestige dan Dynamic berada dalam kelas yang sama, dengan harga sama yaitu 1,4 M Rupiah. Hanya terdapat perbedaan di detailnya. Kalau di Dynamic akan mendapat Nappa leather dengan motif perforated yang sporty, di Prestige kulitnya menggunakan Oxford leather yang kelasnya diatas Nappa, dan tidak ada motif perforated. Hal lain yang berbeda adalah jika di Prestige spion sewarna body, maka di Dynamic berwarna hitam. Di Prestige interiornya memakai real wood panel, di Dynamic menggunakan metal-finished detail. Pilihan kombinasi warna cat luar dengan warna kulit interior pun berbeda pilihannya. Selain itu di eksterior kalau Dynamic grillnya hitam, kalau Prestige silver, di Dynamic ada perbedaan tailpipe finisher, di Prestige polos, dll dsb. Diluar itu, velg sama-sama 20", sama-sama dapat premium mat, Meridian sound system, panoramic roof, dan powertrain serupa.
Sedangkan Evoque yang saya review, walau resmi, akan tetapi memiliki spesifikasi yang unik. Seakan meleburkan antara Prestige dan Dynamic. Sayang saya tidak sempat bertanya alasannya, dan bagaimana cara pesannya. Unit yang saya coba memiliki exterior dengan detail Prestige, akan tetapi memiliki interior dengan detail panel Dynamic berupa brushed metal finish. Selain itu leather yang digunakan menggunakan all-white Oxford leather yang bukan merupakan pilihan standar di dealer resmi. Dan velg nya diturunkan diameternya menjadi 19", menggunakan ban Continental CrossContact LX, ban Touring yang memiliki performa 11-12 dengan Michelin Latitude Tour di kelas Touring All-Season. Sisanya sama persis dengan spek Prestige/Dynamic yang disebutkan sebelumnya. Tapi yaudah lah ya... Karena ketauan banget dari trace detail yang ada bahwa owner-nya kepengen sensasi paling lux di Evoque, saya masukkan dalam kategori Prestige saja.
Mengenai spek lanjutannya, sambil masuk ke review driving saja ya..

EKSTERIOR
Ini depannya


Ini belakangnya


Dengan Baltic Blue body dan Fuji White roof colour dan panoramic roof hitam... Kombinasi cat yang termasuk optional dan termasuk paling jarang terlihat di Evoque Indonesia. Siapalah saya sehingga layak mengomentari desain Evoque. Satu-satunya cara untuk mendeskripsikan pengaruh eksterior Evoque adalah; ketika mobil ini datang ke di depan garasi, istri saya yang tadinya hanya fokus main Path di Xperia-nya langsung nyimpan hape-nya dan memeluk erat lengan kiri saya. Lalu semakin saya mengitari mobil yang terparkir di luar pagar ini untuk melihat detailnya, dekapan istri semakin erat dan tangan kirinya mulai meraba dada saya penuh mesra.
Entah apa maksudnya.

INTERIOR
Saya bahkan bingung mulai dari mana... Walaupun tidak lebih berkelas dari Bentley Flying Spur yang pernah saya tongkrongin, tapi interior Evoque ini terlihat didesain begitu cerdas dan berkelas sehingga bahkan plastik murah yang digunakan sebagai penutup cup holder bisa terlihat keren. Dalam bahasa manusianya; diseluruh bagian mata memandang, dan tangan meraba, baik duduk di depan maupun di belakang, mobil ini terasa begitu spesial.


Se-spesial apa? Seperti membuat interior Lexus RX270 dengan desain aluminium asimetris center console-nya terasa konvensional dan membosankan layaknya taksi Limo, dan interior X3 baru keliatan se-plastik Mobilio. And I am not kidding on this.

Desain overall interior menganut aliran simple dan modern. Dasbor berupa bar dan LCD in-dash tempat mengontrol infotainment, dipadu dengan center console yang seakan menembus tengah dash tempat bernaung tombol kontrol AC, gear lever yang seperti iDrive, dan opsi e-Terrain System. Semua terlihat simetris, fungsional, dan nggak neko-neko, tidak seperti seperti Lexus RX270.




Detail seperti lubang speaker Meridian yang nampaknya ada dimana-mana juga terlihat mewah dengan finishing black rounded with chrome. Setirnya dengan tulisan Range Rover, dan kulitnya yang terlihat mewah. Bahkan airvent row 2 yang berada di bagian belakang center console dilapis oleh plastik yang memiliki warna serupa dengan warna kulit white kulit Oxford nya.



Speedometer-nya merupakan detail favorit saya, dengan LED putih di tiap garisnya yang membentuk tampilan 3 dimensional, dipadu dengan TFT screen cantik di tengahnya memberikan hint bahwa ini mobil futuristis.


Panoramic nya pun terlihat sangat mewah dan besar, sensasinya berbeda dengan panoramic Outlander Sport, di Evoque dengan desain pilar yang terkesan tipis membentuk ribs keatas, jika sunshade panoramic-nya dibuka, seakan Evoque menjadi mobil convertible betulan. Visibility mobil ini, bahkan untuk backseat driver, sangat-sangat baik.

Detail lain seperti touch-sensitive interior lamp sudah tidak aneh lagi bagi yang dekat dengan mobil Jaguar modern; tinggal swipe halus di permukaan lampu, lampu interior nyala.

Tapi ada satu bagian dari interior mobil ini yang secara dominan mengangkat derajat kasta Evoque secara keseluruhan, yaitu; Oxford leather with perfect stitching. Oxford leather yang digunakan di mobil ini merupakan salah satu kulit kualitas tertinggi untuk level mobil massal (bukan level bespoke), dan menurut selera saya, lebih baik dari kulit Wollsdorf Belgia (walau saya harus akui Nappa leather di tipe Dynamic terasa biasa saja, bagusan Wollsdorf). Setelah saya melakukan sedikit pencarian, ternyata tipe kulit ini juga dipergunakan di tas wanita branded (as in high-end branded) seperti Celine. Dan kok ya pas, istri saya sedang menggunakan tas Celine-nya yang berwarna coklat Tan, dan malah dia yang nyadar duluan kalau permukaan kulit Oxford berwarna putih di jok Evoque yang kita pakai berasa sama persis dengan tas dia dari segi kontur dan kelenturan. Usut punya usut lagi, ternyata khusus untuk varian ini yang berasal dari UK, Range Rover outsource stitching interiornya ke penjahitnya Louis Vuitton (high-end French fashion house)

Kayaknya baru pertama kali dalam sejarah saya tega memperlakukan karya LV seperti ini, dan tidak merasa bersalah.. Uwkwkwk...



Ada satu orang yang layak dapat apresiasi karena menyarankan detail yang mewah ini terhadap mobil "biasa" seperti Evoque, yaitu Mrs. Victoria Beckham. Beliau lah advisor bentuk dan detailing interior di Range Rover saat mengembangkan Evoque.



I can go on... And on... And on... Tentang kerennya detailing Evoque: Mix and match plastik, tactile-nya tombol, resolusi layar dual view, sistem panoramic, dll.. Tapi berhubung kelihatannya disini dominan pada lebih menghargai kemasan dari pada konten seperti terlihat di tret "Feel Honda", sebelum ada yang ngambek (Uhuk!!), mending saya skip aja langsung ke test drive..

TEST DRIVE
Evoque yang saya test drive memiliki codename SI4, walaupun saya gak tau apa kepanjangannya, merupakan varian bermesin bensin, memiliki 5 pintu, dan sistem AWD. Bermesin 2000cc Turbocharged, bertenaga 240 HP, torsi 360 Nm, dan dikawinkan dengan Six-speed automatic. Banyak yang ga sadar, bahkan jarang review luar yang bahas, kalau mesin 2000cc Evoque ini sebenernya merupakan mesin 2000cc Ecoboost engine dari Ford, yang mendapatkan apresiasi luar biasa ketika dipasangkan dalam platform Ford Focus ST.

Saya buka pintunya, dengan segera tercium aroma kulit Oxford. Hmm.... I love the smell...


Saya nyalakan engine, getaran start up terasa di setir. Berbeda dengan RX350 dimana mesin nyala saja saya gak sadar karena setir gak geter sama sekali. Led speedo putih memendar cantik dan TFT super-tajam diantara dial speedo membuat tulisan kecil pun mudah terbaca. TFT nya pun tidak kabur jika terkena cahaya terang. Tuas transmisi yang tadinya tersembunyi, naik secara motorik di konsol tengah.. Menandakan bahwa mobil telah siap untuk dijalankan. Dengan segera saya putar tuas ke kanan menuju gigi D.


Injak gasnya sedikit... Reaksinya tidak begitu spontan dari kondisi diam, akan tetapi melewati 1000 RPM percepatan akselerasi semakin tinggi. Bobot Evoque AWD yang mencapai 1700 kg dan low end turbo gap (very-very-very small if not non-existant) yang sepertinya berperan sebagai penghambat spontanitas akselerasi walau sebenarnya dalam penggunaan slow driving, hal ini tidak berasa. Maksud saya; Evoque sangat tidak layak disebut mobil lemot.
Berangkat dari komplek, hal pertama yang saya notice betul adalah setirnya - yang walaupun termasuk berat untuk standar penggunaan EPS berlebih di masa kini - terasa ringan untuk ukuran Range Rover. Kebetulan bokap pernah pelihara Range Rover mark II dan saya pernah ngicip RR Sport juga.. Sensasi setirnya jauh berbeda ketimbang keduanya. Biasanya setir Range Rover itu tidak terlalu akurat dan cenderung floaty, di Evoque sebaliknya, akurasi setirnya walau tidak seakurat Mazda CX-5, tetapi sudah sangat baik dan tidak floaty lagi.
Hal kedua adalah visibilitasnya yang luar biasa. Ane kira dengan garis atap rendah dan windshield kecil, visibilitasnya akan jelek, seperti Juke.. Ternyata tidak. Posisi mengemudi pas betul berada di sweetspot kendaraan. Pilar A tidak mengganggu sama sekali, bahkan spion nya memberikan pandangan ke belakang terbaik dari semua mobil yang pernah ane coba. Mudah sekali memperkirakan besar mobil ini di jalan raya, sampai dalam level tidak dibutuhkannya sensor parkir depan belakang.


Hal ketiga yang mengesankan adalah ride nya waktu city cruising. Magnetic damper-nya tidak berhasil menyembunyikan diri dengan baik karena ketika saya melewati speed bump tanpa rem, pantulan awal yang keras langsung dilanjutkan dengan rebound soft yang tidak membal, body composure nya.. Argh.. I hate to say this... But it is.. Perfect.
Yes.. Anda nggak salah baca.. Saya baru saja menuliskan body composure sebuah SUV "banci" dengan predikat perfect

It does feel a little too wide though.. Terutama spionnya yang membuat lebar mobil seakan menjadi keterlaluan, sedikit membuat risih saat harus manuver diantara kemacetan super-padat Jakarta.
Berikutnya, karena mobil ini memang ditujukan untuk pasar yang 90% akan menggunakan mobilnya di jalan raya, maka saya bawa Evoque ke habitat aslinya; jalan tol. Masuk dari pintu tol Pancoran, kondisi saat itu sedang lengang, dan waktu yang tepat untuk uji coba kemampuan Evoque di highway. Saya ambil lajur paling kiri, masih di mode auto dan aktifkan sport mode, mempertahankan di kecepatan 10 kpj di lajur paling kiri sambil shift down ke gigi 1, dan dengan aba-aba istri yang megang stopwatch ane bejek gas sedalam-dalamnya..

Wuuuuussssshhhhhh....... Shift 2, 3, 4, 5, 6 hanya dalam jeda singkat karena jarum RPM cepat naiknya.. Grip ban luar biasa baik dan hanya terjadi sedikit decitan sebelum mobil meroket.
Evoque melesat dari 10-100 kpj dalam waktu 7,41 detik. Cukup cepat untuk ukuran mesin 2000cc. But somehow, I am not really impressed. Kenapa?
Karena:
1. Nyaris tidak ada suara exhaust, dan suara mesinnya di high RPM tidak enak di telinga (mungkin gara-gara turbo)
2. Transmisi yang bekerja sangat smooth membuat akselerasi mobil begitu effortless ketika pindah gigi, tapi efek adrenalinnya kurang.
3. Sekali lagi, body composure nya... Terlalu kalem... Goyangan body kebelakang hanya ada di awal akselerasi, setelah itu suspensinya bisa menyesuaikan diri terhadap shift mobil. Jadi tiap shift, hanya kecepatan mobil yang bertambah, tapi body nya gak goyang sama sekali.
Ane melanjutkan akselerasinya, dan dengah mudahnya mencapai 180 kpj. Istri baru kali ini nggak protes, karena, bahkan dia sebagai passenger, bisa merasakan mobil ini masih sangat stabil dan bisa di kontrol dengan mudah.


Tap hal itu tidak membuat mobil ini menjadi numb layaknya CRV dan tidak enak di kendalikan. Justru karena kecanggihan setup mobil ini, driver dapat merasakan batas kemampuan setiap komponen drivetrain mobil, dan membuat kepercayaan diri yang sangat tinggi untuk melakukan manuver, menantang mobil berdansa sampai batasnya. Aneh kan?


Puas manuver dengan kecepatan tinggi di tol, ane mencari spot untuk mencoba mode e-Terrain nya yang lain. Istri mengarahkan saya ke bagian belakang daerah Mega Kuningan yang sedang banyak di bangun gedung. Penuh pasir, dan pothole besar di tengah jalan proyek, akan tetapi juga sering dilewati mobil yang mencari jalan pintas atau kesasar.
Sampailah saya di lokasi, terlihat sebuah segmen jalan di seberang sungai yang nampaknya asik untuk test mode Sand. Evoque secara general memiliki 4 mode; General, Grass-Gravel-Snow, Mud-Ruts, dan Sand; tinggal dipilih dengan memencet tombol Terrain Response system. Saya belokkan Evoque ke depan komplek gedung yang baru dibangun yang areanya penuh pasir halus, kalau saya pakai Mazda6 udah pasti mentok..

Pada mode Sand, karakter Evoque seakan berubah.. Mobil terasa sedikit meninggi, throttle menjadi lebih aggresive dan gap di putaran bawah hilang, dan pada mode automatic gear-nya bertahan di 2 dan 3. Menaiki tanjakan pasir terasa biasa saja di Evoque.. Tidak menegangkan sama sekali. Traksi mobil begitu terjaga dan bahkan jika berhenti saat menanjak, mobil bisa tidak sliding ke bawah padahal tidak menginjak gas. Usut punya usut, walau Evoque tidak memiliki low-range gearing dan locking differential layaknya proper offroader, akan tetapi Evoque memiliki sistem AWD Haldex gen IV dan Terrain Response yang bekerja sama secara seamless. Hanya dengan 2 sistem tersebut, Evoque sudah sangat cukup reaktif terhadap kondisi jalanan dengan hanya mengatur respon throttle, distribusi power, dan settingan suspensi. Simple yet so effective.

Keluar dari area tersebut, saya ganti ke mode Grass-Gravel-Snow. Respon gas menjadi normal lagi, tetapi suspensi terasa menjadi lebih soft. Saya jalankan dengan kecepatan normal.... Betul-betul tidak berasa sedang jalan di jalan yang penuh debu dan kerikil.. Akhirnya saya babat aja jalan 60 kpj di jalan kerikil menggunakan SUV "banci" ini.

Man......... Ini mobil ditujukan buat jalan ke mall lho... Why is it so capable of doing things?...
And I hate to say this...... I am in love with it!
OTHERS THAT WORTH KNOWING
1. Duduk di row 2, diluar dugaan, sama nyamannya dengan di depan. Dengan tinggi badan 168 cm, definitely tidak terasa sesak dibelakang.. Just enough. Enough knee room,, shoulder room, headroom.. Kalau ada sedikit komplain paling hanya ruang kaki bawah yang tidak bisa selonjoran. Dan, jangan lupa, back support di row 2 juga di desain oleh orthopedicians, sangat tidak menyakitkan untuk jalan jauh.
2. Karakter mesin dan steering secara general bisa disimpulkan dengan kata "quirky" but in a good way. Mobil ini sangat composed, dan di saat yang sama, playful. Jika karakter Evoque ini di interpretasikan ke dalam bentuk hatchback, maka yang keluar adalah MINI Cooper S. Jadi tinggal bayangkan bagaimana karakternya MINI Cooper S, tetapi dalam bentuk SUV.. Walau tentunya dengan karakter lebih tidak responsif, lebih tidak lincah, dan terasa signifikan lebih lambat di mid-low rev. Understeer mobil ini sangat besar dan khas, entah kenapa manuver Evoque di jalan raya mengingatkan saya terhadap karakter Audi Quattro. Oya, kurva torsinya terasa tidak rata, dan terkesan raw dengan beberapa lubang tenaga sepanjang range-nya.
3. Terdapat 17 speaker Meridian, yang bahkan saya nggak tau terletak di mana saja saking banyaknya.. Saya cuma bisa lihat 12 buah di dalam mobil.. Suaranya? Lemah di vokal dan denting piano, tetapi memiliki bass yang powerfull dan midrange yang sangat baik.
4. Monitor depannya memiliki system dual view, melihat dari sisi driver dan passenger depan akan melihat tampilan berbeda tergantung angle. Bisa untuk nonton DVD sambil jalan. Yang kampret, waktu ane nyetir, yang terlihat hanya settingan audio, padahal istri lagi asik nonton DVD di kemacetan. Hrrrr...

Ilustrasi:

5. Bluetooth phone/audio, DVD, audio setting, iPod, dan 5 kamera terintegrasi di head unitnya. Dan seperti kebegoan Inggris pada umumnya masalah ginian, kontrol HU nya ribet banget...... Setiap mau ganti subject saya harus pencet semua tombol menu di layar baru ketemu. Sampai akhir in-depth saya masih belum hapal letak menu di HU. Too complicated and unnecessary.

6. Bagasi cukup mumpuni. Sekilas terlihat sama besarnya dengan Ford Focus.

7. Memiliki DRL, TSC, Hill descent, automatic parking brake, 10 airbags, DRL, auto lamp, rains sensing, dll dsb.
8. Package yang ditawarkan dealer JLR sebagai agen resminya terhitung luar biasa. Garansi 3 tahun, termasuk free service 3 tahun atau 200.000 km (mana yang tercapai duluan). Free services termasuk biaya jasa, oli, dan parts yang diganti atau dibersikah saat service rutin. Garansinya pun cover semua sampai ke elektrikal, suspensi, kaca, dll - jika defect, bukan karena kelalaian pribadi (tabrakan tidak termasuk - ya iyalahhh...). Atau kasarnya, beli Evoque 1,4 M, sisanya tinggal beli bensin aja selama 3 tahun, gak perlu ribet mikir ongkos service dan parts.


KESIMPULAN
Modern, seksi, anggun, sophisticated, cantik, pintar dan sangat-sangat capable di semua bidang. This car is Lara Croft Tomb Raider in a car shape. A bit of a shemale really. Kalaupun mobil ini banci, maka mobil ini adalah banci pertama yang bakal saya ajak ke atas tempat tidur.


Because, as a car, Evoque IS the perfect definition of Crossover Sport Utility Vehicle.
And for the icing on the cake, Evoque dikemas dalam paket penjualan yang sangat menenangkan hati. 3 tahun tinggal beli bensin saja, sisanya service dan defect ditanggung dealer, total. Rival yang lain? Meh.
Stig Score
9 out of 10
Price
1,2 M-1,4 M
Rivals
Lexus RX270, Lexus RX350, Audi Q5, Audi Q7, Mazda CX-9, BMW X5, Grand Cherokee, Mercedes ML350.