
Perkenankan nubitol paling sotoy se SM ini meripiu mobil lagi...
Kali ini kembali ke pabrikan Jepun...

===============
Setelah mengontak om Sukribo yang ternyata sedang menghadiri acara para nonik dengan obat gantengnya, ane mencoba mengontak bro Ola...

Pas kebetulan bro Ola sedang ganti oli CX-5 nya di diler Mazda... dan ane berhasil menculik jadwal sebuah MPV yang kepergok baru datang untuk di TD...
Mazda Biante SkyActive...

===============
Eksterior
Hmmm... tidak ada perubahan signifikan dari Biante kecuali muncung nya. Kali ini dengan signature grill line up Mazda generasi baru... KODO, tanpa akhiran K... yang artinya Soul of Motion...
Muncung nya aneh...


Terlalu banyak chrome di grill.... my eyes! Dan sentuhan stiker chrome di ujung bumper... errr... no! Oh, entah apa yang dipikirkan Mazda, terdapat sambungan yang cukup merusak pemandangan di grill bagian bawah...


Headlamp futuristis, memanjang hingga pilar A dan membuat muncung Biante ini terlihat bagaikan muncung space shuttle... yang tersenyum... atau nyengir... atau melongo..., berkat grille barunya.


Dari samping, mobil ini terlihat cantik... dengan lekukan dari muncung hingga belakang. Tidak terlalu membosankan...

... dan tentu saja, motif velg berukuran 16 inch yang menarik dan ban dunlop dengan tipe dan ukuran yang ane lupa liat...


Bagian bokong... unik dengan mika transparan yang melindungi tulisan Mazda dan Biante, sementara logo Mazda segede gaban bertengger di luar mika. Lampu rem belakang... errr... cukup unik, mengingatkan ane akan "torpedo"... errr... torpedo...

Dan Mazda tak lupa menempelkan logo SkyActiv dan aksen chrome di bawah bumper... too much chrome is good, eh?

=========================
Interior
Desain interior didominasi warna putih gading, atau beige, atau apapun itu membuat ambient kabin menjadi cerah. Dashboard two tone dengan desain bertingkat terlihat futuristis dan nyaman.


Dan semuanya hardplastik... dengan kualitas yang setingkat di bawah sodara twin tail pipesnya. Termasuk di door trim, tidak ada aksen kulit dan kayu sama sekali, plastik dan fabrik... dan Mazda lupa memberikan tutup untuk baut di dalam pegangan pintu door trim. Alamaaak, SX-4 aja ada...



Di sisi kanan dash, terdapat tombol untuk pengoperasian pintu2, iSTOP, dan DSC... errr... apa? DSC!? di MPV?


Steering wheel berlapis kulit berwarna... errr.... putih gading? Not good, bakal cepat terlihat kotor... Untungnya dilengkapi dengan Audio Switch dan paddleshift khas Mazda yang terlihat bodoh... sejak kapan UP dan DOWN diletakkan pada posisi yang begitu dekat? Lebih simple UP di kanan, dan DOWN di kiri... hemat dua tombol yang terlihat menggelikan di atas palang setir...


Instrument cluster terlihat begitu menarik dengan nuansa oranye dan semburat cahaya berwarna biru dan magenta dari tengah. Menyenangkan...


Dan tentu saja, sebuah MID monochrome yang menampilkan begitu banyak informasi mengenai AC, suhu, trip meter, dll...



Suatu fitur yang ga ada di kapal ane... huhuhuhuhu...

BTT...
Center dash, kali ini berwarna hitam dengan tombol pengaturan AC dan HU Alpine seri sekian... *lupa memperhatikan...* Sayangnya, tidak dual zone di depan, meski keliatannya AC belakang terpisah kontrol nya... dual zone depan belakang dah...

Kursi berlapis kulit berwarna cerah dengan lantai kabin berwarna abu2... dan sayangnya, pijakan kaki belakang diberi warna cerah... cepat terlihat kotor dan butut...


Dengan kualitas jahitan yang menyedihkan..., sama sekali tidak rapi...


Dan seperti MPV boxy pada umumnya, legroom dewa untuk semua baris...

... Dengan bagasi yang cukup luas...

... Dan seatbelt di atap yang cukup berguna untuk mempraktekkan sedikit jurus MazdaSutra di kabin yang luas bersama doi...


... Dan head rest tengah di baris ketiga yang sangat konyol... buat apa headrest segede gaban di tengah...

Mazda: "Medket, buat praktek MazdaSutra..."
Ane: "oh, oke..." *mencopot headrest terkutuk itu dan membuangnya*


Bijimanepun, posisi pengaturan kursi2 di baris kedua dan ketiga sangat fleksibel. Lebih fleksibel dari sodaranya yang menggunakan electric lift gate dan motor untuk menegakkan kursi.
Oh, Biante tidak memiliki electric lift gate...

================
Under the cup...
Sebuah mesin 2000cc SkyActive dengan output lebih besar 1 ekor kuda ngibrit dengan mesin sebelumnya, tetapi dengan peak power 151hp tercapai di rpm lebih rendah, 6000rpm dan torsi maksimum 190nm di rpm lebih rendah, 4100rpm.
Yang menyenangkan, mesin sudah mendapat embel2 SkyActive, dengan kompresi melejit ke 12:1 dan transmisi 6sp AT SkyActive... dan curb weight berkurang 8kg menjadi 1,660 kg
Steering system menggunakan electro hydraulic power steering... hmmm...
================
Driving impression...
Baiklah, mari berlayar...
Ane segera duduk di kursi pengemudi... wow! layaknya anjungan StarDestroyer... windscreen gede dan lebar... benar2 memberikan pandangan yang leluasa... blindspot minimum...

Putar knob, dan mesin menderum... agak sedikit berisik dibandingkan mesin L3-VE atau L3-VDT di kapal induk ane...
Tutup pintu, kekedapan kabin baik, setingkat di bawah kapal induk... dan head room benar2 lega... ane bisa menggunakan topi Willy Wonka dan pastinya tidak akan terbentur plafon.

.............

Kursi depan dilengkapi arm rest berlapis kulit... yang mekanisme kerjanya mirip arm rest normal... tidak ada pengaturan ketinggian seperti sodara Biante yang krisis identitas...
Rear camera menyenangkan dengan indikator jarak yang akurat... dan voice assist dari satpam.


Nuff said, engage transmission ke D...
Mobil menggelinding pelan menuju jalan raya... sejauh ini, terasa seperti menyetir MPV bongsor...
Injak gas... dan mesin skyactive menderum... memberikan torsi ke transmisi yang juga skyactive... cukup halus... meski ane menyayangkan tidak adanya indikator posisi gear. Dan... errr... haloooo... mana mode manual transmisi?

........ ternyata tidak ada, ane harus menekan paddlesh*t itu untuk mengaktifkan mode manual yang bertahan selama 2 detik... sebelum kembali ke mode auto...
Membingungkan... dan such a turn off...

Ane berbelok ke jalan utama di pusat kota surabaya, steering terasa cukup natural meski feedback masih kurang menyenangkan. Sedikit hambar.
Suspensi cukup baik meredam kontur jalan dan sedikit ribut saat menghajar lubang atau speedbump... hmmm...
Tiba2 bro ola mengingatkan ada fitur iSTOP... okay... mari kita tes... ane berhenti... mencari jalan sepi untuk berbuat...
Posisikan transmisi di N, tekan rem... atur suhu AC ke 21.5'C... dan setelah beberapa menit mengutak-atik tombol iStop...


"Houston, we have iStop!"

Nah, berhubung klaim Biante SkyActive ini lebih kencang, ane mencoba flat out...
Tachometer dengan malasnya naik melewati 2000rpm dan terasa sedikit tertahan... mirip slip kopling di 2500rpm sebelum torsi benar2 mengalir melalui transmisi hingga 6000rpm... kurva tenaga nyata menurun setelah 4500rpm..., akselerasi seakan2 tertahan dan transmisi terasa kewalahan. Suara mesin tidak menarik sama sekali... menjerit lirih bagai kucing tersedak tulang paus.

Ane mencoba mode manual... flat out hingga 6000rpm, flick paddlesh*t UP, dan butuh lima abad sebelum transmisi memutuskan untuk mengganti gear... bleh...

Baiklah, jika akselerasi kurang begitu dikuasai mobil ini, mari mencoba santai... cruise kecepatan rendah... Sekali lagi, transmisi terasa gugup... rpm naik turun meski tidak terlalu kentara, tetapi ane dan bro ola merasakan transmisi bingung mencari padanan gear yang optimal...
Bijimanepun, kualitas rem menyenangkan meski hanya menggunakan solid disc di belakang dan ventilated di depan. Mirip dengan rem mobil CBU pada umumnya, lembut dan halus tetapi memberikan stopping power yang bertahap. Tidak seperti SX-4 yang seakan2 membuat mobil menghantam tembok saat menekan pedal rem.
Setelah menyiksa mobil ini, giliran bro ola yang TD Biante SkyActive... dan siklus kebingungan transmisi dan mesin pun berulang...

==================
Verdict
Mazda Biante SkyActiv
Merupakan usaha Mazda yang patut diapresiasi untuk menyempurnakan Biante normal. Dengan mesin dan transmisi baru, desain eksterior dan interior yang diperbaharui, juga emblem SkyActiv.
Dengan headroom lega dan fleksibilitas pengaturan kursi dan kabin ala MPV boxy, Biante menawarkan kelegaan dan kenyamanan bagi seluruh penumpang... kecuali bagi supir.
Mesin dan transmisi masih kurang sinergis untuk menghela MPV ini. No Zoom zoom definitely... pure enjoyment untuk seisi kabin bijimanepun.
Dan dengan harga 406jt utk Surabaya, rasanya lebih baik mengambil Mazda8... kualitas keseluruhan dan handling nya jauh lebih menyenangkan. *pendapat subyektif sotoy nubie yang bukan sales Mazda...*

Pro:

- Desain eksterior cantik, velg keren
- Nuansa kabin menyenangkan, cerah dan benar2 lega...
- Pengaturan kursi fleksibel
- Instrument cluster menyenangkan.
- SkyActiv Tech
Cons:

- SkyActiv Tech, no... bukan SkyActiv... SkyPassiv... transmisi terlalu banyak mikir, respon mesin juga kurang gahar.
- Kualitas interior seharusnya bisa lebih baik lagi... terutama di pijakan baris kedua. Fatal sekali menggunakan warna putih gading.
- Kualitas jahitan menyedihkan...
- Tidak dilengkapi powerlift gate... dan sunroof... fitur yang disunat MMI. Karena di tengah lampu kabin tengah terdapat ruang kosong segede gaban untuk tombol sunroof dan di samping tombol pengoperasian PSD, terdapat tempat kosong yang menurut otak kucing ane, untuk powerlift gate.
- Head rest di tengah baris ketiga terkutuk itu.
=================
Yep, sebuah MPV yang lebih baik tidak disetir sendiri... akan lebih menyenangkan bagi pemilik nya untuk duduk di belakang menikmati kelegaan kabin daripada ikut bingung bersama transmisi nya...
Masalahnya, abis TD Biante, bro Ola kembali TD kapal induk ane... dan kali ini, dia ga malu2 untuk flat out dengan kapal legendaris itu...

Poison delivered...

Zoom Zoom!
