dianw wrote:Kemungkinanan faktor kelesuan pasar ditambah persaingan yang ketat antar atpm, jadi mau ga mau para atpm mengejar penjualan lewat diskon yang otomatis membuat harga pasaran jadi jatuh.
Belum lagi ditambah harga mobil yang tidak berubah sepanjang tahun kemarin, cmiiw.
Kalo sebelum2nya harga mobkas terdongkrak juga oleh kenaikan harga unit baru, yang mana menurut ane salah satu strategi atpm juga untuk menaikkan harga jual kembali merk tersebut, sehingga kesan yang ditangkap oleh masyarakat, nilai jual kembalinya menjadi tinggi.
cmiiw ya

YUPP... that's right bro...
Contoh kasus:
Sblm R3 nongol (< 2012), Avz mesti indent klo mau cepet upping price. Dampaknya yg punya avz jual 2nd-nya bisa lebih mahal dari harga beli. Klo analisa awam ane: advance level psycho game.
Setelah R3 nongol n indent membludak, Avz sekarang ini diskon bisa ampe 15jt + bonus krn over-supply. Begitu juga ipah, G MT 2013 dari 248jt-an bisa jadi 225jtan.
Yang parahnya, pemilik ke2 mbl tsb. msh terbelenggu dgn harga jual tinggi dan masih banyak konsumen calon pembeli yg belum melek dgn kondisi sekarang ini.
Yang hancur lebur adalah para pedagang yg sebelum2nya punya stok banyak dgn harga ambilan tinggi dan jual dgn kondisi skrg ini.
Terutama ipah non-EURO 2004-2006 (terkenal sangat boros, apalagi tipe AT-nya) jadi sangat ambles banget krn isu kenaikan harga bbm.
Selain 2 tipe mbl tsb., lebih ancur lebur lagi. Contohnya: skrg SERENA HWS 2007 black (warna favorit dgn kondisi top) ke user 150jtan.
IMHO... Secara kasar, depresiasi skrg ini 15% per annum for any car.
CMIIW...