Sportage Baru dari KIA Indo

Segala mobil tipe SUV (2WD/4WD). (Cherokee, Terios, Rush, dll).

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Sportage Baru dari KIA Indo

Post by handling »

PADA tanggal 14 Januari 2005 ini, PT KIA Mobil Indonesia meluncurkan Sportage baru, Sportage II. Sportage II termasuk kategori sport utility vehicle kecil dari KIA. Sosok Sportage II langsung menarik perhatian. Berbeda dengan pendahulunya yang ber-chassis panjang mirip mobil keluarga, Sportage II memiliki karakter sebuah SUV, yakni sporty dan tangguh. Karakter itu tampak jelas dari desain lampu depan yang sangar, yang dipadukan dengan grille radiator yang terlihat kokoh.

SEKILAS sosok Sportage II mirip dengan Hyundai Tucson, demikian juga mesin yang disandangnya. Namun, jika diamati secara saksama, tampak bahwa Sportage 2,5 sentimeter lebih panjang, 3 sentimeter lebih ramping, dan 1,5 sentimeter lebih tinggi daripada Tucson.

Baik Sportage II maupun Hyundai Tucson menyandang mesin berkapasitas 2.0 Liter (1.975 cc), 4 silinder segaris, dan double over-head camshaft (DOHC). Mesin itu menghasilkan tenaga maksimum 140 PK (paardekracht, daya kuda) pada 6.000 putaran mesin per menit (rpm) dan torsi maksimum 185 Nm (Newton-meter) pada 4.500 rpm.

Tenaga dan torsi itu diteruskan ke roda depan (front wheel drive) melalui persneling manual dengan 5 tingkat kecepatan, atau persneling otomatik dengan 4 tingkat kecepatan, yang dilengkapi dengan tiptronic. Teknologi tiptronic memungkinkan pengendara menaikkan dan menurunkan gigi persneling secara manual tanpa kehadiran kopling.

Sportage II menggunakan rem cakram (disc brake) dengan ventilasi di depan dan belakang, serta dilengkapi dengan antilock braking system (ABS) dan electronic brake-force distribution (EBD). Kursi-kursi dilengkapi dengan sabuk pengaman (seatbelt) tiga titik, kecuali kursi tengah menggunakan sabuk pengaman dua titik.

Dari spesifikasinya, tampak jelas bahwa Sportage II adalah sport utility vehicle (SUV) untuk penggunaan utama di kota, atau di jalan raya. Dengan demikian, Sportage II memasuki segmen SUV kota, yang ditempati oleh Nissan X-Trail, Honda CR-V, Hyundai Santa Fe, Toyota RAV 4, dan Suzuki Escudo 2.0.

Sportage II dijual dengan harga Rp 184 juta untuk yang menggunakan persneling manual, dan Rp 203 juta untuk yang menggunakan persneling otomatik.

BULAN lalu, Kompas mendapatkan kesempatan untuk mencoba Sportage II yang menggunakan persneling otomatik. Karena pada saat itu mobil tersebut belum diluncurkan, maka beberapa bagian mobil itu ditutupi untuk menyamarkan keberadaannya. Antara lain, lambang KIA di depan dan di belakang, sebagian lampu depan dan belakang, serta kap (penutup) mesin. Dan, tampaknya upaya menyamarkan mobil itu berhasil dilakukan karena beberapa orang yang ditemui di perjalanan mengira mobil itu sebagai SUV Toyota yang baru.

Untuk menguji coba performa Sportage II, mobil itu diajak untuk melakukan perjalanan Jakarta-Bandung yang berjarak sekitar 180 kilometer. Semula direncanakan perjalanan Jakarta-Bandung itu akan ditempuh melalui kawasan Puncak, Cianjur, Padalarang, dan jalan tol Cileunyi. Namun, karena saat berangkat jam telah menunjukkan pukul 12.30, maka diputuskan untuk menuju Bandung melalui Sadang, Purwakarta, dan jalan tol Padaleunyi.

Siang itu, kondisi jalan tol Jakarta-Cikampek cukup padat sehingga kecepatan yang dapat dikembangkan rata-rata 80-90 kilometer per jam. Mesin Sportage II cukup responsif. Walaupun tidak ada mode Sport untuk pengendaraan sport, tetapi Sportage II bisa menunjukkan pengendaraan sport. Karena dengan melakukan kickdown (menginjak pedal gas dalam-dalam), mobil akan berakselerasi secara cepat dan gigi persneling tetap bertahan jarum tachometer menunjukkan angka 5, yang berarti 5.000 rpm. Jika tidak puas, tinggal geser tangkai persneling ke samping untuk mengaktifkan tiptronic.

Kehadiran tiptronic itu sangat berguna ketika mobil melaju di tanjakan atau di turunan. Mengingat tiptronic memungkinkan pengemudi menaikkan dan menurunkan gigi persneling secara manual. Mengingat torsi maksimum baru muncul pada 4.500 rpm, maka pengemudi tidak perlu ragu untuk melakukan kickdown saat akan berakselerasi.

Mendahului kendaraan lain di jalan tol harus dilakukan dengan hati-hati karena kendaraan yang menempel rapat di sebelah belakang kanan tidak terlihat di kaca spion, baik dalam maupun luar. Dengan menempelkan aksesori berupa cermin bundar kecil di kaca spion luar, diharapkan persoalan titik mati (blind spot) itu bisa diatasi.

Kesenyapan cukup terjaga. Suara angin mulai menerobos perlahan ke kabin ketika kecepatan melewati 120 kilometer per jam, meskipun belum sampai pada tahap yang mengganggu. Dan, sewaktu jalan tol kosong menjelang pintu Tol Sadang, mobil itu sempat dipacu sampai 170 kilometer per jam. Ketika jarum spidometer menunjukkan angka 170, sesungguhnya posisi pedal gas masih jauh dari lantai kabin. Namun, kaki terpaksa sudah harus diangkat dari pedal gas dan pindah ke pedal rem karena jarak dengan pintu tol sudah semakin dekat.

KARENA perjalanan Jakarta-Bandung dilakukan lewat Purwakarta, maka diputuskan untuk menempuh perjalanan dari Bandung kembali ke Jakarta melalui Puncak, yang karakter tikungan berbeda dengan Purwakarta. Dengan demikian, diharapkan uji coba pengendaraan Sportage II dapat dilakukan secara maksimal. Mobil sempat dibelokkan ke Taman Cibodas untuk menikmati keindahan alam pegunungan dan mencari lokasi untuk pemotretan.

Secara umum pengendaraan dan pengemudian Sportage II bisa dikatakan baik. Mobil itu melahap tikungan-tikungan tajam di kawasan Puncak dengan baik. Namun, suspensi terasa agak keras, khususnya bagi penumpang yang duduk di kursi belakang. Dengan pemilihan ban yang tepat, diharapkan kenyamanan di dalam kabin terjaga.

Karena terlalu asyik di Cibodas, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 16.30. Akibatnya, saat memasuki Jakarta, Sportage II terpaksa mengarungi kemacetan lalu lintas yang sudah terkenal itu. Untunglah Sportage yang diuji coba adalah yang berpersneling otomatik sehingga kaki tidak pegal menginjak dan melepaskan kopling.


kompas
You do not have the required permissions to view the files attached to this post.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

Aku sudah lihat mobil ini (yang silver seperti di foto) di Kia Puri Kembangan. Mutu kabinnya cukup baik, dengan 2 cupholder di depan, dan 2 lagi di belakang. Juga tersedia armrest (yang depan adjustible height) di depan maupun di belakang. Ruang kepala dan kaki cukup lega, sekalipun dengan posisi bangku depan paling mundur, ruang kaki di belakang masih cukup lega. Bangku baris ke-2 bisa di fold flat, tanpa harus mengeluarkan headrest (jadi lebih unggul dari X-Trail n CRV).
Cuman ada 2 poin yang aku ngak suka. Satu adalah stylingnya (berdasarkan kesan pertama, ngak tahu deh apa makin sering lihat akan makin suka, but I doubt it). Kedua adalah bangku baris ke-2 kurang tinggi, sehingga buat orang yang kaki panjang sepertiku, pantatnya lebih cepat pegal :(
Oya, satu kelemahan lagi adalah ngak ada airbag.
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Mukanya saya kurang srek. Dan itu dia, sudah pernah pakai Hyundai, KAPOK deh ! Malah banyak orang yang bilang mutu Kia itu lebih parah lagi banding Hyundai. Memang harganya lebih murah, tapi tetap mending beli mobil Jepang.

Mungkin saya salah, dan mobil Korea sudah bagus. Tapi I am not so sure. Teman 2 ada yang beli baru mobil Korea dan selama 1-2 tahun bebas masalah ?

No matter what, pabrik Jepang sudah main lama. Pabrik Korea masih agak baru, pengalamanya kurang. Apalagi waktu benerin AC Santa Fe saya, toko service AC mobil malah bilang " Jangan jangan beli mobil Korea ! Soalnya banyak sekali AC mereka yang rewel ! " Nah, kalau AC rewel kan repot. Apalagi kompressor kalau rusak, gantinya mahal man !

Anyway saat ini tidak terlalu banyak design baru dari Korea yang bikin saya excited.

Meskipun Kia mungkin sudah lebih baik, tapi kasus Carnival itu sedemikian parah, sudah banyak orang terlanjur tidak percaya lagi ama merek Kia. Coba lihat, Kia Carnival yang relatif masih muda harga bekasnya cuman sekitar 100 juta ! Barunya kan 260 jutaan ! Saya sendiri pernah coba Carnival saudara saya. Wah, remnya keras banget !

Memang sayang sekali, soalnya harga mobil Korea cenderung lebih murah dan fasilitas berlimpah.
User avatar
DigitALL
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9595
Joined: Thu May 15, 2003 16:12
Location: Indonesia

Post by DigitALL »

KIA Sportage II ini kan masih berbagi platform dan mesin dengan HYUNDAI Tucson.

Sportage II = Tucson.

Tinggal pilih aja sesuai selera. Kalo suka Hyundai ambil Tucson. Kalo suka Kia ambil Sportage II.

Kalo menurut gw, harusnya harga Sportage II ini lebih murah lagi biar bisa bersaing dengan rival2nya.
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

[quote="szli" Malah banyak orang yang bilang mutu Kia itu lebih parah lagi banding Hyundai. .[/quote]

Memang benar , menurut penilaian saya juga demikian .....dari tingkat presisi pintu, kap mesin, dan bagasi, bisa dinilai tingkat kehalusan sebuah mobil. Hal ini dilihat dari timor,dan carnival....yang amburadul.....lain halnya dgn Hyundai yang sangat rapi buatannya dalam hal body.


Kalo kia Picanto yang sekarang sudah rapi, mungkin sudah mngikuti Hyundai....he..he...he...
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Bisa saja. Cuman apalagi di Indo, kalau nama dulu sudah ngak bagus, bisa LAMA sekali untuk bangkit.

Seperti Nissan yang dulu imagenya harga sparepart mahal dan after sales kurang OK. Meskipun mobil mereka mutunya OK, image ini masih ganggu progress mereka. Meskipun Serena dan X-Trail lumayan ramai, tapi tetap ada orang sini yang pegang image itu dan hindari Nissan, meskipun mobilnya bagus.

So Kia mungkin butuh berapa tahun lagi, dan mutunya harus benar bagus !
User avatar
DigitALL
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9595
Joined: Thu May 15, 2003 16:12
Location: Indonesia

Post by DigitALL »

KIA harus membuat seluruh mobilnya bandel ! Jadi konsumen puas menggunakan produk dari Korea ini. Garansi yang panjang 3 thn atau 100.000km. Kemudian harganya harus dipangkas lagi.

Mengenai kualitas interior, produk2 terbaru KIA sudah lebih baik (spt kata bung handling juga). Paling banyak perubahan ada di KIA Picanto.