Hahaha ! I minum Premium sekarang dan masih sehat !!

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Hahaha ! I minum Premium sekarang dan masih sehat !!

Post by szli »

Saya mau kasih saksi pribadi ke teman 2 :

Sejak Agustus 2004, saya kecanduan Pertamax. Malah belakangan lebih parah lagi, kecanduan Pertamax Plus ! Soalnya lebih sip lagi ! Harga beda cuman 200 perak !

Tapi belakangan banyak orang saksi, sebenernya kecanduan Pertamax itu bukan hanya lama lama bisa rusak perut (soalnya jika mesin di set max efficiency RON 91 dan pakai RON 95, kan lama lama bisa nimbul deposit gara gara bensin yang tidak terbakar) kan RON 95 lebih susah terbakar, butuh lebih banyak tenaga untuk bakar banding Premium 88.

Nah, saya dulu takut lepas Pertamax dan ganti Premium yang murah. Soalnya saya mau kentut saya tidak bau dan tidak mau CC saya rusak. Eh benar, banyak sekali yang bilang Premium di Jawa dan Bali sekarang benar benar tanpa timbal.

Dan saya pikir, gila, teman 2 saya tuh si Toyotas dan Hondas semua banyak pakai Premium dan tetap sehat dan bugar, meskipun kentut mereka tetap seperti dulu, aduhai baunya !. Masak saya tidak bisa ! Selain suka Pertamax, saya lebih kecanduan ama duit man ! Suka makan luar dan main Golf di driving range !

Dan dulu ada satu teman di SM bilang, sebenernya Innova buku manualnya bilang max. performance pakai bensin RON 92. Cuman pakai Premium OK. Nah lu ! Mobil ku malah max. efficiencynya di RON 91 ! Lebih rendah 1 point.

Jadi semua bukti nunjukan bahwa saya sebenernya juga sanggup minum Premium dan akan aman / sehat.

Kemarin pertama kali, saya lepaskan kecanduan Pertamax Plus saya dan minum 45 liters Premium. Wah !!! Luar biasa ! Kok tarikan dan feeling power mesin mobil ku nyaris SAMA ! Tidak rasa ada beda ! Dan perut ku tidak ngelitik ngelitik ! Dompet ku juga rasanya lebih berat sekarang !

Bung Obs, are U there ? Saya sekarang SENANG SEKALI ! Masa Serena HS saya bisa minum bensin sama dengan mobil angkutan umum dan larinya masih perkasa ! Anda boleh coba deh !

I FEEL GOOD ! (Lagu itu sip deh !) :e-dance: :e-dance: :e-dance:

Dan jika tidak ada timbal, mending performanya turun sedikit (meskipun saya tidak bisa rasain) dari pada ada bensin yang tidak terbakar jadi deposit, soalnya timing ECU ku tidak bisa di maju kalau pakai RON 95. At least pakai 88, dijamin semua bensin terbakar ! Ada knock sensor, so tidak takut ngelitik !

Jangan percaya siapa bilang mobil merek apa di set untuk Premium. Itu [cencored]. Semua merek mobil itu pasti sama dengan mobil ku, yaitu auto setting antara knock sensor dengan ECU. Kalau tidak automatis malah bahaya dong ! Auto setting kan artinya saya minum Premium kek atau Pertamax, perut tidak akan jebol !

Sooooo, conclusion saya = semua pemilik Serena dan X-Trail, silahkan lepas kecanduan Pertamax anda dan ikut Club Premium yang sama enaknya dan ticketnya half price !!!

Maaf teman 2 dulu saya sering ajak anda ikut canduan Pertamax. Sekarang sudah lepas lega sekali rasanya. Mau lari jauh masa bodoh ! Toh biayanya sama dengan omprengan !

Gila ya ! Minum bensin murah, performa rasa sama, dan bisa ke Jawa Timur, Bali ngak takut lagi tidak ada arak Pertamax itu ! Rasanya seperti baru menang Lottery !

Dan paling penting kawan kawan, sekarang harga minuman ku sama murahnya dengan anybody, tapi paling penting, kalau saya lagi KENTUT, anda tidak akan bisa menciumnya. Kalau kentut bau kan saya nanti hilang teman teman deh !

Why, soalnya saya ada CC (bukan Catalytic Converter, tapi CELANA dalam CANGGIH yang ada filter kentutnya !) :e-clap:
calvin99
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 338
Joined: Sun Jan 11, 2004 9:54

Re: Hahaha ! I minum Premium sekarang dan masih sehat !!

Post by calvin99 »

szli wrote:Saya mau kasih saksi pribadi ke teman 2 :


Tapi belakangan banyak orang saksi, sebenernya kecanduan Pertamax itu bukan hanya lama lama bisa rusak perut (soalnya jika mesin di set max efficiency RON 91 dan pakai RON 95, kan lama lama bisa nimbul deposit gara gara bensin yang tidak terbakar) kan RON 95 lebih susah terbakar, butuh lebih banyak tenaga untuk bakar banding Premium 88.
Bung Szli, kalo setahu saya sih......oktan makin tinggi itu bukannya lebih susah terbakar, tapi malah lebih mudah.... teorinya sih begitu yg saya tau....(Guys, ada yg mau back-up???)hehehhee

Sekarang coba kita pikir logikanya (ini mnrt saya sih....), kenapa kalo mesin yg kompresinya tinggi perlunya oktan yg tinggi juga??
kalo dikasih oktan rendah, itu mesin bakal ngelitik( eg: mesin karbu, yg gak pake knock sensor)......
nah, skrg ngelitik itu kan artinya timing pengapiannya gak pas.... jadi pada waktu busi udah keluar percikan api, semua bensin yg masuk di silinder belom abis kebakar....akibatnya begitu piston mompa ke atas, masih ada bensin yg baru terbakar..hasilnya yah bunyi2 ngelitik itu....

nah, kalo pake yg oktan tinggi kan, bensinnyalebih gampang terbakar, jadi timing pengapian juga dimajukan, supaya didapat power yg maksimum..toh bensinnya juga mudah terbakar, jadi gak ada suara2 ngelitik2..jadi maksudnya timing yg dimajukan dikompensasi oleh bensin yg mudah terbakar....
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

susah nya yah masalah oktan ini.

sebenarnya siapa juga yang bisa jamin pertamax dan pertamax plus itu ngak dioplos.
yah begini lah hidup di negara kita yang tercinta
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Bung Calvin99,

Saya bacanya di internet. Bukan artinya saya ahli mesin. Coba anda search pakai kata " Knock sensor low octane fuel " di google. Katanya sih high octane kan high detonation point. Artinya jika pakai low octane fuel di mesin kuat, belum sampai titik optimum bensin octane low itu sudah tidak tahan, meledak dulu. Ini yang akibat ngelitik alias detonation. Kalau mesin super / ada turbo etc. jika pakai high RON, yaitu, di tekan habis juga ngak akan kebakar premature.

Bung Mpoezz, I juga setuju. Gue kalau capek korek dompet beli Pertamax, apakah barang yang saya dapat benar bagus ? Siapa tau itu adalah kecampur 20-30% premium ? Bisa saja kok. Tau sendiri budaya oplos itu sudah umum.

Seperti cari tas branded. Mending beli palsu murah. Beli yang benar mahal, siapa berani jamin itu tas benar Louis Vuitton atau tidak ? Tau sendiri jaman sekarang barang tiruan itu pintar sekali. Susah deteksi the real thing or not !

Paling sakit kan kalau beli tas merek jutaan, dan ternyata itu barangnya sama dengan yang di jual di Mangga Dua dengar harga paling ratusan ribu.

Pertamina and pom bensin - U guys sucks ! Tunggu nanti ada pom bensin asing. Baru tau rasanya ! Bisa saja misalnya Petronas keluar regular grade gas RON 89 dengan harga 3000, jika Premium naik ke 2500. Gue mending beli Petronas punya.

Bukan saya tidak patriotic, tapi gimana mau nasionalis jika barang yang saya dapatkan busuk !
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Hahaha, bung Szli, people can change easily, eh? :mrgreen:
szli wrote:Seperti cari tas branded. Mending beli palsu murah. Beli yang benar mahal, siapa berani jamin itu tas benar Louis Vuitton atau tidak ? Tau sendiri jaman sekarang barang tiruan itu pintar sekali. Susah deteksi the real thing or not !
Yang benar saja, bung Szli. Kalau beli di counter Loius Vitton tidak mungkin palsu, dong. And I beg to differ dengan Anda yang mending beli palsu murah. Louis Vitton mahal ada sebabnya, they're worth their price, dan aku sangat tidak mendukung pemalsuan. Lebih baik bikin yang design-nya mirip tidak apa-apa, tapi merknya berbeda.
Immitation is the sincerest form of flattery, tapi kalau pemalsuan, itu sih crime!
But I won't argue about this, coba Anda tanyakan ke beberapa wanita kenalan Anda. You'd be surprised :mrgreen:
Bukan saya tidak patriotic, tapi gimana mau nasionalis jika barang yang saya dapatkan busuk !
True. Give me realism over patriotism any day! :)
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

OK. The analogy may not be realistic. Tapi coba deh teman, ada yang yakin pom bensin yang mana yang bisa di percaya ?

Saya terus terang pasrah. Pom bensin daerah dekat area saya operasi tidak ada yang saya benar percaya. Tapi mau gimana ? Mobil I kan harus minum.

So the question yang saya inggin mati tau adalah " Pom bensin mana saja yang Premiumnya relative bebas oplosan dan of course tanpa timbal di Jakarta " ?
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

pernah nonton trans tv yang bbm nya di jual beli kan oleh supir truck nya.kalo menuhin bbm nya pake apa tuh pasti di oplos.

lagian si pertamina dan pemerintah ngak pernah mau terbuka mana pom bensin yang baik dan jelek taunya naik doang duit duit dan duit.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Eh, aku jadi lupa main topic thread ini..kupikir tentang LV saja :mrgreen:

Aku sependapat dengan bung Calvin99. Octane lebih tinggi memang lebih mudah terbakar. Pada mobil yang dilengkapi knock sensor, jika menggunakan fuel beroctane lebih rendah dari recommendationnya, pengapian akan dimundurkan. Sehingga tidak terjadi knocking, tapi performance berkurang, tidak optimal. Ibarat berlangganan access Internet 40 jam sebulan dengan biaya tetap tapi tiap bulan hanya digunakan 35 jam.
Misalkan mesin Serena yang max performance-nya akan tercapai jika menggunakan fuel beroctane 91. Jika menggunakan fuel beroctane 88 tentu tidak apa-apa, tapi timing pengapian akan selalu di-set pada timing yang sudah dimundurkan, sehingga HP yang dihasilkan tidak akan sebesar seharusnya. Sebaliknya jika menggunakan fuel beroctane 92, walaupun octane berlebih satu satuan, tapi timing pengapian akan selalu di-set pada timing optimal, yang menghasilkan horsepower yang maksimal pula.


Performance yang berkurang sedikit mungkin tidak terlalu 'terasa' oleh pengemudi, terutama pada mobil yang bukan untuk performance. Tapi berarti, kita tidak mendapatkan hasil optimal dari mesin yang kita beli. Selain itu, ada effectnya terhadap fuel consumption. Performance yang tidak optimal menyebabkan akselerasi yang lebih lambat, waktu tempuh jarak sama yang lebih lama atau jarak tempuh yang lebih sedikit dengan tangki penuh. Hal ini akan menyebabkan fuel consumption yang sedikit lebih tinggi (hal ini menjelaskan mitos kalau memakai Pertamax mobil akan lebih 'hemat' daripada Premium).

Pada kasus bung Szli, Anda kan dulu suka mencatat fuel consumption ketika masih memakai Pertamax? Saranku, bandingkan angkanya dengan fuel consumption sekarang setelah menggunakan Premium.
Tapi menurut dugaanku, perbedaannya mungkin tidak akan terlalu jauh, sehingga kalau dihitung dengan harganya, masih akan lebih hemat menggunakan Premium.

Tapi, masih ada satu hal lagi, bung Szli. Anda kan bangga, mesin QR20DE 2.0L pada Serena Anda memiliki horsepower yang lebih besar daripada mesin 2.0L VVTi Innova yang lebih baru. Bahkan, dulu Anda pernah mengatakan, mungkin Toyota memasang angka horsepower yang lebih rendah karena berasumsi, tenaga akan turun karena menggunakan fuel di sini yang mutunya lebih rendah (baca : octane lebih rendah).

Nah, jika Anda memakai Premium yang beroctane 88 untuk memberi minum Serena Anda yang mesin QR20DEnya baru akan mencapai performance optimal dengan fuel beroctane 91, maka horsepower Serena Anda mungkin akan menjadi sama dengan mesin Innova 2.0L.
Ibarat membeli Serena bermesin Innova, ya :mrgreen:
Oya, Serena juga kan lebih besar daripada Innova, lho. :)
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

tapi sulit menghapus benak yang sudah tertanam di masyarakat indonesia kijang,kijang dan kijang heheheheheh.

walaupun gimana pun bentuk nya tetap aja kijang heheheh mobil yang sudah berjaya 30 tahun menancapkan kuku nya di dunia persilatan otomotif kita.

harusnya kijang itu jadi mobil nasional aja udah hehehehe.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Mpoezz wrote:tapi sulit menghapus benak yang sudah tertanam di masyarakat indonesia kijang,kijang dan kijang heheheheheh.

walaupun gimana pun bentuk nya tetap aja kijang heheheh mobil yang sudah berjaya 30 tahun menancapkan kuku nya di dunia persilatan otomotif kita.
Ng? Bung mpoezz, koq tidak nyambung, ya, mungkin Anda salah thread? :mrgreen: kidding :mrgreen:

Innova sudah bukan Kijang yang kita kenal. Mesinnya sudah tidak lagi bengkel-pinggir-jalan-friendly, juga tampaknya sudah bukan lagi 10-seater (2-4-4 configuration, kekeke, cuma kurang kiper :mrgreen: )

Di masa yang akan datang, embel2 'Kijang' tidak akan digunakan lagi.
Makanya pula aku tidak pernah lagi menyebutnya 'Kijang Innova', but just Innova. :)
Last edited by conan on Thu Jan 13, 2005 17:26, edited 1 time in total.
User avatar
Herry
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 840
Joined: Tue May 11, 2004 4:00
Location: Asia

Post by Herry »

conan wrote:Di masa yang akan datang, embel2 'Kijang' tidak akan digunakan lagi.
Makanya pula aku tidak pernah lagi menyebutnya 'Kijang Innova', but just Innova. :)
Hehehe... tapi kayaknya pihak TAM sendiri "MINDER" kalo masih tidak menggunakan nama kijang. Buktinya di website resmi TAM sendiri masih menyebut kijang innova... :wink:
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

iya heheheh lagian kebanyakan orang orang manggil nya kijang innova mungkin sulit ngucapkan yang kebarat barat an heheheh.
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

conan wrote: Aku sependapat dengan bung Calvin99. Octane lebih tinggi memang lebih mudah terbakar. Pada mobil yang dilengkapi knock sensor, jika menggunakan fuel beroctane lebih rendah dari recommendationnya, pengapian akan dimundurkan. Sehingga tidak terjadi knocking, tapi performance berkurang, tidak optimal.
Memang benar , oktan tinggi lebih mudah terbakar....
coba dipikir urutannya:

minyak tanah > premium> pertamax> pertamax plus.
dari yang sukar menguap sampai mudah menguap.

Nah kalo ngelitik ini karena pada saat busi itu sudah meledak, tapi bensinnya belum sempat terbakar. Makanya bensin yang belum terbakar itu dibuang dalam bentuk asap tebal di knalpot. Perhatiin deh kalo mobil ngelitik pasti knalpot nya rada berasap.
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

conan wrote:Oya, Serena juga kan lebih besar daripada Innova, lho. :)

Kenapa sih selalu pada ributin serena selalu lebih besar dari kijang?

Who care ?.... :mad: :mad: Mau lebih gede dari truk atau bus kek, EGP.

Emang tiap hari kalo nyetir mobil selalu isinya 10 orang? Kalo tiap hari nyetir mobil selalu isi 10 orang , maka gak ada lagi yang namanya 3 in 1.

Saya rasa bisa 90% orang yang memilik serena atau kijang atau kendaraan yang besar jarang memanfaatkan tiap hari kendaraannya dgn full capacity.... Paling top2nya pada saat liburan. Itu juga kalo keluarga besar. Kalo keluarga kecil ya sama juga mobilnya kosong.

So gak usah diributin lah mobil ini lebih gede dari mobil itu....mobil ini lebih kecil dari itu.....Kalo mau diributin kenapa gak beli APV aja 2bh supaya bisa muat 16 orang. Dan masih ada sisa uang lagi buat yang lain ketimbang beli serena or kijang....bener gak ?....he..he...he.......

Kayak temen gua , pake alphard bukan karena keluarga besar... wong yang pake sehari2 cuma dia sendiri sama istrrinya dan dia bukan dia keluarga besar....

Ada pepatah " kecil2 cabe rawit" so kecil itu mahal loh jangan dikira kecil itu murah......kaya hp aja , makin kecil makin mahal....so bangga kan

dan ada lagi " Makin besar makin laku disukai semua lelaki" " Makin panjang makin disukai wanita" apa coba pikirin.....

So masing2 ada keunggulannya , just stay cool....nobody perfect in dimension..... :lol: :lol: :lol:
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

handling wrote:
conan wrote:Oya, Serena juga kan lebih besar daripada Innova, lho. :)
Kenapa sih selalu pada ributin serena selalu lebih besar dari kijang?

Who care ?.... Mau lebih gede dari truk atau bus kek, EGP.

Emang tiap hari kalo nyetir mobil selalu isinya 10 orang? Kalo tiap hari nyetir mobil selalu isi 10 orang , maka gak ada lagi yang namanya 3 in 1.

Saya rasa bisa 90% orang yang memilik serena atau kijang atau kendaraan yang besar jarang memanfaatkan tiap hari kendaraannya dgn full capacity.... Paling top2nya pada saat liburan. Itu juga kalo keluarga besar. Kalo keluarga kecil ya sama juga mobilnya kosong.

So gak usah diributin lah mobil ini lebih gede dari mobil itu....mobil ini lebih kecil dari itu.....Kalo mau diributin kenapa gak beli APV aja 2bh supaya bisa muat 16 orang. Dan masih ada sisa uang lagi buat yang lain ketimbang beli serena or kijang....bener gak ?....he..he...he.......

Kayak temen gua , pake alphard bukan karena keluarga besar... wong yang pake sehari2 cuma dia sendiri sama istrrinya dan dia bukan dia keluarga besar....

Ada pepatah " kecil2 cabe rawit" so kecil itu mahal loh jangan dikira kecil itu murah......kaya hp aja , makin kecil makin mahal....so bangga kan

dan ada lagi " Makin besar makin laku disukai semua lelaki" " Makin panjang makin disukai wanita" apa coba pikirin.....

So masing2 ada keunggulannya , just stay cool....nobody perfect in dimension.....
Whoa, bung Handling, coba Anda tenang sedikit dulu, dan baca lagi di atas, dalam konteks apa dan dengan tujuan apa aku menyatakan bahwa Serena lebih besar daripada Innova. Kalau Anda memang membaca postingku sebelum 'sewot', Anda akan tahu bahwa kami sedang membicarakan tentang performance mesin, horsepower. Jadi maksudku Serena yang lebih besar, lebih berat bobotnya, membutuhkan tenaga mesin yang lebih besar daripada Innova.

Mengenai mobil besar yang hanya diisi sedikit penumpang, jika Anda baca post aku di thread ini :
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... ght=#26223
yang isinya :
szli wrote:

Mungkin kita harus understand yah, Jepang itu negara lumayan overcrowded, full of cars, buildings and people. Jika bikin mobil gede terus, orang Jepang susah pakainya. thats why Odyssey di ceperrin.

Conan wrote:Betul, bung Szli, tapi, di Jepang itu tersedia mobil dari yang sekecil Honda Life sampai yang sebesar Alphard. Karena tidak seperti di sini, di Jepang semua pengemudi mobil sangat tertib, sehingga Anda tidak perlu mobil tinggi besar yang menacing hanya untuk menakut-nakuti mobil lain. Bagi yang hanya butuh mobil mini untuk pulang-pergi kantor seorang diri, bisa menggunakan supermini yang lincah dan mudah mendapat parkir. Dia tentu enggan menggunakan Alphard yang tidak lincah dan lebih sulit mendapatkan tempat parkir. Sedangkan yang harus sering membawa orang banyak bisa membeli Alphard. Jadi ada semacam balance..
Tidak seperti di sini, banyak orang yang hanya untuk pulang-pergi kantor sendirian atau hanya untuk antar-jemput satu anak sekolah, menggunakan mobil sebesar mungkin seperti Alphard. Tidak heran kemacetan dan kekacauan lalu lintas di negara kita ini begitu parahnya..
...Anda akan lihat bahwa aku sependapat dengan Anda.

Bung Handling, have you actually read what I wrote before replying so 'emotionally'? :?
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

conan wrote:Bung Handling, have you actually read what I wrote before replying so 'emotionally'? :?
ups....sorry....i'm not angry with u mr conan :e-naughty: ....just relax man..... :e-dance:

sory saya tidak marah / emosi kok.... :P , jangan salah tangap bung conan...he...he...he... :lol:
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

handling wrote:
conan wrote:Bung Handling, have you actually read what I wrote before replying so 'emotionally'? :?
ups....sorry....i'm not angry with u mr conan :e-naughty: ....just relax man..... :e-dance:

sory saya tidak marah / emosi kok.... :P , jangan salah tangap bung conan...he...he...he... :lol:
Not at all, bung Handling 8)
Tapi selain ada pepatah 'kecil2 cabe rawit', ada juga pepatah 'lihat kiri kanan dahulu sebelum menyeberang' :mrgreen:
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

ha..ha...ha.......ha........ boro2 liat kiri kanan.. orang main nyebrang aja kalo di indo. sampe gua ngerem abis cuma buat anak muda / orang tua yang dgn sante aja nyebrang tanpa liat2.......ha..ha...ha....
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

kalo di luar kendaraan yang ngalah ama pejalan kaki.

kalo di indonesia kendaraan dan pejalan kaki ngak ada yang mau ngalah hehehehehe
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Bacalah article ini dari USAToday :

http://www.usatoday.com/money/autos/200 ... mgas_x.htm

Bagian penting dari article ini :

" Premium, in fact, sometimes is worse fuel than regular. It resists knock because it's harder to ignite than lower-octane fuels. As a result, some engines won't start as quickly or run as smoothly on premium, notes Gibbs, the SAE fuel expert. "

Teman 2 jangan keliru. Premium di US itu adalah high octane seperti Pertamax / Plus. Versi premium Indonesia di US di namakan regular. Sooo. High octane is HARDER to ignite than low octane. Artinya Pertamax lebih susah terbakar. Betul tidak ?

Kecuali artikel USAToday ini ngawur. Tapi anda pikir, jika Pertamax gampang terbakar banding Premium, artinya mobil sport yang compression rationya tinggi, belum pistonnya sampai paling atas, Pertamaxnya sudah meledak dulu dong, bikin ngelitik.

Justru Premium lebih gampang terbakar, thats why mobil sport pakai Premium cari penyakit. Belum di tekan piston habis sudah meledak dulu ! Jangan lupa, busi itu tugasnya cuman keluarkan spark. Yang terbakar itu bensinya.

Quote bung Handling " Nah kalo ngelitik ini karena pada saat busi itu sudah meledak, tapi bensinnya belum sempat terbakar. "

Bung, busi sudah keluar spark, tapi jika bensin belum terbakar, mana mungkin ngelitik ? Spark itu sendiri tidak bikin ngelitik. Yang bikin ngelitik itu bensin yang terbakar premature.

Saya tidak mau kesan pintar. Sumber saya dari artikel internet. Saya sendiri tidak tau banyak tentang mesin. Saya cuman mau cari the Truth saja. Saya salah atau benar tidak penting. Paling penting ngerti faktanya sebenernya yang mana.

Bung Conan, coba tanya bung Obs (where are U ?) manual Innova resminya tulis pakai bensin octan 92. Artinya wajarnya angka HP 136 Innova itu jika pakai bensin RON 92 Pertamax dong !

Dan anda pikir. QR20DE itu mesin 2000 cc paling umum di Nissan Jepang. Tapi mesin Innova 2000 cc itu bukan mesin 2000cc Toyota yang paling mutakhir. Yang paling up to date dan umum di Jepang Toyota itu mungkin mesinnya Voxy / Noah.

Thats why saya yakin pakai bensin sama, Hp Innova tetap lebih rendah dari QR20DE. Anyway saya pakai Premium ngak berasa tenaga kurang, tarikan jadi payah. Sama saja tuh ! Nanti saya akan lapor angka borosnya parah atau tidak.

Dan anda pikir, masa Innova ganti ke Pertamax HPnya langsung naik dari 136 Hp ke 147 Hp. Mungkinkah ganti bensin hasilnya se dasyat itu ? Test Octane booster saja Hp naiknya cuman 1-2 Hp. 10 Hp ? I don't think so.

Dan bung Mpoezz, nama Kijang itu tidak jamin apa apa. Sekarang saya mau tanya. Jika Kijang baru bukan seperti Innova sekarang, tapi designnya seperti Serena c23, yang lebih kecil, sempit, dan mesinnya di DALAM kabin misalnya, mungkinkah indenya bisa sehebat sekarang ? Atau New Kijang itu seperti Kia Carens yang kakuk dan baris 3nya SEMPIT banget ? Its the DESIGN yang penting. Atau jika Innova cuman 2 baris. Nah, gimana hasilnya ?

Dan mungkin ada teman yang tidak setuju. Tapi saya pikir, sebenernya Kijang itu sudah MATI saat Kapsul di berhentikan produksinya. Cuman nama Kijang sudah terkenal, Toyota baru maksa tempelkan di Innova itu. Yang ke luar negeri kan namanya cuman Innova. Calling a dog a cat does not make it a cat !

Kalau Innova itu benar benar adalah Kijang baru, kenapa nama embel Innovanya tidak di hilangkan saja ? Cuman pakai nama " All New Kijang ! " and not Kijang Innova ?

Soalnya nama Kijang kan brand equitynya sudah sangat tinggi di sini. Dan jika nama Kijang di hilangkan, pasti banyak orang Indo yang akan kecewa, kok nama terkenal ini di matikan ? Mungkin Innova tidak akan selaris kecuali di tempelkan nama Kijang di depannya.

Banyak orang di sini sudah emotionally terikat ama nama Kijang. Cuman nama Innova yang baru, ya orang pasti tidak akan terkesan banget. Apalagi kabinnya lebih sempit banding kapsul yang dulu.

Dan bung handling, kecuali seorang mampu beli berapa mobil. Jika uangnya cuman cukup untuk misalnya 1 mobil, mending beli mobil agak besar dong. Benar, jarang di pakai ramai ramai, tapi jika mobil tunggalnya misalnya Vios / City, bisa 1 orang tapi tidak bisa 7 orang. Tapi mobil van bisa 1 orang sampai 7 orang. Optionnya lebih banyak.

Thats why Kijang kapsul dari dulu jauh lebih laku banding say Corolla atau Starlet etc. 1 car for all occasions !
Audiophile
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 96
Joined: Thu Aug 05, 2004 7:48

Post by Audiophile »

Anda benar bung szli ...

Utk motor bensin, detonasi terjadi kalau bahan bakar terbakar sebelum waktunya (sewaktu bahan bakar dimampatkan oleh piston, belum sampai titik teratas sudah terbakar oleh kompresi yg tinggi).

Sedangkan utk motor diesel malah sebaliknya, detonasi terjadi kalau pembakaran terlambat.

:)
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

innova is kijang sesuatu yang tidak kita perlu perdebatkan value nya.
szli
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 917
Joined: Mon Jun 07, 2004 2:38

Post by szli »

Bung Conan,

I may have found a clue abt Innova's engine's true max. potential. Lihat website ini. Meskipun bahasa Jepang, tapi tinggal lihat angka yang ada PS Rpm dan Nm / Kgm Rpm di bagian lebih bawah :

http://toyota.jp/Showroom/All_toyota_li ... sheet.html

Dari sini, anda akan sadar, mesin Innova, bensin maupun dieselnya, bukan fresh new design. Mesin bensin Innova 1TR-FE dan diesel D4D 2KD-FTV ternyata sudah exist di Jepang dari dulu. Dan ternyata di pakai si Toyota Hiacevan ini.

Jika anda lihat spec mesin 1TR-FE Hiace, angkanya nyaris sama dengan angka brochure Innova : 133 PS / 5600 rpm dan torsi 18.6 kgm / 4000 rpm. Nah, mungkinkah HiAce ini di Jepang minum bensin low octane juga ? Kalau iya, kok mesin Voxy / Noah 1AZ-FE bisa 152 PS / 6000 rpm dan torsi 20.4 kgm / 4000 rpm ?

Dan mungkinkah Toyota sengaja iklan angka di brochure Innova / Hiace assumsi pakai low octane fuel, dan iklan brochure Voxy / Noah assumsi pakai higher octane fuel ?

Jika saya Toyota, mana lebih masuk akal, iklan di brochure pakai angka setinggi tingginya (lebih impressive kan ?) assumsi pakai RON tinggi. Dan kalau konsumen tanya gimana kalau pakai low octane, bilang turun sedikit tenaganya;

Atau iklan di brochure Innova / Hiace pakai angka PS yang paling rendah / assumsi pakai low octane, dan bilang ama konsumen kalau pakai higher octane, PSnya akan naik dikit ? Which will U do if U are Toyota ?

Kalau saya, percaya memang mesin 1TR-FE itu kalah ama 1AZ-FE (dan tentu juga QR20DE) yang sudah pasti mesin 2000 cc improvementnya Toyota dari generasi 1TR-FE sebelumnya.

Cuman mungkin kalau Innova di pasang 1AZ-FE seperti Voxy, harganya lebih mahal lagi. Untuk turunkan harga, ya pasang saja mesin generasi sebelumnya si 1TR-FE. Konsumen sini kan juga ngak terlalu pelajarin angka PS kok. Paling penting, namanya Kijang dan mesinnya sudah lebih kuat dari mesin kapsul. Sudah pasti cukup, konsumen senang, harga tetap murah dan pasti laku. And its true !

Bung Obs, tolong lihat di pedoman Innova anda. Jika recommended RON bensin adalah 92 (seperti satu teman pernah ngomong. Bung siapa saya lupa), sudah wajar dong angka PS 136nya assumsi pakai Pertamax dong.

Cuman, yaitu, it means U get what U pay for. Lebih murah, bisa saja mesinnya bukan yang paling up to date, terkuat di gudang Toyota.

As for ini HiAce dan mesin 1TR-FE sudah berapa lama exist di Jepang, I really don't know ! Perhaps Mr. Detective can find out ?

Sometimes things are cheaper for good reasons. Bukan saya mau kesan sombong. Saya juga suka, mau barang murah. Cuman yaitu, often (though not always), we get what we pay for.
caldina
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 73
Joined: Thu Jul 01, 2004 14:29
Location: Jakarta

Post by caldina »

mesin 1az-fze itu kan teknologi baru yang menggunakan direct gasoline injection, di mana sekaligus pakai 4 buah nozzle, atau kalau istilah Toyota disebut D-4.

Mungkin artikel dari mobilku.com di bawah dapat membantu

Mesin-mesin terbaik tahun ini

(29/12/2004) - Ward's Auto World mengumumkan pemenang penghargaan tahunan '10 Best Engine' tahun ke sebelas, Selasa (21/12). Cylinder deactivation, hybrid mesin bensin-listrik, dan kecanggihan teknologi mesin diesel mendominasi penghargaan tahun ini.

Pemenangnya adalah:

· Audi AG FSI 3.2L DOHC V-6 (Audi A6)
· Audi AG 4.2L DOHC V-8 (Audi S4)
· DaimlerChrysler AG 5.7L Hemi Magnum OHV V-8 (Chrysler 300C)
· DaimlerChrysler AG Mercedes-Benz 3.2L DOHC I-6 CDI Turbodiesel (Mercedes E320 CDI)
· Ford Motor Co. 4.6L SOHC V-8 (Ford Mustang GT)
· General Motors Corp. Vortec 4.2L DOHC I-6 (Chevrolet TrailBlazer)
· Honda Motor Co. Ltd. 3L SOHC V-6 IMA Hybrid (Honda Accord Hybrid)
· Honda Motor Co. Ltd. Acura 3.5L SOHC V-6 (Acura RL)
· Mazda Motor Corp. 1.3L Renesis rotary (Mazda RX-8)
· Nissan Motor Co. Ltd. 3.5L DOHC V-6 (Infiniti G35 Coupe)


Teknologi yang kini sedang hot dan tumbuh pesat adalah direct gasoline injection. Inti teknologi yang menghasilkan lebih banyak power tapi pada saat yang sama menghemat konsumsi bahan bakar itu, adalah menyemprotkan langsung bahan bakar bertekanan tinggi ke ruang bakar. Mesin buatan Audi AG, 3.2 liter FSI DOHC V6 mendapat penghargaan tahun ini. Mesin ini menghasilkan 225hp atau 35hp lebih besar dari mesin yang digantikannya, sementara konsumsi bahan bakarnya 10% lebih irit.

Cylinder deactivation yang memungkinan mesin hanya mengoperasikan separuh dari jumlah silinder yang ada ketika tidak membutuhkan tenaga maksimal, juga jadi teknologi penting untuk menghemat bensin. Penghargaan Ward diberikan pada dua mesin yang menggunakan teknologi ini -dengan sebutan berbeda-beda.

Mesin 5.7 liter Hemi V8 yang digunakan Chysler 300 menggunakan teknologi cylinder deactivation yang disebut Multi-Displacement System yang secara instan menghentikan kerja empat dari delapan silinder Hemi saat tidak dibutuhkan. Bila butuh tenaga maksimal, MDS langsung mengaktifkan seluruh silinder guna memproduksi 340hp. Teknologi yang disebut Honda, Variable Cylinder Management itu, diaplikasikan di mesin 3.0 liter SOHC V6 yang digunakan pada sedan Accord hybrid. Mesin itu dikombinasikan dengan Integrated Motor Assist untuk mendongkrak power dan mengurangi konsumsi bahan bakar. Meskipun Accord Hybrid memproduksi power 15 hp lebih besar dari mesin V6 konvensional, namun konsumsi bahan bakarnya lebih irit 38% (kota) dan 23% (tol).

Mercedes-Benz membawa pulang penghargaa Ward lewat kecanggihan mesin diesel CDI 3.2 liter inline 6-cylinder turbodiesel. Seperti FSI-nya Audi, Mercedes-Benz mencangkokkan high-tech direct fuel injection dan beragam sistem kontrol elektronik canggih untuk menghasilkan torsi raksasa dan penghematan hingga 40% dibandingkan mesin bensin 6 silinder sejenis.

"Kebutuhan akan power dan efisiensi bahan bakar kini tak lagi berdiri sendiri-sendiri. Keduanya bisa dicapai bersama-sama," kata Bill Visnic, Ward's senior technical editor. Selama dua bulan pengujian, enam editor Ward's Communication mengevaluasi mesin-mesin yang dinominasikan dari 36 jenis sedan, truck dan SUV. Penilaian mencakup power, torque, noise-vibration and harshness (NVH), aspek tehnik yang relevan, dan lainnya. Semua mesin yang dinominasikan dan di uji merupakan penggerak mobil yang harganya dibawah $52,200. "Mesin dimobil lebih mahal dari itu pastinya luarbiasa," kata Visnic. "Dengan setting harga yang realistis, kami memastikan penghargaan ini punya manfaat dan relevansi dengan rata-rata konsumen".

szli wrote:Bung Conan,

I may have found a clue abt Innova's engine's true max. potential. Lihat website ini. Meskipun bahasa Jepang, tapi tinggal lihat angka yang ada PS Rpm dan Nm / Kgm Rpm di bagian lebih bawah :

http://toyota.jp/Showroom/All_toyota_li ... sheet.html

Dari sini, anda akan sadar, mesin Innova, bensin maupun dieselnya, bukan fresh new design. Mesin bensin Innova 1TR-FE dan diesel D4D 2KD-FTV ternyata sudah exist di Jepang dari dulu. Dan ternyata di pakai si Toyota Hiacevan ini.

Jika anda lihat spec mesin 1TR-FE Hiace, angkanya nyaris sama dengan angka brochure Innova : 133 PS / 5600 rpm dan torsi 18.6 kgm / 4000 rpm. Nah, mungkinkah HiAce ini di Jepang minum bensin low octane juga ? Kalau iya, kok mesin Voxy / Noah 1AZ-FE bisa 152 PS / 6000 rpm dan torsi 20.4 kgm / 4000 rpm ?

Dan mungkinkah Toyota sengaja iklan angka di brochure Innova / Hiace assumsi pakai low octane fuel, dan iklan brochure Voxy / Noah assumsi pakai higher octane fuel ?

Jika saya Toyota, mana lebih masuk akal, iklan di brochure pakai angka setinggi tingginya (lebih impressive kan ?) assumsi pakai RON tinggi. Dan kalau konsumen tanya gimana kalau pakai low octane, bilang turun sedikit tenaganya;

Atau iklan di brochure Innova / Hiace pakai angka PS yang paling rendah / assumsi pakai low octane, dan bilang ama konsumen kalau pakai higher octane, PSnya akan naik dikit ? Which will U do if U are Toyota ?

Kalau saya, percaya memang mesin 1TR-FE itu kalah ama 1AZ-FE (dan tentu juga QR20DE) yang sudah pasti mesin 2000 cc improvementnya Toyota dari generasi 1TR-FE sebelumnya.

Cuman mungkin kalau Innova di pasang 1AZ-FE seperti Voxy, harganya lebih mahal lagi. Untuk turunkan harga, ya pasang saja mesin generasi sebelumnya si 1TR-FE. Konsumen sini kan juga ngak terlalu pelajarin angka PS kok. Paling penting, namanya Kijang dan mesinnya sudah lebih kuat dari mesin kapsul. Sudah pasti cukup, konsumen senang, harga tetap murah dan pasti laku. And its true !

Bung Obs, tolong lihat di pedoman Innova anda. Jika recommended RON bensin adalah 92 (seperti satu teman pernah ngomong. Bung siapa saya lupa), sudah wajar dong angka PS 136nya assumsi pakai Pertamax dong.

Cuman, yaitu, it means U get what U pay for. Lebih murah, bisa saja mesinnya bukan yang paling up to date, terkuat di gudang Toyota.

As for ini HiAce dan mesin 1TR-FE sudah berapa lama exist di Jepang, I really don't know ! Perhaps Mr. Detective can find out ?

Sometimes things are cheaper for good reasons. Bukan saya mau kesan sombong. Saya juga suka, mau barang murah. Cuman yaitu, often (though not always), we get what we pay for.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Szli wrote:Dan mungkinkah Toyota sengaja iklan angka di brochure Innova / Hiace assumsi pakai low octane fuel, dan iklan brochure Voxy / Noah assumsi pakai higher octane fuel ?
Sangat mungkin itulah yang memang terjadi, bung Szli, karena Anda jangan lupa, sebenarnya Toyota hanya menjual Noah/Voxy di Jepang, lho, yang memiliki standar tinggi, termasuk standar fuel di sana (lalu di-import oleh importir2 ke negara2 lain). Dan sebaliknya, Innova tidak dijual di Jepang, lho, bahkan diproduksinya di Indo, yang kualitas fuel-nya memang pantas diragukan.

Tapi aku setuju koq dengan Anda, bahwa mesin Innova bukan mesin terbaru. Tapi, bung Szli, apa Anda benar-benar yakin bahwa nilai octane Pertamax itu memang mencapai 92, dan Premium benar-benar mencapai 88? :twisted:
Ini yang masih murni, belum lagi yang di-oplos. Apalagi di-oplos, nilai octane Premium tentu akan turun lagi jadi 80an atau bahkan kurang jika oplosannya banyak. Apakah Anda tidak sayang dengan C24 Anda, nih? Mengapa tidak menggunakan 2 macam fuel saja, Stream diisi Premium dan C24 diisi Pertamax? :wink: