Sistem MRT Mendesak Diwujudkan (Seputar Indonesia)

[Turboman]

Tuesday, 10 August 2010

JAKARTA(SI) – Salah satu alasan mengapa kemacetan Jakarta tidak pernah bisa
tertangani adalah tidak adanya sistem mass rapid transit (MRT) yang dipercaya
warga.

Kenyataan ini sangat berbeda dengan kota besar dunia lainnya yang beranjak
membenahi problem kemacetan. Berbagai negara di dunia telah memiliki MRT. Bahkan
kota-kota besar di Afrika pun memilikinya seperti Alexandria,Kairo,Aljir
(Aljazair). Hampir semua kota metropolitan di Amerika Serikat, Kanada, dan
Meksiko memiliki MRT,antara lain Atlanta (Marta),Boston,Chicago, Cleveland, Los
Angeles,Mexico City atau Guadalajara, Montreal, New York City,San
Francisco,Toronto, Vancouver,dan Washington DC.

Kota di Karibia yang memiliki MRT adalah San Juan, Puerto Rico, San
Domingo,Republik Dominika. Amerika Selatan juga kotakotanya memiliki sistem MRT,
yakni Brasilia, Buenos Aires, Caracas, Curitiba, Lima, Medellin, Rio de Janeiro,
Santiago, dan Sao Paulo. Adapun kota-kota di Benua Asia yang modern juga
menyediakan MRT,antara lain Bangkok,Beijing, Chennai, Delhi, Guangzhou, Hong
Kong,Kuala Lumpur,Kobe, Kyoto, Mumbai, Nagoya, Osaka, Sapporo, Seoul,
Singapura,Taipei, Tashkent,Tokyo. Di Eropa,hampir seluruh kota memiliki MRT
mulai dari Amsterdam, Athena, Barcelona hingga Lisbon, Liverpool, London,
Madrid, Marseille, Milan, dan Moskow.

Selain sistem MRT yang dipercaya dan digunakan oleh mayoritas warga,kota-kota
besar di dunia juga punya sistem lain untuk mengurangi kemacetan. Kota Oslo di
Norwegia misalnya. Sistem transportasi publik mereka dikelola oleh perusahaan
transportasi daerah, Ruter. Mereka mengelola metro,tram,bus,dan feri,tapi tidak
mengelola jaringan kereta lokal yang dioperasikan oleh perusahaan negara NSB.
Seluruh transportasi publik di Oslo, termasuk kereta, dioperasikan dengan sistem
tiket bersama yang bisa digunakan untuk berbagai mode transportasi publik. Pada
2004, sebanyak 160 juta penumpang menggunakan transportasi publik, 85% dikelola
oleh perusahaan subsidi Oslo Sporveier dan 15% dikelola operator feri dan bus
swasta.

Selain itu, Oslo menerapkan program penyewaan sepeda untuk publik. Program ini
dimulai sejak 2002.Dengan menggunakan kartu elektronik,warga dapat memakai
sepeda yang berada di 90 stasiun kereta atau tram di berbagai penjuru
kota.Fasilitas ini dibuat untuk memudahkan semua orang menggunakan transportasi
publik dan mengurangi emisi gas penyebab pemanasan global. Norwegia juga
merupakan salah satu kota yang paling awal menerapkan road pricing. Awalnya,
sistem ini diterapkan di Bergen pada 1986. Kendaraan yang memasuki kota dikenai
biaya tambahan, dan hanya diberlakukan saat pukul 6 pagi hingga 10 malam. Ini
hanya berlaku untuk kendaraan pribadi. Kendaraan umum dibebaskan dari membayar
biaya ini.

Sistem ini diterapkan di Oslo sejak 2 Februari 2008.Mereka telah menerapkan road
pricing secara otomatis sehingga tidak perlu layanan manual. Semua dideteksi
melalui peralatan canggih.Pemerintah menciptakan sistem yang disebut AutoPASS
untuk semua jalan tol dan jalan-jalan tertentu. Sebagian besar pengendara harus
membayar biaya tertentu saat melintasi detektor otomatis di jalanan.

Singapura telah mengimplementasikan sistem ERP (electronic road pricing) atau
dikenal pula sebagai congestion pricing sejak tahun 1975 dengan cara pengawasan
manual oleh polisi lalu lintas pada kawasan di sekitar pusat kota. Pada
September 1998, sistem tersebut ditingkatkan dengan teknologi electronic toll
collection (ETC).Penerapan sistem ini dilaksanakan setelah melakukan suatu
perencanaan yang hati-hati dan uji coba yang berhasil.

Salah satu aspek kunci dari pengelolaan lalu lintas di Singapura adalah
pembatasan kepemilikan kendaraan,baik dengan cara meninggikan biaya kepemilikan
ataupun pembatasan pertumbuhan jumlah kendaraan.

Terus Digalakkan

Menjawab tuntutan transportasi massal, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo
menegaskan akan memaksimalkan operasional bus Transjakarta.Menurut dia,respons
warga sangat positif terhadap keberadaan satu-satunya moda transportasi massal
yang dikembangkan Pemprov DKI tersebut.

Hal itu bisa dilihat dari peningkatan jumlah penumpang bus Transjakarta sejak
program sterilisasi empat koridor diterapkan. Sejak seminggu program sterilisasi
diterapkan, peningkatan jumlah penumpang mencapai 18,26% setiap hari. "Saya
mintanya kalau bisa naik 25%,bukan hanya 18%,karena saya ingin lebih banyak lagi
orang menggunakan busway. Untuk dapat mendukung target tersebut,kita juga akan
mempercepat ketersediaan bus di koridor yang membutuhkan banyak armada bus,"
kata Fauzi Bowo di Balai Kota kemarin.

Menurut Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta Muhammad
Tauchid TjakraAmidjaja,tahun depan sterilisasi akan dilakukan ke seluruh
koridor. Untuk mendukung rencana tersebut, Pemprov DKI akan melakukan perbaikan
infrastruktur dan sarana prasarana bus Transjakarta. "Salah satunya perbaikan
separator. Jugaakandilakukanpengaturan ulang waktu lampu lalu lintas di koridor
busway agar jalan bus lebih lancar,"ujar mantan Kepala Dinas Perhubungan
(Dishub) DKI itu. Anggota Komisi V DPR yang membidangi masalah infrastruktur dan
perhubungan Epyardi Asda mendukung penuh pengoptimalan transportasi massal.

Menurut Epyardi, kota besar seperti Jakarta memang sudah seharusnya
mengembangkan transportasi massal. Pihaknya akan mendesak pemerintah pusat untuk
membantu penyelesaian proyek MRT. "Negara-negara tetangga seperti Singapura,
Malaysia sudah mengembangkan MRT.Di Jakarta MRT harus segera terealisasi. Begitu
pun dengan monorel harus dituntaskan," ujarnya. (easyway/syarifudin/ ahmad
baidowi)

http://www.seputar-indonesia.com/edisic ... ew/343657/

[nescafe]

jadi.. MRT duluan apa monorel duluan yah?

[doq]

road pricing sama pembatasan bbm duluan kayanya

[TUFF Stough]

Keknya duluan pembatasan motor di jalan protokol setelah lebaran cuy.

[ilhami]

yang dipikirin cuma jalan protokol. Jalan kebon sirih - jatibaru - sampai stasiun tanah abang ga diperhatiin, macet, jorok. Akhirnya orang naik angkutan umum males, mobil pribadi tersiksa
"Ahlinya" cuma bisa bacot pajang kumis.

[TUFF Stough]

wkwkwkwkwkwk.... namanya juga khilaf 'sesaat'.

[asudarsono]

Sooooo ........ jadi pindah kita?

[nescafe]

nahh iyaa.. pindahan ibukota gimana?

[Hansen]

Kalimantan

[Andrian]

kalo pindah ke kalimantan berarti mobil operasionalnya D-Cab semua dong.

[TUFF Stough]

Pindahin aja om ke Singapore. .........................

[jalu]

bagus deh kalo pindah ibukota.....siapa tau aja harga tanah di jakarta jadi gak naik2 banyak............

[FortunerMan]

Kan emang udah mau dibangun MRT bukan? Lebak Bulus - Bunderan HI...pembebasan tanah udah mulai kok (ini yg lama). Makanya Jl. Fatmawati gak ada jalur busway - emang udah dicanangkan buat MRT.



http://metro.vivanews.com/news/read/164 ... k-bulus-hi

Jaksel Siapkan Lahan MRT Lebak Bulus-HI
Rabu, 14 Juli 2010, 12:45 WIB
Siswanto, Sandy Adam Mahaputra

VIVAnews – Pemerintah Jakarta Selatan sedang membebaskan lahan untuk konstruksi proyek mass rapid transit (MRT) tahap 1 Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Hal ini dinyatakan Sekretaris Kota Jakarta Selatan, Mangara Pardede, Rabu 14 Juli 2010.

Untuk 2010 ini, pemerintah akan membebaskan tanah dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan RS Fatmawati sampai Terminal Lebak Bulus karena ganti rugi kepada pemilik lahan sudah selesai dibayarkan.

Setelah pengerjaan dua titik itu tuntas, pemerintah akan melanjutkan lagi dengan menginventarisir lahan dari Jalan RS Fatmawati sampai Jalan Panglima Polim.

Mangara memperkirakan untuk pembebasan lahan dari Jalan RS Fatmawati sampai Jalan Panglima Polim akan menyentuh beberapa kelurahan di dua kecamatan. Yakni, Kelurahan Cipete Selatan, Gandaria Selatan di Kecamatan Cilandak. Kemudian, Kelurahan Gandaria Utara, Cipete Utara, Pulo, Melawai, Kramat Pela di Kecamatan Kebayoran Baru.

Menurut Mangara, pembebasan lahan dilakukan karena berdasarkan studi, jalur MRT ini butuh lahan selebar 22 meter. Sedangkan sejumlah titik jalan di sepanjang Fatmawati sampai Panglima Polim lebarnya kurang dari 22 meter.

"Jadi, warga yang terkena pelebaran paling hanya akan kena sekitar 1 meter sampai 2 meter saja," kata Mangara.

Jalur MRT tahap 1 rute Lebak Bulus - Bundaran HI panjangnya 15,5 kilometer. Sepanjang jalur ini akan dibangun 13 stasiun yang meliputi delapan stasiun layang dan lima stasiun bawah tanah serta satu depo yang terletak di Lebak Bulus.

Delapan stasiun layang akan dibangun di terminal Lebak Bulus, RS Fatmawati, Jalan Cipete Raya, Jalan Haji Nawi, Blok A, Blok M, Jalan Sisingamangaraja, serta Senayan.

Sedangkan lima stasiun bawah tanah akan ditempatkan di sepanjang Istora Senayan, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.

Seperti diberitakan sebelumnya, MRT tahap 1 rute Lebak Bulus - Bundaran HI akan mulai dilelang November 2010. Sehingga pembangunan fisiknya bisa dimulai 2012. Ditargetkan, pada 2016 rute ini sudah beroperasi.

Kalau rute ini sudah jadi, lintasan itu dapat ditempuh hanya dalam waktu 30 menit. Menggunakan kereta, laiknya kereta api listrik, dengan enam gerbong, dan mampu membawa 1.200 penumpang sekaligus. (hs)

Asik kan jadi penghuni Jakarta Selatan? hehehe...yg lain...sabar aja ya

[esh]

Yang pasti MRT-nya bakal super jorok karena ancaman denda di DKI hanya sekedar ancaman

[FortunerMan]

Itu sih udah manusia Indonesia pada umumnya...naik mercy aja buang sampah sembarangan. Jakarta banjir gara2 saluran air mampet sampah...pemerintah melulu yg disalahin. Padahal pemerintah & rakyatnya sama2 salah.

[zweifellos]

itu dia. pemerintah sedikit banyaknya refleksi dari masyarakat kita pada umumnya. cuman yang terjadi di kita banyak yang menyalahkan pemerintah melulu, selalu yang dilihat kesalahannya. uus, ujung-ujungnya salah. yang mo bikin perbaikan pun kalo tak kuat mental bisa menyerah karena selalu disalahkan.

yang penting ada dulu MRT nya. jangan karena ntar takut jorok dan semacamnya langsung antipati. belum tentu seperti itu yang akan terjadi. masih ada kemungkinan pemerintah yang akan datang (termasuk pemerintah daerah) lebih baik dari sekarang termasuk dalam hal penerapan kebijaksanaan yang dibuat.

[ilhami]

kalo pindah ke kalimantan berarti mobil operasionalnya D-Cab semua dong.

di kalimantan sih banyak daerah pasang surut... Naik perahu + rumah panggung.
tanahnya gak stabil, kalau bikin jalan cepat rusak. Pindah ibukota sih cuma emosi sesaat aja

[Andrian]

mudah2an MRT benar2 terwujud. jangan sampai seperti program monorail. yg ada sekarang cm tiang penyangga doang. gak tau kapan mw dilanjutin lagi. kalo tetangga bilang : "kayak kagak serius tuh ngerjainnye.cm buang2 duit doang.jadinye ngerusak pemandangan"

IMHO...sebenarnya apa sih yg pertama kali diharapkan dari masyarakat terhadap angkutan umum: keamanan. baru disusul oleh kenyamanan. kalo dah gak aman gimana mau nyaman?
sebenarnya itu dulu yg harus direalisasikan Pemerintah kepada angkutan massal yg ada sekarang u/tahap awalnya. baru sambil berjalan dilakukan pembangunan MRT dan monorail tentunya.CMIIW....

[afatchur]

Bener juga kang, keamanan baru kenyamanan. Itu yg membuat gw lebih suka naik kereta api AC dari Sudimara Ciputat ke Sudirman. Naik AC lebih aman dan nyaman, tapi sejak bulan lalu, ketika macet menggila, barangkali kenyamanan berkurang. Yg naik banyak sekali. Perubahannya jelas terasa. Tapi meski sudah banyak yg pindah, masih saja jalan macet

[solar_kerosen]

apa gak rugi bikin MRT bukannya jakarta sering gonjang ganjing bray alias gempa bumi

[asudarsono]

Masalah gempa, banjir, kebakaran dst udah diperhitungkan. Mungkin saja terjadi korban atau kerugian material, tapi diupayakan sekecil mungkin.

Sebetulnya MRT itu sendiri tidak menyelesaikan masalah. Dia harus diikuti Transit Oriented Development (TOD). Artinya pengembangan pemukiman, tempat kerja dan transportasi harus satu kesatuan. Keberhasilan MRT nanti bukan di angkutannya tapi apakah dia bisa sekaligus merangsang orang2 yg skrg tinggal di suburb (Bodetabekpunjur) untuk tinggal di apartemen di DKI Jakarta yg dibangun di wilayah TOD MRT.

[Andrian]

IMHO...tapi masalahnya masyarakat cenderung masih lebih suka punya rumah dibanding punya apartemen om darsono. soalnya harga tanah makin lama makin mahal.jadi lebih menguntungkan kalo buat investasi.dan rumah lebih flexible u/dirombak2 dibanding apartemen. belum lagi harganya kadang bisa lebih mahal dibanding rumah.dan masih banyak lagi alasan lainnya.CMIIW...
sebuah tantangan bagi developer dan pemda.

[asudarsono]

Sip, emang itu pertanyaan mendasarnya.

Begini .... kalau apartemen rusunami Kalibata disewakan 17 juta sebulan, kira2 udah menutup biaya tol dan bensin Jakarta - Bekasi belum ya? Rusunami itu terletak deket mal Kalibata dan stasiun KA Kalibata. Kira2 gitu lho.

Nah kalau saya ambil contoh di Cina dan Taiwan, duit yang tadinya mau diinvestasi ke rumah, dijadikan saham. Jadi duit itu balik lagi ikut memutar ekonomi. Di sana duit ke properti malah jadi "duit mati". Yah, kalau nggak cocok sama org Indonesia ya bisa dimasukin ke emas atau tetep di properti, dst.

Pertanyaan selanjutnya, kalau tinggal di downtown (dalam kota) kesannya kumuh dan polusi. Nah itu bisa diatasi dengan Green City, yang didengung2 sama pak Gubernur berkumis kita itu. Walau saya suka sebel kalau cari pom bensin di Jaksel tapi seneng juga kalau banyak jalur hijau.

[y_anjasrana]

kalu naik mrt lebih cepat, lebih aman dan lebih murah dari naik motor, kemungkinan besar bakal sukses....

[AD74YA]

jadi.. MRT duluan apa monorel duluan yah?

errr.... MRT itu bukannya Mono-Rail Train?

kalu naik mrt lebih cepat, lebih aman dan lebih murah dari naik motor, kemungkinan besar bakal sukses....

yang jelas nggak buat macet seperti busway

Masalah gempa, banjir, kebakaran dst udah diperhitungkan. Mungkin saja terjadi korban atau kerugian material, tapi diupayakan sekecil mungkin.

Sebetulnya MRT itu sendiri tidak menyelesaikan masalah. Dia harus diikuti Transit Oriented Development (TOD). Artinya pengembangan pemukiman, tempat kerja dan transportasi harus satu kesatuan. Keberhasilan MRT nanti bukan di angkutannya tapi apakah dia bisa sekaligus merangsang orang2 yg skrg tinggal di suburb (Bodetabekpunjur) untuk tinggal di apartemen di DKI Jakarta yg dibangun di wilayah TOD MRT.

betul... nice post

IMHO...tapi masalahnya masyarakat cenderung masih lebih suka punya rumah dibanding punya apartemen om darsono. soalnya harga tanah makin lama makin mahal.jadi lebih menguntungkan kalo buat investasi.dan rumah lebih flexible u/dirombak2 dibanding apartemen. belum lagi harganya kadang bisa lebih mahal dibanding rumah.dan masih banyak lagi alasan lainnya.CMIIW...
sebuah tantangan bagi developer dan pemda.

poin utamanya adalah; MRT tidak akan membereskan masalah transportasi di Ibukota.. hanya memberikan satu lagi solusi untuk bepergian.. harus dikaji lagi ke efektifan nya.. dari pada sekedar membuang uang percuma, belum lagi perhitungan maintenance nya dan lain-lain di bentrok kan dengan masyarakat kita, kondisi ekonomi dan sosialnya.

memang susah sih mau cari jalan keluar.. udah kepalang tanggung... tapi MRT bukan salah satunya IMHO