Tenang aj, gak ada masalah dgn jumlah cc mobil. Karena kita pasti lewat jalur antimainstream, jadi lewat jalan kampung yg gk terlalu membutuhkan HP dan Torsi gede. Soalnya klo udh ada rakom (radio komunikasi) pasti ada celah untuk menyalip kendaraan yg di depan. Karena kita akan diberitahu jalurnya kosong atau tdk pd arah berlawanan.
[/quote]
Nah, soal Rakom, dulu saya awalnya berpikir, sepanjang tetap dalam rombongan, tanpa Rakom (HT/Rig) juga tidak apa-apa. Setelah Roadtrip ke Pangandaran (10-11 Dec 2016) paradigma saya berubah total.
Ada suatu moment dimana saya sangat frustrasi untuk menyalip truck besar di rute antara Banjar ke Majalengka. Di depan saya ada satu Kijang Super plat merah.
Jalanan sempit tapi bagus. Itu truck jalan terseok seok dan serasa mau ngguling ke saming tiap ada belokan. Sangat susah untuk mencari jalan datar nan lurus untuk menyalip itu truck.
Itu Kijang Super plat merah tidak berani nyalip di pengkolan. Saya juga takut.
Hingga kemudian di suatu daerah dengan sepi,..rumah yang jarang2, jalan ngepas 2 mobil, oom Wahdi F272 (Road Captain) bilang via Rakom bahwa dari arah berlawanan kosong, tidak ada kendaraan. Maka saya pindahin gear ke Manual mode, langsung pacu si Bravey MUX saya sambil kasih klakson sekali (tanda permisi mau lewat), saya pun jalan beriringan dengan truck untuk beberapa pengkolan (karena truck tak mau ngalah) karena pengkolannya mirip hurup S.
Mungkin si supir truck merasa bahwa yang nyalip nekat. Tapi bagi saya itu nekad yang terukur berkat komunikasi via Rakom.
Pulang dari situ saya bertekad untuk beli Rakom. Saya pun bela-belain menghemat uang jajan dan ngeluyur week-end. Akhirnya bisa beli Rig YAESU FT3100 kayak punya oom Wahdi di Lindeteves Trade Center, oom Ronny beberap saat selepas roadtrip itu.
//bukan sales Rakom
