bushkntl wrote:bro vanza gak keberatan setiap tahun bayar pajak naik untuk subsidi bbm dan di kemplang juga sama oknum di pemerintah? coba baca postingan terakhir saya baik2 mengenai logika kena hajar 2x dari sisi pajak yg harus dibayarkan.
Idealnya sih memang kalau gak di korup sana sini mestinya harga bbm di indo murah karena toh bbm di export ke luar juga jadi hasil penjualan keluar bisa dipakai untuk kompensasi bbm murah tapi kenyataannya di export keluar waktu masuk lagi udah bolong2 digigit sama oknum2 nah akhirnya mereka bikin program yang namanya bbm subsidi padahal duitnya ya dari rakyat juga gitu makin
banyak kendaraan pribadinya pajak yang di uber makin tinggi dan pada saat bersamaan tetap juga harus bayar pajak lain2 yang penggunaannya juga belum jelas.
Saya sih gak pro atau kontra pemakaian bbm bersubsidi saya cuma kasih lihat dari sudut pandangan dengan makin banyaknya kendaraan pribadi artinya biaya subsidi juga makin naik
kalau memang negara yang bayar subsidinya 100% dari hasil surplus export bbm dll baguslah no problem tapi kalau sebetulnya diambil dari pajak atau utang LN sebetulnya sama saja pemakai bbm subsidi membayar bbm non subsidi tidak secara langsung

mungkin saja demikian, selama mekanismenya engga pernah berani dibeberkan, engga pernah terang benderang, tetep aja gelap. Buat rakyat, taunya emang tau beres. Sama kan, seperti di US sekalipun, rakyat itu taunya tau beres. Saya udah bayar taxes ini itu ini itu, mana imbal balik ke pembayar pajak? Ngga mau tau urusan gimana kiri kanan nya penguasa memutar uang modal negara. Untuk kepandaian mengatur keuangan negara itu lah mereka menjadi aparat.
BTT, sebagai rakyat, kami juga ngga mau yg harus menombok terus kerugian negara dalam bentuk kenaikan pajak kendaraan, kenaikan ini itu. Karena itu, kami juga berhak memakai Sumber Daya Alam untuk kemakmuran kami. So, kami merasa berhak juga menggunakan BBM murah, karena kami berhak!
mohon supaya dalih penguasa bhw hrg bbm nonsubsidi kita masih termurah.... Termurah untuk orang bergaji BERAPA?? Kalo gajinya udh 30juta ke atas sebln, ya jelas ngga terlalu sulitlah untuk mengeluarkan dana 300rb-an seminggu untuk bbm nonsubsidi, alias sekira 1,2 juta sebulan...
Lah, yang masih dibawah 5 juta? Yang masih naik motor ber-empat? Yang mau pindah dari motor ke mobil, udah shock duluan kalo harus ngeluarin 1 juta sebulan? Ya ngga usah punya mobil? Itu pasti sarkasme dari pemilik mobil sombong. Memangnya dia tiap hari ngerasain naik angkot? Bagaimana rasanya mudik naik bus? Mudik naik Kereta Ekonomi, karena duitnya juga udh empot2an? Pernahkah tiap hari naik kereta yg 3 ribuan? Pernah kah orang yang ngatain new buyer mobil itu naik kereta dari Serpong ke Tanah abang, kayak apa rasanya?? Pernahkah dia pada rush hour naik Kopaja?
Tuhan Mahaadil. Dia sudah semakin membuka tabir2 kebusukan Republik ini di depan rakyatnya sendiri. So, bayar pajak, tetep lah kita bayar. Tapi, hak kita? Boleh dong kami memakai hak kami pada BBM 4500/liter? So, ngga usah ber teori pusing2, masalahnya rakyat itu sekarang juga udh pusing, besok pagi mau makan apa? Kalau pagi, ntar malem ada makan ngga?
Hanya sesimpel itu aja kok. Karena itu, mereka dan kami juga simpel aja, jangan salahkan mereka kalau mereka akhirnya beralih lagi ke premium.
Merdeka!
