penasaran ama mocin yg niru MX. nah ini ane dapetin tadi cuman beda pabrik, tp walopun beda pabrik, kalo mocin kayanya sama persis antara satu pabrik dgn pabrik lainnya, kenapa yah????
[img]http://www.lifan.com/en/\upfiles\200701 ... 25-28N.jpg[/img]
speknya:
Dimension ((L*B*H mm): 1970*700*1090
Wheel base (mm):1285
Min.Ground Clearance (mm): 160
Dry Weight: 101kg
Height Of Seat (mm): 760
Fuel Tank Capacity(L): 3.5
Engine Type: Single-cylinder, air-cooled,four-stroke
Engine model: 1P52FMI-F
Bore*Stroke: 52.4mm*57.8mm
Displacement: 124.1ml
Maximum Power 6.5kw/7500r/min
Maximum Torque: 9.0N.m/4500r/min
Clutch: Wet multi-plate
Lubrication: Pressure/splash
Start: Electric/Kick start
Ignition: C.D.I
Transmission: 4 gear
Max. Speed (km/h): 85km/h
Economical Fuel Consumption (l/100km): <=2.1L/100km
Front Type Size and Air Pressure: 2.50-17/175KPa
Rear Type Size and Air Pressure: 2.75-17/200KPa
Climbing Ability (°): >=18°
Exhaust Index: CO<=3.8%?HC<=800ppm
Start Performance: <=15s
Braking system (front/rear): disk or drum /drum
Brake Performance: <=7m/30km/h
gimana, sama ga dgn mx beneran. kalo sama kenapa cari yg mahal???? tanyakeun apa?
[ask] Legalkah mocin meniru mopang?
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 526
- Joined: Mon Nov 06, 2006 4:53
- Location: Jakarta
KTM juga punya tuh.... PowerMX, tetap saja mesinnya jiplak supra. 

A.D.J.O.K.A.S.E.P
The Mocin Rider
http://sisteminformasiakademik.wordpress.com
http://sistem-informasi-akademik.blogspot.com
http://www.academic-portal.net

The Mocin Rider
http://sisteminformasiakademik.wordpress.com
http://sistem-informasi-akademik.blogspot.com
http://www.academic-portal.net

-
- Full Member of Junior Mechanic
- Posts: 75
- Joined: Fri Mar 23, 2007 5:11
- Location: Kelapa Gading
[quote="adjokasep"]@jojo
Kanzen taurus Kali....
Tossa mah Mocin bener2 rakitan Kendal.
Kl. Tossa yg lumayan sih kayaknya Tossa OptimaX, bebek monosok bermesin GL.
Inget Otodesain di Otomotif? Kanzen Taurus tu desainernya Mang No, emang desainnya idealis banget. tapi g demen ama desain tu motor. inovatif.
Tapi kenapa mesinnya serupa ma honda ya?
Kanzen taurus Kali....
Tossa mah Mocin bener2 rakitan Kendal.
Kl. Tossa yg lumayan sih kayaknya Tossa OptimaX, bebek monosok bermesin GL.
Inget Otodesain di Otomotif? Kanzen Taurus tu desainernya Mang No, emang desainnya idealis banget. tapi g demen ama desain tu motor. inovatif.
Tapi kenapa mesinnya serupa ma honda ya?
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 526
- Joined: Mon Nov 06, 2006 4:53
- Location: Jakarta
Kanzen kan awalnya kerjasama dengan Daelim motor korea, nah kayaknya si daelim ini dulunya kerjasama sama Honda, makanya mesinnya mirip2 honda.....
A.D.J.O.K.A.S.E.P
The Mocin Rider
http://sisteminformasiakademik.wordpress.com
http://sistem-informasi-akademik.blogspot.com
http://www.academic-portal.net

The Mocin Rider
http://sisteminformasiakademik.wordpress.com
http://sistem-informasi-akademik.blogspot.com
http://www.academic-portal.net

-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 526
- Joined: Mon Nov 06, 2006 4:53
- Location: Jakarta
Pertaruhan Kanzen Menjebol Stigma
Rabu, 19 Januari 2005
Oleh : Sudarmadi
Dalam pengembangan produksi, manajemen Kanzen banyak dibantu mitranya, Daelim dari Korea yang memang dikenal paling ahli dan memimpin pasar sepeda motor Negeri Ginseng. Pemilihan Daelim dinilai paling reasonable. Semula SCM ingin menggandeng pabrikan Jepang, tetapi mereka tak mau tulus melakukan transfer teknologi. "Kelihatan sekali pabrikan Jepang tak mau sungguh-sungguh mengajari, karena itu kami pilih Korea," ujar Taufik. Toh, walaupun bukan dari Jepang, soal standar kualitas tak perlu diragukan karena manajemen SCM amat ketat dalam menyeleksi pasokan komponen. Taufik mengutarakan, SCM pernah mengembalikan muffler (knalpot) 400 unit kepada vendor karena kualitasnya tidak memenuhi standar. "Kami didik keras vendor memenuhi standar setara dengan Jepang," paparnya.
Salah satu bukti kualitas itu agaknya bisa dilihat dari sertifikasi yang telah diraih. Belum lama ini Kanzen menerima Sertifikat Sistem Manajeman Mutu ISO 9001:2000 untuk Manufacturing of Motorcycle Crank Case dari TUV Certification Body yang berbasis di Jerman. Sertifikat ini tentu saja merupakan manifestasi dari kebijakan mutu SCM. Bukti lain, di lapangan, motor Kanzen juga cukup andal. Baru-baru ini Kanzen menjuarai kejuaraan nasional Grasstrack di Riau. Di sirkuit Air Molek, Riau, pembalap-pembalap yang tergabung dalam Kanzen Scudetto Racing Team Pekanbaru membuktikan bahwa mereka tak kalah dari pembalap motor Jepang.
Pilihan produk yang ditawarkan Kanzen juga cukup beragam, mulai dari model bebek, sport hingga skuter, dengan varian mesin 100 cc, 110 cc dan 125 cc. Model bebek, misalnya, ada tipe Pesona (100 cc), Spectra (100 cc) dan Kelana (110 cc). Lalu, model sport ada tipe RoadStar (125 cc), K-Cross (125 cc), RoadWin (125 cc) dan V-Star (125 cc). Sementara model skuter otomatis ada tipe Spazio dan Scudeto. Sebenarnya, dari sisi harga, Kanzen tak bisa dibilang murah. Selisih harganya dari motor-motor Jepang tipis. Model bebek Pesona 100 cc, misalnya, harganya sekitar Rp 8,5 juta, Spectra Rp 8,9 juta dan Kelana 110 cc Rp 9,2 juta.
Harga tersebut nyaris sama dengan harga Honda Supra Fit dan Suzuki Smash, yang juga sebesar Rp 9 jutaan. "Kami sadar brand Kanzen masih dalam pertumbuhan. Kami lebih ke afordable price tapi comparable product," Beteng menegaskan. Belum lagi, Kanzen juga mendirikan lembaga pembiayaan sendiri guna mempermudah konsumen mendapatkan motor. Sejauh ini lembaga pembiayaan itu, Semesta Finance (PT Semesta Citra Dana), mampu mendukung pembiayaan Kanzen 80%. "Tahun depan sudah ada beberapa perusahaan pembiayaan yang mau mendukung," lanjut Beteng.
Memang dari cara mereka mengoperasikan bisnis, tampak sekali manajemen Kanzen paham betul apa yang seharusnya dilakukan. Khususnya melihat upaya-upaya mereka dalam membangun dealership, men-set up manufacturing serta menyinergikannya dengan lembaga pembiayaan. Pilihan-pilihan cerdik itu tentu hanya bisa dilakukan dengan tepat oleh mereka yang berlatar belakang industri otomotif sebelumnya. Dan memang, salah satu keunggulan Kanzen, dikelola oleh para mantan Astrawan.
Saat ini dari 12 manajer di SCM, 10 diantaranya pernah bekerja di Astra. Rini, tak asing lagi, mantan orang nomor satu, CEO, di Astra. Lalu, ada Dorrys Herlambang dan Himawan Surya yang sebelumnya juga merupakan direksi Astra. Belum lagi para manajer senior lainnya, kebanyakan jebolan Astra. "¦"Banyaknya mantan eksekutif Astra dan pemain otomotif lain yang bergabung di Kanzen bisa memperkuat jaringan Kanzen, karena para eksekutif yang bergabung itu sudah punya pengalaman dan membawa jaringan sendiri-sendiri," kata Darmadi Durianto, pakar pemasaran.
Dilihat dari banyak sisi, strategi pemasaran Kanzen jauh lebih baik daripada mocin. Paling mudah bisa dilihat dari pengembangan gerai penjualan dan layanan pascajual -- satu hal yang sering menjadi titik lemah para pemasar mocin. Kini SCM memiliki 130-an gerai, kebanyakan di Sumatera dan Kalimantan. Belum lama ini membuka gerai ke-131 di Batam Center. "Bukan sebuah kebetulan kami memilih Sumatera. Dari survei dan analisis pasar, Sumatera paling menjanjikan, terutama dilihat dari hasil bumi yang tumbuh besar," kata Beteng Santoso yang lama bekerja di Astra dan beberapa tahun di Hyundai Mobil Indonesia.
Selain itu, menurut Beteng, Sumatera dipilih karena masyarakatnya <I>smart</I>, bukan <I>snob people</I>. "Kalau kualitasnya sama, mereka ambil yang harganya menarik," ungkapnya. Di Pekanbaru, misalnya, Kanzen malah bisa terjual 1.000 unit/bulan sehingga menempatkannya menjadi tiga besar motor terlaris, diapit merek Jepang. Di Lampung, Kanzen bisa terjual 300 unit/bulan, sementara di Padang juga mendekati 300 unit/bulan. Rencananya, tahun 2005, selain tetap fokus di pasar Sumatera, SCM juga akan mengembangkan <I>dealer </I>di Kalimantan (Pontianak dan Banjarmasin), selanjutnya di Jawa dan Sulawesi.
"Pengalaman saya, orang kota susah menerima barang baru, mereka sudah snob karena sudah digarap merek Jepang puluhan tahun," ujar Beteng sehingga sepakat Kanzen konsentrasi menggarap pasar marginal di luar daerah. Mereka ini, menurutnya, belum terlalu terpengaruh merek Jepang.
Dari cara membangun gerai penjualan dan layanan pascajual, kelihatan bahwa Kanzen tak bisa disamakan dengan mocin. Gerai 130 tentu saja bukan jumlah kecil bagi pemain baru seperti Kanzen. Namun, bila dilihat dari polanya, sebenarnya yang dilakukan Kanzen mirip strategi penetrasi mocin; mereka juga masuk dari pasar-pasar pinggiran. Hanya saja, yang dilakukan Kanzen memang tampak lebih ekstensif, dan pelan tetapi pasti. Sebagai bagian dari strategi bertahan hidup di tahap awal, cara-cara pemasaran <I>flingking stragey</I> sebagaimana dijalankan Kanzen tentu bisa dimengerti.
Dilihat dari aspek keandalan produk, Kanzen sebenarnya cukup baik. Bahkan bisa dikatakan, elemen inilah yang merupakan <I>competitive advantage</I> tertinggi Kanzen. Manajemen SCM terlihat serius di sini. Mereka membangun industri sepeda motor, bukan sekadar <I>trader</I> sebagaimana dilakukan banyak pemain mocin. Hal ini juga kelihatan dari investasi mereka.
Menurut Taufik Hidayat, Direktur Pengembangan Produk SCM, untuk membangun pabrik investasinya sekitar Rp 165 miliar. Dibanding pabrik-pabrik motor non-Jepang lainnya di Indonesia, Kanzen terlihat paling maju. Misalnya, SCM telah menggunakan teknologi robotik pada beberapa proses produk tertentu, dan itu belum dilakukan satu pun pemain non-Jepang lain di Indonesia.
sori kepanjangan..... lanjutannya bisa dilihat pada url di bawah ini:
sumber:
http://www.swa.co.id/swamajalah/artikel ... &pageNum=3
Rabu, 19 Januari 2005
Oleh : Sudarmadi
Dalam pengembangan produksi, manajemen Kanzen banyak dibantu mitranya, Daelim dari Korea yang memang dikenal paling ahli dan memimpin pasar sepeda motor Negeri Ginseng. Pemilihan Daelim dinilai paling reasonable. Semula SCM ingin menggandeng pabrikan Jepang, tetapi mereka tak mau tulus melakukan transfer teknologi. "Kelihatan sekali pabrikan Jepang tak mau sungguh-sungguh mengajari, karena itu kami pilih Korea," ujar Taufik. Toh, walaupun bukan dari Jepang, soal standar kualitas tak perlu diragukan karena manajemen SCM amat ketat dalam menyeleksi pasokan komponen. Taufik mengutarakan, SCM pernah mengembalikan muffler (knalpot) 400 unit kepada vendor karena kualitasnya tidak memenuhi standar. "Kami didik keras vendor memenuhi standar setara dengan Jepang," paparnya.
Salah satu bukti kualitas itu agaknya bisa dilihat dari sertifikasi yang telah diraih. Belum lama ini Kanzen menerima Sertifikat Sistem Manajeman Mutu ISO 9001:2000 untuk Manufacturing of Motorcycle Crank Case dari TUV Certification Body yang berbasis di Jerman. Sertifikat ini tentu saja merupakan manifestasi dari kebijakan mutu SCM. Bukti lain, di lapangan, motor Kanzen juga cukup andal. Baru-baru ini Kanzen menjuarai kejuaraan nasional Grasstrack di Riau. Di sirkuit Air Molek, Riau, pembalap-pembalap yang tergabung dalam Kanzen Scudetto Racing Team Pekanbaru membuktikan bahwa mereka tak kalah dari pembalap motor Jepang.
Pilihan produk yang ditawarkan Kanzen juga cukup beragam, mulai dari model bebek, sport hingga skuter, dengan varian mesin 100 cc, 110 cc dan 125 cc. Model bebek, misalnya, ada tipe Pesona (100 cc), Spectra (100 cc) dan Kelana (110 cc). Lalu, model sport ada tipe RoadStar (125 cc), K-Cross (125 cc), RoadWin (125 cc) dan V-Star (125 cc). Sementara model skuter otomatis ada tipe Spazio dan Scudeto. Sebenarnya, dari sisi harga, Kanzen tak bisa dibilang murah. Selisih harganya dari motor-motor Jepang tipis. Model bebek Pesona 100 cc, misalnya, harganya sekitar Rp 8,5 juta, Spectra Rp 8,9 juta dan Kelana 110 cc Rp 9,2 juta.
Harga tersebut nyaris sama dengan harga Honda Supra Fit dan Suzuki Smash, yang juga sebesar Rp 9 jutaan. "Kami sadar brand Kanzen masih dalam pertumbuhan. Kami lebih ke afordable price tapi comparable product," Beteng menegaskan. Belum lagi, Kanzen juga mendirikan lembaga pembiayaan sendiri guna mempermudah konsumen mendapatkan motor. Sejauh ini lembaga pembiayaan itu, Semesta Finance (PT Semesta Citra Dana), mampu mendukung pembiayaan Kanzen 80%. "Tahun depan sudah ada beberapa perusahaan pembiayaan yang mau mendukung," lanjut Beteng.
Memang dari cara mereka mengoperasikan bisnis, tampak sekali manajemen Kanzen paham betul apa yang seharusnya dilakukan. Khususnya melihat upaya-upaya mereka dalam membangun dealership, men-set up manufacturing serta menyinergikannya dengan lembaga pembiayaan. Pilihan-pilihan cerdik itu tentu hanya bisa dilakukan dengan tepat oleh mereka yang berlatar belakang industri otomotif sebelumnya. Dan memang, salah satu keunggulan Kanzen, dikelola oleh para mantan Astrawan.
Saat ini dari 12 manajer di SCM, 10 diantaranya pernah bekerja di Astra. Rini, tak asing lagi, mantan orang nomor satu, CEO, di Astra. Lalu, ada Dorrys Herlambang dan Himawan Surya yang sebelumnya juga merupakan direksi Astra. Belum lagi para manajer senior lainnya, kebanyakan jebolan Astra. "¦"Banyaknya mantan eksekutif Astra dan pemain otomotif lain yang bergabung di Kanzen bisa memperkuat jaringan Kanzen, karena para eksekutif yang bergabung itu sudah punya pengalaman dan membawa jaringan sendiri-sendiri," kata Darmadi Durianto, pakar pemasaran.
Dilihat dari banyak sisi, strategi pemasaran Kanzen jauh lebih baik daripada mocin. Paling mudah bisa dilihat dari pengembangan gerai penjualan dan layanan pascajual -- satu hal yang sering menjadi titik lemah para pemasar mocin. Kini SCM memiliki 130-an gerai, kebanyakan di Sumatera dan Kalimantan. Belum lama ini membuka gerai ke-131 di Batam Center. "Bukan sebuah kebetulan kami memilih Sumatera. Dari survei dan analisis pasar, Sumatera paling menjanjikan, terutama dilihat dari hasil bumi yang tumbuh besar," kata Beteng Santoso yang lama bekerja di Astra dan beberapa tahun di Hyundai Mobil Indonesia.
Selain itu, menurut Beteng, Sumatera dipilih karena masyarakatnya <I>smart</I>, bukan <I>snob people</I>. "Kalau kualitasnya sama, mereka ambil yang harganya menarik," ungkapnya. Di Pekanbaru, misalnya, Kanzen malah bisa terjual 1.000 unit/bulan sehingga menempatkannya menjadi tiga besar motor terlaris, diapit merek Jepang. Di Lampung, Kanzen bisa terjual 300 unit/bulan, sementara di Padang juga mendekati 300 unit/bulan. Rencananya, tahun 2005, selain tetap fokus di pasar Sumatera, SCM juga akan mengembangkan <I>dealer </I>di Kalimantan (Pontianak dan Banjarmasin), selanjutnya di Jawa dan Sulawesi.
"Pengalaman saya, orang kota susah menerima barang baru, mereka sudah snob karena sudah digarap merek Jepang puluhan tahun," ujar Beteng sehingga sepakat Kanzen konsentrasi menggarap pasar marginal di luar daerah. Mereka ini, menurutnya, belum terlalu terpengaruh merek Jepang.
Dari cara membangun gerai penjualan dan layanan pascajual, kelihatan bahwa Kanzen tak bisa disamakan dengan mocin. Gerai 130 tentu saja bukan jumlah kecil bagi pemain baru seperti Kanzen. Namun, bila dilihat dari polanya, sebenarnya yang dilakukan Kanzen mirip strategi penetrasi mocin; mereka juga masuk dari pasar-pasar pinggiran. Hanya saja, yang dilakukan Kanzen memang tampak lebih ekstensif, dan pelan tetapi pasti. Sebagai bagian dari strategi bertahan hidup di tahap awal, cara-cara pemasaran <I>flingking stragey</I> sebagaimana dijalankan Kanzen tentu bisa dimengerti.
Dilihat dari aspek keandalan produk, Kanzen sebenarnya cukup baik. Bahkan bisa dikatakan, elemen inilah yang merupakan <I>competitive advantage</I> tertinggi Kanzen. Manajemen SCM terlihat serius di sini. Mereka membangun industri sepeda motor, bukan sekadar <I>trader</I> sebagaimana dilakukan banyak pemain mocin. Hal ini juga kelihatan dari investasi mereka.
Menurut Taufik Hidayat, Direktur Pengembangan Produk SCM, untuk membangun pabrik investasinya sekitar Rp 165 miliar. Dibanding pabrik-pabrik motor non-Jepang lainnya di Indonesia, Kanzen terlihat paling maju. Misalnya, SCM telah menggunakan teknologi robotik pada beberapa proses produk tertentu, dan itu belum dilakukan satu pun pemain non-Jepang lain di Indonesia.
sori kepanjangan..... lanjutannya bisa dilihat pada url di bawah ini:
sumber:
http://www.swa.co.id/swamajalah/artikel ... &pageNum=3
A.D.J.O.K.A.S.E.P
The Mocin Rider
http://sisteminformasiakademik.wordpress.com
http://sistem-informasi-akademik.blogspot.com
http://www.academic-portal.net

The Mocin Rider
http://sisteminformasiakademik.wordpress.com
http://sistem-informasi-akademik.blogspot.com
http://www.academic-portal.net

-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 246
- Joined: Wed Feb 21, 2007 7:40
bro, klo gak salah gw pernah baca, hak paten itu ga berlaku untuk bentuk yang sudah umum seperti ember ga bisa dipatenkan, jadi perusahaan apa aja yang buat tuh ember biar bentuknya mirip gak dikenakan sanksi tapi hal ini gak berlaku untuk produk seni, motor kan bukan produk seni jadi sah aja dicontek bentuknya, trus mengenai nama yang mirip itu memang gak bisa kena sanksi, yang kena sanksi kalo sama persis contohnya namanya sama2 SUPRA X, tapi klo SUPRA X ma SUPER X ga apa kan beda meski kedengerannya mirip malahan untuk nama yang sifatnya umum untuk benda maka gak apa2 klo dipake ma 2 perusahaan yg beda contohnya AQUA, nama AQUA itu ga bisa dipatenkan sbg merk karena merupakan istilah umum untuk air. lagian orang beli yang mirip itu kan karena ga sanggup beli yang asli dari pada ngiler trus mnding beli yang mirip khan........
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 645
- Joined: Sat Jul 22, 2006 16:05
- Location: Jakarta