Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
osbertc0ol wrote: Fri Aug 03, 2018 10:11
Haahhaha emg asal ngomong aja..
Saya abis nonton salah satu video yang menjelaskan kenapa indonesia defisit neraca perdaganannya.
Katanya sih ini gara2 IDR sempet sangat kuat pada tahun 2010 - 2011 yang usd - idr dibawah 10k dan pemerintah menjaga rate segitu.
Disaat2 itu lah indonesia gila impor, semua impor karena Rupiah sangat kuat dan ga bisa export.. Disaat itulah pemerintahan di puji2 oleh masyarakat konsumtif karena USD murah yang padahal membawa dampak yang sangat besar yang harus ditanggung dan memutar otak mati2an di era pemerintahan saat ini.
Katanya sih sweet spot exchange rate sekitar 13.200 - 13.700.
Jd inget masa itu usd 9k sgd 7k, hyundai kia mulai naik daun karena bagus tp murah ,harga produk elektronik lebih murah
Skrg di usd 14.5k hyundai terseok2 kia mendekati tewas
White owl : CX5 2.5 touring'13
Two black three diamond: ANPS dakar'17 and Mirage exceed'12
lkybstrd wrote: Sat Aug 04, 2018 13:59
tapi kan bukan itu yang terjadi. rupiah tidak diset terhadap dolar dan apa sih yang sudah pemerintah lakukan untuk meningkatkan ekspor?
memang tidak secara gamblang disebutkan di set harus sekian, tp tentu saja ada batas psikologis tertentu yg kl batas itu dilewati maka pemerintah mengambil kebijakan2 moneter yg diperlukan buat menjaga agar IDR tetap di rentang batas psikologis itu. Biasanya langkah ini menguras cadangan devisa.
Meningkatkan ekspor? google aja bro banyak di berita2. contohnya perbaikan infrastruktur, mempermudah perijinan.
dc138 wrote: Sat Aug 04, 2018 15:07
@Turboman
Russia bisa maju pertanian dan peternakan nya dibantu dukungan kuat dari negara dan pemimpin.
Di Indo coba aja ada yang mau memajukan, pasti uda disikat kiri kanan sama mafia dan pejabat yang memiliki kepentingan dibidang yang mau didevelop.
Yang mau memajukan pasti banyak, apalagi issue food security itu pasti makin kenceng disemua negara yang punya cita2 swasembada. Tapi baru mau mulai ya siap2 aja kena hajar ama perijinan dan orang kuat yang ngerasa lahannya keganggu.
Contoh aja, statement Bu Susi soal laut Indo dikuasai 12 perusahaan itu benar adanya, 11 perusahaan pemilik ijin itu yang megang Jusuf Manggabarani qq JK qq grup BBM ( Bugis, Buton, Makassar ). Makanya getol banget mau copot Bu Susi.
Dukungan kuat dari pemerintah? Gak juga, yg Putin lakukan cuman mengokupansi Crimea sehingga Rusia di sanksi EU. Jadi sebagian produk2 EU seperti keju dan daging dilarang masuk Rusia. maka mau tidak mau masyarakat lokal harus produksi sendiri. Ini awalnya pertanian Rusia maju.
Dukungan dari Pemerintah pasti ada
Kalo liat2 di gugel en yutub, konon bentuknya = petani / Persh / investor asing harus joint ama pengusaha lokal utk bisa mendapatkan subsidi, yg berhak dapat subsidi hanya WN asli Russia
Alhasil utk pertanian milik perorangan, si Bule laki dr Barat menikah / joinan ama Cewe Bule lokal.....yah kayak di Bali lah.......wakakkakaka
Lalu konon harga sewa lahan di sana juga sangat murah & tanahnya subur, jadilah banyak petani / persh / investor dari Barat yg masuk, bahkan sampai petani Bule dari AfSel juga masuk - Boor ppl (krn konflik lahan di AfSel meningkat)
Emang Hebat lah Rossiya......hajatan World Cup yg sebelumnya pesimis aja bisa sgt sukses.......sampe Lothar Mattheus bilang = Ini World Cup terbaik !
lkybstrd wrote: Sat Aug 04, 2018 13:59
tapi kan bukan itu yang terjadi. rupiah tidak diset terhadap dolar dan apa sih yang sudah pemerintah lakukan untuk meningkatkan ekspor?
memang tidak secara gamblang disebutkan di set harus sekian, tp tentu saja ada batas psikologis tertentu yg kl batas itu dilewati maka pemerintah mengambil kebijakan2 moneter yg diperlukan buat menjaga agar IDR tetap di rentang batas psikologis itu. Biasanya langkah ini menguras cadangan devisa.
Meningkatkan ekspor? google aja bro banyak di berita2. contohnya perbaikan infrastruktur, mempermudah perijinan.
dc138 wrote: Sat Aug 04, 2018 15:07
@Turboman
Russia bisa maju pertanian dan peternakan nya dibantu dukungan kuat dari negara dan pemimpin.
Di Indo coba aja ada yang mau memajukan, pasti uda disikat kiri kanan sama mafia dan pejabat yang memiliki kepentingan dibidang yang mau didevelop.
Yang mau memajukan pasti banyak, apalagi issue food security itu pasti makin kenceng disemua negara yang punya cita2 swasembada. Tapi baru mau mulai ya siap2 aja kena hajar ama perijinan dan orang kuat yang ngerasa lahannya keganggu.
Contoh aja, statement Bu Susi soal laut Indo dikuasai 12 perusahaan itu benar adanya, 11 perusahaan pemilik ijin itu yang megang Jusuf Manggabarani qq JK qq grup BBM ( Bugis, Buton, Makassar ). Makanya getol banget mau copot Bu Susi.
Dukungan kuat dari pemerintah? Gak juga, yg Putin lakukan cuman mengokupansi Crimea sehingga Rusia di sanksi EU. Jadi sebagian produk2 EU seperti keju dan daging dilarang masuk Rusia. maka mau tidak mau masyarakat lokal harus produksi sendiri. Ini awalnya pertanian Rusia maju.
Dukungan dari Pemerintah pasti ada
Kalo liat2 di gugel en yutub, konon bentuknya = petani / Persh / investor asing harus joint ama pengusaha lokal utk bisa mendapatkan subsidi, yg berhak dapat subsidi hanya WN asli Russia
Alhasil utk pertanian milik perorangan, si Bule laki dr Barat menikah / joinan ama Cewe Bule lokal.....yah kayak di Bali lah.......wakakkakaka
Lalu konon harga sewa lahan di sana juga sangat murah & tanahnya subur, jadilah banyak petani / persh / investor dari Barat yg masuk, bahkan sampai petani Bule dari AfSel juga masuk - Boor ppl (krn konflik lahan di AfSel meningkat)
Emang Hebat lah Rossiya......hajatan World Cup yg sebelumnya pesimis aja bisa sgt sukses.......sampe Lothar Mattheus bilang = Ini World Cup terbaik !
Owh ternyata ada juga. saya belum tau kl ternyata ada. terima kasih masukannya om Turbo.
Tida perlu panjang lebar, yg jadi masalah di indo ini org nya byk an yg malas drpd giat.
Gmn pabrik mo suvive coba klo pabrik sejenis dari rrc dari vietnam bisa bikin barang yg sama dgn cost lebi murah?
Lama2 importir modal kayawan 3 4 ma logistik mkl truk nyewa lebih untung daripada harus pusing2 ngurus i org ratusan ato ribu an
Coba hitung pabrik baru buka dbding yg tutup?
Indo ini sisa eceran ritel, soon cmn bisa warungan
walid_007 wrote:Tida perlu panjang lebar, yg jadi masalah di indo ini org nya byk an yg malas drpd giat.
Gmn pabrik mo suvive coba klo pabrik sejenis dari rrc dari vietnam bisa bikin barang yg sama dgn cost lebi murah?
Lama2 importir modal kayawan 3 4 ma logistik mkl truk nyewa lebih untung daripada harus pusing2 ngurus i org ratusan ato ribu an
Coba hitung pabrik baru buka dbding yg tutup?
Indo ini sisa eceran ritel, soon cmn bisa warungan
Ini setuju banget.
Contoh nyata, kontraktor China di pabrik Petrokimia lebih suka Repot2 bawa kuli dari China. Ini bukan tanpa alasan. Ternyata kerja 1 orang kuli China sama dengan kerja 3 orang kuli lokal, minus kelakuan kuli lokal super parah, sering demo, dll.
Ya susah sih, di Indonesia ini sudah mengakar kebiasaan malas nya..
Ngga salah emang klo ada yg bilang bangsa ini bangsa bermental inlander... Disekolah diajarin bagaimana caranya jadi buruh, bahkan di perguruan tinggi pun juga begitu, bagaimana menjadi buruh.. Pelajaran kewirausahaan cuman dijadiin pelajaran sampingan.
Klo ada apa-apa nasehatnya ya cuma sabar dan pasrah, bukan hal buruk memang, tapi sebelum melakukan dua hal itukan harus didahului dengan usaha(ikhtiar).. Apalagi yang yang motto nya "trimo ing pandom" padahal belum melakukan usaha apa2.. Hopeless
Cahmeneng wrote: Sun Aug 05, 2018 8:58
Ngga salah emang klo ada yg bilang bangsa ini bangsa bermental inlander... Disekolah diajarin bagaimana caranya jadi buruh, bahkan di perguruan tinggi pun juga begitu, bagaimana menjadi buruh.. Pelajaran kewirausahaan cuman dijadiin pelajaran sampingan.
Klo ada apa-apa nasehatnya ya cuma sabar dan pasrah, bukan hal buruk memang, tapi sebelum melakukan dua hal itukan harus didahului dengan usaha(ikhtiar).. Apalagi yang yang motto nya "trimo ing pandom" padahal belum melakukan usaha apa2.. Hopeless
waduh ada apa ini kok signature saya disebut sebut
kalau secara falsafah sebetulnya kalimat itu sangat mendalam dan kompleks lho, jadi nggak cuma trima trima aja dengan hidupnya. tapi memang di lapangan banyak sih yang menerapkan kalimat itu secara harafiah
walid_007 wrote: Sun Aug 05, 2018 7:07
Tida perlu panjang lebar, yg jadi masalah di indo ini org nya byk an yg malas drpd giat.
Gmn pabrik mo suvive coba klo pabrik sejenis dari rrc dari vietnam bisa bikin barang yg sama dgn cost lebi murah?
Lama2 importir modal kayawan 3 4 ma logistik mkl truk nyewa lebih untung daripada harus pusing2 ngurus i org ratusan ato ribu an
Coba hitung pabrik baru buka dbding yg tutup?
Indo ini sisa eceran ritel, soon cmn bisa warungan
ini benar sekali, bahkan di bidang dasar seperti pertanian pun susah bersaing
Cahmeneng wrote: Sun Aug 05, 2018 8:58
Ngga salah emang klo ada yg bilang bangsa ini bangsa bermental inlander... Disekolah diajarin bagaimana caranya jadi buruh, bahkan di perguruan tinggi pun juga begitu, bagaimana menjadi buruh.. Pelajaran kewirausahaan cuman dijadiin pelajaran sampingan.
Klo ada apa-apa nasehatnya ya cuma sabar dan pasrah, bukan hal buruk memang, tapi sebelum melakukan dua hal itukan harus didahului dengan usaha(ikhtiar).. Apalagi yang yang motto nya "trimo ing pandom" padahal belum melakukan usaha apa2.. Hopeless
waduh ada apa ini kok signature saya disebut sebut
kalau secara falsafah sebetulnya kalimat itu sangat mendalam dan kompleks lho, jadi nggak cuma trima trima aja dengan hidupnya. tapi memang di lapangan banyak sih yang menerapkan kalimat itu secara harafiah
walid_007 wrote: Sun Aug 05, 2018 7:07
Tida perlu panjang lebar, yg jadi masalah di indo ini org nya byk an yg malas drpd giat.
Gmn pabrik mo suvive coba klo pabrik sejenis dari rrc dari vietnam bisa bikin barang yg sama dgn cost lebi murah?
Lama2 importir modal kayawan 3 4 ma logistik mkl truk nyewa lebih untung daripada harus pusing2 ngurus i org ratusan ato ribu an
Coba hitung pabrik baru buka dbding yg tutup?
Indo ini sisa eceran ritel, soon cmn bisa warungan
ini benar sekali, bahkan di bidang dasar seperti pertanian pun susah bersaing
Piss om saya juga cukup tau kok makna dari kalimat tersebut, dan memang dalam.. Tapi masalahnya orang kebanyakan langsung nelen mentah2 tanpa dipahami maknanya terlebih dahulu, jadinya ya seperti dijadikan pembenaran untuk tidak melakukan usaha yang lebih.. Maap ya kalo salah.
Yang paling kocak ya impor garam, masak negara maritim terbesar garam aja harus import.
Cahmeneng wrote: Sun Aug 05, 2018 10:03
Yang paling kocak ya impor garam, masak negara maritim terbesar garam aja harus import.
karena garam di indonesia itu sea salt, alias hasil evaporasi dari air laut. secara proses ekstraksi jauh lebih efisien dan ekonomis untuk menambang garam dibanding pengeringan air laut, itupun kita belum memfaktorkan cuaca di indonesia yang panasnya tak menentu
jadi walaupun negara maritim menurut saya susah juga memaksakan diri untuk swasembada garam terutama untuk garam industri, mentok untuk garam konsumsi saja, tapi entahlah hitung hitungannya gimana apakah bisa bersaing dengan garam konsumsi impor yang lebih efisien
Problemnya bukan masalah males kalo menurut oe, lebih k lebih banyak orang g jujur jadi usaha g berkembang n kl pun bisa survive g efisien krn harus deal dg banyak resiko yg muncul krn kecurangan. Orang2 d desa itu kerja bisa lebih dari 8 jam sehari lho, pagi2 bangun k sawah, terus jualan di pasar, emang siang udah pada ngaso, tp mulai kerjanya lbh awal drpda orng kota.
Seperti yg saya ceritain bolak balik, contoh kaya tani tebu, setiap mau panen malah kran impor selalu dibuka, ganti2 presiden, kenyataanya sama saja, mafia2 yg berkuasa, kadang ganti wajah mafianya, klmpok baru mincul, tp kelakuan mirip2. Regulator yg harusnya proteksi petani2 kecil malah kong kalikong sama mafia nyekek petani. Ntar habis panen, barang udah d mereka, d timbun biar ibu2 teriak2 harga naik, buat alasan mereka minta ningkatin jatah impor. Belum lg kecurangan impor gula mereka raw sugar yg blm layak konsumsi d jual k pasar buat nambah cuan. Regulator juga tutup mata.
Tapi regulator gila pasti datang dr masyarakat yg gila, niat kerja sama joinan niat ekspansi bisnis sama orang, hasilnya ditipu mulu, boro2 untung, modal aja g balik. Akhirnya y cuma stagnan ngerjain apa yg bisa dipelototin sendiri tiap hari.
Kayanya masalah gini g cuma masalah d tebu n masalah ketipu terus sama rekan bisnis g jujur bukan cm masalah keluarga oe, tp orang2 yg wiraswasta senior maupun pemula jg punya keluhan mirip2.