Kebetulan sering PP Jakarta-Semarang nyetir sendirian, sangat terbantu dengan adanya Tol Trans Jawa ini. Dulu sebelum ada tol ini, lewat pantura adalah hal yang paling menjengkelkan, selain karena banyaknya aktivitas di sekitarnya, berbagai macam angkutan mulai dari becak roda 3 sampai trailer roda 22 bergabung menjadi satu, hingga banyaknya lubang menganga di musim hujan yang siap menelan roda apabila tidak berhasil menghindari. Sudah dua kali velg mazda 2 non sky peyang gegara lobang ini. Jarak tempuh sebelum full tol 7-11jam tergantung kondisi (never ending perbaikan jalan, macet pasar tumpah, kecelakaan dsb)
Setelah adanya tol ini, perjalanan JKT-SMG ditempuh lebih cepat dan nyaman (walau di beberapa spot Cipali sudah tercipta ranjau baru

). Pada libur tahun baru kemarin, berangkat dari Semarang tgl 1 pukul 01.50 sampai di Jakarta pukul 06.30 = 4,5 jam (tanpa berhenti sama sekali, cruising speed 90-120), kondisi Tol Cikampek sangat lancar karena orang masih sibuk tahun baruan. Sebenarnya kuncinya di Tol Cikampek, karena setelah KM 66 perjalanan sangat lancar bahkan cenderung sepi sekali pada titik tertentu. Jadi ga heran kalau ada yang menempuh JKT-SMG bisa 4-5 jam.
Terakhir minggu kemarin dari Jakarta pukul 03.00 (memantau Gmaps dan waze, menunggu Tol Cikampek hijau

) sampai di Semarang pukul 08.50. Macet tersendat di Tol Cikampek dari Cikunir sampai Bekasi Timur. Dan entah kenapa kalau sendiri atau berdua lebih suka menggunakan Ertiga K14B AT dibanding GNKI bensin AT, karena konsumsi BBM jauh lebih irit K14B (eco driving 90-110 = 2000-2800rpm), cukup 200.000 pertalite bisa sampai Semarang tanpa isi lagi (1:19km

) dibanding Innova yang bisa 400an ribu sekali jalan.
Cuma memang kalau pergi sendiri masih lebih murah naik Singa Terbang (450an) daripada nyetir sendiri (330an sekian+200-250).