@mintblue
iya bener. kayaknya HD emang sangat berhasil membangun image brandnya.
Dan terlepas dari kekurangan konfigurasi mesin tradisional yg memakai single crank pin dan narrow angle (sudut sempit) dibandingkan dengan mesin2 modern yg pakai dual crank pin, konsumen cruiser ternyata lebih memilih suara klasik yg menyerupai suara kuda berlari (horse galloping). Disadari atau tidak, kendaraan alami, hewan bernama kuda yang Tuhan ciptakan untuk manusia kendarai ini memang enak didengar saat berlari. suara ini yg dicoba ditiru oleh mesin2 tradisional. istilahnya suara "potato-potato-potato" yg diucapkan cepat. sejarah amerika yg erat dengan penggunaan kuda yg membuat parbik2 motor disana mendesain motor cruiser yg bentuknya, posisi duduk pengendara, dan suaranya, seperti naik kuda. ada perasaan yg unik kalau naik kendaraan dengan getaran suara khas seperti itu.
saat merek2 lain disana bangkrut dan HD bertahan, tidak heran kalau suara khasnya jadi simbol sejarah amerika. mereka bilang "rasa legenda". jadi pantas saja kalau pabrik2 jepang berhasil membuat suara yg relatif sama seperti yamaha road star, cenderung dibilang imitasi harley. "atau mirip harley" atau "ingin seperti harley". Istilah ini tidak ditemukan di kelas motor sport seperti R1 pura2 CBR, Cagiva imitasi Ducati.. Apalagi sejak gagalnya HD men-Trade Mark suaranya, HD makin gencar dlm marketingnya bahwa suara HD tidak bisa ditiru. sepertinya pihak pabrik dan perkumpulan2 brotherhood HD disana tidak rela jika ditiru pabrikan bukan amerika. meski HD sendiri bukan pabrikan satu2nya disana yg pernah membuat cruiser klasik.
banyak artikel2 di internet, bahkan dikoran2 nasional kita bilang suara HD adalah hak paten. sepertinya ini marketing. HD punya brotherhood yg sangat mencintai merek lebih memudahkan marketing seperti itu. Di seluruh dunia dikenal istilah2 "HD-wannabe" termasuk di Indonesia dikenal istilah PPHD (pura pura harley davidson).
hasilnya, bagaimanapun merek jepang berhasil membuat "suara tradisional" tetap saja dibanding2kan dengan harley.
"Sounds just like a Harley, Not all Star models do?"
"sounds like a Harley but it's not a Harley!"
Sejak Honda bikin Honda Fury terbaru juga menggunakan konstruksi V-Twin single-pin crankshaft, tiba tiba beredar banyak artikel dengan judul "Harley Sells Sound to Honda!". bagaimana bisa suaranya dijual kalau HD gagal men-trademark-kan suaranya. lagi lagi sepertinya ini marketing.
Yamaha Road Star (48 derajat single crank pin) dengan HD (45 derajat single crank pin) meski dari konfigurasinya suara "potato-potato" yg dihasilkan sudah sama, menurut rider di salah satu forum yg punya road star, ada perbedaan Road Star pakai balancer besar untuk mengurangi getaran berlebih. kalau benar artinya disamping "potato-potato", getaran suaranya tidak persis sama bukan karena Yamaha tidak bisa meniru, tapi yamaha sendiri yg tidak mau untuk menghindari getaran berlebih. Yamaha hanya mau suara khas "potato potato"nya saja.
HD berhasil membangun image, " kami punya mistik rasa legenda yg tidak dimiliki merek lain". atau, "ada dua jenis motor didunia, salah satunya HD, dan satunya lagi merek merek lain". dan "simbol status".
CMIIW, bener atau gak, karena saya gak punya dua2nya. cuman punya mesin2 alat berat komatsu disamping rumah. sering utak atik jeroan diesel ama hidrauliknya. cuman sering googling parts mesin lama2 nemu topik2 dan jadi tetarik ngebahas kontroversi mesin sepeda motor jenis cruiser. mungkin besok2 tertarik mau beli tapi dibanding ama bendanya, gak mau bayar harga baru

. mau nyari yg bekas aja.
