Selain pajak di naikan terus tanpa kemajuan mutu public service, dari jaman order lama, order baru, bahkan sampai sekarang, wakil rakyat kita hobby banget ama proyek yang aneh aneh.
Sudah tau proyek air mancur berapa duit. Nah, belakangan saya baca katanya ongkos renovasi pagar gedung MPR / DPR menelan milliaran rupiah ! Lupa 2.5 atau 25 milliar ! Either figure sama sekali nunjukan mereka itu asshole semua !
Pembayar pajak apa tidak kesal ? Lu orang ngapain sih keluar uang segitu untuk proyek proyek yang sama sekali tidak penting. Kalau saya jelas kenapa mereka hobby gituan. Apalagi kalau bukan kongkalikong ama contractor. Biaya proyek di mark up. Terus contractor janji dari uang negara akan di bagi berapa percent ke pejabat yang setuju dan OK proyek itu jalan.
Now U know why banyak wakil rakyat / pejabat cepat sekali ganti mobil ke Landcruiser, dan mobil mewah lain. Uangnya dari mana kalau bukan dari proyek aneh aneh itu !
So yang harap ada macam incentive untuk hybrid, DREAM ON ! Its NOT going to happen ! Not in my generation ! Rakyat kelaparan saja tidak peduli. Cuman peduli dapat komisi besar dari proyek.
Its just maddening ! SBY saja juga ternyata tidak mampu hentikan praktek gituan. God help us all !
nissan leather interior
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2980
- Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
- Location: Kingdom of Heaven
wah kalo renovasi gedung mpr/drp ngak mungkin 2.5 pasti 25.lahannn basah rek,mereka kan pikir cuman jabat 5 tahun aja iya kalo ntar kepilih lagi,kalo ngak,ini lah saat nya uheuheuheuhe.lagian kampanye sampe jadi calon itu kan pakai duit emang semua itu bayar nya pake daun pisang.
SBY Terlalu Sering ke LN
Dua Anggota DPR Anggap Tak Punya Sense of Crisis
JAKARTA - Kepergian kembali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke luar negeri mulai membuat panas dewan. Beberapa orang wakil rakyat menilai bahwa SBY tidak punya sense of crisis. Dia juga dianggap kurang memiliki empati terhadap peristiwa kelaparan di Kabupaten Yohukimo, Papua, yang mengakibatkan 55 orang meninggal.
"Presiden jangan hanya bisa melarang menteri dan pejabatnya ke luar negeri, sementara dirinya sendiri tidak bisa jadi contoh," ujar anggota FPDIP DPR Aria Bima di Jakarta kemarin.
Seperti diketahui, kemarin sore, SBY bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menghadiri KTT ASEAN. Dari sana, presiden melanjutkan muhibah ke Thailand hingga Sabtu depan. Dalam 12 bulan terakhir, presiden telah mengadakan kunjungan ke lebih dari 16 negara di dunia. Malaysia dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang sudah dua kali didatangi SBY.
Negara lain yang pernah dikunjungi presiden adalah Australia, Selandia Baru, China, Cile, Vietnam, Filipina, Singapura, Kanada, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Pakistan, India, dan Korea Selatan.
Menurut Aria, kepergian SBY ke luar negeri itu ironis dan kontradiktif dengan sikap politiknya yang melarang para menteri, gubernur, dan bupati/wali kota nglencer. Pada rapat kabinet Jumat kemarin, larangan para pejabat bepergian ke luar negeri itu ditegaskan kembali oleh SBY. Tetapi, hanya berselang dua hari, dia sendiri justru berangkat ke luar negeri.
Usai rapat kabinet, melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, SBY minta agar para menteri lebih banyak berkomunikasi dengan pejabat daerah untuk menyelesaikan berbagai masalah, termasuk kasus rawan pangan dan berbagai musibah penyakit.
"Presiden minta para menteri dan pejabat daerah jangan bepergian ke luar negeri. Arahan itu akan diatur dalam suatu pedoman agar ditaati bersama," tegas Sudi saat itu.
Namun, SBY justru melakukan muhibah ke luar negeri. Padahal, berbagai masalah di dalam negeri memerlukan empati dan perhatian serius pemerintah, khususnya rawan pangan di Yohukimo, Papua.
"Secara formal, presiden memang harus menghadiri KTT ASEAN di Malaysia. Tapi secara moral, presiden harus bertanggung jawab dengan kematian 55 jiwa di Papua akibat kelaparan," tegas Aria.
Presiden juga harus menegur keras Menko Kesra Aburizal Bakrie yang dinilai tidak punya empati dengan menyebut kasus Yohukimo adalah wajar dan tidak parah. "Mungkin saja ucapan Ical (Aburizal) rasional dan faktual, tapi dia jelas tidak punya empati dengan para korban," tandasnya.
Anggota Komisi I DPR Effendy Choirie minta agar sepulang dari Thailand, presiden menjelaskan hasil-hasil yang diperoleh selama setahun muhibah ke berbagai negara. "Dalam pidato akhir tahun, jelaskan secara terbuka, apa yang dihasilkan selama muhibah ke luar negeri," jelasnya.
Rakyat perlu tahu karena biaya ke luar negeri ditanggung rakyat lewat APBN. "Biar tidak muncul curiga dari rakyat bahwa muhibah itu hanya sekadar pelesir," tandasnya. Kunjungan ke luar negeri harus membawa dua hasil, yaitu promosi dan mengubah citra Indonesia serta menarik investor untuk berusaha di dalam negeri.
"Apakah dua parameter itu sudah berhasil? Saya melihatnya tidak jelas dan masih abstrak," ungkap Effendy. (adb)
SBY Terlalu Sering ke LN
Dua Anggota DPR Anggap Tak Punya Sense of Crisis
JAKARTA - Kepergian kembali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke luar negeri mulai membuat panas dewan. Beberapa orang wakil rakyat menilai bahwa SBY tidak punya sense of crisis. Dia juga dianggap kurang memiliki empati terhadap peristiwa kelaparan di Kabupaten Yohukimo, Papua, yang mengakibatkan 55 orang meninggal.
"Presiden jangan hanya bisa melarang menteri dan pejabatnya ke luar negeri, sementara dirinya sendiri tidak bisa jadi contoh," ujar anggota FPDIP DPR Aria Bima di Jakarta kemarin.
Seperti diketahui, kemarin sore, SBY bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menghadiri KTT ASEAN. Dari sana, presiden melanjutkan muhibah ke Thailand hingga Sabtu depan. Dalam 12 bulan terakhir, presiden telah mengadakan kunjungan ke lebih dari 16 negara di dunia. Malaysia dan Amerika Serikat merupakan dua negara yang sudah dua kali didatangi SBY.
Negara lain yang pernah dikunjungi presiden adalah Australia, Selandia Baru, China, Cile, Vietnam, Filipina, Singapura, Kanada, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Pakistan, India, dan Korea Selatan.
Menurut Aria, kepergian SBY ke luar negeri itu ironis dan kontradiktif dengan sikap politiknya yang melarang para menteri, gubernur, dan bupati/wali kota nglencer. Pada rapat kabinet Jumat kemarin, larangan para pejabat bepergian ke luar negeri itu ditegaskan kembali oleh SBY. Tetapi, hanya berselang dua hari, dia sendiri justru berangkat ke luar negeri.
Usai rapat kabinet, melalui Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, SBY minta agar para menteri lebih banyak berkomunikasi dengan pejabat daerah untuk menyelesaikan berbagai masalah, termasuk kasus rawan pangan dan berbagai musibah penyakit.
"Presiden minta para menteri dan pejabat daerah jangan bepergian ke luar negeri. Arahan itu akan diatur dalam suatu pedoman agar ditaati bersama," tegas Sudi saat itu.
Namun, SBY justru melakukan muhibah ke luar negeri. Padahal, berbagai masalah di dalam negeri memerlukan empati dan perhatian serius pemerintah, khususnya rawan pangan di Yohukimo, Papua.
"Secara formal, presiden memang harus menghadiri KTT ASEAN di Malaysia. Tapi secara moral, presiden harus bertanggung jawab dengan kematian 55 jiwa di Papua akibat kelaparan," tegas Aria.
Presiden juga harus menegur keras Menko Kesra Aburizal Bakrie yang dinilai tidak punya empati dengan menyebut kasus Yohukimo adalah wajar dan tidak parah. "Mungkin saja ucapan Ical (Aburizal) rasional dan faktual, tapi dia jelas tidak punya empati dengan para korban," tandasnya.
Anggota Komisi I DPR Effendy Choirie minta agar sepulang dari Thailand, presiden menjelaskan hasil-hasil yang diperoleh selama setahun muhibah ke berbagai negara. "Dalam pidato akhir tahun, jelaskan secara terbuka, apa yang dihasilkan selama muhibah ke luar negeri," jelasnya.
Rakyat perlu tahu karena biaya ke luar negeri ditanggung rakyat lewat APBN. "Biar tidak muncul curiga dari rakyat bahwa muhibah itu hanya sekadar pelesir," tandasnya. Kunjungan ke luar negeri harus membawa dua hasil, yaitu promosi dan mengubah citra Indonesia serta menarik investor untuk berusaha di dalam negeri.
"Apakah dua parameter itu sudah berhasil? Saya melihatnya tidak jelas dan masih abstrak," ungkap Effendy. (adb)
-
- Full Member of Mechanic Engineer
- Posts: 4612
- Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
- Location: jauh di mata, dekat di hati