Nah, kok Alphard 3.0 resale valuenya lebih hancur banding yang 2.4 ?
Wah, Anda benar2 tidak ada bakat jadi detective, Dark Lord

'Motif'nya ada dua, dan bukti2 yg mendukungnya sangat jelas :
1. Kenaikan harga BBM (Pertamax), dan sudah pasti varian 3.0L lebih boros daripada 2.4L.
2. Rumor rencana kenaikan PpnBM untuk mobil 3000cc dan ke atas, menyebabkan para IU jauh lebih banyak menyediakan stok varian 2.4L, karena peminat varian 3.0L jauh berkurang.
Kombinasi dua faktor di atas menyebabkan resale value Alphard 3.0L terjun bebas dibanding varian 2.4L. Jika harga bekasnya bahkan sampai sama sekalipun, belum tentu calon pembeli akan memilih varian 3.0L.
Sama saja dengan Camry 2.4L vs Camry 3.0L.
Yaitu saya sudah bilang, mobil harga barunya makin mahal, orang yang rela beli bekasnya juga makin dikit jumlahnya. Dan the demand supply curve will CHANGE as a result
So again the Law of Demand and supply tetap benar. Tapi SithLord's addendum to this Law is " The increased price, the higher the car's price will DISTORT this demand supply curve quite a lot ! "
!
Teori yang sama sekali salah, tidak ada benarnya.
Bukti : Mercedes mahal harganya, tapi pasar bekasnya tetap ramai. Karena banyak orang yang mengincar bekasnya.
Innova harganya lebih mahal daripada Suzuki APV misalnya, tapi tetap saja demand akan Innova baru dan bekas lebih banyak daripada demand akan Suzuki APV.
Toyota Vios lebih mahal daripada Hyundai Accent, tapi jauh lebih banyak orang yg membeli bekasnya.
Lebih mahal tidak membuat peminatnya menjadi lebih sedikit, asalkan model tersebut memiliki nilai2 kualitas yang dicari orang.
if not, how do U explain the popular Alphard, versi 3.0nya bisa turun dari 665 juta ke 375 juta dalam cuma 2 tahun ? Where is the case where all Indonesians say all toyotas will depreciate well like kijangs ?
Firstly, harga baru yg Rp 665 juta itu harga baru tahun 2005, bukan harga baru mobil bekas tersebut ketika masih baru tahun 2003 dulu. Heran, koq Anda tidak mengerti2 logika sederhana seperti ini ya? Padahal Anda sendiri yg bilang kalau tidak mau depresiasi Fortuner dihitung dari harga lama, tapi harus dr harga baru. Anda ini mendua, kalau membuat argumen yg mendukung pendapat Anda, logika ini 'dihilangkan', sementara untuk argumen yg menentang pendapat Anda, logika ini selalu dimunculkan. Yang fair, dong??
Secondly, NO ONE has ever said that all Toyotas will depreciate like Kijangs. Justru Andalah orang pertama yg berkata itu!
No car depreciates like a Kijang but a Kijang itself. Ini termasuk adiknya Kijang (Avanza), sepupu jauhnya (Innova) dan kemungkinan besar, kakaknya (Fortuner).
So jangan vonis mobil Nissan resalenya payah semua. Gimana mau seperti Innova jika hampir semua mobil keluaran Nissan harga barunya di atas 240 juta ?
Siapa bilang semua model Nissan resale valuenya payah semua? Rasanya X-Trail tidak, tuh. Tapi yg jelas, Serena bisa dibilang hancur. Mr. Obs hilang hampir Rp 40 juta dalam setahun, padahal ketika dijual C24nya masih mulus. Sedangkan untuk Fortuner barunya yg harganya lebih mahal drpd Serena, Mr. Obs pasti yakin depresiasinya setelah setahun tidak akan sebesar Serena, baik secara persentase maupun secara nominal. Dengan kata lain, jangankan lebih dr Rp 40 juta (yg sesuai dgn teori Anda), Rp 40 juta saja belum tentu!
Dibandingkan dengan Innova misalnya yg hanya Rp 10 juta pada tahun pertama, sudah jelas resale value Serena yg turun Rp 40 juta itu 'hancur2an'! Dan Serena CT itu harga barunya dulu, tidak sampai Rp 240 juta, hanya Rp 232 juta.
Mau judge Nissan fair harus tunggu AUV keluar. Jika AUV harga mirip Innova sekitar 170-180 juta dan 1 tahun hilang 30-40 juta, baru saya akui mobil Nissan hancur resalenya ! Harus adil dong !
Lho, Anda juga yang adil, dong!
Masa' AUV yg harganya hanya Rp 170-180 juta, disamakan dengan Serena yg Rp 240 jutaan, harus hilang Rp 30-40 juta baru bisa dibilang 'hancur'? Bandingkannya dengan Innova, dong. Kalau Innova hanya turun Rp 10 juta pada tahun pertamanya, jika AUV hilang Rp 20 juta saja dalam setahun pertamanya, itu sudah dua kali lipatnya, 100 persen! Bisa dibilang relatif 'hancur' daripada Innova, kan? Apalagi jika Rp 30 juta, itu sih 'sehancur' Serena.
Tapi AUV harga bekasnya pasti lebih kuat daripada Serena, karena pasti terjual lebih banyak.
Anda lihat saja nanti setelah C25 diluncurkan, coba Anda jual Serena Anda, bisa laku berapa. You will be annoyed!