hehe kesimpulannya jadi asal muasal suap darimana om...?VanzMatic wrote: Nah... jadi... asal muasal suap darimana ?
Asal muasal pelanggaran darimana?
Mostly dari internal kantor lingkungan kita:
1. Dengan alasan tuntutan kerja, tabu kalau bolak balik gagal ujian sim. Waktu kerja jadi terbengkalai. Nanti malah dituduh makan gaji buta. Tembak lah sim. Kalau ngga ide nembak sim, dikatain [cencored] sama atasan.
2. Dengan alasan uber waktu dan tuntutan dari kantor, messenger banyak yang nembak sim karena kalau dia tidak masuk, operasional kantor jadi pincang. Tembak lah sim. Kalau ngga nembak sim, potong uang jalan, uang transport dan uang makan. Plus SP kalau perlu. Messenger mana yang berani protes?
3. Dengan alasan tidak cukup waktu untuk nguber seluruh job hari itu, pimpinan perusahaan menekan messenger untuk cari cara bagaimana pun agar seluruh job hari itu kelar.
Langgarlah lampu merah. Langgarlah trotoir. Langgarlah arah arus. Langgarlah marka jalan. Kalau ngga dilanggar semua, job ngga keuber semua, kepending besoknya, padahal besoknya antrian job udah menanti. Ditekan lah lagi staff bawahan tersebut.
Betul tidak?
Bijakkah menuding pelanggaran hanya dari pelanggar ansich?
apa ini krn budaya kita yg "tenggangrasa/sungkanan/ga tegaan/toleran/dll"-nya terlalu tinggi ya...
belum lagi kebiasaan kita "ngamplopin" atau "uang rokok" itu kelihatannya ada pengaruhnya dgn yg diatas ya...?
