Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
Penikmat_Kopi wrote:
Resale value sih tetep penting, kecuali kalau yg sudah sangat tajir. Itulah kenapa ada merk2 yg laris manis tapi ada juga yg susah lakunya. Menurut gue, bukan mikirin pembeli berikutnya, tapi mikirin diri sendiri untuk kedepannya terkait dengan kocek, nah kalo beli mahal trus harga resale jeblok kan nangis bombay
VanzMatic wrote:Pergeseran paradigma sih iya. Tapi kalau persentasenya masih kecil (paradigma nya), saya rasa sih engga signifikan.
Mostly, kalau ada model baru, wajar aja kalau kemudian menjadi terlihat jamak di jalanan, sama saja kayak dulu jamannya avania pertama keluar, langsung menjamur.
Wajar.
Untuk diketahui saja, fitur2 tambahan sebagai tambahan amunisi, BUKAN sebagai alat keselamatan pasif utama. Misalnya Airbag.
Sudah jelas jelas dari namanya saja SRS (supplementary restraining System).
Mau dipasang airbag ampe sepuluh biji juga, kalau kesadaran memakai sabuk pengaman aja masih senen kemis melulu, tetep percuma aja. Yang ada malah jadi cidera parah karena malah orangnya bakal tertampar hebat dari akibat letupan airbag.
Nah, kalau bicara pasar Indonesia, berarti bicara SELURUH wilayah NKRI. SUDAHKAH saudara saudara kita yang lain punya kesadaran tinggi untuk pakai sabuk keselamatan?
Fasilitas ABS+EBD, kalau mental supirnya masih mental angkot tembak, jadilah jalanan adalah ajang adu kebut nyali, karena PASTI dalam benak mereka, mereka ngandelin,"Tenaaaaangng, ada ABS, ngga bakal nge-lock remnya, walaupun gue bejek mendadak"
Mental udah beres belum???
Hanya sedikit sharing aja kok..
Be honest..
Setuju om penikmat_kopi dan om VM. Jumlahnya orang yang mulai ngerti arti resale value vs nilai sebuah mobil (kenyamanan, dll) masih dikit. Plus mental pengendara masih kurang okeh (mostly ye...)
newrubble wrote:kalo sy baca thread title nya ...sbtulnya brand principal membuat produk dgn standar mrk yg disesuaikan dengan aturan di tiap negara ...jika aturan di suatu negara (mis: indo) itu loose ya mrk akan menggunakan ruang yg tersedia dlm aturan tsb (mis: kalo tdk wajib airbag, utk apa ada ...kalo gap antar panel tdk diatur spt JDM (max 2 milimeter) buat apa hrs spt JDM, kalo tdk wajib sat-nav GPS spt standar UK, EU, US dan JDM ya buat apa di pasang) ...itu logika nya
bgt juga bila aturan suatu negara bgt strict ...mrk tdk bisa berbuat banyak selain hrs menyesuaikan (misalnya US safety std yg memisahkan tiap front seat hrs terpasang safety/seatbelt yg terpisah antara "lap-belt" yg menahan perut dan shoulder belt yg menahan salah satu bahu dari seat-occupant nya dimana shoulder-belt itu wajib terbaut di belt-attachment-track yg ada diatas frame kaca pintu dan otomatis belt-attachment tersebut tertarik kedepan bila pintu terbuka sehingga org bisa lsg keluar dan sebaliknya bila pintu ditutup)
bikin mobil maupun CKD di indo itu enaknya upah pekerja production line nya murah (dibanding jepang atau negri lain berkategori first-world) ...tdk enaknya adalah: 1.high-social cost (land delivery banyak pungutan tdk resmi); 2.regulasi yg berubah ubah n kerap perlu penafsiran "org dalam" utk sekedar mengerti maksud hal yg diaturnya (industrialist hrs kluar ongkos legal-consultant baik resmi atau tdk -resmi; 3.hrg per unit jadi bgt mahal akibat bgt banyak pungutan resmi dgn berbagai judul; 4.bahan baku besi mau tdk mau hrs impor n tergantung hrg biji-besi di global market krn hingga kini tdk ada aturan dari pemerintah ttg daur-ulang kend.bermotor dan tdk ada batas usia operasional yg hrs berahir di scrap; dan 5.wajib CKD atau wajib di produksi @ asean bila mau kena bea impor unit tsb 5% (meski kalo CKD jatuhnya secara pajak lbh mahal dr asean built-up outside indo krn CKD ada yg namanya bea-masuk komponen yg besarannya antara 5-10%)
mobil toyota buatan indo atau yg masuk platform global macam innova, avanza itu lifetime maturity nya bgt lama krn mmg standar ke-ekonomisan toyota u ganti model itu antara 1-juta hingga 1.5-juta unit bila dibuat diluar JDM (lihat prius yg sdh di produksi lebih dr 3-juta unit utk total 3 generasi). sehingga sebetulnya produksi di indo itu blm mencapai efisiensi yg optimal yg total installed production cap "cuma" 140-180ribu unit (kira-kira)
Om newrubble, berarti safe dong kalo ane tarik kesimpulan bahwa pemerintah kita itu rubbish (mulai pungli, regulasi, pajak, hingga infrastruktur) yang akhirnya bikin mobil Indonesia harganya cukup mahal?
asudarsono wrote:Dalam kepemilikan Toyota ada kasta2nya. Paling tinggi Lexus. Kedua Toyota. Kemudian kambingnya menghuni kasta mobil buatan Asia Tenggara alias IMV.
O ya, di atas Lexus ada Subaru
memang subaru sahamnya punya toyota? bukannya subaru punyanya fuji heavy industries? toyota memang punya saham disitu, tp cuma 16,5% (kata om wiki), tp masa pengaruhnya sebesar itu?
y_anjasrana wrote:
memang subaru sahamnya punya toyota? bukannya subaru punyanya fuji heavy industries? toyota memang punya saham disitu, tp cuma 16,5% (kata om wiki), tp masa pengaruhnya sebesar itu?
utk company yg 100% shares nya public listed ...fuji heavy industries cukup di beli total shares sebesar 6-7% saja oleh satu kepemilikan u sekedar menjadikannya sbg majority holder...kalo sdh diatas itu sdh
jauh lbh n. bisa masuk category majority n controling share holder.
dowjones sj pernah shares nya dimiliki oleh satu kepemilikan sebesar 3.5% u aekedar jadi majority holder
sgt jarang situasi spt indo yg byk companies berlabel "tbk" (public company) pdhl hanya jual 15% dari total shares ke masyarakat (public) n 85% masih ditangan founding family...ini sih situasi khas indo u sekedar dapat dana murah (lbh murah drpd pinjam ke bank)
y_anjasrana wrote:icic... klu subaru sini masuk grupnya astra ga?
diluar astra ...dia masuk via konglomerasi tanchong qq motorimage yg jadi salah satu dari 3 besar grup otomotif di malay n spore (selain dari cycle-n-carriage qq jardine-flemmings dan car-n-cars) motorimage milik kel tan dan di indo glenn-tan yg jadi head. dia dari generasi kelima n sehari harinya ada @spore
jardine-flemmings sendiri adalah controling share holder @ tunas yg terafiliasi dgn living hero indo ex angkatan 45 ...mr liem tong djoe
VanzMatic wrote:Pergeseran paradigma sih iya. Tapi kalau persentasenya masih kecil (paradigma nya), saya rasa sih engga signifikan.
Mostly, kalau ada model baru, wajar aja kalau kemudian menjadi terlihat jamak di jalanan, sama saja kayak dulu jamannya avania pertama keluar, langsung menjamur.
Wajar.
Untuk diketahui saja, fitur2 tambahan sebagai tambahan amunisi, BUKAN sebagai alat keselamatan pasif utama. Misalnya Airbag.
Sudah jelas jelas dari namanya saja SRS (supplementary restraining System).
Mau dipasang airbag ampe sepuluh biji juga, kalau kesadaran memakai sabuk pengaman aja masih senen kemis melulu, tetep percuma aja. Yang ada malah jadi cidera parah karena malah orangnya bakal tertampar hebat dari akibat letupan airbag.
Nah, kalau bicara pasar Indonesia, berarti bicara SELURUH wilayah NKRI. SUDAHKAH saudara saudara kita yang lain punya kesadaran tinggi untuk pakai sabuk keselamatan?
Fasilitas ABS+EBD, kalau mental supirnya masih mental angkot tembak, jadilah jalanan adalah ajang adu kebut nyali, karena PASTI dalam benak mereka, mereka ngandelin,"Tenaaaaangng, ada ABS, ngga bakal nge-lock remnya, walaupun gue bejek mendadak"
Mental udah beres belum???
Hanya sedikit sharing aja kok..
Be honest..
Postingan yang bagus om. Saya pernah merasakan bagaimana rasanya kena airbag. Mobil kantor Ford Everest nabrak truk dari belakang, speed 90 kpj. Alhasil 2 hari masuk Rumah Sakit. Bayangkan bagaimana bila tidak pakai seatbelt. Alhamdulllah masih diselamatkan yang diatas, posisi kap mobil dah menusuk kaca, saya jadi penumpang waktu itu. Mobil sama rental (Burung Biru) aja di-junk karena sasisnya dah bengkok dah tidak bisa diperbaiki lagi.
Ini kecepeatan 90 kpj, bagaimana dengan kec 120, 150, 180.
Be safe...
Jangan sampai kesadaran timbul dari musibah
Wahh jd inget kmrn liat mikrolet merk Tyt (jelas bukan m8), di daerah tangerang dlm kondisi ringsek. Sepertinya habis masuk kolong truk. Kap mesin, pintu depan sudah lepas, pilar A sudah hampir datar. Tp gril, radiator serta bumper utuh. Ga tau kondisi orangnya. Mudah2an aja selamet.
Sepertinya disamping bicara kualitas kendaraan pribadi perlu diperhatikan jg kualitas kendaraan umum. Krn sekali kejadian korbannya bisa banyak. Beda dgn kendaraan pribadi yg relatif lebih sedikit penumpangnya.
sori oot,
Kebetulan ane sehari2 pake grand avega, suatu saat ane nyobain naik innova G 2008 punya temen ane..entah ane gara2 kebiasaan bawa grand avega atau memang built quality nya innova gak bagus, waktu nutup pintu innova perasaan ane kayak nutup pintu angkot, gak mantab, cempreng suaranya..
*bukan fanboy toyota, bukan sales H miring, cuman pendapat pribadi aja*