maskopat wrote:
ane gak ngerti soal toyota way. tapi tentang LFA, apakah sudah ada penjelasan dari pihak toyota tentang kematian chief project LFA yang menabrak bmw? dengan kejadian ini, ane meragukan statement bahwa Karena nggak ada supercar lain yang begitu memperhatikan detail seperti LFA
kenapa toyota lebih lama memproduksi LFA daripada ferrari yang mengeluarkan 599? ane rasa bukan karena toyota memikirikan detail, tapi lebih karena pengalaman yang kurang tentang supercar. apa sih supercar toyota sebelumnya? paling si supra, celica... itu pun belum termasuk super car apalagi hypercar...
satu hal yang ane takutkan dengan cara toyota tentang research mereka, adalah ketika mereka terlambat masuk ke pasar. sekarang mungkin masih belum masalah, tetapi untuk 5, 10 thn lagi? sekarang bisnis elektronik jepang mulai turun yang sudah dikuasai oleh korea yang lebih cepat dalam mendeliver produknya. entah nanti gimana di otomotif?
The Legend aka Naruse, terakhir belum saya temukan hasil investigasi resmi penyebab kecelakaannya..
LFA yang digunakan merupakan Nurburgring edition yang sedang melalui tahap tuning suspensi final sebelum di rilis.
Lokasi kecelakaan juga bukan berada di Nurburgring nya, tetapi di dekat track nya.. L94 di area Booser Doppelmaar.. Lokasi tempat workshop Toyota basis nurburgring berada. Jadi The Legend saat itu baru keluar dari markas Toyota menuju ke the Ring. Jalannya 2 arah.
Kecelakaan disebabkan karena LFA nya keluar jalur ketika belok dengan blind spot sehingga mengambil jalur berlawanan. Akhirnya menabrak BMW seri 3 yang datang dari arah berlawanan di kecepatan yang diperkirakan sekitar 100kpj.
Unique facts: di BMW nya 4 airbags keluar, di LFA hanya 1 airbags yang keluar yaitu di setir. Usut punya usut ternyata LFA yang di test memang cuma punya 2 airbags, dan jika penumpang tidak ada, maka airbags penumpang tidak tebuka. Safety feature lain the legend pakai seatbelt 4 titik dan helm putih full face.
Perkiraan investigasi: terakhir yang diperkirakan the Legend meninggal seketika karena shock (faktor kesehatan dan usia yang sudah 66 tahun).
Untuk kesalahan mobil, belum ada berita resmi yang mengindikasikan ada system failure di mobilnya, karena kondisi kabin tetap intact, airbag deploy, dan seatbelt bekerja optimal.. Hanya sistemnya yang saya belum dapet report resminya apalah ada kesalahan atau tidak, tapi hasil CCTV sementara membuat semua berasumsi kalau the Legend salah ambil jalur.
Pengemudi BMW? Sekarat juga cidera parah...tapi tidak sampai meninggal..
Mengenai LFA, awalnya Toyota tidak niat bener-bener untuk dirilis... LFA cuman sebagai latihan pembuktian Toyota untuk membuat mobil sport seringan mungkin, itu target utamanya..
Tapi sejalan dengan perkembangannya, Toyoda malah menyuruh chief engineeringnya, Takahashi, untuk merealisasikan LFA untuk di produksi tanpa syarat dan batasan dana. Takahashi mengambil kesempatan ini nggak setengah-setengah.. Dia pengen bikin benchmark hypercar.. Nah disini mulai menarik ceritanya...
Hypercar identik dengan mobil yang nggak ergonomis, mggak enak disetir, dan berbahaya untuk pengendaranya karena kencang dan susah di kontrol. LFA targetnya adalah mengubah semua itu dengan menciptakan Hypercar yang bisa di pakai sehari-hari... Dan itulah yang susah ketika mengembangkan hypercar..
599 2 tahun itu kalau dibanding ngembangin LFA nggak ada apa2nya... Ferrari cuman butuh tuning mesin yang udah ada, tuning chassis, elektronik, udah kelar... Sedangkan LFA, karena targetnya gampang dipakai sehari-hari.. Maka mesin nggak boleh diletakkan di tengah, harus didepan, agar tersedia space untuk akomodasi... Nahh.. Disini tantangan terbesar.. Distribusi bobotnya ditarget harus seimbang 50:50, dan dengan mesin di depan itu super tidak mudah... Mereka harus menempatkan transmisi di dekat roda belakang.. Semua parts seperti ecu dan tempat fluid washer dan tanki bensinnya diletakkan di tempat yang sebelahan tepat dibawah jok di tengah mobil untuk menjaga center pf gravity.. Dan itupun nggak cukup.. Mereka sampai harus ngembangin mesin sendiri.. Dan hasilnya, coba bayangkan, mereka berhasil membuat mesin V10, dengan ukuran lebih kecil dari V8, dan seringan mesin V6. Ini achievement yang gak bisa diraih dengan gampang, even Lamborghini bikin V12 baru aja butuh waktu 12 tahun... Toyota bisa bikin under 8 years.. Luar biasa....
Itu belum lagi target Toyota, agar mobil ini bisa involve driver sepenuhnya di pengendaraan, hal ini dipikirkan sangat serius oleh Toyota dimana mereka pada akhirnya mengembangkan gearbox sequential dan mesin yang punya kapabilitas untuk revving tanpa jeda, jadi respon mesin keluar disaat bersamaan dengan kaki menyentuh pedal... Saking kencang dan extreme nya kemampuan untuk naik turun RPM, LFA harus pakai jarum RPM digital, karena jarum analog nggak bisa mengimbangi kecepatan mesinnya untuk naik turun RPM..
Wah capek saya ngetik pakai hape...
Saya belum cerita mengenai pemgembangan bodynya yang 3 kali ganti bahan... Sampai lexus harus bikin mesin pemintalan Carbon Fiber sendiri FRP yang di dunia cuma ada 2, di lexus dan di NASA.
Belum lagi exhaustnya di tuning oleh Yamaha tanpa prosesor suara tapi harus memiliki tone tertentu yang menurut psikolog merupakan frekuensi mobil balap yang paling membangkitkan adrenalin manusia..
Belum lagi cerita ngembangin audio system nya
Belum lagi ngembangin aerodinamisnya
Belum lagi pengembangan suspensinya
Belum lagi pengembangan ban dan velg nya
Wah bisa sepanjang malam saya cerita....
Intinya adalah, bukan karena kurang pengalaman Toyota lama bikin LFA, tapi karena mereka mengincar untuk membuat mobil dengan segala parameter yang paling sempurna untuk dikendarai... Bukan yang terkencang, bukan yang paling nyaman, tapi yang paling sempurna di segala sisi...
Fiuh... Jari dah sengklek ngetik di iphone... Gimana oom kopat?
Anda sudah TEST DRIVE belum?...