Selamat malam, rekan2 SM. Izinkan newbie membahas mobil yang cukup menarik perhatian di 2018 ini, All New Toyota Rush. Mohon maaf apabila ada penggunaan bahasa yang kurang baik maupun subjektivitas yang berlebih. Sekali lagi , ini hanyalah hasil pengalaman saya.
Eksterior
Namanya 10 tahun ga ganti model terus berubah drastis, yah jadinya seger sih. Beda dengan yang lama yg banyak membulat, desain Rush baru ini lebih banyak garis tegas. Sepertinya meniru lineup CalSig yg juga mulai banyak garis. Tapi karena desain ini udah banyak dipakai di Honda, jadinya kurang orisinil aja. Ampe temen ada yang bilang “ dari samping mirip Mobilio ya.” Hehehe...
Grill depan dominan warna hitam, berbeda dengan saudara kembarnya, Terios (yang pilih pakai chrome silver). Jujur, selera pribadi, lebih senang warna hitam. Makanya, akhirnya saya ambil Rush.
Bagian samping bodi, karena ambil varian Sportivo, jadi dapat hiasan “lintah” hitam dan cutting stiker TRD Sportivo. Saya pribadi sih doyan (belum pernah punya dan nempelin Sportivo sih). Yah ini subjektif lha.

Untuk ban, saya malah dapat ban Dunlop Enasave, bukan Bridgestone Alenza. Ga terlalu ngerti karakteristik ban, tapi R17 bikin ni mobil jadi gagah dengan GC 22 cm nya.

Interior
Secara umum, didominasi warna hitam. Jok hitam, karpet juga hitam, interior pintu juga hitam. Memang ga ada kesan mewah seperti wood panel. Tapi buat saya cukup wah, maklum karena dulu bawa Terios 2013.
Area Dasbor juga didominasi bahan plastik. Ada softouch putih asli yg dijahit di bagian bawah, khusus varian S TRD(kalau di ADM semua masih plastik putih dengan jahitan palsu). Khusus Rush, bagian kiri ada grafir “Rush” dekat blower AC.
Fitur
Head Unit dengan merk Toyota (Terios merk Kenwood kalau tidak salah). Saya tidak tahu ini rebranding HU mana. Secara umum layar kapasitif OK, enak dipencet dan ga nyusahin seperti Terios lama saya(karena dulu ga sesensitif ini layarnya). Fitur Miracast membantu, walaupun saya menemukan adanya lag kadang2) saat memutar video.
Steering wheel sudah dilengkapi tombol2 audio dan tombol telepon. Tombol audio membantu banget untuk memindah lagu atau menaikkan volume tanpa perlu pencet2 HU. Tombol telepon ga saya coba karena ga suka nelpon & terima telpon saat nyetir. Ukuran steering wheel sendiri standar, walaupun kalau dilihat dari brosur cukup kecil.
ABS,EBD,HSA dan VSC sudah ada. Lengkap terpasang. HSA juga sudah dites di tanjakan, 3 detik mobil ga merosot.
AC sudah digital dan kecepatan fan menyesuaikan dengan temperatur di dalam kabin.
Power Outlet ada di tiap row dan bisa buat charge gadget bagi penumpang. Yang disayangkan, tempat kartu yang ada di RushTeri lama dihilangkan. Cukup mengganggu, padahal sekarang rutin pakai kartu untuk masuk tol.
Driving Impression.
Tekan tombol sekali, LED kuning berkedip, baru tekan lagi sambil injak kopling, barulah engine 2NR-FE menyala. Hmm, peredaman agak mending daripada yang lama. Tapi subjektif ya, karena ga ukur SPL nya.
Saya kurang setuju dengan anggapan kalau bawa RushTeri mirip dengan Avxen. Secara subjektif, saya malah merasa cukup berbeda. Avxen yg saya bawa, umumnya mobil operasional kantor, selalu saya rasa terlalau ringan. Ketika digas, saya selalu merasa gas “kurang” dan berkeinginan untuk menekan pedal gas lebih dalam.

RushTeri sebaliknya. Feel menyetir mobil ini, menurut saya, agak mirip dengan Kijang Kapsul. Selalu merasa ngos2an dan “berat”. Dibawa diatas 120 kpj, putaran mesin hampir menyentuh 5000 rpm.
Untuk ANR, ketika saya bawa ke tol, cek kecepatan 100 kpj di 3000 rpm... wow.. kalau yang lama buat bawa ke 100kpj sudah ngos2an. Saya tetap tancap gas hingga 140 kpj, ternyata masih di 4000 rpm. Cukup enak tarikan di kecepatan tinggi.
Soal setir, entah mengapa, setir ANR terasa sangat ringan saat membelok. Malah dibanding Yaris atau Terios lama, masih terasa ringan ANR ini.
Soal bantingan, dibandingkan RushTeri lama, saya merasa ada perbaikan. Namun belum senyaman Innova, bahkan Innova lama sekalipun. Walau demikian, kestabilan mobil ini cukup baik, lagi2 bila dibandingkan RushTeri lama. Mobil ini terasa firm saat kecepatan tinggi dan gejala bodyroll cukup berkurang saat membelok.

Ketika membelok, ada satu hal yang menurut saya mengganggu. Pilar A baik kanan maupun kiri cukup tebal sehingga menyebabkan blindspot. Beberapa kali, saya terganggu dengan hal ini.

Fuel Consumption
Metode yang saya pakai ada 2, yakni full to full dan via MID. Saya isi full saat odometer menunjukkan km 959 dan bahan bakar berkurang setengahnya di km 1222. Dengan kapasitas tangki bensin 45 liter, maka di indikator setengah, ANR sudah menghabiskan 25 liter. FC yang didapat adalah 263 km berbanding 25 liter, setara dengan 10,52 km/l.

(Maaf di km 1222, saya tidak bisa berhenti, jadi baru difoto saat km 1237)
Untuk MID, angka rata2, fuel consumption saya di 10,9 km/l, tanpa pernah saya reset MID (sementara ini sudah menempuh 1263 km). Tetap lebih irit daripada RushTeri lama, yang saya biasa ukur di 9km/liter.
Rute yang umum saya lalui adalah Kebon Jeruk-Sunter (via Daan Mogot dan Tol Angke-Ancol). Soal rata2 kecepatan, saya tidak ingat. Yang jelas, fuel consumption ini berdasarkan rute kombinasi. Oh ya, satu lagi, karena saya tes full to full di Liburan Imlek, jalanan tidak terlalu macet sehingga konsumsi bahan bakar sedikit berpengaruh.
Konklusi
Secara singkat saya jabarkan kelebihan dan kekurangan mobil ini.
Pros
1. Eksterior dan Interior yang segar (subjektif, masih saya bandingkan dengan tipe lama)
2. GC tinggi untuk menerobos banjir
3. Merk dengan bengkel dan jaringan luas
4. Fitur banyak
5. Konsumsi BBM yang lebih irit (dibandingkan tipe terdahulunya)
6. Kestabilan Mobil (dibandingkan tipe terdahulu)
7. Bagasi luas
Cons
1. Bantingan masih keras
2. Pilar A yang mengganggu pandangan
3. Rem agak ngelosor saat kecepatan tinggi (subjektif ya)
4. Card Holder di console tengah hilang, menyebabkan pengaturan kartu dan barang lain agak acak2an
5. Ban spare dibawah, menjadi sulit ganti ban (tipe terdahulu lebih mudah)