Kali ini adalah short impression mengenai sebuah mobil baru dari Mazda yang akan diluncurkan dalam waktu dekat :
Mazda3 Hatchback GT
-----------------------------
.... Itu Mazda2 kok velgnya gede ya ?
Begitu yang ada di pikiran saya waktu melintasi booth pameran mobil bersama di sebuah mall di Surabaya, dan di booth Mazda memajang 2 unit mobil : CX-3 dan sebuah mobil warna putih yang dari jauh saya kira Mazda2, tapi diamat - amati kok agak gede ya ?
Akhirnya ane sempatkan untuk liat, dan ternyata prasangka ane gak salah, ini Mazda3.
Cuma yang bikin penasaran, kok udah dipamerin aja di sini ? Gak lama nanya - nanyalah ke mas salesperson di samping ane yang kebingungan ni ada orang gila 1 tiba - tiba muncul begitu saja ngebuka mobil.
"Iya mas, ini cuma show unit aja, belom launching kok"
"Oooh kena berapa mas di Surabaya ?"
"480jt mas"
WHAT .... ?

Ya sebenernya antara seneng dan sedih. Seneng karena berarti saya nggak salah ambil Civic Hatchback S, selisihnya 80juta bok. Tapi sedihnya, begini amat ya harganya ? Padahal sempat seseorang share price list dari Mazda Power Drive di Jakarta kapan lalu harganya 416 juta, terus ane tanya lagi :
"Mas ngga salah ? Bukan 418 juta ? Di Jakarta bukannya 416 juta ?"
"Bener kok mas, official ini, itu yang di jakarta mungkin harga OFR kali... blom tambah BBN"



Ya sudahlah, pikir positif aja, mungkin ini tipe tertinggi alias GT, jadi mahal. Mazda kalo tipe tertinggi kan harganya agak nggak manusia.
----------------------------------------
The Rise and Fall of C-segment
Mazda3 sebetulnya pernah dipasarkan di bumi Indonesia ini cukup lama, mulai dari sejak pakai badge Mazda 323 yang satu basis dengan Ford Laser, sampai berubah jadi Mazda3 di 2003. Mobil itu dulu satu basis dengan Ford Focus dengan model bodi sedan dan hatchback sama dengan saudaranya itu.
Rival yang mau disasar adalah Honda Civic, dan tentunya model Mazda3 tidak bisa dibilang kuno di tahun 2003 karena saat itu Civic yang beredar (Civic ES) bentuknya kurang menarik, sedangkan Mazda3 bentuknya udah membulat dan mungkin masih terlihat ganteng sampai sekarang.

Mazda3 saat itu juga punya versi high performance bernama Mazdaspeed 3 atau Mazda3 MPS.

Sayangnya persaingan di kelas medium tidak terlalu bagus, karena pada saat itu juga peralihan tren dari medium sized ke compact car (sebut saja Honda Jazz, yang saat itu juga baru - barunya muncul). sehingga di kelas ini yang bertahan hanya pemain besar seperti Honda Civic dan Toyota Corolla, bahkan Mitsubishi Lancer pun terseok - seok (saat itu Lancer Cedia).
puncaknya adalah di tahun 2010 menjadi tahun yang kelam untuk kelas medium sized sedan / hatchback. Lancer EX discontinued, Honda Jepang memutuskan untuk tidak melanjutkan Civic JDM (saat itu FD).
Mazda3 yang saat itu berubah wujud ke generasi kedua pun tidak dimasukkan ke Indonesia karena suramnya kelas ini. Mereka lebih milih jualan yang compact (Mazda2) dan yang besar sekalian (Mazda6) yang juga laku karena dipesan secara fleet oleh kepolisian.

Selama kurun waktu 2010 sampai 2016, kelas medium menjadi kelas yang dilupakan, karena Honda Civic yang menjadi ikon kelas ini dari zaman dahulu kala pun menjadi membosankan dan lebih bertampang mobil dinas kantor ketimbang mobil anak muda (Civic FB, my own car, sadly).
Tapi harapan itu kembali ketika Civic mengeluarkan generasi ke-10 nya di tahun 2016 dengan model yang sangat fresh, mesin turbo baru, akhirnya kelas C segment pun kembali bangkit karena hadirnya Civic Turbo. Dilanjutkan dengan keluarnya Civic Hatchback di awal tahun 2017 seakan Honda ingin mengembalikan kejayaan kelas medium melalui Civic.
Saya rasa, kebangkitan "sang ikon" ini pun yang membuat Mazda kembali mempertimbangkan Mazda3, dan setelah alih kekuasaan dari MMI ke EMI, Mazda melakukan perkenalan 5 produk baru : MX-5, Mazda6 Estate, Mazda5, CX-9, dan terakhir, Mazda3 terbaru.

Mazda3 adalah produk yang saya tunggu - tunggu dari lama, karena mobil ini sudah ada dari 2013, produk SKYACTIV ketiga setelah CX-5 dan Mazda6, juga dibangun dari platform yang sama.
Bukan apa - apa, saya penggemar berat kelas "nanggung" seperti ini karena ukurannya serba pas, kebanyakan mobil di kelas ini masih representatif dibawa ke mana - mana, nggak terkesan bawa econobox, tapi juga nggak terkesan kayak orang tua bawa mobil gede - gede (buat saya, mobil gede identik sama orang yang udah berumur, makanya saya nggak terlalu doyan SUV

Well, I like Mazda6, but still feels too much, anak muda bawa mobil sebesar itu... Makanya pengganti Civic FB saya pun ya ujungnya Civic Turbo hatchback karena mewakili personality saya yang masih muda, bukan naik kelas ke Accord, saya masih 20-ish blom 50-ish...


bapak saya yang usia 50ish juga untungnya sedikit berjiwa muda jadi masih demen dikasih mobil seukuran Civic, walaupun alasan sebenernya karena memang beliau ngga suka mobil terlalu besar

Oke, enuff with the intermezzo...
Klo Eropa ada Mercedes, Jepang punya Mazda... yang hobi mirip - miripin wajah produknya. Kekeliruan saya liat Mazda3 kayak Mazda2 dari jauh pun juga karena itu, sama kayak saya mesti mikir ini C-class atau E-Class dari jauh karena terlalu mirip.
Versi Indonesia ini adalah versi Facelift nya yang baru keluar di 2015.



Versi belum facelift / versi awal.
Tapi menurut saya, garis bodi di 3 terlihat jauh lebih simpel dan lebih dewasa daripada 2.

Jika disebelahin, 2 keliatan kayak cewek ABG usia 16-17 yang baru belajar make-up dengan eyelinder tebel, lipstik merah menyala, sepatu high heels dan tas yang mesti keliatan ngejreng buat narik perhatian para pria ABG yang masih labil, sedangkan 3 keliatan kayak cewek mature usia 23-25 yang aktif di instagram jadi endorser produk, ngga perlu tampil ngejreng karena bodynya udah jauh lebih "berbentuk". Cukup aksesoris dan pakaian yang simpel modelnya tanpa harus nunjukin lekuk tubuh berlebihan.

Cuma yah kekurangannya tetep, orang nggak ngeh akan ngira ini Mazda2 pake velg gede. Kalo dijejerin sama pesaing utamanya Civic Hatchback ya masih keliatan mahal Civic kemana - mana karena Civic nggak keliatan kayak Honda Jazz gede, sedangkan Mazda3 keliatan kayak Mazda2 gede.
Ruang roda 3 terlihat penuh dengan velg 18 inch dengan ban Dunlop Sportmaxx 215/45/18. Velg ini juga yang membuat Mazda3 terlihat lebih elegant ketimbang adiknya karena sederhana tanpa ada aksen two tone atau motif aneh - aneh.

Interior 3 terasa sangat dejavu dengan Mazda - Mazda lain. Ia seperti perpaduan interior 2 dengan 6. Cluster meter nya ngambil punya 2 buat nonjolin kesan sporti, sisanya ngambil dari 6.


Sisi positifnya, bahan yang digunakan terasa sangat premium dibanding Civic Hatchback, mungkin salah satu hal yang membuatnya pantas dihargai 40 jutaan lebih mahal dari Civic Hatchback E adalah bahan interiornya, karena sama persis dengan Mazda6. Terasa seperti mobil beda kelas dibanding Civic Hatchback. Memang masih ada material plastik, tapi bahan yang digunakan jauh lebih berkualitas.


Posisi mengemudinya cukup ergonomis, sayangnya 3 nggak bisa down low posisi nyetirnya macem Honda Civic, jadi buat posisi nyetir masih lebih enak di Civic.
Sisi negatifnya, secara desain terkesan Mazda kayak males ngedesain, ketularan virusnya VW, Porsche, BMW, Mercedes (ya mereka memang benchmarking pabrikan Eropa), tapi ayolah, feel interior juga merupakan bagian dari experience. Kenapa saya nggak suka banget interior mobil Eropa zaman now juga karena feel generik yang didapatkan. Nyetir 740Li yang harga 3M bentuk interior gak beda jauh sama nyetir 320i yang gak sampe 1M kan sakitnya dimana - mana.
Contoh gampangnya gak perlu jauh - jauh, Kijang dan Fortuner. Buat orang yang upgrade dari Kijang ke Fortuner, rasa interior itu penting sekali. Bayangin nambah duit susah - susah buat upgrade tapi masuk dalemnya mirip - mirip aja ama Kijang, kan gimanaaaa gitu... Toyota aja bisa ngasih experience beda dari Kijang dan Fortuner 'masa Mazda (dan VW BMW Mercedes dst dst) gak bisa.
Kalo asumsi ini tipe GT, berarti mobil ini akan dilengkapi dengan i-ACTIVSENSE, sensor - sensor yang bawelnya ngalahin cewek ABG yang baru pacaran suka ngelarang ini ngelarang itu. Solusinya sih tinggal dimatiin... tapi saya nggak puas, bisa nggak sekringnya dicabut aja ?
Oh ya, mobil ini punya sunroof juga, which is good... nggak ada di Civic Turbo yang sedan sekalipun.

Baris kedua mobil ini yang sempit juga kayaknya dah rahasia umum.
3 di luar negeri punya versi 1.5, 2.0, 2.5 dan 2.2 liter Diesel, tapi di Indonesia, cukup yang 2.0 saja dimasukkan. Mesin ini identik dengan CX-3, termasuk teknologi transmisi juga sama. The good old N/A Engine. Rated 165 hp / 210 Nm. Lebih rendah 5 hp dan 10 Nm dari Civic, tapi sepertinya beda tuningan jadi lebih tinggi 10 HP dan 10 Nm dari CX-3.

Tapi sayangnya, mungkin faktor pajak mesin 2.0 Liter ini yang juga membuat 3 lebih mahal dibanding Civic Hatchback yang cuma 1.5 liter. Menurut saya aturan pajak berdasarkan cc seharusnya dihapuskan, diganti dengan berdasarkan emisi gas buang. Itu sudah aturan kuno yang perlu direvisi sama seperti konyolnya pajak mobil Hybrid yang dihitung 2 mesin (yang akhirnya direvisi juga).
Menurut test Otodriver 0 - 100 km/h mobil ini ditempuh dalam 9.7 secs, walaupun menurut saya mungkin itu faktor mobil masih break-in period saja, mungkin realistisnya di 8 besar atau 9 kecil (8.5 - 9.2 secs). Lebih lambat sekitar 1 detik dari Honda Civic.
Tapi jika kakaknya, Mazda6 saja sudah terasa begitu menyenangkan dengan bobot sebesar itu, saya rasa 3 akan lebih menyenangkan, seperti perpaduan sempurna antara 6 dan 2. Mungkin nomenclature ini direncanakan oleh Mazda juga, karena 6 / 2 = 3. Seakan memang direncanakan bahwa 3 adalah perpaduan sempurna antara kemewahan Mazda6 dan handling Mazda2.
3 memberi angin segar di persaingan mobil sedan / hatchback di Indonesia, kelas dimana mayoritas brand tidak berani bersaing karena sudah minim peminatnya, terutama kelas medium hatchback yang tidak banyak diminati orang.
Price tag 480 juta OTR Surabaya tidak bisa dipungkiri adalah angka yang tinggi, karena mesin kapasitas besar + akte lahir CBU Jepang + fitur khas tipe tertinggi Mazda + bahan interior yang premium. Mazda seperti bertaruh terlalu besar di kelas yang sempit ini, tapi ini mungkin juga salah satu usaha Mazda untuk membangkitkan brand image nya. Sayangnya, Ford keburu menghilang, padahal mereka punya Focus Ecoboost yang juga akan bersaing di kelas medium hatchback.
Sedan / Hatchback di Indonesia memang terkesan kurang praktikal, kurang praktis, nggak bisa dibawa jalan ke banyak tempat, tapi pecinta sedan / hatchback akan selalu ada.
Toh pake sedan di Indonesia nggak seburuk itu kok, malah mengasah kreativitas kami buat cari jalan mulus dan lebih menyayangi mobil karena lebih hati - hati kalo lewat polisi tidur
