Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
rajapb
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 435
Joined: Thu Nov 26, 2015 16:27

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by rajapb »


Coba deh liat post an instagram ini
f1r3f0x
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 66
Joined: Wed Aug 09, 2017 7:26
Location: Jkt

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by f1r3f0x »

Hmm klo saya sih lebih setuju sm om efendyou bukan masalah ngebutnya/paling cepatnya jd berhak dpt lajur paling kanan , tp dari dulu jg ditulisnya di tol itu "lajur kanan hanya untuk mendahului", bukan untuk cruising entah itu cruising di 80 atau di max limit 100, jadi setelah overtaking ya anda balik lah ke tengah, lagian aturan 100km/jam itu mungkin harus direvisi karena sudah ga masuk akal jaman skr dibatasin di 100km paling cepatnya, kalau misal memang sekarang dijalankan dgn penuh konsep e-ticketing yg mendenda pelanggar2 kecepatan pakai bukti cctv n speed capture, saya yakin di tol minimal 60% pengguna jalan akan terkena denda ini, krn mana ada sih jmn skr yg jalan max 100 klo bukan krn takut didenda? (Kondisi kosong ya) kcuali anda wanita, dan kemungkjnan 40% yg tidak ditangkap itu direpresentasikan mayoritas oleh wanita. Dan 1 lg problemnya, jika menurut yg berpendapat di kanan hak yg crusing 100 dan sebaiknya menyusul saja ke kiri atau via line 2, ini justru sumber kecelakaan terbanyak, seperti jg nyusul dr bahu jalan, krn orang yg tertib dan biasa fokus thd posisi kanan mobil dia tiba2 ada yg nyelip dari kiri, konsentrasi bisa lebih terpecah. Nyalip/nyusul dr kiri itu tetap lebih berbahaya, lebih baik yg di dim ke kiri dan yg mau lbh cepat tetap di kanan. Dan terakir masalah lampu hazard ketika berjalan, entah saya yg ktinggalan info ato gmana, setau saya hazard hanya boleh dinyalakan ktika mobil diam (kecuali di daerah tertentu sperti pertambangan ini beda cerita) meskipun saya jg br tau ad mobil yg skr kalau diinjak rem mendadak/dalam maka otomatis nyala lampu hazardnya. Tapi yg paling berbahaya itu kalau di perempatan mobil mau nyebrang lurus malah nyalain hazard (brasa kaya di tambang aja), mnurut saya ini salah besar krn malah membingungkan orang yg mau bereaksi atas pergerakan mobilnya, bisa salah sangka. Dan jg ketika urgent / gawat menyalakan hazard, ini jg bahaya, krn ktika urgent dan nyelip2 kiri kanan dia tidak memperlihatkan arah tujuan mobil dia dgn sen akan ke arah mana, malah potensial bisa kecelakaan. No offense ya just my opinion. Please CMIIW.
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1646
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by pengendiesel »

Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
User avatar
PRBS
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2308
Joined: Sun Mar 06, 2011 14:00

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by PRBS »

Well, jujur aja saya juga kurang suka akan peraturan max speed 100kmh, apalagi untuk toll rute panjang seperti cipali, cipularang dkk.. dan saya pribadi sih sering overspeed di 120kpj, bahkan lebih (apalagi kalau jalanan sudah kosong)..

tapi, yg dipoint kan di beberapa topik diatas, banyak yg pengendara yg sudah mematuhi speeding point mereka sesuai speed limit ( ada yg 100kpj, dan ada juga yg 120kpj) padahal sudah di 120kpj dan tidak dibawah 100kpj, tapi masih dianggap lanehogger dan dianggap tidak tahu aturan bagi pengendara yg mungkin jiwanya pembalap. (Geett ouutttaa my wayyyyy!!!! -clarkson)

Aturanny memang agak rancu.. 1st lane untuk mendahului, mendahului dengan non speed limit atau gimana? Tapi, diluar aturan tersebut ada banyak papan penunjuk speed limit.. ya bisa dicerna sendiri lah..

Oiya, pernah dengar berita kalo polisi di cipali suka mengincar para speeders dengan speeding gun-nya? Yup.. itu beneran di tilang loh.. dan kita ga bisa debat.. kenapa? Ya karena masih ada UU nya..

Setuju dengan pernyataan om diatas.. toll kita itu bukan untuk balapan.. driving on the fast lane juga harus memperkirakan situasi sekitar kita.. ada loh mobil yg goyang bgt kena angin turbulance dari mobil di 1st lane, dan itu berbahaya.. makanya ada speed limit di beberapa toll diseluruh dunia (except autobahn)

CMIIW juga
Last edited by PRBS on Thu Nov 02, 2017 12:43, edited 2 times in total.
Rundeer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 812
Joined: Fri Jan 15, 2016 15:00
Location: Bandar Lampung, Lampung
Daily Vehicle: Innova

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by Rundeer »

rajapb wrote: Thu Nov 02, 2017 11:52
Coba deh liat post an instagram ini
Yang mau ke kanan malah dari kiri... Yang mau ke kiri malah dari kanan. Sungguh kemacetan yang dimulai dari kebodohan diri sendiri :e-wall:
pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
No comment ahh biarkan suhu 250kmh yang menjawab :ngacir:
Jangan nginjek gas dalam dalam, boros, mending nyantai aja :ngacir:
User avatar
coklatMetalik
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2030
Joined: Fri Jun 24, 2016 11:26
Daily Vehicle: LGX

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by coklatMetalik »

pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
Ini sering sy alami ketika nyetir di cipularang
Saya jalan 95 kmpj di lajur kiri (sudah melanggar taspat cipularang yg max 80kmpj), sekitar 100 meter di dpn terlihar konvoi truk, sekitar 6-8 truk yg diperkirakan jalannya 60kmpj. Saya ancang2 tambah gas, kecepatan mobil bertambah jd 110 kmpj. Ketika sudah dkt dgn truk, saya sein kanan lalu pindah ke lajur kanan. Namun baru 2 truk sy lewati, di belakang nongol mobil ngebut klakson2. Mau balik ke kiri gk bisa, jarak antar truk terlalu rapat. Mau tambah kecepatan jg gk bisa, mobil saya napasnya udh abis (maklum peninggalan jaman Gus Durr). Lalu saya harus gimana...... :big_dunno:
1979 Datsun GN620
1992 Toyota KF40
2000 Toyota KF82
jivos
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1960
Joined: Fri Nov 28, 2008 9:04
Location: jkt

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by jivos »

Tetep di sisi kanan um...

Driver yg sdh di bekali (di didik) kecil kemungk maen klakson" krn sdh bs liat n baca kondisi traffic di depannya.....mw kulitnya black afro, pale white, kuning langsat, atopun sawo mateng kurleb akan sama, kec yg ndableg ngga ngerti/ngga Bs bc sikon d depan
4 wheels move the body, 2 wheels move the soul.
iwansiagian
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 437
Joined: Sat Jan 12, 2008 12:45
Location: Bekasi
Daily Vehicle: ANKI 2GD-2019

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by iwansiagian »

coklatMetalik wrote:
pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
Ini sering sy alami ketika nyetir di cipularang
Saya jalan 95 kmpj di lajur kiri (sudah melanggar taspat cipularang yg max 80kmpj), sekitar 100 meter di dpn terlihar konvoi truk, sekitar 6-8 truk yg diperkirakan jalannya 60kmpj. Saya ancang2 tambah gas, kecepatan mobil bertambah jd 110 kmpj. Ketika sudah dkt dgn truk, saya sein kanan lalu pindah ke lajur kanan. Namun baru 2 truk sy lewati, di belakang nongol mobil ngebut klakson2. Mau balik ke kiri gk bisa, jarak antar truk terlalu rapat. Mau tambah kecepatan jg gk bisa, mobil saya napasnya udh abis (maklum peninggalan jaman Gus Durr). Lalu saya harus gimana...... :big_dunno:
Ga usah bingung.. Kalo ga aman untuk masuk ke kiri ya jangan masuk. Tunggu bener-bener safe.

Orang sedeng aja yang tailgating klaksonin walaupun kiri ga safe buat kita masuk.

Begitu aman kiri masuk lah segera. Nanti kan bisa menyalip lagi udan lewat yang mobil lebih cepat. Toh bukan balapan kan katanya, apa salah nya sebentar ikut lambat dengan truk di kiri?

Yang jadi masalah itu pada saat lajur kiri kosong dan safe buat dia pindah lajur tapi karena merasa sudah speed limit dia tetap di lajur paling kanan dan ga mau kasih jalan buat kendaraan yang lebih cepat.


medkintos
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 179
Joined: Wed Apr 20, 2016 16:23
Location: jakarta
Daily Vehicle: C180 W204

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by medkintos »

sebenernya mah mau nurutin peraturan jalanan di indo mah still posible kok. hamdallah gue bisa2 aja

tips gue sih dalan berkendara... (walopun gue suka hipokrit disini):
- aware terhadap sekitarnya, lo nyetir bahayain yang sekitar gak? ambil hak orang gak di jalanan?
- gakusah buru-buru banget, emang mau ngejer apa?
- use your horn and dimmer wisely
- tau obstacle jalur yang kita hadapi
- itu ada youtube dipake, berguna buat belajar cara driving yang benar. seinget gue new zealand ada banyak video buat driving school gitu dari pemerintah. tonton, amati, terapkan.

soalnya kalo gue liat2 di jalanan tuh:
- no offense, tapi bawa LCGC berasa bawa mini, bawa avxenmoberex berasa bawa R-class, bawa rushter berasa bawa NX, pajerofortuner berasa bawa bentayga. maksud gue disini: arogannya itu loh astaga dijakarta banyak banget orang beginian.
- di jalan raya, lajurnya misal ada tiga, barisnya bisa lebih dari itu. belom motor yang nyalip-nyalip asal begitu. gimana enggak bottleneck?
- landhoggers. balik lagi ke lajur. tapi enggak nempel juga. ya jarak aman

kayak gini sebenernya bisa dikurangi dengan:
- birokrasi. ini pertama gue sebut karena tembak menembak dalam mengurus SIM disebabkan oleh birokrasi kita yang bobrok. harus dibangun suap freenya. yang tesnya dah bener aja susah dilulusin apalagi yang masih jelek sekali cara nyetirnya?
- adakan cara untuk "menyulitkan" kepemilkan kendaraan. progresif masih bisa diakal2in dulu karena per-KTP, sekarang agak ribet karena per KK (gue ngerasain) tapi masi bisa diakalin juga. more expensive TDP maybe? higher tax? karena kalo kemudahan ya kayak DKI dan Jakbar yang isinya kendaraan bermotor semua itu jalanan.
- transportasi umum benahin....

ngelantur kemana2 dah ini opini gue... just my 50 cents deh
mari ber Kendara! web | youtube
------
W204 C180 '11 | W211 E280 ‘09 | W166 GLE400 '17 | W244 B170 ‘08 | Dodge Journey '11 | HR-V E '16 | T32 '17 | Harrier XU30 ‘12 | Ranger Wildtrak ‘14 | Mazda8 | Q5 '10
User avatar
Omnibus
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 11779
Joined: Tue Apr 08, 2008 10:12

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by Omnibus »

Suatu peraturan ..... apapun itu ..... kalau sampai terjadi multi-tafsir maka something is wrong
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1646
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by pengendiesel »

Omnibus wrote: Thu Nov 02, 2017 17:21 Suatu peraturan ..... apapun itu ..... kalau sampai terjadi multi-tafsir maka something is wrong
IMHO, untuk mencegah multi tafsir ini hampir nggak mungkin.

Contoh yg sederhana : dilarang membuang sampah di sungai.
Ada sebagian orang yg bakal berpikir : kalau begitu, saya boleh buang rokok, kertas, kulkas, tv, mayat :ungg: di sungai. Karena benda2 di atas ini bukan sampah.

Ok, kalau begitu artinya papan peringatannya harus diganti jadi : dilarang membuang benda apapun di sungai.
Akan ada sebagian orang lagi yg bakal berpikir : kalau begitu, saya boleh buang sampah di pinggiran sungai, di jalan, di rumah tetangga, dst dst.

Lucu? Terlalu dibuat2? Dulu saya berpikir begitu, sampai saya bertemu beberapa (lebih dari 1) orang yg tipikalnya seperti ini.

Kitab undang2 ratusan halaman yang dibuat untuk meminimalkan celah saja bisa dibuat multi tafsir, apalagi ini rambu di jalan tol yang cuma beberapa kata/beberapa angka saja.
diidoot
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 309
Joined: Wed May 11, 2016 8:40

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by diidoot »

buat jalur kanan, sebagai pengguna jalan tol jakarta cikampek yang cukup tinggi intesitasnya, kok saya merasa sering tiba tiba ada ngerem mendadak di jalur kanan ya? Ga harus tol cikampek sih, di JORR atau tol dalkot Jakarta juga sering. Dan yang saya sering alami itu hampir selalu terjadi di jalur kanan.
-
akbrn
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 396
Joined: Tue Sep 26, 2017 7:38

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by akbrn »

Entah 5 - 10 thn lg bakal spt apa situasi jalan raya di indo
adityabp
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1224
Joined: Wed May 07, 2014 2:36

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by adityabp »

pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
SALAH. :frm_snipper:
Krn tidak bisa menjaga jarak dgn kendaraan dari belakang.
Ente sama aja dgn biker yg maen selonong pindah jalur tanpa liat spion / nengok ke belakang.
adityabp
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1224
Joined: Wed May 07, 2014 2:36

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by adityabp »

diidoot wrote: Fri Nov 03, 2017 1:18 buat jalur kanan, sebagai pengguna jalan tol jakarta cikampek yang cukup tinggi intesitasnya, kok saya merasa sering tiba tiba ada ngerem mendadak di jalur kanan ya? Ga harus tol cikampek sih, di JORR atau tol dalkot Jakarta juga sering. Dan yang saya sering alami itu hampir selalu terjadi di jalur kanan.
Betul om.
Makanya saya agak ngeri kalo kelamaan di lajur paling kanan.
Entah kenapa reflek hard braking tiba2x berasa lenyap kalo di lajur paling kanan.
diidoot
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 309
Joined: Wed May 11, 2016 8:40

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by diidoot »

adityabp wrote: Fri Nov 03, 2017 1:52
Betul om.
Makanya saya agak ngeri kalo kelamaan di lajur paling kanan.
Entah kenapa reflek hard braking tiba2x berasa lenyap kalo di lajur paling kanan.
Apa mungkin karena ada orang yang tiba-tiba nyelonong ke jalur kanan terus ada efek domino ngerem ya? :big_childish:

Semenjak pernah nabrak pas ngerem beruntun gini karena ga ada ABS dan ga mahir ngerem, saya selalu jaga jarak dengan mobil depan :big_peace:
-
adityabp
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1224
Joined: Wed May 07, 2014 2:36

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by adityabp »

medkintos wrote: Thu Nov 02, 2017 15:55 sebenernya mah mau nurutin peraturan jalanan di indo mah still posible kok. hamdallah gue bisa2 aja

tips gue sih dalan berkendara... (walopun gue suka hipokrit disini):
- aware terhadap sekitarnya, lo nyetir bahayain yang sekitar gak? ambil hak orang gak di jalanan?

..cut..
Saya sdh pernah baca2x aturan berlalu lintas di US, Inggris dan Aussie.
Intinya ternyata sama. Semua aturan di negara2x tsb memakai prinsip yg sama :

Pastikan posisi anda terlihat oleh pengendara lain
D A N
Pastikan pengendara lain tahu/melihat posisi anda.

Well, simpel kan? Tapi butuh kecerdasan yg cukup supaya kedua premis tsb bisa terpenuhi berbarengan. :mky_02:
adityabp
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1224
Joined: Wed May 07, 2014 2:36

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by adityabp »

diidoot wrote: Fri Nov 03, 2017 1:57
adityabp wrote: Fri Nov 03, 2017 1:52
Betul om.
Makanya saya agak ngeri kalo kelamaan di lajur paling kanan.
Entah kenapa reflek hard braking tiba2x berasa lenyap kalo di lajur paling kanan.
Apa mungkin karena ada orang yang tiba-tiba nyelonong ke jalur kanan terus ada efek domino ngerem ya? :big_childish:

Semenjak pernah nabrak pas ngerem beruntun gini karena ga ada ABS dan ga mahir ngerem, saya selalu jaga jarak dengan mobil depan :big_peace:
Latihan pake ABS manual om.
Caranya simpel : Saat awal rem, rem yg bener2x pol. Lalu baru kocok rem. :mky_01:
Tapi tetep aja kalo reflek hard-braking tiba2x hilang, gak terlalu ngaruh. Mesti cepet banting stir.
adityabp
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1224
Joined: Wed May 07, 2014 2:36

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by adityabp »

iwansiagian wrote: Thu Nov 02, 2017 13:25
coklatMetalik wrote:
pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
Ini sering sy alami ketika nyetir di cipularang
Saya jalan 95 kmpj di lajur kiri (sudah melanggar taspat cipularang yg max 80kmpj), sekitar 100 meter di dpn terlihar konvoi truk, sekitar 6-8 truk yg diperkirakan jalannya 60kmpj. Saya ancang2 tambah gas, kecepatan mobil bertambah jd 110 kmpj. Ketika sudah dkt dgn truk, saya sein kanan lalu pindah ke lajur kanan. Namun baru 2 truk sy lewati, di belakang nongol mobil ngebut klakson2. Mau balik ke kiri gk bisa, jarak antar truk terlalu rapat. Mau tambah kecepatan jg gk bisa, mobil saya napasnya udh abis (maklum peninggalan jaman Gus Durr). Lalu saya harus gimana...... :big_dunno:
Ga usah bingung.. Kalo ga aman untuk masuk ke kiri ya jangan masuk. Tunggu bener-bener safe.

Orang sedeng aja yang tailgating klaksonin walaupun kiri ga safe buat kita masuk.

Begitu aman kiri masuk lah segera. Nanti kan bisa menyalip lagi udan lewat yang mobil lebih cepat. Toh bukan balapan kan katanya, apa salah nya sebentar ikut lambat dengan truk di kiri?

Yang jadi masalah itu pada saat lajur kiri kosong dan safe buat dia pindah lajur tapi karena merasa sudah speed limit dia tetap di lajur paling kanan dan ga mau kasih jalan buat kendaraan yang lebih cepat.
Jangan lupa nyalain sein kiri, walaupun blm dapet ruang kosong buat balik ke kiri.
Pengalaman saya, mayoritas yg tailgating saya ketika saya dlm kondisi demikian ngerti kok kalo saya memang berniat mo pindah ke kiri tapi blm dapet ruang yg cukup.
pengendiesel
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1646
Joined: Sun May 22, 2016 4:20

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by pengendiesel »

adityabp wrote: Fri Nov 03, 2017 1:45
pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
SALAH. :frm_snipper:
Krn tidak bisa menjaga jarak dgn kendaraan dari belakang.
Ente sama aja dgn biker yg maen selonong pindah jalur tanpa liat spion / nengok ke belakang.
Ohhh, jadi mobil di depan yang bertanggung jawab untuk jaga jarak aman dengan mobil di belakang? :big_think: Asumsi saya, mobil di belakang yang harus jaga jarak aman dengan mobil di depan CMIIW. :big_think: :big_think:

Dan lagi kalau memang ada mobil yang lari 250kmh, artinya mungkin pas saya mau pindah lajur kanan, mobil tsb hanyalah sebuah titik di spion saya, tapi 1-2 detik kemudian sudah persis di belakang saya. Entahlah, saya nggak pernah lari sampai 250kmh. Dan pada contoh tsb, pegangan saya adalah 'lajur kanan hanya untuk mendahului'.

Yg saya bold, emang semua biker kalau pindah jalur nggak lihat spion? Dan apakah yang pindah lajur tanpa lihat spion ini hanya biker saja? Saya sering juga tuh lihat dan ngalami tipe kendaraan lain melakukan hal yang sama.
motormatic
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 130
Joined: Fri Feb 28, 2014 6:39

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by motormatic »

diidoot wrote: Fri Nov 03, 2017 1:18 buat jalur kanan, sebagai pengguna jalan tol jakarta cikampek yang cukup tinggi intesitasnya, kok saya merasa sering tiba tiba ada ngerem mendadak di jalur kanan ya? Ga harus tol cikampek sih, di JORR atau tol dalkot Jakarta juga sering. Dan yang saya sering alami itu hampir selalu terjadi di jalur kanan.
1. efek pengendara mobil yang doyan dijalur kanan tapi kalo mau nyalip ambil jalur kiri, habis itu maksa balik ke jalur kanan
2. efek domino dari pengendara yang nyalip dari bahu jalan, motong ke jalur 1, dan akhirnya yang di jalur 1 pindah ke jalur 2 dan seterusnya, ujung-ujungnya yang kanan harus mengurangi kecepatan
3. efek pengendara ga sadar diri jarak antar kendaraan di kecepatan tinggi, masih banyak yang motong kalo jarak antar mobil lebih dari 10 meter
dan masih banyak faktor lain
iwing
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1422
Joined: Tue Feb 23, 2016 2:09

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by iwing »

adityabp wrote: Fri Nov 03, 2017 1:45
pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
SALAH. :frm_snipper:
Krn tidak bisa menjaga jarak dgn kendaraan dari belakang.
Ente sama aja dgn biker yg maen selonong pindah jalur tanpa liat spion / nengok ke belakang.
om yang diceritakan diatas kan soal jalan tol dan hanya mobil yang melalui jalan tol. tapi kenapa soal sebutan selonong pindah jalur tanpa lihat spion kok langsung mengarah ke biker..?? ada pengalaman buruk sama biker ya om..??
adityabp
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1224
Joined: Wed May 07, 2014 2:36

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by adityabp »

iwing wrote: Fri Nov 03, 2017 2:37
adityabp wrote: Fri Nov 03, 2017 1:45
pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
SALAH. :frm_snipper:
Krn tidak bisa menjaga jarak dgn kendaraan dari belakang.
Ente sama aja dgn biker yg maen selonong pindah jalur tanpa liat spion / nengok ke belakang.
om yang diceritakan diatas kan soal jalan tol dan hanya mobil yang melalui jalan tol. tapi kenapa soal sebutan selonong pindah jalur tanpa lihat spion kok langsung mengarah ke biker..?? ada pengalaman buruk sama biker ya om..??
Ente kalo pindah jalur TANPA mempertimbangkan kecepatan kendaraan yg sdh lebih dulu di lajur tsb, kalo bukan nyelonong, apa donk namanya?
adityabp
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1224
Joined: Wed May 07, 2014 2:36

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by adityabp »

pengendiesel wrote: Fri Nov 03, 2017 2:28
adityabp wrote: Fri Nov 03, 2017 1:45
pengendiesel wrote: Thu Nov 02, 2017 12:31 Semakin bergizi saja thread ini :big_exellent:

Tuh kan jadi penuh asumsi. Hanya karena satu kalimat saja 'lajur kanan hanya untuk mendahului' asumsinya jadi ke sana kemari.
Dari sisi tukang ngebut : nggak ngurus speed limit, yg penting saya sudah benar dgn nyalip dari sebelah kanan. Mau jalan 250kmh pun, selama nyalipnya di lajur kanan pasti benar.

Sekarang coba kalimat tsb dikondisikan sbb :
Saya jalan di lajur tengah, speed 60 kmh. Di depan ada mobil jalan 60kmh juga. Kemudian saya mau nyalip, ok, saya tambahi kecepatan saya jadi 65 kmh dan ambil lajur kanan untuk nyalip. Di lajur kanan bagian belakang ada mobil sport made in Italy dgn speed 250kmh. Saya salah nggak? Kan 'lajur kanan hanya untuk mendahului' dan saya sedang mendahului mobil 60kmh tsb.

Kabur dulu ahhh :ngacir:
SALAH. :frm_snipper:
Krn tidak bisa menjaga jarak dgn kendaraan dari belakang.
Ente sama aja dgn biker yg maen selonong pindah jalur tanpa liat spion / nengok ke belakang.
Ohhh, jadi mobil di depan yang bertanggung jawab untuk jaga jarak aman dengan mobil di belakang? :big_think: Asumsi saya, mobil di belakang yang harus jaga jarak aman dengan mobil di depan CMIIW. :big_think: :big_think:

Dan lagi kalau memang ada mobil yang lari 250kmh, artinya mungkin pas saya mau pindah lajur kanan, mobil tsb hanyalah sebuah titik di spion saya, tapi 1-2 detik kemudian sudah persis di belakang saya. Entahlah, saya nggak pernah lari sampai 250kmh. Dan pada contoh tsb, pegangan saya adalah 'lajur kanan hanya untuk mendahului'.

Yg saya bold, emang semua biker kalau pindah jalur nggak lihat spion? Dan apakah yang pindah lajur tanpa lihat spion ini hanya biker saja? Saya sering juga tuh lihat dan ngalami tipe kendaraan lain melakukan hal yang sama.
Setuju utk yg saya bold, selama anda bisa mempertimbangkan kecepatan kendaraan yg sdh lebih dulu di lajur kanan walaupun masih di belakang.
User avatar
PRBS
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2308
Joined: Sun Mar 06, 2011 14:00

Re: Perilaku pengemudi di Indonesia dan korelasinya dengan pendidikan masa kecil

Post by PRBS »

adityabp wrote: Fri Nov 03, 2017 2:55
pengendiesel wrote: Fri Nov 03, 2017 2:28
adityabp wrote: Fri Nov 03, 2017 1:45
SALAH. :frm_snipper:
Krn tidak bisa menjaga jarak dgn kendaraan dari belakang.
Ente sama aja dgn biker yg maen selonong pindah jalur tanpa liat spion / nengok ke belakang.
Ohhh, jadi mobil di depan yang bertanggung jawab untuk jaga jarak aman dengan mobil di belakang? :big_think: Asumsi saya, mobil di belakang yang harus jaga jarak aman dengan mobil di depan CMIIW. :big_think: :big_think:

Dan lagi kalau memang ada mobil yang lari 250kmh, artinya mungkin pas saya mau pindah lajur kanan, mobil tsb hanyalah sebuah titik di spion saya, tapi 1-2 detik kemudian sudah persis di belakang saya. Entahlah, saya nggak pernah lari sampai 250kmh. Dan pada contoh tsb, pegangan saya adalah 'lajur kanan hanya untuk mendahului'.

Yg saya bold, emang semua biker kalau pindah jalur nggak lihat spion? Dan apakah yang pindah lajur tanpa lihat spion ini hanya biker saja? Saya sering juga tuh lihat dan ngalami tipe kendaraan lain melakukan hal yang sama.
Setuju utk yg saya bold, selama anda bisa mempertimbangkan kecepatan kendaraan yg sdh lebih dulu di lajur kanan walaupun masih di belakang.
Tapi saya sedikit mudeng sih.. sering sekali pas kita ambil sisi lane 1, mungkin si pengendara 250kpj itu masih jauuh bgt di belakang kita.. pas kita lagi nyalip ( let say baru nyalip 2 mobil), eh tau2 mobil 250kpj itu udah dibelakang kita..

Harusnya sih, mobil dibelakang ngasih pengertian ya kalau mobil kita sedang menyalip.. ga usah di dim2 lah.. toh kalo lane 2 udah mulai lowong, kita pasti balik ke lane 2..

pengalaman bgt soalnya dulu pas bawa chevy S-10 lokal, posisi saya lagi nyalip rombongan bis di lane 2 di dengan speed 90kpj di lane 1(ini aja udah effort bgt wkwkw) tapi di dim2 sama orang belakang (mungkin doi sering running 250kpj).. bingung orangnya buta atau gimana.. lah wong lagi nyalip kok.. hahaha

Dan ini ga sekali atau dua kali..