venipramana wrote: Thu Jun 01, 2017 13:11
ikut nimbrung om f272.....
Saya tahu persis bagaimana rasanya saat om sekeluarga melalui lintas barat ini...
Jalur ini ( Bengkulu - Lampung via lintas Barat ) pernah juga saya lalui , tahun 2009 saat mudik lebaran . Mobilnya ? Mitsubishi Galant VR 1994 , ground-clearence cuma sejengkal hehehhe , penumpang : Saya , Istri dan 3 pasukan di jok belakang...Kebayangkan kondisi lintas sumatera terutama lintas barat tahun-tahun segitu....?
Jadi ceritanya lebaran hari -4 ke kampung istri di Manna ( Bengkulu Selatan ) . Itu juga sebelumnya sudah dari lebaran di Payakumbuh , kampung saya....
Rencana berangkat awalnya memang mau pagi-pagi jam 7 dari Manna , tapi realisasi-nya menjadi jam 11-an...ngalor ngidul dulu masih suasana lebaran soalnya.
Sebenarnya ada pilihan rute lain selain rute Manna-Lampung , yaitu putar balik ke Bengkulu , ambil kanan ke Curup-Lubuklinggau dan bergabung dengan jalur Lintas Tengah meuju Lampung , cuma berarti nambah jarak hampir 300 KM....heheheh.
Isi full tangki sebelum jalan di SPBU di kota Manna , waktu itu isu kelangkaan BBM sepanjang lintas sumatera sedang naik daun...
Sama seperti om F272 , spot pantai sepanjang jalan memang berhasil mengalihkan kaki kanan dari injak gas ke injak rem , beberapa kali malah hehehe.
Dan kegiatan ini berhasil membuat cerita perjalanan ke Lampung menjadi lebih horor karena waktunya menjadi semakin molor...
Oh ya , di Bintuhan , Krui , Bengkunat ( semuanya kota sepanjang jalan ke lampung ) semua SPBU memasang pengumuman Bensin/Solar habis. Yang ada di penjual eceran dalam botol-botol yang takaran dan kemurniannya boleh lah diragukan...Saya lanjut terus , pasang harapan mungkin di SPBU berikutnya lebih beruntung...
Sepanjang perjalanan , kendaraan non-lokal yang searah ke Lampung cuma beberapa yang menyalip atau yang saya salip....yang berlawananan arah , yang artinya dari lampung ke bengkulu via lintas barat cuma ketemu 1 bis penumpang ( Putra Raflesia Jakarta-Bengkulu ) dan beberapa truk plat B . Waktu itu ( 2009 ) lintas barat memang masih 'menyeramkan'...
Akibat kelamaan main air di beberapa spot pantai ditambah sudah kesiangan memulai perjalanan awal , masuk ke Taman Nasional Bukit Barisan saat lepas magrib...
Selama perjalanan malam dalam gelap gulita rimba taman nasional ini praktis tidak ada lagi ketemu lampu kendaraan lain , baik yang dari belakang maupun yang dari depan...benar-benar alone in the dark...Hutan hanya diterangi lampu kendaraan saya saja...
Ditambah perasaan was-was dengan kondisi tangki bensin yang belum mendapat pasokan , jadi perhatian terpecah antara konsentrasi ke jalan yang bisa tiba tiba menjadi berjerawat dari sebelumnya mulus , jalan naik turun dan berlenggak lenggok , memandang jarum bensin yang makin condong ke kiri plus ketidaktahuan ini ujung hutannya ada dimana. Sinyal telepon sudah tidak ada , hei ini tahun 2009 , GPS ? lupakan saja...
Dilema juga sebenarnya , mobil sepuh ( kekekek ) dibawa ngebut dalam hutan tersebut sebenarnya masih bisa ( hidup Mitsubishi hahahaha ) karena jalan lintas barat saat itu sudah jadi jalan pribadi gak ada kendaraan lain , tapi nenggak bensinnya akan ampun-ampunan , kalau habis bensin di tengah hutan bagaimana ? Belum lagi tetap harus siap siap ngerem mendadak karena cilukba dengan lobang di jalan...
Selama perjalanan dalam hutan , saya dan istri dan 3 pasukan di jok belakang lebih banyak diam , larut dalam pikiran dan was-was masing - masing...mulut komat kamit berdoa agar tidak ada masalah di jalan , kendaraan dan paling penting : Bensin cukup !
Baret-baret kolong mobil sudah ga dipikirin lagi ....wong sedan juga kok...hahahaah
Akhirnya sekitar jam 02.00 keluar juga dari rimbunnya hutan sumatera tersebut , ketemu 1 -2 rumah penduduk yang ditandai kelip-kelip lampu minyak mereka ( listrik belum masuk kayaknya ) dan sekitar jam 03.00 sampai di luar KotaAgung , melihat logo Pertamina disebelah kiri jalan dengan posisi jarum meter bensin sudah di E lewat , sebentar lagi pasti akan nyala kelap-kelip warningnya...
( Selama bawa Galant Lele tersebut , baru kali itu saya merasa senang sekali melihat logo Pertamina di jalanan...hahahah...seluruh dunia kan sudah tahu bagaimana peminumnya kuda besi yang satu ini , dah tua lagi : 15 tahun !)
Isi bensin dan istrirahat setengah jam , melanjutkan perjalanan kembali ke Lampung ( tujuan akhir Bandung , karena saya tinggal di Bandung ). Kali ini perjalanan sudah kembali ceria hahaha , karena besnsin sudah full dan jalanan relatif makin ramai apalagi sampai ke Bakauheuni untuk menyeberang.
Kapok lewat lintas barat ? Nggak juga ternyata hahahah..2015 saya ulangi lagi dengan mobil yang sama , tapi kali ini berangkatnya memang lebih pagi ( habis sholat subuh ) sehingga main ke pantai bisa lebih lama (hehehe , tetap ) dan keluar dari Taman Nasional Bukit Barisan masih sore sekitar jam 4-5. Bedanya lagi SPBU ada stok terus dan jumlahnya lebih banyak....
Sayangnya untuk trip 2009 , saking konsentrasinya ke jalan dan jarum meter sampai lupa memotret satupun moment sendiri di jalan hutan , sibuk berdoa sebenarnya....hahaha
Buat rekan-rekan SM yang lain , ayo ke lintas sumatera...pakai sedan ? bisa ! Mobil tua ? ayok aja...sing penting niat , hahahaha....
Lanjut om....