https://www.youtube.com/watch?v=qlQLhv7kjEI
https://www.youtube.com/watch?v=V2dffPYO6WM
Prakata
Suzuki Ignis menggunakan all new platform juga generasi mesin baru, satu platform dengan Suzuki Swift All New 2017 juga Maruti Baleno yaitu HEARTECT, tapi mesinnya pakai K12M, yang detilnya sendiri ga banyak beredar, tapi pada intinya ini mesin generasi baru dengan dual jet/ dual injecton. Power output sendiri termasuk oke kalau berdasarkan spek suzuki ignis india yaitu 81 hp/6000 rpm dan torque 113 nM/4200 rpm. sebagai pembanding mesin 3 silinder nissan march HR12 DE: 78 hp/6000 rpm, 106 Nm/4400. atau Mitsubishi Mirage 76 hp/6000 rpm dan torque 100 nM/4000. atau Honda Brio 1.2 90 ps/6000 dan torque 110 nM/4800.
Dengan platform swift juga bobot ringan terkesan menjanjikan sekali. apalagi curb weight-nya seimbang dengan Mirage di 850 kg.Maruti Suzuki K12M Engine – Technical Specifications
No. of cylinders: 4
Capacity: 1197cc
Power: 84bhp@6000rpm
Torque: 11.5kgm@4500rpm
Compression Ratio: 10:1
Bore (mm) x Stroke (mm): 73 x 71.5
Valve configuration: DOHC
Valves per cylinder: 4
Salient features of Maruti Suzuki’s K12M Engine
All-aluminum light-weight engine promising best-in-class fuel efficiency
Skirt area of the piston has been shortened to make the aluminum engine lighter
Rocker-less DOHC cam shaft, plastic intake manifold and offset crank shaft with low tension rings to reduce losses and improve fuel efficiency.
Smart distributor-less ignition (SDLI) system with dedicated plug top coils, high pressure fuel system and advanced injectors for superior atomisation to provide uniform and optimised combustion for better performance
Resin-coated pistons – to reduce friction and increase fuel efficiency
Optimized cylinder block, light piston and nut-less con rod for light weight configuration
Improved engine stiffness and use of advanced technology like silent timing chain to improve NVH characteristics
For lowering the running costs, the engine uses higher grade engine oil which helps to increase the first changeover time from 1,000 km to 10,000 km.
Spark plug with longer longevity, which doubles the changeover time from 20,000 km to 40,000 km.
Use of Silent timing chain which ensures enhanced life in comparison to conventional belt design while the tappet design reduces valve clearance re-adjustment
Exterior
Pertama lihat terutama depan pasti banyak yang bilang keren, tapi belakangnya maka akan jadi kontroversi, saya si termasuk yang suka, apalagi di India sudah ada aksesoris rear spoiler yang bikin lebih rapih lagi, hanya memang itu motif tri-stripe di pilar C emang rada aneh, tapi sudah ada aksesoris yang bikin ga terlalu kelihatan itu tri-stripe.
Tampak depan dengan filosofi desain baru Suzuki, yang saya lupa namanya apa, dimana Grill menyatu langsung dengan headlamp yang nampaknya akan terus menjadi trend kedepannya, bikin tampilannya european look pol, ada yang blg Mini Cooper like, tapi saya pribadi bilang si emang mirip tapi ini ga bulet2 sekali. Warna flagship selain orange juga biru dengan atap putih/hitam. Hanya ada keanehan soal pilihan warna, karena nyatanya selain biru dan orange untuk warna lain tidak bisa pilih warna atap putih/hitam, dan untuk orange hanya tersedia warna atap hitam. Dan warna atap ini aslinya stiker bukan di cat dari pabrik, semoga bisa awet dan tahan lama.
Headlamp dengan menjadi selling point dengan LED Projectotr untuk High Beam dan Low Beam, plus DRL super ganteng yang juga menjadi City Light/lampu kecil, dan ketambahan cantiknya desain foglamp bikin tampilan makin keren, trust me 99% orang pasti suka tampilan depannya. Bonnet model kekinian yang modelnya SUV like, lengkap dengan fake air grill di samping yang buatannya agak kasar, juga black out Pilar A bikin tampilan maki cakep.
Beranjak ke samping, again that tri stripe emang bikin mikir, karena kesannya jadul atau apalah, hanya saya suka desain kaca pintu belakang, yang menaik tajam progresif walau bikin bangku belakang rada claustrophobia karena menghalangi pandangan keluar juga Pilar C yang tebel menghalangi pandangan ke belakang dan keluar. Antena sudah model kekinian yang micro antena, lalu ada roof rail yang beneran bisa dipake.
Balik ke belakang modelnya emang kontroversi, tapi sudah ada aksesoris rear spoiler seperti ini:
http://auto.ndtv.com/news/maruti-suzuki ... ns-1649257
well, yang carbon fibre like pattern emang too much, tapi dengan warna2 lain bikin menarik, semoga cepet masuk jadi ga aneh2 banget tampang belakangnya, untuk rear bumper full black plastic clad yang akan jadi nightmare karena biasanya lama kelamaan akan pudar akibat umur pakai, dan satu lagi nampaknya desainernya ngirit material jadi itu cluster lampu belakang kelewat sederhana... LED? forget it, malah itu modelnya kaya jadul dengan mika reflektor bukan clear...
![Yes / No [emo-yesno]](./images/smilies/2017-yesno.gif)
Interior
Pertama kali buka pintu driver, impresi saya, ini pintu berat juga, well dengan ilmu ketok body hasil didikan bertahun2 sebagai orang indo untuk menandakan bahwa itu mobil bagus (yg saya juga ga ngerti apa korelasi positif plat body tebal dengan bagusnya mobil) maka dengan sah saya nyatakan ini lulus


Ada cela? pasti adalah, karena beberapa material plastik terkesan tipis dan flimsy, but hey, look at the design, just look dont touch

duduk di depan, disapa bangku model semi bucket dengan material seat cover da busa yang setingkat diatas avanza, rasa2nya mendekati ertiga, dan tentu tidak ada korting headrest non adjustable disini, tetap adjustable

Pindah ke belakang, roofline yang menurun bikin akses keluar masuk rada susah karena kepala gampang terantuk, ya khas-nya crossover modern, tapi ketika duduk suprisingly decent enough, leg room cukup, posisi duduk agak terlalu tegak, tapi okelah kalau hanya untuk city commuting, seatbelt dapet 5 tapi yang tengah hanya 2 point tanpa headrest. Cup holder tetap ada di kedua pintu, lumayan banget, juga ada celah untuk majalah di sisi penumpang depan.
Buka pintu bagasi yang entah kenapa sedikit mengingatkan saya dengan Kia Picanto latest gen, terasa cukup solid itu pintu, dan disambut dengan bagasi yang dalam karena bibir bagasi tinggi, ada lampu bagasi, spare tyre dipaling bawah seperti biasa dan dapetnya pelek kaleng dengan ban ukuran sama untuk keempat roda lainnya.
Driving.
Smart key sudah ditangan, tarik gagang pintu, eh ga kebuka, oh ternyata ini passive smart keyless entry, pencet tombol di handle dan disapa suara beep2 buzzer khas smart entry mobil jepang (tapi suaranya kecil sekali), pintu terbuka, naik, duduk dan setel2 sana sini, Spion cukup lebar hanya sedikit kurang tinggi, sudah ada retract (tapi kayanya tidak auto fold). Start the engine dengan pencet tombol, dan tidak terdengar apapun, luar biasa halus, mungkin lebih halus daripada mesin 2NZ-FE Toyota sekalipun, kalau ga liat rev meter bisa jadi bener2 ga sadar mesin sudah hidup.
Speedometer tampilan cakep sekali, sangat modern, walau tidak optitron bla2 dan layar MID besar dibikin dari Monochrome kalkulator, tapi cukuplah untuk memberikan kesan modern dan up-to-date apalagi harganya yang sekian. Tidak ada lampu Eco2an, hanya ada real time consumption bar. Yang keren itu layar MID nunjukan pintu mana yang kebuka, juga ada beberapa setelan untuk lampu dsb, lumayan lah.
Parking break release, Shift to D, dan mobil ga jalan

Coba city driving, beberapa kali kagok karena sering gear hunting + jerky dan paling bikin kesel, its judder. misal kecepatan 20 kph, lepas gas, lalu digas lagi, akan terasa sekali ini AMT kebingungan mau masuk gigi berapa, karena gigi 1 ketinggian, sedangkan gigi 2 rentan tersendat2, alhasil masuk 1 dulu, lalu masuk 2 lagi. Judder terasa ketika akselerasi cepat, mirip CVT yang kalau tiba2 kick down seperti kagok.
Kalau dibilang ada improvement dari Wagon R AGS saya setuju, terutama kehalusan dan kecepatan pindah gigi yang saya yakin mau pro driver sekalipun ga bisa kalahin "robot" seperti ini, tapi PR besar untuk suzuki dalam hal algoritma perpindahan gigi di city driving.
Pindah ke jalan pantura, cruising minimal 40-80 kph, baru terasa dashyatnya AMT dimana tidak ada slip kopling sedikitpun atau rubber band, tidak ada rasa lock up clutch telat atau kecepatan, afterall its MT guys!. akselerasi mobil gradual sama dengan putaran mesin, benar2 menyenangkan tapi nightmare akan kembali terjadi ketika lepas gas tiba2 lalu digas lagi, karena gear hunting.
Coba manuver kiri kanan, body roll tetap ada, suzuki mungkin memang khasnya seperti ini? karena rasanya mirip Wagon R AGS tapi ini dalam derajat tolerable sekali karena body tinggi. mungkin bisa diperbaiki dengan ganti that cursed ecopia tyre atau bisa jadi karena tekanan angin ban kurang atau kelewat keras karena ini mobil test drive. hanya peredaman kabin dan suspensi mesti dipujiken, karena di jalanan kw super ala pantura pun tetap oke, bantingan paslah, walau agak sedikit keras, tinggal balik ke preferensi user saja soal ini. kelincahan pun oke banget, yang saya kurang suka itu pilar A yang entah kenapa cenderungnya bikin blind spot seperti ketebalan atau terlalu maju posisinya, pun duduk di kursi pengemudi atau penumpang belakang agak terasa sempit mungkin efek dari kaca belakang juga seating position yang tinggi.
Tarikan tidak ada slip, tapi untuk pecinta launch control kayanya akan sulit (begitu juga pas start di tanjakan akan tricky) karena pun ketika berhenti total injek rem lalu masuk D, itu transmisi ga langsung masuk gigi 1, nah selepas rem baru masuk gigi 1 (dan ini bisa glongsor ke belakang) untuk creeping sedikit tapi kalau ada tanjakan pasti mundur dulu, Jadi mesti masuk rem tangan dulu, injek rem, masuk D, lepas rem, injek gas, baru lepas rem tangan. untuk continous acceleration pun oke, perpindahan gigi ga berasa dan secepat kilat, tarikan 0-100 rasa2nya masuk ranah normal di kisaran 12 detik.
Etc.
Ada satu keanehan ketika parkir dan manuver dalam kota, itu EPS seperti ga auto centering, sales pun bingung karena di varian GL manual pun sama, seperti ga ada power steering (tapi tetap ada karena steeringnya relatif ringan) di kecepatan rendah. pertama bingung tapi lama2 kebiasaan si, walau contrary dengan biasanya city car yang steernya sudahlah enteng, lifeless akibat EPS, tapi tetap berasa itu steer balik sendiri. di medium speed pun agak kurang berasa, ajaib.

Audio standard tidak saya test karena ini unit test drive showroom sudah dipasang tidak standard, hanya yang saya suka HU terpasang itu aksesoris resmi yang harganya 5 juta, tapi ukuran besar mungkin 7", android based, sudah ada bluetooth, konek ke remote steer, dan its alpine! yg merek ini ada di remote infra-red-nya.
untuk AC relatif dingin, karena ini mobil ga ada KF sama sekali. sudah ada lane changi sign, sayang ga ada variable intermittent speed untuk wiper begitu juga auto headlamp tapi dikasi headlamp height level adjuster. Remote di steer kayanya ga ada lampunya, atau mungkin ga kelihatan ya, dan itu speedometer pas siang hari ga terlalu terang. Kabin juga termasuk sunyi, karet2 pintu sangat decent bahkan ada karet di sela2 antara pintu depan belakang, walau tidak ada karet balon full di sisi kabin, mungkin faktor mobil india yang mana mereka sangat bawel urusan noise.
Overall.
Sebenernya ini target utama ane untuk ganti bpkb karena feature rich dengan harga sekian terlepas soal merek dan after sales service juga urusan resale value, tapi dengan performa AGS/AMT yang seperti itu bikin rada ilfil, entah d kalau dapet TD yang lebih lama lagi mungkin bisa lebih paham ane untuk nyetirnya, soal steer yg rada antik ga terlalu masalah. ini mobil yang bener2 killer untuk dibawah 200 juta dan kelas 5 seater tapi untuk yang incer AGS/AMT karena maunya transmisi otomatis baiknya TD dulu bener2 baru akuisisi.
tiny detail
- air Intake itu adanya pas dibelakang grill sisi teratas, dan ada semacam belalai kecil di ujungnya, mungkin untuk kurangin kemungkinan air masuk langsung, bisa jadi performa akan naik kalau itu belalai di ujung intake di lepas
- ECU/Injection/braking by BOSCH.
- headlamp led by Japan India Lighting Industry, ini kongsian Koito dengan Chenai.
- AMT by Magneti Marelli as usual, dan terlihat ada tabung fluida diatas transmisi.
- saya ga ketemu adanya lampu indikator alarm.
- bangku belakang bisa split folding 40:60, tanpa handrest
- tidak ada lampu untuk penumpang belakang
- DRL itu permanent ON, dan ketika city light (lampu kecil) ON maka DRL akan meredup, dan tidak ada lampu city light lagi.
- Lampu jauh dan dekat jadi satu di projector
- Switch foglamp jadi satu dengan lamp stalk
- Bukaan kap mesin bentuknya antik, kaya mobil jadul, macem pentol handle pintu lemari, posisinya normal sebelahan dengan pedal gas
- bukaan fuel lid adanya di lantai, aneh, biasanya mobil modern sebelahan dengan bukaan kap mesin
- smart entry key made in China, by ALPS Electronic
- mobil ini rooflinenya selisih dikit dari BRV, karena sempat sebelahan. jadi sebenarnya ga tinggi2 amat.