dear suhu2 SM...
ane lagi galau soal busi. ceritanya gini:
2 bulan lalu ane bongkar2 mobil, sedot2 kerak silinder, ganti busi. pas liat busi aselinya, NGK LZFR6AI, kode produksi 08... dan odometer 120rb km.
gapnya dah melar sampe 1,1mm, harusnya 0,8mm. Berhubung kepingin ngirit ane ganti aja jadi NGK LFR6C-11 (70rb/set). setel ulang gap ke 0.8mm biar sesuai sama kitab. alhasil ada perbaikan FC dalkot dari 1:4an jadi 1:6,5.
it worked fine until.... ada yang bilang dimari kalo mobil ane termasuk boros. okay..
apa iya gegara businya "turun derajat" dari iridium ke nikel?
ane coba iseng beli iridium murmer, Denso IKH20 (270rb/set) pasang. ane nggak ubah gapnya, takut elektrodanya kenapa2. rada mahal soale.
dan voila... malah jadi 1:4an lagi.

demmm...
puyeng, ane coba balik ke busi aselinya yang udah uzur, ketok2 dikit ground elektrodanya biar balik ke 0,8mm.
tes seminggu... dan tetep boros

oke, berarti emang udah layak buang.
rute berkendara gitu2 aja... cuma buat antar-jemput bocah n sesekali tol tangerang.
gaya berkendara damai dan jauh dari kata ngebut, soale bini yang bawa.
secara bentuk fisik, panjang idung (elektroda positif) IKH20 lebih pendek 3mm dibanding LZFR6AI. sementara LFR6C-11 cuma selisih 1mm lebih pendek. ketiganya heat-range-nya sama, thread, reach, hex, semua sama.
pertanyaannya, apa segitu besar pengaruh panjang idung busi terhadap efisiensi?
asumsi ane, dengan model ruang bakar pentroof kalo idung businya pendek, posisi spark jadi terlalu keatas, gak berada di tengah2 ruang bakar saat TMA. akibatnya flame travel jadi jauh n bensin ga kebakar sempurna. is it right?
oia, mobilnya grandis.
--------------------------------------
inti ceritanya: ane galau mo jajal busi FK20HR-A8 punya Ipah baru (200k/biji) atau SK20HR-11 (90k/biji)--- sepertinya idungnya cukup panjang.
busi aslinya 250k/biji di beres

kudu keluar cetiaw buat busi doang. atau... cukup pake busi nikel yg murah2 aja?