Untuk pembuka, secara garis besarnya sepeda terbagi 2 genre yaitu on road dan off road bike. Genre pertama diwakili oleh road bike sebagai jenis sepeda tertua yang masih populer sampai sekarang dan off road baru populer belakangan dengan banyaknya jenis MTB yang berkembang saat ini. Road bike sepintas terlihat tradisional, konvensional dan sangat menjaga tradisi walaupun sebenarnya nggak gitu-gitu amat. Bentuknya pun bisa dibilang begitu-begitu aja dari tahun 20an sampai sekarang. Sedangkan MTB kebalikannya: penuh inovasi dan teknologi. Mirip-mirip dengan gadget, teknologi yang dipakai di MTB 3-4 tahun lalu bisa jadi sudah ketinggalan zaman saat ini.
Pilihan saya adalah road bike atau yang lebih dikenal sebagai sepeda balap. Sebenarnya pemilihan kata sepeda balap untuk road bike IMO kurang tepat, karena sepeda balap (race bike) sebenarnya adalah sebutan untuk salah satu jenis road bike dari beberapa jenis lain.
Lalu kenapa Polygon? Polygon adalah merk lokal yang terkenal di kalangan cyclist sebagai produk yang well built dan memiliki price to performance yang sangat baik dibanding merk lain. Good price untuk kelasnya.
Helios C series adalah road bike dengan frame jenis endurance berbahan alloy. Selain C series masih ada A series untuk frame jenis race. Bedanya adalah di geometri, dan peruntukannya sesuai namanya: satu untuk endurance dan satunya untuk race. Bahan alloy pada frame sepeda memiliki kelebihan yaitu ringan, cukup kuat dan stiff dan lebih murah dibandingkan carbon atau titanium yang juga sering dipakai untuk material frame. Kelemahannya yaitu stiffnessnya identik dengan riding comfort yang rendah karena getaran permukaan jalan yang langsung terasa dan bantingannya keras.

Dalam kondisi standar, posisi setang sangat jauh dari front tube dan terdapat beberapa spacer berukuran 10mm. Jadi hal yang pertama dilakukan adalah:
- Memotong steerer tube. Tujuannya membuat posisi setang serendah mungkin. Perubahan ini langsung terasa pada handling dan ketika setang dibetot saat off saddle, rasanya lebih stiff.
- Mengganti stem standar 8mm dengan stem 11mm. Makin pendek stem, handling makin twichy. Mungkin bagus buat MTB downhill yang perlu manuver mendadak, tapi tidak buat road bike yang butuh stability. 11mm stem membuat handling makin stabil dan makin terlihat ganteng pastinya.
- Upgrade wheelset. Tidak seperti mobil yang rata-rata ganti wheelset hanya buat gaya-gayaan, wheelset pada roadbike punya pengaruh sangat signifikan. Tidak seperti kendaraan bermotor yang tinggal tambah bukaan throttle, kenaikan speed 2kph pada sepeda bisa dibilang sangat berarti. Wheelset yang saya pakai yaitu Campagnolo Khamsin jauh lebih stiff dan ringan daripada wheelset bawaan pabrik dan ditanjakan yang sama selisih lebih kencang 5-6kph. Jumlah spoke yang lebih sedikit dan kualitas bearing yang lebih bagus juga membuat maintain speed di 40an jadi lebih mudah
- Ganti ban bagus beserta ban dalamnya! Sebenarnya ini adalah shortcut to speed pada roadbike, low rolling resistance dan bobot adalah kuncinya. Sayangnya harga ban ideal cukup menguras dompet, jadi saya pilih kualitas pertengahan yang didapat pada Continental Ultra Sport ll. Hasilnya top speed di jalan rata yang lumayan bikin bergidik. Btw jangan samakan sepeda dengan motor yaa..
- Entah kenapa saya tidak pernah nyaman dengan saddle yang ada lengkungannya seperti saddle bawaan pabrik itu. Flat saddle lebih cocok buat saya. Oiya patokan cocok di sini adalah gowes diatas 60km tanpa membuat pantat terasa kebas.
- Bisa dibilang satu-satunya upgrade tampilan yang saya lakukan adalah peel off cat bawaan pabrik yang menurut saya jelek color schemenya dan menjadikannya polished bare aluminum
- Sepeda bawaan pabrik hampir pasti dikemas dengan orientasi ekonomis. Artinya jangan berharap bisa enak dengan kondisi standar. Minimal ganti wheelset dan ban yang proper supaya ga ketinggalan rombongan
- Dalam road bike, stiffness equals to performace. Artinya makin stiff sebuah frame, wheelset, stem, dropbar (setang) dan parts penunjang lain termasuk sepatu, efisiensi akan makin tinggi. Artinya tidak akan ada tenaga terbuat percuma dan semuanya akan tersalur ke drive train. Mungkin ibaratnya, kalau mobil dengan melakukan modifikasi pada suspensi dan engine mounting, bisa jadi akselerasinya akan lebih baik ketimbang mobil lain dengan engine yang sama.
- Rolling resistance serendah mungkin bisa dicapai oleh pemilihan ban yang bagus dan ban dalam yang baik
- Kalau di touring car saja ada handicap weight system, usahakan sepeda seringan mungkin. Berat 50gr pun bisa sangat berarti kalau diakumulasi, jadi hindari perlengkapan yang tidak perlu seperti standar sepeda, spatbor, apalagi boncengan! Kecuali memang ga ada rencana gowes diatas 10kph
- Sesuai butt-o-meter, efek aerodinamis terasa diatas 32kph. Hal paling signifikan adalah posisi badan saat riding, bentuk helmet dan pakaian (makin kewer-kewer artinya makin bikin lambat). Baru selebihnya hal lain semisal wheelset atau frame
NOTE: harga sepeda dan modifikasi yang dilakukan masih dalam taraf tidak membuat istri menyuruh saya tidur di teras rumah.