Saya mau cerita sedikit tentang kegalauan hati saya sebagai customer terkait dengan phenomena Jedug dan Putu akhir akhir ini.
Latar Belakang.
Kebetulan (sebagaimana sering saya posting di SM) saya sedang galau memikirkan pengganti di Silvy, Ipah GNKI type G A/T bensin, thn 2011, yang konon merupakan species yang selalu dihina di SM karena 2B (Boyo dan Boros, katanya,..padahal saya masih dapat 1 : 7 dalkot dan 1 : 9.5 roadtrip) , yang sangat kentara bedanya dengan saudara kandungnya D4D AT. Tak heran nilai jual juga anjlok untuk type bensin ini disbanding D4D. Terlebih sejak Luginar selalu menjagokan Ahond, apapun judul trit yang dia nimbrung, maka makin jeleklah citra Ipah Bensin Matic saya ini di mata calon pembeli.
Dua hari yang lalu, tanggal 13, tapi bukan tanggal sial, tapi tanggal bahagia, si Silvy akhirnya berpindah tangan seharga IDR 153 juta, dgn kondisi Odo 42K. STNK hampir mati (sebulan lagi). Very good !!!
Sungguh ini suatu pencapaian yang luar biasa karena Mobil xx Bintaro Cuma berani nawar Rp 134 juta.
Yang beli adalah rekan kerja dari sahabat lama saya di Bandung dulu.
“Bro, gue mau beli mobil lagi nich, report pakai uber terus…”
“oooh, kebetulan, bang Ginting lagi mau jual mobilnya…nih no HPnya…elo hubungi aja…
Dan ternyata jodoh..user to user scheme is always better off.
Singkat cerita sudah 2 hari ini garasi saya kosong. Maka saya pun tingkatkan pantauan di trid SM ini khususnya terkait tentang kondisi MPV dan SUV impian saya yg tengah didera kasus Jedug dan Putu.
Sempat saya dengar perwakilan customer yang melakukan konferensi pers diundang oleh APM untuk berdiskusi. Ternyata hasil dari diskusi tersebut (menurut saya) koq tidak memuaskan, karena menurut pabrikan tidak ada cacat,

Mungkin oom oom yg ikut "beraudiensi" ke APM itu bisa kasih klarifikasi apakah sudah beres semua keluhannya.
Namun kembali lagi, itu kan hak mereka…. Ya sudah…
Dan saya sebagai customer yang harus mengurungkan niat saya beli produk impian itu. Mungkin 5 tahun lagi saya akan beli merk itu.
Dalam hidup saya biasa "berjudi" (baca : ambil risiko), tapi bukan a kinda "blind betting" tapi "calculated betting" dimana kita bisa melakukan sesuatu untuk memmperkecil kemungkinan kalah.
Apa sih yang bisa saya lakukan untuk memperkecil peluang mobil yang saya beli tidak ada masalah?
Yang jelas sekarang, sebagai pegawai swasta yang pas pasan, saya tak siap kalau tranny atau turbo tewas sesaat selepas masa garansi…. Bisa semaput gue mbayangi uang keluar 100 jt untuk itu…
Kalau soal mobil lelet, kurang ganteng,..... saya bisa siapkan bathin .. I can prepare my hart to live with that.
In Search of Alternative
Karena saya bukan speed enthusiast (seperti Berbie), tapi lebih kepada type prudent driver,
Dan suka road trip, maka saya pun mencari MPV / SUV 3 baris sebagai alternative pengganti.
Mobil itu harus tangguh, tinggi, 3 baris, diesel (pingin coba) dan tidak gampang injector rusak oleh solar busuk (kalo terpaksa minum).
Maka tanggal 14 Okt 2016, saya telepon dealer Isuzu Ciputat. Saya bertanya harga MUX Facelift, sekedar mengukur kemampuan kantong. Ternyata tak terlalu mahal.
Tak dinyana si mbak Sales juga sangat ramah dan menawarkan test drive, tak perlu saya datang, dia akan bawa mobil ke rumah saya.
“saya belum tentu beli, lho… karena saya masih galau menentukan pilihan..”
“gak papa pak…emang MUX ini harus dicoba dulu, baru terasa “
“tapisaya jadi gak enak nih, kalua gak jadi beli, seolah-olah saya PHPin, mbak”
“ah, gak papa, Pak”.
Malam tadi saya browsing semua video test drive MUX, baik di Thai, Indo, maupun Australia. Ternyata di Thai, ini mobil sungguh laris, beda banget dengan di Indo. Di Ausie juga ini mobil (versi 3.0) sungguh ngetop untuk touring wild.
Mayan dapat gambaran soal naikan dan performancenya.
Akhirnya Sabtu tadi pagi 15/10/2019 jam 9 pagi tibalah mobil SUV bongsor di garasi rumah.
Tiba-tiba ada yang mengantar mobil ke rumah, saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk test drive (Adjaya style).
Mobil ini sejatinya bukan mobil test drive, tapi mobil atasan sang sales. Karena mobil TD lagi dipakai, maka ini mobil yang dibawa ke rumah saya.
Mobil yang dibawa adalah MUX warna Uluru Brown Metallic, keluaran 2015, pre-fl. Kesan pertama mobil masuk garasi saya adalah mobil ini bongsor banget. On paper sih datanya 4,845 mm length, 1,860 width, 1,840 height, curb weight 1980 kg. MUX semua CBU dari Thai.
Mobil ini tenaganya pas pasan yaitu 136 HP (3400 rpm) dan torsi 32,6 kgm (1800 – 2800 rpm). Mesin 2499 cc 4JK1-TC Hi-Power, dengan VGS turbo intercooler, double filter solar.
Terdiri dari 2 type yaitu yang standard (448 jt) dan Premiere 478 juta. Diskon sedikit (rahasia)
Secara outward appearance, mobil ini keliatan besar, macho dan intimidating di jalan rame. Jauh dari kesan kemayu atau metrosexual jeep.
Warna hitam dengan kaca film hitam sekujur mody mungkin akan menguatkan nuansa mafia Ciputat wkwkwkwk (saingan Mafia Bogor)..
Spek lengkapnya lihat brosur saja.
Test Drive
Maka sesudah basa basi sedikit dan anak saya selesai berkemas, maka kami mulai sesi TD.
Komposisi :
Depan : Saya (nyupir) dan sales batangan
Tengah (mbak Sales, Istri saya, anak saya 11 thn dan anak saya 7 thn).
Totaal 6 orang di dalam mobil, sehingga cukup menggambaarkan suasana beban roadtrip.
Rute adalah :
Start Perum. Bukit Nusa Indah, Ciputat --- Jl Raya Ciater – Masuk Tol Serpong, -- Exit toll Bintaro – Masuk lagi toll Bintaro – Exit Serpong – Jl Raya Ciater – Bukit Nusa Indah.
Total waktu lk. 30 menit.
Kondisi jalan dalam komplek adalah paving block, dengan banyak polisi tidur. Di jalan Palapa (Villa Dago Tol) jalan rusak berlobang. Jalan Ciater mulus, pun jalan toll.
Menurut impresi saya ini mobil empuk sekali. Tapi tidak separah panther LM 2001 yang dulu mobil dinas saya.
Akselerasi tak ada yang istimewa, tapi cukup bertenaga saat turbo mulai aktif dan terasa ngisi terus. Masih mending disbanding Ipah bensin. Sayang tadi toll agak rame, jadi tak bisa terlalu kenceng. Jadi saya tak tahu apakah napasnya bakal bengek di RMP atas.
Pengereman juga lembut, linear dan terukur. Saya suka itu. Tidak ada ruang kopong dalam pengereman.
Gejala turbo lag tidak terlalu berasa dan mobil masih bisa berjalan dengan nyaman di macet merayap.
Cruise control berfungsi baik, walau dalam kenyataan bakal jarang dipakai.
Stiir terasa berat, tapi pulangnya si mas Sales bilang bahwa kalua mau lebih ringan, TCS dimatikan (off) saja pak..#baik-lah..
AC sangat dingin sekali, khas Isuzu. Ingat AC panther, yg jauh lebih dingin dari Tokisul di masanya.
Saya tak tahu, berapa MMBTU sih kapasitas AC mobil Isuzu. Lupa saya merk apa AC mobil ini, dulu Panther Kapsul LM merek Denso.
Sebagai mantan pengguna Ipah bensin, saya merasa bahwa getaran diesel ini masih terasa, walau tak sekeras/kasar Panther kotak yang biasa lewat depan rumah.
Mengenai bahan bakar si sales bilang bahwa disarankan pakai solar lux, tapi pakai solar biasa juga bisa. Cuma dia anjurkan pakai “racun” yang pakai kaleng itu katanya (saya inget posting oom Turbo soal Redline dan CRC). Saya jawab, okeh..okeh…(wong saya sudah khatam soal racun di KFOC (saya silent rider) dan SM).
Soal guncangan, sebagai driver tidak terlalu terasa tapi ketika pulangnya saya duduk di baris ketiga,saya merasa mual sedikit melewati jalan berlobang.
Kayaknya benar kata teman teman di SM, ini shock perlu diganti yang akan rigid sedikit lagi. Tapi gejala limbung kayak “perahu” sepertinya tidak terlalu berasa. Mungkin Amada atau BIlstein ada solusi buat itu.
Impresi Istri & Anak
Menurut istri saya ternyata mobilnya MUX itu cakep juga.
Anak saya yang kedua, langsung tidur di pelukan mamanya, kena buaian AC MUX.
Oh, iya…AC MUX itu blowernya bulat bulat di atap, ngadap ke bawah, dengan bilaah pengatur arah tembakan…beda dengan Ipah yang bentuknya rectangular, ngadap ke belakang..
Saya sudah kompori istri bahwa ini mobil irit biaya operasional, tangguh, tak pernah rusak, tapi mmg kurang pasaran.
Menurut si sales, di seputar jabodetabek FC 1 : 13, sedangkan kea rah Palimanan yang banyak tol FC 1 : 16.
Menurut saya sih angka ini cukup masuk akal, secara punya oom F272 juga irit saat dibawa ke Surabaya untuk menyaksikan kawinan modcing a.k.a madcat015 (lihat di trit sebelah)
CONCLUSION
Shall I buy this car ? Hmmm…it takes some more consideration this week-end. But some positive point from this MUX are :
- High GC (23 cm)
- FC good
- Service oke
- Part’s price is reasonable (relative sih)
- Roomy / spacy
- Tough suspension
- Engine durability (no issue of jedug and putu so far)
- Price is within my range
- Leather seat
- Well featured(PESS, Steering audio control, Cruise control, Parking camera, reverser sensor, ABS, EBD, ESC, TCS, HAS, BA, Airbag, Keyless entry, Immo, DRL, alarm, etc)
- Projie (lampu jauh)
- Glass insulation (as soon as you close the window, the noise is reduced significantly)
- 4 discbrake
-
(the above features are AVAILABLE for both types, Std and Premier)
Yet, there are still many aspects need for further improvement :
- Swaying ( I need to adjust my expectation)
- Power is moderate (don’t compare to Dakar)
- Vibration (compared to my ex Silvy Ipah)
All in all, all I need from a car is a car that PLUG & PLAY, not a car that PLUG and PRAY.
About lack of power, by spending another tens million, perhaps oom Chiang of GA can resolve the issue… nanti tinggal konsultasi sama oom Turbo dan oom Kompre.

Photos :
Maaf photo nyusul, susah upload…nanti lewat Tapatalk saya kirim..
Sekian semoga bermanfaat, mohon maaf kalua ada yang salah kata dan perbuatan. Tabik !!!
Ciputat, 15/10/2016.
Disclaimer : Bukan sales otomotif manapun. Tidak untuk menjelekkan merk apapun. Ini hanya perspektif seorang calon user yang type "risk averter".
