WHAT IS THIS THING

This funky looking thing is a new toyota MPV, kelasnya di atas Avanza dan di bawah Innova. Segmen pasarnya kalau saya rasa keluarga muda yang incomenya terbilang cukup oke, atau mungkin justru mahasiswa yang tidak bisa mencapai agreement karena si bapak pengen beliin Innova buat sekalian dipake sekeluarga tapi si anak pengen Yaris karena Innova terlalu daddy's car. Nah Sienta bisa jadi penengah di problematika ayah vs anak tersebut.
Segmen ini saat ini tidak bisa dibilang gemuk di Indonesia, SUV-SUVan alias crossover yang harganya memang menempel ketat segmen ini sukses menimbulkan berita kurang sedap untuk penghuni lama kelas ini, Freed. Nah tentu saja kemunculan MPV baru Toyota dengan bentuk yang funky ini bisa menjadi angin segar untuk penggemar MPV kompak dengan pintu geser. Nah now let's see if this orange thing is any good.
F FOR FAMILY AND FUNKY-LOOKING

Saya suka desain mobil ini. Like, suka banget. Mobil ini seakan menjadi angin segar di dunia mobil keluarga under 300 jutaan yang di dominasi wajah-wajah jelek seperti Avanza, Xenia, dan Mobilio. Tampangnya masih seperti lele namun entahlah menurut saya mobil ini punya konsep yang jelas. Desainernya seakan punya goal yang jelas dan mendapat freedom saat mendesain mobil ini and that's good. Apa sih maksudnya desainer punya goal dan dapet freedom itu? Okay, gini loh kita ambil contoh Mobilio. Misalnya si desainer diminta mendesain sebuah mobil keluarga compact Honda. Si desainer pun mulai melukis sebuah siluet low-slung ala wagon, dengan tarikan garis tegas, tak lupa ia mendesain front end dan back end yang matching dan gagah karena well, it's a Honda, it has to be sporty right? Sayangnya gambar si desainer ini tidak bisa masuk jalur produksi, karena terlalu mahal dan akhirnya karyanya pun terpaksa dipasangkan muka Brio yang kebetulan ongkos produksinya murah. Nah, sedangkan di Sienta saya merasa si desainer ingin membuat mobil keluarga yang funky looking dan tidak ada yang menghalanginya to do just that. Me like.

Trim-trim plastik hitamnya memang agak overdone di beberapa sisi but I can live with it. And I like how the orange paint suits this car and those contrasting A-pillars. Kalau bagian yang kurang cocok mungkin saya bisa bilang skirts yang ada di bawah mobil ini semuanya kelihatan sekali tempelan TAM, bukan ide asli si desainer. Alias kurang matching.

TAM ADJUSTED INTERIOR

Gambar di atas adalah interior Sienta versi JDM. Dibuat seakan-akan floating di bagian tengah dengan cubby hole tambahan untuk penyimpanan di balik floating centre console tersebut. Disitu juga ada bulatan yang bisa dibuka untuk kemudian menjadi gantungan untuk kantong belanjaan anda yang mungkin tidak mau anda simpan di bagasi. Misalnya telur, eskrim, atau strawberry.


Nah ini adalah interior Sienta Q yang saya coba tadi pagi. Bagian tengahnya nampak lebih normal. Ga ada yang floating-floatingan, shifter kembali ke bawah dengan label PRNDM ala toyota jadul. Kabarnya hal ini dilakukan untuk mengakomodasi shifter MT yang menurut saya sih paling hanya mengisi sebagian kecil dari pasar Sienta. Saya agak menyayangkan hal ini sih, karena saya suka gantungan kantong belanjaan isi telor yang ada di versi JDM. FYI, saya orang yang suka bingung kalau habis beli telor.

Nah versi TAM juga mendapatkan fake stitching dibandingkan fabric upholstery asli yang ada di versi JDM. Lumayan menggelitik kenapa TAM sering sekali ngasih beginian. Mungkin orang Indonesia lebih suka yang palsu kah? Yang jelas mungkin saya termasuk minority karena saya tidak suka plastik yang dijahit begini. Plastik kok dijait.


Soal penyimpanan saya rasa mobil ini sangat baik. Lihat boot openingnya yang luas sekali. Mekanisme pelipatan jok baris ketiganya juga pintar, memungkinkan jok baris ke 3 dan ke 2 dilipat rata tanpa jejak. Cocok bagi anda yang suka membawa sepeda atau surf board. Jangan lupa cubby hole yang saya buka di foto atas juga chilled loh. Lumayan buat sekaleng atau dua kaleng Radler setelah sepedaan.

Di baris ketiga cukup pas pasan spacenya untuk saya yang tingginya hampir 180cm. Tapi enaknya kaki tidak terlalu gantung, meskipun menurut saya baris ketiga ini agak sulit diandalkan untuk perjalanan yang jauh.
Oiya untuk sistem infotainment nampaknya sama dengan Innova tipe G. Tapi yang saya rasa sepertinya yang di Sienta ini lebih responsif responnya. Sayang, mobil ini belum mendapatkan rear view camera even di tipe Q.
AT THE DRIVER'S SEAT


"Hello" sambut Adele layar MID menyambut saya saat memencet start button. Mesin mobil ini NR 1.5 liter, sama seperti Veloz tapi menurut saya mounting dan peredamannya lebih oke karena rasanya tenang sekali di idle. Bedanya dengan Veloz, mesin ini dipasang tranversal dan mendapatkan engine cover plastik yang lumayan sedap dipandang dan setidaknya membuat anda berpikir ini adalah mesin yang sangat green. Posisi mengemudinya tentu saja agak tinggi, tapi seperti yang om adityawei bilang di reviewnya, posisi mengemudinya mirip hatchback. Cukup menyenangkan tentunya untuk para mamah muda karena rasanya mobil ini seperti bukan mobil yang besar. Saya cukup suka posisi mengemudinya, stirnya juga enak untuk dipegang. Cukup jarang saya menyukai posisi mengemudi Toyota.

Mulai berjalan saya pun menemukan masalah mobil ini. Mobil ini L-A-M-B-A-T. Mobil ini oke lah untuk berjalan di kota dengan "mamah-muda-pace" tapi once you want to go faster than that you'll left wanting for more power. Untuk santai sih enak, CVTnya halus sekali, mesin halus dan remnya juga surprisingly easy to modulate. Sangat terlihat mobil ini sangat menginginkan anda mengemudi dengan halus dan santai.
Bagaimana kalau saya ingin sedikit nakal? Ah sebaiknya lupakan, karena memang mobil ini selambat itu. Setelah U-turn pun saya terpaksa menginjak pedal gas lebih dalam dan CVT pun mengijinkan RPM naik agak banyak untuk berakselerasi agak cepat. Flat out mobil ini tidak terasa cepat sama sekali dan mesinnya berubah agak coarse diiringi sedikit CVT whine. Pindah mode ke M pun tidak banyak perubahan, rasio 1 nya panjang sekali dan menurut saya tinggalkan di D saja lebih baik. Buang buang energi saja menggunakan 7 speed mode mobil ini. Nah meskipun mobil ini lambat, once you got up to speed anda akan mengapresiasi kestabilan mobil ini yang surprisingly baik. Cukup bagus tuningnya menyembunyikan fakta bahwa mobil ini beratap tinggi. Remnya juga bagus, bites well and nicely biased. Seperti yang saya bilang, bisa dimodulasi dengan mudah remnya. Nice. Untuk menghadapi tikungan, bodyroll masih ada sedikit tapi cukup baik untuk mobil seperti ini. Tentu saja steeringnya no feel karena, well, who needs steering feedback in this kind of thing?
IS IT COMFORTABLE?

Well dampingnya lumayan bagus. Sound insulationnya juga bagus untuk kelas under 300 juta. Meskipun begitu, tipikal mobil dengan torsion beam di belakang masih terasa. Kadang masih terasa agak harsh dan kurang seragam responnya antara depan dan belakang. Goyangan ala B-segment hatchback melewati road undulation juga kadang lumayan terasa disini.

Sebenarnya masalah mobil ini bukanlah di suspensinya yang kalau saya bilang sudah cukup oke. Masalahnya ada di ketiadaan arm rest di seluruh penjuru mobil. Bahkan center console box pun tidak ada. Penumpang baris kedua juga dibuat cukup menderita karena benar-benar tidak ada tempat untuk menyandarkan tangan. Untungnya legroom di baris kedua lumayan lega dan joknya cukup tebal.
CONCLUSION
I like this car. Pertama kali saya lihat di internet aja saya suka. Tapi sayang beberapa "penyesuaian" nya kok terasa malah kurang sesuai ya. Arm rest yang hal cukup penting pun terkena "penyesuaian".
Overall saya rasa ini mobil yang bisa menjalankan fungsinya dengan baik, spacious, comfy, compact, good looking, and it's a Toyota. Harganya juga masih under 300 juta. Saya rasa mobil ini akan terjual dengan cukup baik.