

maaf driving impression tidak terlalu detil karena well ya terburu2

Karimun Wagon R GS AGS
Jangan tanya kenapa namanya berima gitu, mungkin terinpirasi dari S = Sport ?

AGS itu singkatan Auto Gear Shift, jadi bukan Automatic Transmission. bingung? sederhananya Perpindahan gigi saja yang otomatis sisanya ngga, lah bedanya apa dengan matik biasa? banyak sekali, basically ini transmisi manual yang dipasang auto shift module yang dikontrol secara elektronis. jadi gampangnya lagi: yang nginjek kopling itu komputer

Interior
ya mobil ini luarnya aja bagus, dalamannya ya standard mobil "murah". Walau saya masih appreciate setidaknya kualitas material masih lebih niat daripada datsun, ini mungkin levelnya setara agya ayla. Sudah ada power window depan tanpa outer mirror electric, yang sialnya lagi cara setelnya itu toel2 cerminnya, tanpa ada stik kecil nongol di dalem jadi percayalah adna kemungkinan besar akan keluar duit lagi untuk pasang electric mirror.
liat ke dalam nuansa kabin masih khas city car suzuki yang terkenal dengan lega dan akomodasinya. design dashboard memang gitu2 aja kotak2 ya cukuplah untuk sekedar commuter kesana kemari di dalam kota. Bangku flat datar tanpa ada setelan ketinggian bikin pas nyetir agak bingung ini mobil kok tinggi amat ya. positifnya tentu karena tinggi jadi berasa commanding position, ga berasa diintimidasi traffic karena rendah.
Panel speedo ketambahan sebaris LCD dengan petunjuk posisi gear. Transmission stick mirip swift AT lama atau suzuki lainnya, tanpa ada indikator P. Karena well ini manual hanya diotomatiskan.
Driving
Injek rem dalam2, lepas rem tangan, masukin D, eh ga jalan, ternyata mesti digas dikit, ternyata ga bisa creeping total seperti mobil matik. bisa si tapi jadi harus rajin bolak balik injek gas dan rem, agak sedikit menyusahkan tapi mungkin ini butuh waktu kebiasaan saja.
injek gas halus untuk rasakan perpindahan gigi ternyata ga jerky2 amat, hanya memang ga seperti normal yang linear ini cenderung bergelombang naik turun karena ketika shifting ada terasa sedikti loss seperti halnya lepas gas, injek kopling, masuk gigi, lepas kopling. nah problemnya ada pada saat lepas gas, itu transmisi ogah turun sama sekali, malah makin meluncur seperti mobil manual yang injek kopling pas lagi jalan

Tapi hal ini tertolong oleh respon rem yang oke sekali untuk ukuran mobil kecil, dimuati 3 orang dewasa pun ga terasa bodoh kaya avanza, ini tepat banget

coba maenin manual modenya. menarik ternyata ini lebih ke arah sequential gearbox daripada tip tronic murni, seperti misalnya: ga bisa langsung shift ke gigi dua dari stop mesti satu, atau loncat langusng ke 4 atau 3 pas jalan pelan. ya lumayanlah untuk sekedar meringankan kaki kiri untuk injek kopling. asiknya respon pindah gigi lebih cepat daripada full auto mode, entah kenapa bsia gitu, padahal saya tetep sambil injek gas terus shift up.
yang bikin kagok itu pas berhenti di lampu merah. masuk N, rem tangan, masuk D, lepas rem tangan, injek gas ternyata mobil ga mau jalan karena safety

Pengendaraan dalam kota normal sendiri tidak terasa kalau ini mobil manual everything is normal, dibilang jerky sekali tidak, seperti mobil transmisi matik jadul yang kalau kick down lemot, engine brake minim tapi dengan power loss minim sekali. proses shift up shift down semuanya normal, stop n go pun sama, mungkin mirip DSG atau DCT? entahlah saya ga pernah cobain mobil dengan transmisi jenis ini.
engine performance matching lah dengan kebutuhan mobilnya sendiri, ga terlalu lincah juga ga terlalu lemot. mungkin karena memang ini aslinya manual hanya urusan shifting dikontrol oleh komputer jadi tidak terasa boyo akibat power loss transmisi matik konvensional.
overall reminds me of playing wangan midnight arcade



Comfort
bantingan so so, diajak belok patah udah berasa limbung, karena agak tinggi, dan cukup empuk hanya ketemu speed bump malah kelewat keras jadinya bisa jadi faktor body yg ringan atau spring rate yang kelewat keras. EPS memang terasa kosong hampa tapi saya suka dengan rationya pas aja untuk belok2 dalkot, lincah sekali. soal AC top lah, adem bener

Overall
Opsi menarik di kelas 140 jutaan. Walau saya pribadi mikir, mungkin idealnya pake CVT atau transmisi konvensional saja daripada transmisi "tanggung" kaya gini. Keunggulan di segi perawatan yg tidak perlu ganti oli matik rutin cukup ganti plat kopling saja seperti biasanya (kata sales) menurut saya memang agak seimbang dengan performa di jalanannya yang terasa "aneh" seperti ga bisa merayap halus, nanjak harus sambil injek rem/pake rem tangan karena ketika masuk ke D maka pasti mundur akibat ga bisa setengah kopling, butuh trik2 khusus yang tentu seiring waktu saya yakin bisa dihandle penggunanya.
hanya overall package diluar transmisi menurut saya menarik. apalagi bicara kelegaan kabin yang diatas rata2 kelasnya, tampilan luar pun menarik.
-----------------
Foto2 dibawah ini bukan Karimun Wagon R GS AGS tapi varian blind van-nya


Karimun Wagon Blind Van ini varian antik, beneran antik, karena di indo mana ada mobil 4 pintu 2 baris yang ada varian blind van

Sempet terpikir asik juga kalau harganya bisa 100 juta kurang, buat dagang panci di pasar tumpah/antar jemput pet shop/micro food truck/kurir jarak dekat seperti gojek cs, tapi ternyata 120 juta OTR dimari






